• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berujung Duka

Dalam dokumen Majalah Detik Edisi 9 (Halaman 72-77)

kriminal

Majalah detik 30 Januari - 4 februari 2012

S

eorang lelaki berkaos merah berjalan ke-sana kemari dengan bingung. Ia smembo-pong jenazah seorang anak kecil.

Dihampirinya setiap tubuh yang tergele-tak di trotoar dan bahu Jalan Hasyim Ashari, Jakarta Pusat. Pertama, ia mendekat tubuh perempuan ber-baju hitam yang sudah tak bernyawa.

Lalu, lelaki itu bergeser ke tubuh seorang laki-laki setengah baya. Dibolak-baliknya tubuh mayat itu un-tuk mengenali wajahnya.

Di sekitar lelaki berkaos merah itu tergeletak tu-buh orang luka-luka dan meninggal akibat ditabrak mobil Xenia bernopol B 2479 XI. Laki-laki itu lalu duduk di mobil bak terbuka. Ia berkali-kali menje-jalkan botol susu ke mulut bocah yang dibopongnya yang sebenarnya sudah meninggal.

Tak percaya anaknya telah meninggal, ia menem-pelkan telinganya di dada bocah laki-laki itu. Ia juga menyorongkan botol air susu ke mulut buah hatinya. Namun, tak ada tanda-tanda baik.

Lelaki itu adalah Teguh Hadi Utomo (31). Gerak-geriknya di video yang diambil pasca kecelakaan maut di Jl Hasyim Ashari pada Minggu 22 Januari 2011 lalu telah menguras air mata banyak orang. Rasa simpati pun berdatangan atas nasib yang menimpa Teguh, baik di dunia nyata maupun maya.

Teguh sangat terpukul. Bagaimana tidak, empat dari enam anggota keluarganya tewas dalam kecelakaan tragis itu. Se-lain Yusuf Sigit (2,5), anaknya, kecelakaan itu juga merenggut bibinya, Suyatmi (51), adik

sepu-Teguh memeriksa kondisi anaknya (youtube)

punya, Fifit Alfia Fitriasih (18), adik kandungnya yang tengah hamil tiga bulan, Nanik Riyanti (25).

Beruntung, sang istri, Siti Mukaromah (30), dan keponakannya, Keni (7) selamat dalam kejadian itu. Siti, yang mengalami patah tulang tangan dan kaki itu kini dirawat di ruang bedah Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakpus. Teguh, yang masih memar di kepala, terus mendampingi istrinya. Sementara, keluarga korban tewas telah dimakam-kan di Jepara, tempat tinggal Teguh.

Ditemui majalah detik pada Rabu, 25 Januari 2012, malam, Teguh tampak masih shock. Wajahnya juga terlihat kuyu dan kecapekan. Sejak peristiwa memi-lukan itu, ia mondar-mandir ke sana ke mari untuk mengurus keluarganya yang sakit maupun mening-gal. Hari itu, ia juga menerima kunjungan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Linda Agum

Gumelar, yang datang menjenguk.

Begitu repotnya, sampai-sampai kaos ob-long merah itu masih melekat di badan Teguh. Belakangan, Teguh mulai membatasi wawa-ncara dengan wartawan, termasuk kepada Siti yang sedang menjalani pemulihan pasca operasi. “Bukannya saya nggak memperbo-lehkan, tapi takutnya dia (Siti) malah ngedrop lagi,” ungkap Teguh.

Namun, Teguh mengaku kini ia sudah pasrah ditinggal pergi oleh anak kesayangan dan anggota keluarganya yang lain akibat ke-jadian Minggu itu. Awalnya, ia masih tak per-caya kalau liburannya besama anak, istri, dan adiknya, Nanik Riyanti, ke Jakarta berujung dengan duka.

Menurut buruh mebel dari Jepara ini, ia

Siti dirawat di ruang bedah RSPAD Gatot Subroto (detikfoto)

kriminal

Majalah detik 30 Januari - 4 februari 2012

tiba di Jakarta pada Sabtu 21 Januari 2012, sehari sebelum kejadian. Jakarta dipilih sebagai tempat li-buran, karena bapak ibunya, Rohmari Sugiyantini, dan saudara-saudaranya yang lain bekerja di ibu kota. Teguh berangkat ke Jakarta dengan menump-ang kereta api.

“Saya dijemput di stasiun sama Bapak. Bapak tinggal di Grogol,” katanya.

Hari Minggu itu, Teguh dan keluarga memulai acara tamasya di Jakarta. Rencananya, mereka akan mengunjungi Monas. Kerabat yang tinggal di Bogor, yaitu Suyatmi dan Fifit, juga ditelepon untuk ikut. Se-belum piknik bareng ke Monas itu, mereka terlebih dahulu berkumpul di rumah keluarga di Kali Pasir, Cikini.

Menjelang siang, rombongan keluarga itu pun be-rangkat ke Monas dengan berjalan kaki. Maklum an-tara Monas dan Cikini memang tak terpaut jauh. Saat

menyusuri trotoar Jl Hasyim Ashari, Teguh mengganden-gan tanmengganden-gan Keni sementara Sigit dalam gendongan Siti.

Ketika sampai di depan halte Kementerian Perda-gangan (Kemendag), datan-glah malapetaka itu. Teguh melihat sebuah mobil hitam dipacu kencang dari arah Gambir. Mobil itu berbelok naik ke trotoar dan mena-brak kerumunan bocah yang berada di depan rombon-gannya.

Mobil itu terus melaju

Lokasi kecelakaan maut (detikfoto)

ke arah rombongan Teguh yang berjalan berurutan. Malang tak dapat ditolak. Satu per satu, keluarganya terpental ke berbagai arah akibat diseruduk mobil Daihatsu Xenia yang dikemudian Afriyani Susanti (29) itu. Teguh sendiri juga terpental dan langsung sem-pat tak sadarkan diri. “Saya sudah langsung pingsan saja saat itu,” katanya.

Ketika kembali sadar, Teguh bergegas mencari anggota keluarganya. Pertama kali yang ia temukan adalah Sigit. Kemudian, ia mengecek kondisi istrin-ya istrin-yang masih bernafas. “Lalu saistrin-ya lari lagi ke Bibi saya minta tolong ke orang-orang di sekitar situ un-tuk bawa keluarga saya yang masih napas ke rumah sakit,” kenang Teguh.

Menurut Teguh, saat ini ia hanya ingin fokus untuk men-jaga istrinya lebih dulu di RSPAD. Sampai keluar dari rumah sakit nantinya pun, ia tetap akan ting-gal sementara di Jakarta karena Siti harus menjalani rawat jalan. “Setelah kondisinya pulih, kami baru akan pulang ke Jepara,” kata Teguh.

(WAN)

Teguh masih mengenakan kaus merah saat menemani istrinya di rumah sakit (detikfoto)

Majalah detik 30 Januari - 4 februari 2012

people

Reporter:Ken Yunita

Agnes Monica

Dalam dokumen Majalah Detik Edisi 9 (Halaman 72-77)

Dokumen terkait