• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Pengertian.Pengawasan Internal

Pengawasan yang berasal dari kata awas yang juga berarti penjagaan.

Istilah pengawasan juga dikenal di dalam ilmu manajemen dan dalam bidang ilmu administrasi, yaitu merupakan salah satu aspek dalam urusan pengelolaan.

George.R.Terry (2006:395) berpendapat bahwa istilah control, yang dikutip Muchsan,,,bahwa pengawasan adalah kegitam untuk menentukan keberhasilan sesuatu yang telah dilakukan, dievaluasi dan menerapkan tindakan yang korektif, dan apabila diperlukan maka dinilai dan dipastikan apakah sudah sejalan dengan rencana-rencana yang telah ditetapkan.

Menurut..Victor..Situmorang (2004:8), bahwa pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen, mekanisme pengawasan dalam organisasi adalah mutlak dilakukan. Pelaksanan rencana dan program kerja tanpa adanya suatu system atau pengawasan secara intensif yang berkesinambungan, maka akan berdampak negatif, atau mungkin tidak akan mencapi tujuan dan sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya.

Handayanigrat (2015:144) menjelaskan bahwa ruang lingkup pengawasan bisa dibedakan dalam dua bagian, pertama pengawasan dari dalam lingkungan itu sendiri (Internal Control) dan kedua pengawasan yang berasal dari luar lingkungan itu (Eksternal Control). Pengawasan yang dari dalam

yaitu pengawasan dilakukan oleh unit pengawas yang terbentuk didalam organisasi itu sendiri. Aparat dalam unit lingkungan itu bertindak atas nama organisasi. Pengawasan intern, secara luas dibagi dalam dua bagian yaitu pengawasan akuntan dan administratif. Pengawasan intern sebagai alat yang membantu pimpinan atau ketua organisasi untuk melakukan tugas-tugasnya serta fungsinya, sehingga tujuan dancita-cita organisasi dapat tercapai dengan maksimal.

Menurut..Mulyadi (2008:163), menjelaskan bahwa pengawasan intern meliputi struktur/susunan dalam organisasi, ukuran dan metode yang dikordinasikan dalam menjaga dan memelihata kekayaan atau aset organisasi, mengecek kecermatan dan keakuratan data-data akuntansi, mendorong efektifitas dan efisiensi serta mendorong pada ketaatan pada kebijakan-kebijkan manajemen.

Menurut..Nizar Ali (2009:96), bahwa pengawasan.untuk kontrol birokrasi ataupun organisasi wajib dilakukan dengan baik dan benar. Apabila diabaikan, maka dapat berdampak buruk bagi orgaisasi/birokrasi itu. Dalam beberapa definisi terkait pengawasan internal ada beberapa konsepsi dasar, antara lain:

1) Pengawasan intern adalah suatu proses dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Pengawasan secara internal bukan merupakan suatu tujuan tetapi bagian dari rangkaian suatu kegiatan atau tindakan bersifat pervasif dan menjadi bagian tidak boleh dipisahkan.

2) Pengawasan secara internal dilakukan oleh orang dari setiap jenjang dan tingkatan organisasi.

3) Pengawasan secara intern adalah untuk mencapai tujuan yang saling berhubungan, diantaranya ketaatan, operasi dam pelaporan kegiatan keuangan

Menurut Statement on Auditing Standard (SAS, bahwa pengawasan secara internal adalah :

1) Pengawasan dalam administrasi yang terdiri dari prosedur, struktur organisasi dan catatan yang berkaitan dengan proses dalam mengambil keputusan dalam pelaksanaan transakasi yang telah diotorisasi manajemen.

2) Pengawasan dalam akuntansi yang terdiri dari prosedur, struktur organisasi dan catatan yang berkaitan dengan kegitatan dalam menjaga dan memelihara keamanan aktiva dan catatan keuangan perusahaan yang terpercaya.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa pengawasan secara internal adalah proses dalam mewujudkan tujuan khusus yang dilakukan oleh seseorang, pengawasan internal yang tidak hanya meliputi pedoman kebijakan dan formulir, tetapi dilakukan oleh orang pada setiap tingkatan organisasi.

Pengawasan secara internal terdiri atas lima komponen yang saling berkaitan. Komponen-komponen tersebut bersumber dari cara-cara pimpinan dalam organisasi melaksanakan tugasnya. Maka dengan itu, pada komponen tersebut berhubungan dalam proses-proses manajemen. Komponen itu sebagaimana yang dikutip oleh Santoyo Gondidoyoto (2009) yaitu:

1. Lingkungan.Pengawasan

Merupakan perwujudan suatu iklim manajemen di mana sejumlah orang melaksanakan kegiatan dan tanggungjawab pengendalian. Faktor lingkungan pengendalian ini termasuk integritas, etika, kompetensi, pandangan dan philosopi manajemen dan cara manajemen membagi tugas dan wewenang/tanggungjawab serta arahan dan perhatian yang diberikan pimpinan puncak.

2. Penaksiran Resiko

Setiap entitas, dalam melaksanakan aktivitas menghadapi berbagai resiko, baik internal maupun eksternal yang harus diperhitungkan terkait dalam mencapai tujuan sehingga membentuk suatu basis penetapan bagaimana resiko tersebut seharusnya dikelola. Penaksiran risiko mensyaratkan adanya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

3. Aktifitas Pengawasan

Meliputi kebijakan dan prosedur yang menunjang arahan dari manajemen untuk diikuti. Kebijakan dan prosedur tersebut memungkinkan diambilnya tindakan dengan mempertimbangkan risiko yang terdapat pada seluruh jenjang dan fungsi dalam organisasi. Didalamnya termasuk berbagai jenis otorisasi dan verifikasi, rekonsiliasi, evaluasi kinerja dan pengamanan harta serta pemisahan tugas.

4. Informasi dan Komunikasi

Informasi yang relevan perlu diidentifikasikan, dicatat dan dikomunikasikan dalam bentuk dan waktu yang tepat, sehingga

memungkinkan pelaksanaan tanggungjawab yang baik oleh anggota organisasi. Sistem informasi menghasilkan laporan tentang kegiatan operasional dan keuangan, serta ketaatan terhadap peraturan yang berlaku dalam rangka melaksanakan dan mengendalikan pelaksanaan tugas.

5. Pemantauan

Pemantauan adalah suatu proses yang mengevaluasi kualitas kinerja Sistem Pengendalian Manajemen pada saat kegiatan berlangsung. Proses ini diselenggarakan melalui aktivitas pemantauan yang berkesinambungan dan melalui pengawasan (audit) intern atau melalui kedua-duanya.

Sedangkan menurut PP No. 60 Tahun 2008 tentang pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP.

Berdasarkan uraian dan beberapa pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengawasan internal dalam suatu lembaga atau organisasi pemerintah merupakan fungsi staf yang melakukan penilaian secara bebas atau tidak memihak dalam suatu organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi seluruh aktivitas dan melaporkan hasil pekerjaannya tersebut kepada manajemen sebagai suatu jasa pelayanan, dan bertanggung jawab penuh kepada manajemen.

b. Tujuan Pengawasan Intern

Satuan pengawasan internal sebagau unit dalam suatu organisasi ntuk membantu pelaksanaan manajemen dalam melakukan pengendalian dan pengawasan secara independen serta mamberikan masukan dan saran

perbaikan dalam meningkatkan capaian kinerja dalam organisasi. Usaha untuk menjamin pelaksanaan tujuan sangatlah penting sebagai upaya menghindari kecurangan, kesalahan informasi yang akan mengakibatkan kerugian lembaga ataupun organisasi.

Menurut..Mulyadi (2001:63) bahwa tujuan dalam pengawasan intern terbagi dalam dua bagian, yaitu:

1. Pengawasan internal akuntansi merupakan bagian dari sistem pengawasan internal, meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.

Pengawasan intern akuntansi yang baik akan menjamin keamanan kekayaan para investor dan kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.

2. Pengawasan internal administrasi yang terdiri dari struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.

Menurut Situmorang (1994:22 ) tujuan pengawasan intern yaitu:

1) Untuk mengetahui proses pekerjaan apakah sudah berjalan baik atau tidak.

2) Upaya dalam memperbaiki kesalahan oleh karyawan dan melakukan upaya pencegahan.

3) Untuk mengetahui penggunaan anggaran sudah tepat sasaran.

4) Untuk mengetahui pelaksanaan kinerja sesuai dengan program yang telah ditetapkan.

5) Untuk mengetahui hasil capain pekerjaan, lalu kemudian dibandingkan standard dan rencana yang ada.

Berdasarkan uraian beberap pendapat tersebut maka disimpulkan bahwa tujuan pengawasan intern yaitu upaya untuk mengetahui proses pelaksanaan dan hasil pekerjaan dan untuk mengukur segala sesuatu dengan rencana dan prosedur yang telah ditetapkan.

c. Pengawas Intenal Yang Efektif

Pengawasan merupakan kegiatan secara sistematis dalam menetapkan standar dan prosedur dengan tujuan perencanaan. Membangun dan merancang sistem informasi dua arah (umpan balik), melakukan perbadingan terhadap kinerja seacra faktual dengan prosedur dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Menentukan dan melihat apabila ada dugaan atau terdapat penyimpanan/penyalagunaan dan mengukur dampaknya, serta melakukan tindakan yang dibutuhkan sebagai jaminan pembedayaan secara utuh terhadap sumber daya yang dipergunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut.Sarwoto (2010:28), pengawasan yang efektif dan efisien, dapat diukur antara lain:

1. Data yang akurat sebagai pedoman yang valid.

2. Tepat waktu

3. Obyektif dan menyeluruh

4. Terpusat pada bidang penyimpangan dan penyalagunaan yang sering terjadi.

5. Fakta dan reealistis secara ekonomi, yaitu biaya pengawasan yang lebih rendah.

6. Realistis organisasi, sesuai fakta dan kenyataan dalam organisasi.

7. Tata kelola dengan baik dalam aliran kerja.

8. Tidak bersifat kaku (feksibel), penyesuain kondisi dan perubahan yang ada.

9. Petunjuk dan operasional harus dapat memperlihatkan deviasi standar.

10. Dapat diteima disetiap anggota dalam organisasi, mampu mengarahkan bertangung jawab dan berprestasi.