• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Inspektorat Prov. dalam pelaksanaan pengawasan internal terhadap Instansi Pemerintah Provinsi Sulewesi Selatan

Tabel 4.3.

Pejabat Fungsional dan Staf Wilayah III Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan Berdasarkan Jabatan dan Pangkat/Golongan

No Jabatan Pangkat/Golongan Jumlah

1. Auditor Madya IV 6

2. Auditor Muda III 4

3. Pengawas Muda III 4

4. Analisis Intern Pemerintah III 5

Jumlah 19

Sumber: Inspektorat Prov.Sulawesi Selatan, 2019 Tabel 4.4.

Pejabat Fungsional dan Staf Wilayah IV Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan Berdasarkan Jabatan dan Pangkat/Gol.

No Jabatan Pangkat/Gol. Jumlah

1. Auditor Madya IV 5

2. Auditor Muda III 5

3. Auditor Kepegawaian Madya IV 1

4. Pengawas Madya IV 8

5. Pengawas Muda III 2

Analisis Intern Pemerintah III 2

Jumlah 23

Sumber: Inspektorat Prov. Sulawesi Selatan, 2019

B. Peran Inspektorat Prov. dalam pelaksanaan pengawasan internal

pemantauan, dan urusan pengawasan lain. Inspektorat Prov. Sulsel bertanggung jawab secara langsung terhadap Gubernur Sulsel untuk meyakinkan bahwa pelaksanaan kegiatan Pemda dan kegiatan keuangan secara internal pada setiap SKPD di Sulawesi Selatan, sudah sesuai tolok ukur dan sudah efektif serta efisien dan sudah sesuai peraturan yang berlaku.

Pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian terkait tugas dan fungsi pengawasan internal Inspektorat tersebut khusus pada rangkaian kegiatan pengawasan internal dalam bidang audit, reviu, pemantauan, dan evaluasi terhadap SKPD di Provinsi Sulawesi Selatan, sebagai berikut :

a. Pelaksanaan Audit

Pelaksanaan kegiatan audit terhadap SKPD merupakan program wajib Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan dalam melaksanakan pengawasan inten, dan setiap tahun ditetapkan dalam Program Kegiatan Pengawasan Tahunan (PKPT) inspektorat. Dalam pelaksanaan kegiatan audit pada setiap SKPD Provinsi Sulawesi Selatan dilaksanakan secara regular. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan Kepala Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan (H. Salim), mengungkapkan bahwa:

“Audit atau pemeriksaan terhadap SKPD adalah program wajib yang ditetapkan di PKPT Inspektorat Sulsel, sehingga dilaksanakan pemeriksaan secara regular sebagai bagian dari urusan pelaksanaan pengawasan internal yang berkala, secara periode di seluruh SKPD yaitu 44 SKPD yang ada di Prov. Sulsel saat ini”.

(Wawancara tanggal 21 Agustus 2019)

Dari hasil wawancara tersebut, telah diketahui bahwa audit dilaksanakan pada setiap instansi pemerintah daerah/SKPD Provinsi Sulawesi Selatan sebagai kegiatan pengawasan internal yang berkala dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah. Lebih lanjut hasil wawancara dengan Pembatu Wilayah IV Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan (Syarifuddin Kitta), menjelaskan bahwa:

“…kegiatan audit terhadap SKPD dilaksanakan sebagai bentuk pengawasan yang diharapkan untuk menekan adanya penyimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang tidak sesuai dengan regulasi yang ada, dan pelaksanaan audit ini terdiri dari penyelenggaraan pengelolaan keuangan, audit kinerja SKPD dan audit khusus”.

(Wawancara tanggal 21 Agustus 2019)

Dari hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa audit dilaksanakan disetiap SKPD bertujuan untuk menyelenggarakan pemerintahan daerah sesuai peraturan perundang-undangan berlaku. Kegiatan audit tersebut terdiri dari audit internal pengelolaan keuangan, audit kinerja dan audit khusus terhadap SKPD Provinsi Sulawesi Selatan.

Lebih lanjut dalam penelitian bahwa proses dan kegiatan audit yang dilaksanakan oleh Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu:

1) Audit bidang..keuangan

Audita atau pemeriksaan keuangan pada laporan keuangan, pada prinsipnya bertujuan dalam mengeluarkan opini independen, akan tetapi audit keuangan yang dilaksanakan Inspektorat Sulawesi Selatan terhadap SKPD yaitu bukan untuk memberikan opini, namun lebih kepada pembinaan.

Berkaitan dengan hal tersebut sesuai hasil wawancara dengan Kepala Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan (H. Salim), mengungkapkan bahwa:

“…bagi auditor dalam aspek keuangan tertentu tidak untuk memberikan dan mengeluarkan opini, tetapi untuk memberikan pembinaan dan keyakinan dalam kegitan keuangan, apakah sudah terlaksana sesuai ketentuan yang berlaku”.

(Wawancara tanggal 21 Agustus 2019)”.

Seorang auditor wajib menggunakan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara atau Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) sebagaimana diatur pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Sementara pemeriksaan pada bidang keuangan tertentu, adalah audit atas aspek tertentu pengelolaan keuangan yang diselenggarakan oleh SKPD untuk menyakinkan bahwa kegiatan keuangan terlaksana sesuai aturan.

Pemeriksaan keuangan pada SKPD Sulawesi Selatan, antara lain sebagai berikut:

- Pemeriksaan laporan keuangan.

- Pemeriksaan laporan biaya dan pendapatan.

- Pemeriksaan laporan pengeluaran dan penerimaan kas.

- Pemeriksaan laporan permintaan anggaran dan aktiva tetap.

- Pemeriksaan keuangan/dana dekonsentrasi.

- Pemeriksaan keuangan lain-lainnya.

2) Audit/Pemeriksaan kinerja SKPD

Pelaksanaan pemeriksaan kinerja terhadap SKPD atas fungsi dan tugas-tugasnya terdiri dari aspek ekonomi, efektifitas dan efisiensi serta ketaatan peraturan yang ada. Audit/pemeriksaan kinerja terhadap SKPD Sulawesi Selatan, antara lain:

- Post pemeriksaan dengan sasaran ekonomi, efektifitas, efisensi, dan ketaatan terhadap peraturan yang ada.

- Pemeriksaan kinerja dalam pelaksanaan dan penyusunan anggaran

- Pemeriksaan kinerja pada penyaluranm penerimaan, penyaluran, dan penggunaan anggaran

- Pemeriksaaan kinerja pada asset dan kewajiban - Pemeriksaan operasional

- Pemerkisaaan transparansi dan akuntabilitas 3) Audit/Pemeriksaan khusus

Sementara pada bagian audit khusus yang dilaksanakan Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan adalah bertujuan tertentu, anatra lain sebagai berikut :

- Pemeriksaan pada tindak kecurangan atau kegiatan yang melanggar dan melawan hukum.

- Pemeriksaan investagatif

- Pemeriksaan pada KKN/kecurangan/Pemeriksaan forensik/

investigatif sebagai kelanjutan.

- Penyelesaian proses TGR dan TP.

- Pemeriksaan pada indikasi pemborosan anggaran.

- Pemeriksaan karena pengaduan masyarakat.

- Membantu penghitungan kerugian keuangan Negara (Pemeriksaaan PPKN)

- Pengecekan dan pemeriksaan pada atas pengaduan kasus dugaan penyimpangan

- Pemeriksaan pengelolaan asset

- Pemeriksaan kepegawaian

- Kajian sistem pengendalian dan manajemen pengawasan - Pemeriksaan berkala

Barkaitan dengan uraian tersebut di atas, bahwa pelaksanaan audit pada SKPD, menurut hasil wawancara dengan Kepala Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan (H. Salim), menjelaskan bahwa :

“Pelaksanaan audit terhadap SKPD, sudah berjalan dengan sesuai aturan dan standar audit baik dalam audit kineja maupun audit internal penyelanggaraan pengelolaan keuangan SKPD dan audit khusus yang mengacu pada Permenpan No.PER/05/M.PAN/03/2008 tentang standar audit internal oleh APIP”.

(Wawancara tanggal 23 Agustus 2019)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, menujukkan bahwa sebelum pelaksanaan audit terhadap instansi pemerintah/SKPD terdapat beberapa tahapan.

Sejalan dengan hal tersebut hasil dengan Inspektorat Pembatu Wilayah I (Hj. Andi Rahmania), mengungkapkan bahwa :

“…tahapan audit, baik audit kinerja maupun pengeloaan keuanga oleh SKPD, yaitu dilaksanakan dengan perencanaan yang matang, kemudian dilakukan pengorganisasian dan pembentukan tim khusus yang punya sertifikasi atau Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter), dan dalam pelaksanaanya diharuskan mengikuti standar dan metode audit yang sudah ditetapkan mulai dari tahap perencanaan sampai pada laporan dan rekomendasi hasil audit”.

(Wawancara tanggal 22 Agustus 2019)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut juga diperkuat dengan data yang diperoleh dan wawancara dengan Sub Bagian Administarsi Umum (Darmawangsa Dahlan) dan Sub Bagian Perencanaan (Aripuddin) di Kantor Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan, bahwa tahapan-tahapan audit yang

dilakukan oleh Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan terperinci dan mengacu pada standar audit dan Perda Prov. Sulawesi Selatan No. 6 Tahun 2013 mengenai Perubahan pada Perda Prov. Sulawesi Selatan No. 9 Tahun 2008 mengenai tata kerja dan organisasi Inspektorat, sebagai berikut :

1. Tahapan pelaksanaan audit Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan 1) Pembentukan Tim

Pembentukan tim tersebut berupa surat perintah yang dikeluarkan oleh Kepala Inspektorat atas nama Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan yang berisi struktur tim, raung lingkup, waktu dan kewajiban tim, sebagai berikut:

a) Penetapan tim.

b) Tanda tangan surat perintah tim an. Gubernur.

c) Menerima hasil pemeriksaan dan koordinasi ketua tim.

d) Reviu pelaksanaan pemeriksaan.

e) Tanda tangan Laporan Hasil Pemeriksaan.

f) Paraf surat Gubernur.

g) Pertanggungjawaban kegiatan pemeriksaan.

2) Pemberitahuan

Pemberitahuan kepada audiatan yang dilakukan selama 2 pekan sebelum melaksanalan pengawasan. Pemberitahuan terkait waktu pelaksanaan pemeriksaan, jangka waktunya pemeriksaan dan nama auditor/pemeriksa yang akan bertugas. Pada tahap pemberitahuan

dilampirkan daftar-daftar permintaan data dan informasi yang diperlukan dalam survei awal.

3) Survei

Proses yang dilakukan sebelum adanya pemeriksaan, yaitu inspektorat mensurvei program kerja dari SKPD Prov.Sulawesi Selatan, lalu akan dijadikan obyek sasaran audit dilaksanakn oleh tim pemeriksa.

Hal ini dilakukan dalam selama (1) satu pekan.

Hal tersebut sejalan dari hasil wawancara Abel Rante (Sekretaris Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan) menjelaskan bahwa :

“…pihak Inspektorat melakukan survei langkah awal dalam proses audit dengan tujuan mengumpulkan data-data yang sesuai kegitan objek yang mau diaudit yang menjadi dasar-dasar untuk menyusun proker audit. di saat kami melaksanakan survei yaitu waktunya satu pekam dalam memperoleh data-data di SKPD yang mau diaudit”.

(Wawancara tanggal 23 Agustus 2019)

Dalam buku pedoman oprasional pemeriksaan/audit regular Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2013, data yang perlu diambil dan dikumpul dalam survei awal, antara lain:

1) Data-data permanen seperti peraturann, struktur organisasi, uraian fungsi dan tugas, prosedur, kebijakan dan lain-lainnya.

2) Data-data sementara antara lain data keuangan, data kepegawaian, data perlengkapan, dan lain-lainnya.

3) Data-data menyangkut aktivitas objek yang diperiksa:

Hal yang sejalan ungkapan salah seorang auditor madya pada Kantor Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan (Hj. Murniaty Karim), mengatakan bahwa:

“Jangka waktu diperlukan untuk melakukan survei oleh tim audit sekitar seminggu. Pada jangka atau waktu tersebut tim audit melaksanakan pengambilan data-data yang dibutuhkan sebagai bahan dasar dan acuan pada saat audit dilakukan”.

(Wawancara pada tanggal 23 Agustus 2019).

2. Pelaksanaan audit

Pelaksanaan audit dilakukan oleh tim audit, pertama pembahasan perogram pemeriksaan dengan SKPD/OPD dengam menjelaskan maksud dilakukannya audit. Pelaksana menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan.

Berdasarkan pedoman pemeriksaan reguler Inspektorat Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan, program audit berfungsi sebagai berikut:

1) Rencana pemeriksaan sistematis 2) Landasan dan dasar penugasan.

3) Bahan-bahan pembanding bagi kepala bidang.

4) Bahan pembantu dan mebina kepala bidang dan penanggung jawab audit.

Susunan isi program audit

1) Informasi objek yang akan diperiksa.

2) Ruang lingkup dan tujuan.

3) Sasaran audit.

4) Laporan/BAB atau surat.

5) Instrruksi-instruksi khusus.

3. Kertas kerja dalam audit

Tugas ketua tim wajib mengisi hasil audit yang berupa surat temuan, kertas kerja audit dibahsa mengenai hasil audit/pemeriksaan dengan kepala

SKPD. Daftar-daftar.. temuan disusun sesuai urutan. Kertas Kerja Pemeriksaan merupakan data-data dan catatan yang telehh terkumpul dengan sistematis oleh ketua tim selama dalam pelaksanaan pemeriksaan, kertas kerja wajib mencerminkan langkah dan dasar-dasar pemeriksaan yang telah ditempuh tim audit. Segala bentuk kegiatan yang dilaksanakan, baik informasi yang telah diperoleh maupun kesimpulan dari hasil audit, dan pada pelaksanaan audit ketua tim wajib membuat Kerta Kerja Pemeriksaan.

Berdasarkan pedoman regular tahun 2013, program audit yang dituangkan dalam kertas kerja pemeriksaan berupa isi daftar temuan yang meliputi hal-hal antara lain Kondisi, Kriteria,, Penyebab terjadinya penyimpangan, Akibat penyimpangan, Komentar pejabat, dan Rekomendasi.

Sejalan dengan hal tersebut, hasil wawancara pada tanggal 20 Agustus 2019 dengan bagian pelaporan (Andi Fachri) menjelaskan bahwa pelaksanaan audit baik keuangan maupun kinerja oleh Inspektorat terhadap SKPD Provinsi Sulawesi Selatan sudah terkoordinasi dengan baik, dimana tim pemeriksa telah menetapkan beberapa temuan-temuan penyimpangan disetiap bidang-bidang untuk dilakukan ditindak lanjut dan diuji sesuai standar dan penyelenggaraan pengelolaan keuangan yang telah ditentukan.

Lanjut dalam penelitian ini, data-data yang telah diperoleh dalam penelitian ini bahwa secara umum hasil audit tahun 2019 berdasarkan PKPT Inspektorat Daerah terhadap SKPD/OPD Provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini dapat dilihat pada daftra tabel di bawah ini :

Tabel 4.5.

Temuan Hasil Audit No.

Komponen Sasaran Audit

(44 SKPD OPD)

Indikator Hasil

Audit/Pemeriksaan

1. Pengelolaan Keuangan

1. SKPD/OPD yang dianggap bersih dari penyimpangan keuangan material 2. SKPD/OPD yang

dianggap bersih dari penyimpangan asset material

1. 8 SKPD yang terdapat penyimpangan pengelolaan keuangan 2. 2 SKPD

yangterdapat penyimpangan pengelolaan ASSET 2.

Kinerja Urusan Penyelenggaraan Pemerintahan

Nilai EKPPD Pemerintah Prov

Sulsel

Tahap evaluasi

3.

SAKIP yang efektif di Prov.

Sulsel

Nilai akuntabilitas kinerja

SKPD Prov Sulsel Tahap evaluasi

4.

Penyelesaian dan Tindak lanjut Rekomi BPK dan Inspektorat

Penyelesaian dan tindak lanjut dari rekomendasi BPK dan temuan Inspektorat

30 % temuan belum ditindak lanjuti

5.

Kompetensi, disiplin dan etika Aparat

pengawasan

Aparat pengawas yang tidak melanggar kode etik Aparat pengawasan yang tidak melanggar Disiplin PNS

Tahap evaluasi

6.

Kordinasi dan

Sinergi pelaksanaan pengawasan

Kesesuaian tugas

pengawasdengan PKPT Tahapan Evaluasi Sumber data: Dokomentasi Inspektorat Prov. Sulsel 2019

Dari tabel tersebut di atas, menunjukkan bahwa pelaksaan pemeriksaan/audit terhadap SKPD/OPD Provinsi Sulawesi Selatan sudah dilakukan sesuai prosedur dan ketentuan telah ditetapkan. Berkaitan dengan hal itu, hasil wawancara dengan pihak Inspektorat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dalam pelaksanaan audit terhadap instansi pemerintah daerah/Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD), sesuai hasil wawancara dengan Kepala Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan (H. Salim), menjelaskan bahwa :

“Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan melaksanakan audit atau pemeriksaan internal secara berkala dan regular terhadap SKPD Provinsi Sulawesi Selatan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, termasuk audit terhadap aspek penyelenggaraan pengelolaan keuangan APBD, guna untuk meyakinkan bahwa kegiatan keuangan telah dilaksanakan sesuai aturan”.

(Wawancara tanggal 20 Agustus 2019)

Berdasarkan beberapa hasil wawancara dan data-data yang diperoleh pada penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa pihak inspektorat melaksanakan pemeriksaan/audit pada setiap SKPD Provinsi Sulawesi Selatan secara berkala berdasarkan PKPT Inspektorat, sudah berjalan secara obyektif dengan adanya hasil audit dan data yang akurat dalam penetapan temuan penyimpangan terhadap SPKD terkait penyimpangan penyelenggaraan pengelolaan keuangan dan asset daerah, sehingga hasil temuan dijadikan acuan didalam melakukan untuk tindakan lebih lanjut agar bentuk penyimpangan dapat ditekan.

b. Pelaksanaan Reviu

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pelaksanaan pemeriksaan/audit yang dilaksanakan Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan terhadap internal SKPD, maka penilaian berikutnya ialah pelaksanaan reviu atau kajian lebih

lanjut dari bukti dalam pelaksanaan kegiatan bertujuan untuk melihat bahwa pelaksanaan kegiatan tersebut telah sesuai rencana dan standar, ketentuan, serta norma yang ada.

Dari uraian di atas, berkaitan dari hasil wawancara bersama dengan Inspektorat Pembatu Wilayah I (Nur Ilham), mengungkapkan bahwa :

“Pelaksanaan reviu yang dilakukan Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan terhadap SKPD sudah akurat dan sudah melalui kajian mendalam terhadap bukti-bukti yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan, serta dapat dijadikan sebagai acuan dan pedoman untuk tindakan lebih lanjut”.

(Wawancara tanggal 21 Agustus 2019)

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dikemukakan di atas, menunjukkan bahwa dalam melaksanakan reviu dari data-data dan informasi yang telah diperoleh sudah akurat dan dapat dijadikan dasar dan sebagai acuan ataupun pedoman dalam melaksanakan tindakan lebih lanjut.

Lebih lajut dari hasil wawancara dengan Amiruddin (Inspektorat Pembantu Wilayah II), mengungkapkan bahwa :

“…saai ini kami telah melaksanakan reviu usuluan plafon anggaran SKPD, RKA SKPD sebagaimana amanah dari Permendagri 86 Tahun 2017 dan Permendagri No 10 Tahun 2018 kami melakukan beberapa reviu tehadap Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah.

Disamping itu juga kami juga melakukan reviu dari beberapa penyelenggaraan kegiatan SKPD yang dilakukan Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan sudah berjalan baik dan sesuai dengan standar dan prosedur yang ada melalui penelaan ulang bukti-bukti kegiatan dan data-data yang akurat, kemudian dicocokkan dengan standar pelaksanaan kegiatan yang sudah ditentukan”.

(Wawancara tanggal 21 Agustus 2019)

Dari hasil wawancara bahwa pelaksanaan reviu yang dilakukan sudah sesuai stasndar prosedur dan data yang di dapat di lapangan dan kemudian dari

data dan bukti-bukti yang didapat kemudian di uji keaslian data sebagai bahan reviu baik dalam RKA maupun hasil pelaksanaan kegiatan SKPD.

Lebih lanjut dalam penelitian ini, beradsarkan data skunder yang diperoleh dari Kantor Inspektorat Provensi Sulawesi Selatan, bahwa hasil pengawasan yang dilaksanakan terkait reviu terhadap penyelenggaraan kegiatan pada SKPD tahun 2018, antara lain :

1) Reviu atas laporan keuangan terhadap Dinas PU, Dinas Kehutanan, Dinas Pendapatan Daerah, BAPPEDA, dan Badan Kesabangpol Provinsi Sulawesi Selatan.

2) Reviu atas rencana kegiatan dan anggaran (RKA) pada BAPPEDA, Dinas PU, Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan 3) Reviu atas usulan revisi yang mengubah plafon anggaran Dinas PU dan

BAPPEDA dan Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan.

4) Reviu aspek kinerja lingkungan Dinas.Koperasi dan .UKM.

Dari beberapa hasil wawancara dan data skunder yang diperoleh diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan reviu terhadap pelaksanaan program kerja SKPD Provensi Sulawesi Selatan yang dilakukan oleh Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan telah berjalan secara baik serta sudah sesuai prosedurnya serta datanya sudah akurat dan dapat di pertanggungjawabkan.

c. Pelaksanaan Evaluasi

Dalam pelaksanaan pengawasan terhadap internal SKPD oleh Inspektorat, selain dari pelaksanaan audit dan reviu juga ditunjang oleh adanya pelaksanaan evaluasi atau monitoring hasil audit/pemeriksaan dan reviu untuk

menilai tingkat ketaatan objek pemeriksaan SKPD terhadap temuan. Oleh karena perlu penilaian mengenai pelaksanaan evaluasi yang dilaksanakan Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan terhadap SKPD.

Berkaitan uraian tersebut, dan dari hasil wawancara dengan salah seorang Pengawas Pemerintahan Madya (Hj. Rosita) pada Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan, mengungkapkan bahwa:

Pelaksanaan evaluasi terhadap SKPD dilaksanakan Inspektorat Sulsel dilaksanakan setiap tahun anggaran berdasarkan PKPT (Program Kegiatan Pengawasan Tahunan) pada setiap SKPD untuk mengukur capaian kinerja dan untuk mengetahui sejauhmana mereka melaksanakan tindak lanjut atau rekomendasi dari hasil temuan dalam audit dan hasil reviu berdasarkan ketentuan dan standa prosedur yang ada”.

(Wawancara tanggal 20 Agustus 2019)

Lebih lanjut hasil wawancara Kepala Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan (H. Salim), mengungkapkan bahwa :

“…dari hasil evaluasi saat ini baru sekitar 65% temuan.instansi telah ditindaklanjuti oleh SKPD yang terkait selama kurun waktu pengawasan 3 tahun terakhir (2016-2018), belum lagi pada tahun 2019 yang berjalan”.

(Wawancara tanggal 20 Agustus 2019)

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pelaksanaan evaluasi terhadap SKPD yang dilakukan setiap 6 (enam) bulan dengan tujuan untuk mengetahui capaian kinerja SKPD dan realisasi pelaksanaan tindak lanjut dari hasil temuan dalam audit dan hasil reviu. Hal ini untuk membandingkan prestasi dan hasil dari suatu kegiatan yang sesuai rencana, standar, dan norma yang ada, dan untuk menentukan faktor yang

mempengaruhi suatu keberhasilan ataupun kegagalan dalam urusan atau kegiatan untuk mencapai tujuan.

Pelaksanaan evaluasi terhadap kerja SKPD berdasarkan Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 mengenai Sistem.Akuntabilitas.Kinerja.Instansi Pemerintah.dan Permenpan No. 20 Tahun 2013 mengenai Perubahan Lampiran Permenpan No. 25 Tahun 2012 terkait Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Pergub Sulsel No. 14 Tahun 2013 dalam hal Pedoman Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di lingkup pemerintah Prov.Sulawesi Selatan dan Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan.

Sejalan dengan hal tersebut, pelaksanaan evaluasi oleh Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan terhadap SKPD berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang bagian analisis pengawas intern pemerintah (Hafsawati) pada kantor Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan, mengungkapkan bahwa:

“Pelaksanaan evaluasi sudah berjalan sebagaimana sesuai prosedur dan berdasarkan PKPT Inspektorat Provinsi yang sudah ditetapkan serta regulasi yang ada, namun tidak dapat dipungkiri bahwa pelaksanaan evaluasi belumlah terlaksana secara tepat waktunya dan belum sepenuhnya berjalan secara objektif karena kurangnya kordinasi SKPD termasuk dalam memberikan informasi dan data.”

(Wawancara tanggal 22 Agustus 2019)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut menggambarkan bahwa, dalam hal pelaksanaan evaluasi belum tepat waktu. Hal ini disebabkan karena lambatnya informasi yang diterima dan laporan pertanggujawaban SKPD dalam penyelenggaraan kegiatan. Selanjutnya dari hasil wawancara dengan bagian

analisis pengawas intern pemerintah pada Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan (Irwan Romo), menjelaskan bahwa:

“Pelaksanaan evaluasi yang dilakukan terkadang tidak sesuai waktu yang ditargetkan karena SKPD kadang lambat memberikan laporan hasil kegiatan baik dari tindak lanjut hasil temuan audit maupun hasil raviu RKA di masing-masing SKPD”.

(Wawancara tanggal 22 Agustus 2019)

Lebih lanjur dari penelitian ini, terkait hasil evaluasi yang dilaksanakan Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan terhadap SKPD/OPD berdasarkan tindak lanjut dari hasil pemeriksaan/audit pada setiap SKPD/OPD dengan pendekatan penilian internal mengacu pada Pergub Sulawesi Selatan No. 14 Tahun 2013 mengenai Pedoman Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di lingkup Pemerintah Prov. Sulawesi Selatan dan Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan.

Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa wawancara tersebut di atas, maka disimpulkan bahwa dalam melakukan evaluasi belumlah tepat secara waktu karena terkait koordinasi dan data-data yang masih kurang maksimal.

d. Pelaksanaan Pemantauan

Inspektorat..daerah dalam melaksanakan pengawasan internal kepada instasnsi/SKPD, selain melakukan audit, reviu dan evaluasi secara berkala.

Pemantauan yang merupakan tahap untuk menilai sejauhmana suatu kegiatan dan program telah mencapai sasaran dan tujuan yang telah..ditetapkan. Pijal inspektorat yang memiliki peran, secara administrasi yaitu dengan mencatat setiap perkembangan dari tindak lanjut hasil temuan. Inspektorat melakukan pemantauan juga mendorong perkembangan tindakan lebih lanjut serta

berkoordinasi bersama Pimpinan Instansi/SKPD secara.intensif dalam penanganan serta penyelesaian tindak lanjut sehingga dapat diselesaikan dalam batas waktu yang telah ditentukan.

Beradasarkan hasil wawancara dengan Kasubag Evaluasi dan Pelaporan pada Kantor Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan (H.Salim), mengungkapkan bahwa, sebagai berikut :

“Pelaksanaan pemantauan di SKPD atas dasar UU No. 15 Tahun 2004 mengenai Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab, serta UU No.

12 Tahun 2017 tentang Pembinaan..dan Pengawasan .Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Dan saat ini dari hasil pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan APIP semester II Tahun 2019 dilingkup SKPD Pemprov Sulsel, masih ada temuan-temuan sekitar 30%, baik temuan kegiatan keuangan maupun temuan-temuan administrasi yang belum dituntaskan atau belum selesai ditindaklanjuti, sementara masa tindak lanjut selama enam pulh hari telah dilewati”.

(Wawancara tanggal 23 Agustus 2019)

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pemantauan terhadap SKPD sudah berjalan dengan baik dengan adanya data dan informasi temuan hasil pemantuan dari SKPD yang belum ditindaklanjuti.

Selanjutnya dari hasil wawancara dengan bagian Analis Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (Besse Murliana) pada Kantor Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan, menjelaskan bahwa:

“…mengacu pada pasal 27 dalam PP No. 12 Tahun 2017 mengenai Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemda menyebutkan bahwa.temuan yang.tidak mendapatkan tindak lanjut akan lamgsung dilaporkan ke Wagub.. Terutama.temuan.yang.bernilai.uang, apabila.dalam enam pulu hari tidak mendapatkan tindak lanjut atau penyelesaian, pasti kami akan memberikan laporan kepada Wakil.Gubernur.selaku.Koordinator.Tindak.Lanjut.Hasil.Pemeriksaan.”

(Wawancara tanggal 22 Agustus 2019)