• Tidak ada hasil yang ditemukan

Besarnya Perubahan Angaran dan Sempitnya Waktu Pelaksanaan.

Dalam dokumen RKPD Tahun 2014 (Halaman 100-111)

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2) Besarnya Perubahan Angaran dan Sempitnya Waktu Pelaksanaan.

Perubahan anggaran dengan alokasi dana perubahan yang cukup besar yaitu terjadi penambahan dana secara keseluruhan mencapai 21%. Besaran kenaikkan dana 21% masih “manageble” atau masih sangat mungkin untuk dilaksanakan jika memiliki rentang waktu yang cukup, namun karena penetapan anggaran perubahan dengan segala persyaratan adminstrasi yang harus dilalui, implementasi anggaran perubahan ini dilaksankan sudah menjelang berakhirnya tahun anggaran (Bulan Oktober 2012). Hal ini mengakibatkan beberapa kegatan tertunda, sehingga penyerapan dana yang terjadi rendah. Sampai dengan akhir tahun anggaran penyerapan dana hanya 68,19 %.

3) Diberlakukannya Ketentuan Tentang Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial.

Keterlambatan dan rendahnya penyerapan dana juga disebabkan oleh

banyaknya kegiatan bansos/hibah tahun 2012 yang masuk pada anggaran perubahan dan terdapat sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi sesuai dengan Pemendagri No. 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,

sehingga menyebabkan banyak kegiatan bansos yang tertunda pelaksanaannya

.

2.4. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH

Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap expectation” antara kinerja

pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil saat perencanaan sedang dibuat. Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal dan kelemahan yang tidak diatasi. Faktor- faktor yang menjadi peluang maupun yang menjadi faktor penghambat perlu ditelaah dan dianalisis lebih dalam.

Tujuan dari perumusan permasalahan pembangunan daerah adalah untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan/kegagalan kinerja pembangunan daerah dimasa lalu, khususnya yang berhubungan dengan kemampuan manajemen pemerintahan dalam memberdayakan kewenangan yang dimilikinya.

2.4.1 Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan Prioritas dan Sasaran

Pembangunan Daerah.

Suatu permasalahan daerah dianggap memiliki nilai prioritas jika berhubungan dengan tujuan dan sasaran pembangunan khususnya program pembangunan daerah (RPJMD) dengan prioritas pembangunan daerah (RKPD) pada tahun rencana serta prioritas lain dari kebijakan nasional/provinsi yang bersifat mandatory. Permasalahan pembangunan Kota Semarang yang akan dihadapi di Tahun 2013 yang berhubungan dengan sasaran pembangunan daerah sebagaimana Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang adalah sebagai berikut:

Tabel 2.40.

Permasalahan Tahun 2014 terkait dengan RPJMD

No Tujuan /Sasaran Pembangunan

(RPJMD) Kota Semarang Permasalahan Tahun 2014

1. Mengembangkan pemerataan akses dan mutu pendidikan dasar 9 tahun dan rintisan wajar 12 tahun didukung oleh sarana/prasarana yang memadai dan tenaga pendidikan yang profesional serta peningkatan tata kelola pendidikan yang berskala standar nasional

1. Kualitas sarana dan prasarana sekolah masih belum merata, kondisi fisik ruang kelas untuk kegiatan belajar terutama Sekolah-Sekolah di wilayah pengembangan masih perlu diperhatikan (kondisi bangunan tidak baik SD/MI 6,54%; SMP/MTs 2,18%; SMA/MA/SMK 0,95%.

No Tujuan /Sasaran Pembangunan

(RPJMD) Kota Semarang Permasalahan Tahun 2014

2. Masih dijumpai adanya siswa putus sekolah Angka Putus Sekolah (APS) di th 2012 SD/MI 0,33 % ; APS SMP/MTs 0,10% ; APS SMA/MA/SMK 0,31%; membutuhkan Pemantapan wajardikdas 12 tahun

3. Jumlah anak usia 4-6th yang mengikuti PAUD th. 2012 meningkat secara signifikan mencapai 94,84% menuntut semakin dibutuhkannya peningkatan kualitas pendidikan untuk anak usia dini

4. Adanya kesenjangan mutu dan pelayanan pendidikan diantara sekolah-sekolah.

5. Relevansi Pendidikan belum mengarah pada kebutuhan pasar kerja

2. Pengembangan pemerataan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perseorangan /rujukan dengan rintisan pengembangan pelayanan berskala rumah sakit, pengembangan profesionalisme dan kompetensi tenaga kesehatan yang didukung dengan pesebaran sarana dan prasarana dan terwujudnya jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat.

1. Masih terdapat Jumlah penderita DBD 1.283 jiwa naik 27,17% dari tahun lalu; Jml penderita baru TB BTA (+) 1.128 jiwa turun 1,07% dari tahun lalu.

2. Sarana Prasarana kesehatan yang masih belum optimal secara kualitas.

3. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin yang cukup tinggi.

4. Masih belum optimalnya SDM Kesehatan serta distribusi yang tidak merata di daerah.

5. Distribusi obat yang bermutu dan terjangkau;

6. Akses pelayanan kesehatan khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu sebagian tidak mengenai sasaran yang tepat

3. Pengembangan sistem pengendalian laju pertumbuhan dan persebarannya, fasilitasi Keluarga Berencana dan sistem administrasi kependudukan yang terintegrasi.

1. Masih tingginya urbanisasi sebagai dampak Kota semarang merupakan pusat perdagangan, pendidikan, jasa, pemerintah merupakan daya tarik penduduk

2. Pemantapan Penyelenggaraan SIAK;

3. Diperlukan peningkatan pelayanan administrasi kependudukan dan capil untuk menunjang pelayanan publik yang cepat dan efisien.

4. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam ber KB yang baru mencapai Cakupan Peserta KB Aktif 76,09%

4. Fasilitasi pengembangan kesempatan kerja/ berusaha, kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja, serta kualitas tenaga kerja yang mampu bersaing di era global

1. Meski Tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 10,07% namun dirasa masih cukup tinggi.

2. Masih belum optimalnya Kualitas SDM tenaga kerja yang secara tidak langsung berpengaruh pada daya saing tenaga kerja

No Tujuan /Sasaran Pembangunan

(RPJMD) Kota Semarang Permasalahan Tahun 2014

3. Masih tingginya angka kecelakaan kerja dan jumlah perselisihan hubungan industrial PHI/PHK/Unjukrasa yang ada dengan jumlah perselisihan pekerja-pengusaha mencapai 192 kasus

5. Pengembangan peran pemuda dan organisasi kepemudaan dalam mendukung sikap dan perilaku, kepeloporan, kemandirian, inovasi, dan kreativititas serta wawasan kebangsaan dan cinta tanah air guna meningkatkan partisipasi dalam pembangunan

1. Peran serta pemuda dalam pembangunan fisik dan non fisik dirasa masih belum optimal;

2. Menurunnya sikap pemuda dalam mendukung sikap dan perilaku, kepeloporan, kemandirian, inovasi, dan kreativititas, wawasan kebangsaan

3. Terbatasnya akses pemuda dalam kepeloporan

6. Pengembangan pembudayaan olahraga masyarakat dan fasilitasi olahraga prestasi unggulan yang didukung sarana prasarana olahraga yang memadahi

1. Belum optimalnya prestasi olah raga dan budaya olahraga, dan sarana dan prasarana olahraga yang masih terbatas/ tidak berkembang.

7. Pengembangan pelayanan dan aksesbilitas perpustakaan berbasis teknologi informasi, optimalisasi minat baca masyarakat dan rintisan Perpustakaan berbasis IT

1. Meski secara data jumlah pengunjung perpustakaan dan jumlah perpustakaan/ rumah pintar meningkat menjadi 163 unit, namun budaya baca masyarakat harus terus didukung melalui Gerakan Gemar Membaca (GGM) ataupun melalui akses yang lebih mudah dan merata (web/internet).

8. Pengembangan dan pelestarian seni dan budaya tradisional, bangunan bersejarah serta benda cagar budaya dalam rangka memperkuat identitas dan jati diri masyarakat

1. Masih belum tingginya minat generasi muda terhadap seni dan budaya tradisional sehingga sulit untuk menghasilkan generasi penerus khususnya terhadap seni tradisi dan budaya lokal;

2. Belum optimalnya kepedulian masyarakat terhadap seni dan budaya;

3. Kurang lengkapnya fasilitas dan kualitas sarana dan prasarana di obyek wisata

9. Peningkatan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama/kepercayaan melalui pemeliharaan kerukunan hubungan antar dan inter umat beragama serta fasilitasi sarana prasarana peribadatan,

1. Menurunnya sikap dan perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan norma /etika agama;

2. Pendidikan agama untuk anak-anak akan semakin diperlukan dan menjadi kebutuhan di masyarakat.

10. Pengembangan pemahaman politik untuk mewujudkan budaya politik demokratis yang santun dan partisipasi politik yang didukung oleh infra dan supra struktur politik yang sehat

1. Masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam demokrasi politik;

2. Diperlukan dukungan pelaksanaan kegiatan Pileg 2014 dan Pilpres 2014;

3. Persiapan Pilwakot 2015;

4. Diperlukan kegiatan pengamanan sebagai bentuk fasilitasi dukungan pemilu

No Tujuan /Sasaran Pembangunan

(RPJMD) Kota Semarang Permasalahan Tahun 2014

11. Pengembangan kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance yang didukung penerapan e-government menuju e-city,

1. Belum optimalnya keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan pengawasan serta pengendalian penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan;

2. Masih terbatasnya kemampuan masyarakat dalam penggunaan teknologi tepat guna

12. Pengembangan sumber-sumber pendapatan daerah yang potensial dan kreatif dengan tidak membebani rakyat

1. Meskipun mengalami kenaikan secara jumlah (rupiah) maupun prosentasenya terhadap APBD, potensi pendapatan asli daerah masih dapat ditingkatkan lagi melalui optimalisasi sumber-sumber pendapatan yang sudah ada atau melalui ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan yang lain;

2. Diperlukan SDM yang memadai untuk mendukung pelaksanaan pengelolalan PBB dan BPHTB

13. Pengembangan budaya kerja aparatur yang profesional, bersih, beretika, dan berwibawa serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme dalam rangka tata kelola pemerintahan yang baik yang didukung oleh kelembagaan dan ketatalaksanaan serta Sistem Informasi Manajemen kepegawaian yang transparan dan akuntabel serta Pengembangan kerjasama daerah dengan berbagai pihak baik tingkat lokal, nasional maupun internasional

1. Meski terus ditingkatkan namun masih ada keterbatasan kapasitas dan kuantitas PNS, distribusi pegawai yang tidak merata. Hal ini justru terutama dirasakan di kelurahan dan kecamatan yang nota bene merupakan ujung tombak pelayanan terhadap masyarakat.

14. Pengembangan sistem dan akses pelayanan publik melalui peningkatan kompetensi sesuai kewenangan pada bidang pelayanan dasar dan penunjang berbasis teknologi infomatika guna mewujudkan pelayanan prima.

1. Sebagai bagian dari akuntabilitas kepada publik, ketersediaan akses informasi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan masih dirasakan belum optimal. Untuk itu diperlukan adanya pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi yang dapat diakses oleh masyarakat, optimalisasi pengelolaan Pusat Informasi Pembangunan serta transparansi pelaporan keuangan daerah.

2. Perlu ditingkatkannya kemampuan SDM aparatur dalam mewujudkan pelayanan kepada masyarakat bauk secara langsung maupun secara sistem;

15. Pengembangan upaya perlindungan masyarakat untuk menjaga dan memelihara keamanan, ketertiban, persatuan, dan kesatuan serta kerukunan masyarakat dalam rangka mewujudkan terjaminnya keamanan dan ketertiban umum dan tegaknya hukum serta terselenggaranya perlindungan dan pengayoman terhadap masyarakat yang didukung

1. Kemajemukan masyarakat berpotensi terjadinya konflik/ unjuk rasa/ gangguan keamanan dan ketrtiban

2. Rendahnya kesadaran hukum masyarakat dalam mematuhi peraturan daerah (keterlambatan mengajukan ijin);

No Tujuan /Sasaran Pembangunan

(RPJMD) Kota Semarang Permasalahan Tahun 2014

oleh sarana prasarana keamanan dan ketertiban yang memadahi

16. Pengembangan komunikasi timbal balik antara pemerintah dan pemangku kepentingan yang mendorong terwujudnya masyarakat yang responsif terhadap informasi yang didukung oleh keterbukaan informasi publik yang bertanggungjawab

1. Pemanfaatan teknologi informasi yang dapat diakses oleh masyarakat, optimalisasi Pusat Informasi Pembangunan serta transparansi pelaporan keuangan daerah;

2. Tuntutan masyarakat untuk keterbukaan publik dalam penyelenggaraan pemerintahan akan semakin besar (UU no.14 ttg keterbukaan informasi publik);

3. Meningkatnya kebutuhan sarana dan prasarana pemerintahan dalam menunjang teknologi informasi menuntut pengelolaan manajemen yang lebih baik;

4. Masih terbatasnya kemampuan masyarakat dalam penggunaan teknologi tepat guna;

5. Belum terkoordinasinya e-goverment dengan sempurna di seluruh SKPD.

17. Mengembangkan peran koperasi dan UMKM serta lembaga keuangan mikro dalam pemenuhan kebutuhan pasar, serta pengembangan kewirausahaan dan pengembangan lokal untuk mendorong daya saing,

1. Rendahnya kualitas SDM yang tercermin dari masih rendahnya produktivitas dan pemanfaatan peluang usaha dan pasar

2. Keterbatasan akses sumberdaya produktif baik berupa akses permodalan, informasi dan pemasaran;

3. Masih belum optimalnya sarana dan prasarana usaha untuk memenuhi kebutuhan bagi KUMKM;

4. Rendahnya kualitas SDM yang tercemin dari masih rendahnya produktivitas dan pemanfaatan peluang usaha dan pasar.

18. Mengembangkan struktur perekonomian daerah melalui pengembangan investasi, potensi dan produk unggulan daerah yang berdaya saing serta mengembangkan BUMD dan aset-aset daerah untuk mendorong sektor riil dalam rangka memperluas kesempatan kerja

1. Dalam Pengembangan investasi kota masih sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian makro nasional;

2. Meski sudah dilakukan, namun promosi investasi masih perlu ditingkatkan (jar. Komunikasi & web)

3. Masih rendahnya kualitas pengurusan perijinan di Kota Semarang yang ditandai dengan belum optimalnya integritas dan transparansi serta akuntabilitas pengurusan perijinan. Diperlukan adanya perbaikan tata kelola perijinan dan peningkatan budaya aparatur

4. Belum optimalnya kinerja BUMD, sehingga belum memberikan kontribusi terhadap PAD.

19. Mengembangkan produktivitas pertanian yang berorientasi pada sistem agribisnis

1. Masih rendahnya kualitas SDM pertanian ditingkat pelaku utama, yang disebabkan lambatnya sistem alih regenerasi, sehingga diperlukan sosialisasi lebih intensif (dalam hal

No Tujuan /Sasaran Pembangunan

(RPJMD) Kota Semarang Permasalahan Tahun 2014

menarik minat);

2. Masih belum optimalnya akses petani dan lembaga tani terhadap sumberdaya produktif, termasuk akses permodalan dan infrastruktur.

20. Mengembangkan produktivitas bahan pangan untuk menjaga ketersediaan bahan pangan dan meningkatkan ketahanan pangan

1. Kapasitas produksi pangan yang semakin terbatas, dimana Kota Semarang bukan merupakan daerah produksi pangan melainkan pusat konsumen.

2. Kelembagaan pemasasaran hasil pangan belum mampu berperan dalam menstabilkan harga;

3. Perilaku konsumsi masyarakat terhadap pangan impor cenderung meningkat khususnya di perkotaan.

4. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang keamanan pangan yang dihasilkan oleh industri tumah tangga;

5. Masih banyak digunakan bahan tambahan pangan yang berbahaya dalam pengolahanpangan seperti pewarna tekstil, boraks, formalin dsb.

21. Mengembangkan kualitas pariwisata melalui pemanfaatan teknologi, kelembagaan, obyek wisata dan sarana prasarana pendukung

1. Belum optimalnya destinasi dan event-event pariwisata;

2. Kurang efektifnya koordinasi antar asosiasi pelaku pariwisata;

3. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kepariwisataan.

22. Mengembangkan Produktivitas kelautan dan perikanan yang berorientasi pada sistem agribisnis

1. Berubahnya bentuk fisik pantai dan laut akibat adanya reklamasi, erosi dan sedimentasi pantai;

2. Terbatasnya infrastuktur di wilayah pesisir dan belum lengkapnya dokumen pengelolaan wilayah pesisir;

3. Terbatasnya kapasitas usaha perikanan, mencakup permodalan, sarana prasarana produksi dan teknologi serta produktifitas;

4. Terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan pelaku usaha perikanan;

5. Menurunnya lahan dari budidaya perikanan dan masih adanya pengoperasian alat tangkap yang tidak ramah lingkungan.

23. Rintisan pasar-pasar tradisional modern dan perlindungan bagi keberadaan pasar tradisional serta pengembangan perdagangan dalam negeri dan ekspor

1. Pengelolaan baik manajemen maupun operasional dari pasar-pasar modern yang telah dibangun;

2. Masih terdapat sarana perdagangan baik bangunan maupun lingkungan yang belum representatif.

No Tujuan /Sasaran Pembangunan

(RPJMD) Kota Semarang Permasalahan Tahun 2014

memerlukan regulasi yang lebih tegas.

4. Pengoptimalan pendapatan pasar.

24. Mengembangkan kualitas produk sektor perindustrian melalui pemanfaatan teknologi, kelembagaan dan sarana prasarana pendukung

1. Masih belum optimalnya kualitas daya saing produk dan akses pasar baik regional maupun internasional;

2. Rendahnya kualitas SDM yang tercemin dari masih rendahnya produktivitas dan pemanfaatan peluang usaha dan pasar;

3. Keterbatasan akses sumberdaya produktif baik berupa akses permodalan, informasi dan pemasaran.

25. Meningkatkan penataan lahan kritis, penataan lahan bekas galian C dan penataan kawasan pantai dan pengembangan kegiatan perlindungan dan konservasi, rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumberdaya alam dan pengendalian polusi

1. Menurunnya muka tanah (landsubsidance),

2. Rusaknya lingkungan bekas galian,

3. Tingginya bencana longsor

4. Menurunya debit sumber air baku

5. Tingginya tingkat sedimentasi sungai

6. Kejadian rob dan banjir

7. Antisiasi perubahan iklim

8. Masih adanya kasus pencemaran lingkungan.

26. Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pengelolaan sampah serta pengembangan kegiatan penanganan sampah

1. Daya tampung TPA Jatibang melebihi kapasitas,

2. Pelayanan persampahan masih mencakup 134 kelurahan (75,71%) dari seluruh wilayah Kota Semarang;

3. Pelayanan sampah terangkut baru 80,99% dari total sampah + 4757,1 m3/hari

4. Aksesbilitas ke TPA masih sulit

5. Kurngnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah 3R

27. Pengembangan kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka Hijau (RTH)

1. Luasan RTH baru mencapai 52,39 %

2. Kebijakan yang belum mengarah kepada pembuatan lahan terbuka baru

3. Pergantian lahan untuk permukiman yang cukup tinggi

4. Terbatasnya anggaran untuk mengembangkan taman atau ruang terbuka hijau

28. Perwujudan struktur tata ruang yang seimbang, peningkatan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang yang konsisten dengan rencana tata ruang yang ditetapkan

1. Alih fungsi lahan yang begitu cepat

2. Kurang konsistennya SKPD terkait dalam memahami rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Semarang 2011-2030

3. Terbatasnya pengawasan pemanfaatan lahan dilapangan

No Tujuan /Sasaran Pembangunan

(RPJMD) Kota Semarang Permasalahan Tahun 2014

29. Pengembangan pengelolaan manajemen pelayanan transportasi

1. Menurunnya pelayanan angkutan umum karena kurang nyaman dan rendahnya pelayanan angkutan umum

2. Masih banyaknya parkir on street yang berdampak pada penyempitan jalan sehingga menggangu kelancaran lalu lintas;

3. Kurangnya integrasi antar moda angkutan umum dan moda transportasi (darat, laut dan udara);

30. Pengembangan manajemen pola pergerakan angkutan barang yang terintegrasi antar moda angkutan darat dan laut

1. Kurangnya konsep yang terintegrasi dalam penataan angkutan barang

2. Sarana dan prasaran yang kurang memadai untuk sistem integrasi antar moda

31. Pengembangan kelengkapan jalan (street furniture)

1. Penataan wajah kota yang sedang dalam proses

2. Terbatasnya penyediaan kelengkapan jalan untuk daerah pedalaman / perbatasan

3. Pertumbuhan kendaraan yang tidak sebanding dengan prasana jalan

4. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik yang masih kecil yaitu hanya sekitar 45,99%.

5. Akses wilayah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah khususnya daerah pinggiran/terisolir

32. Penyediaan perumahan yang layak huni bagi masyarakat dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan fasilitas pendukungnya,

1. Masih adanya permukiman kumuh;

2. Masih adanya rumah yang tidak layak huni,

3. Keterbatasan masyarakat khususnya masyarakat miskin untuk memiliki rumah yang layak huni;

33. Pengembangan sarana dan prasarana penanganan system jaringan drainase

1. Terbatasnya koordinasi antar pemeirintah dan masyarakat dalam menjaga kebersihan dari hulu hingga hilir;

2. Luas genangan rob dan banjir cenderung meningkat

3. Kondisi hujan yang ekstrim akibat perubahan iklim;

34. Pengembangan sarana dan prasarana penyediaan air baku masyarakat dan kerjasama antar wilayah, hulu hilir dan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kota dalam pengelolaan air baku

1. Menurunnya kualitas dan kuantitas Penyediaan air bersih, bagi masyarakat yang tidak terlayani PDAM;

2. Penyediaan air baku untuk pertanian;

3. Tidak adanya program pengelolaan air hujan;

4. Belum jelasnya sistem kerjasama antar daerah dalam pengelolaan air baku.

35. Pengembangan pengarusutamaan gender melalui fasilitasi

No Tujuan /Sasaran Pembangunan

(RPJMD) Kota Semarang Permasalahan Tahun 2014

pengembangan kelembagaan, kesetaraan dan keadilan gender dalam berbagai bidang kehidupan serta perlindungan anak, remaja dan perempuan dalam segala bentuk diskriminasi dan eksploitasi

bidang pembangunan.

2. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang konsep kesetaraan dan keadilan gender;

3. Masih adanya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak;

4. Belum optimalnya peran serta lembaga/organisasi wanita dalam pembangunan.

5. Belum terkoordinasinya penyusunan perencanaan dan penganggaran responsive gender di SKPD.

36. Pengembangan penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), lansia, anak jalanan dan anak terlantar, anak berkebutuhan khusus, korban napza, penyandang HIV- AIDS, wanita rawan sosial dan penyandang cacat secara sistematis, berkelanjutan dan bermartabat melalui pelayanan panti, non panti maupun rumah singgah dilandasi rasa kesetiakawanan sosial

1. Meski jumlah penanganan PMKS meningkat, namun hal tsb belum bisa mengurangi jumlah PMKS secara signifikan;

2. Dengan bertambahnya sarana sosial, maka diperlukan pengelolaan sarana prasarana pelayanan yang harus lebih memadai,

3. Masih perlu penanganan lebih intensif untuk penderita cacat, anak jalanan, kenakalan remaja, penyalahgunaan NAPZA, Gelandangan dan pengemis serta penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya;

4. Perlu ditingkatkannya partisipasi masyarakat dan kerelawanan dunia usaha dalam kepedulian sosial,

2.4.2 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah

Permasalahan pada bagian ini merupakan permasalahan pembangunan yang dibuat tiap urusan yang menyangkut layanan dasar dan tugas/fungsi tiap SKPD. Suatu identifikasi permasalahan menjelaskan apa yang menjadi masalah dimasa lalu dan masa mendatang serta gambaran solusi yang ditawarkan. Permasalahan perurusan dapat disampaikan sebagai berikut:

1. Urusan Pendidikan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Jangkauan

akses pelayanan dan mutu pendidikan; Biaya penyelenggaraan pendidikan; Relevansi dan daya saing pendidikan menengah umum dan khusus; dan Pendidikan karakter berbasis moral dan budi pekerti.

2. Urusan Kesehatan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Derajat

kesehatan masyarakat; Jangkauan dan biaya pelayanan kesehatan, dan Pencapaian Semarang sehat.

3. Urusan Pekerjaan Umum, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Rob dan

Banjir; Kelancaran arus barang dan jasa; Pengelolaan sanitasi; Peningkatan kualitas jalan; dan Pengelolaan pedestrian (Street Furniture).

4. Urusan Perumahan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Permukiman

kumuh; Kepemilikan rumah; dan Keterbatasan lahan permukiman (vertical housing).

5. Urusan Penataan Ruang, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Alih fungsi

6. Urusan Perencanaan Pembangunan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Ketimpangan pertumbuhan wilayah; Koordinasi lintas sektoral; dan Keserasian pembangunan wilayah perbatasan.

7. Urusan Perhubungan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah:

Pengembangan moda transportasi massal; Kemacetan lalu lintas; Kecelakaan lalu lintas; Sarana prasarana perhubungan darat (terminal); dan pengelolaan parkir.

8. Urusan Lingkungan Hidup, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Erosi,

abrasi, reklamasi pantai, pengelolaan pesisir, penurunan muka tanah; Perubahan iklim; Pencemaran dan kerusakan lingkungan; galian mineral non logam (galian C); dan Pengelolaan sampah.

9. Urusan Pertanahan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Konflik

kepentingan pertanahan.

10. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil, beberapa permasalahan yang dihadapi

adalah: Urbanisasi; dan Administrasi kependudukan, integritas.

11. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, beberapa

permasalahan yang dihadapi adalah: Pengarusutamaan gender; Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT); dan Diskriminasi, eksploitasi perdagangan perempuan dan anak.

12. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, beberapa permasalahan yang

dihadapi adalah: Pengendalian angka kelahiran (TFR); dan Kesehatan reproduksi.

13. Urusan Sosial, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Kemiskinan; PMKS

(Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial); dan Mitigasi Bencana.

14. Urusan Tenaga Kerja, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah:

Pengangguran; Konflik perburuhan dan peningkatan kompetensi.

15. Urusan Koperasi dan UKM, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah:

Persaingan ekonomi kerakyatan dengan investor besar.

16. Urusan Penanaman Modal, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Daya

Saing Daerah; Infrastruktur Kawasan Industri; dan Insentif dan Disinsentif Investasi.

17. Urusan Budaya, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Lunturnya nilai-

nilai budaya dan kesenian tradisional dikalangan Masyarakat; dan Cagar budaya dan bangunan bersejarah.

18. Urusan Pemuda dan Olah Raga, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah:

Dalam dokumen RKPD Tahun 2014 (Halaman 100-111)