• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori

2.1.7. Biaya Ekuitas (Cost of Equity) dan Nilai Perusahaan

 

Keseimbangan di pasar sekuritas dicirikan oleh dua hal penting. Pertama, titik potong vertical CML (yaitu tingkat bebas risio), yang sering disebut imbalan atas waktu menunggu (reward for waiting). Kedua, Kemiringan CML, yang sering disebut imbalan atas risiko yang ditangung (reward per unit of risk borne). Pada intinya, pasar sekuritas menyediakan tempat untuk memperdagangkan waktu dan risiko dengan harga yang ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Jadi, titik potong dan kemiringan CML dapat dianggap sebagai harga waktu dan harga risiko. Jadi, titik potong dan kemiringan CML dapat dianggap sebagai harga waktu dan harga risiko.

2.1.7. Biaya Ekuitas (Cost of Equity) dan Nilai Perusahaan

Ada dua jenis biaya yang ditanggung perusahaan pada saat struktur modal optimal, yaitu biaya beban keuangan dan biaya keagenan (Megginson, 1997: 323-338).

2.1.7.1. Biaya beban keuangan

Perusahaan memang dapat menikmati bertambahnya penghematan pajak yang diperoleh dari bertambahnya hutang, akan tetapi pendanaan yang berasal dari hutang juga dapat meningkatkan kemungkinan perusahaan mengalami kebangkrutan karena bertambahnya beban bunga. Perusahaan bisa menangguhkan (mengabaikan) pembayaran dividen, tetapi pembayaran bunga tetap harus dipenuhi tepat waktu dan

jumlahnya. Kegagalan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pembayaran bunga disebabkan oleh kas yang dimiliki tidak cukup dan dapat mengakibatkan perusahaan menanggung beban keuangan, dan wujud beban keuangan yang paling berat adalah kebangkrutan.

Biaya beban keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua: biaya beban keuangan langsung dan biaya beban keuangan tidak langsung.

a. Biaya beban keuangan langsung

Biaya beban keuangan langsung yang ditanggung perusahaan adalah biaya pengesahan secara hukum (legal) dan biaya administrasi yang berkaitan dengan kebangkrutan atau reorganisasi.

b. Biaya beban keuangan tidak langsung

Biaya ini biasanya bersifat implisit yang ditanggung oleh perusahaan dalam situasi yang sangat berat (tetapi tidak bangkrut), antara lain: biaya modal lebih tinggi, penurunan penjualan dan hilangnya kepercayaan pelanggan, manajer dan pekerja melakukan tindakan-tindakan drastis (mengurangi kapasitas, menekan biaya secara drastis, atau menjual aktiva) yang dapat menyusutkan nilai perusahaan, dan perusahaan tidak dapat mempertahankan keberadaan manajer-manajer dan para pekerjanya yang berkualitas.

2.1.7.2. Biaya keagenan

Teori yang memperhitungkan biaya keagenan pertama kali dikemukakan oleh Michael C. Jensen (Jensen, 2001: 2) pada tahun 1976 yang dipublikasikan dalam

Journal of Financial Economics volume 3 nomor 4 pada bulan Oktober 1976

dengan judul Theory of the Firm: Managerial Behaviour, Agency Costs and

Ownership Structure. Teori tersebut menegaskan bahwa struktur keuangan

dipengaruhi oleh insentif dan perilaku dari pembuat keputusan (pihak manajemen). Jensen dan Meckling mengemukakan adanya dua potensi konflik, yaitu konflik antara pemegang saham dengan kreditur, dan konflik antara pemegang saham dengan pihak manajemen.

a. Konflik antara Pemegang Saham dengan Kreditur

Kreditur menerima uang dalam jumlah tetap dari perusahaan (bunga hutang), sedangkan pendapatan pemegang saham bergantung pada besaran laba perusahaan. Dalam situasi ini, kreditur lebih memperhatikan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali hutangnya, dan pemegang saham lebih memperhatikan kemampuan perusahaan dalam meraih laba yang banyak. Cara perusahaan untuk memperoleh kembalian yang besar adalah melakukan investasi pada proyek-proyek yang berisiko. Apabila pelaksanaan proyek yang berisiko itu berhasil, kreditur tidak dapat menikmati keberhasilan tersebut, tetapi bila proyek mengalami kegagalan, kreditur mungkin akan menderita kerugian akibat dari ketidak-mampuan pemegang saham memenuhi kewajibannya.

Untuk mengantisipasi kemungkinan rugi, kreditur mengenakan biaya keagenan hutang (debt agency cost), dalam bentuk pembatasan penggunaan hutang oleh manajer. Salah satu pembatasan adalah membatasi jumlah penggunaan hutang untuk investasi dalam proyek baru (seperti capital rationing).

b. Konflik antara Pemegang Saham dengan Pihak Manajemen

Pihak manajemen tidak selalu bertindak yang terbaik untuk kepentingan pemegang saham, tetapi agak mengarah kepada kepentingan dirinya sendiri. Akibatnya, pemegang saham menanggung biaya keagenan ekuitas (equity agency

cost) untuk memantau kegiatan pihak manajemen.

Kedua macam biaya keagenan mempunyai sifat yang berlawanan. Tindakan pihak manajemen mengarah pada pemenuhan kepentingan dirinya sendiri, bila kepemilikannya atas perusahaan mengecil. Untuk mengatasi hal itu, kepemilikan manajerial dapat ditingkatkan dengan cara mengubah sebagian ekuitas perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham menjadi hutang. Tindakan tersebut tentunya akan meningkatkan risiko kreditur karena perusahaan harus menanggung beban biaya bunga yang lebih banyak, yang berarti, biaya keagenan hutang meningkat. Nilai perusahaan maksimum ketika struktur modal optimal tercapai karena pada saat itu biaya ekuitasnya paling rendah. Keadaan tersebut tercermin pada gambar berikut ini.

Gambar 2.3. Hubungan Biaya Modal (Cost of Capital) pada Saat Struktur Modal Optimal Mempengaruhi Nilai Perusahaan

Gambar tersebut memperlihatkan nilai perusahaan pada berbagai level hutang. Ketika perusahaan menerbitkan hutang, akan menikmati penghematan pajak dan nilai perusahaan meningkat seturut dengan peningkatan hutang karena penghematan pajak bertambah. Meskipun demikian, peningkatan hutang yang dilakukan perusahaan akan meningkatkan biaya beban keuangan dan biaya keagenan, yang selanjutnya akan mengurangi nilai perusahaan secara keseluruhan. Bila manfaat pajak, biaya beban keuangan dan biaya keagenan diperhitungkan secara bersama-sama, manajer keuangan akan mendapatkan nilai levered firm (VL). Puncak garis VL menunjukkan nilai levered firm maksimum, yang berarti biaya modal yang dihitung dengan

Weighted Average Cost of Capital (WACC) juga paling rendah.

Weighted Average Cost of Capital (WACC) diformulasikan sebagai berikut:

WACC = Ke[E / (D+E)] + Kd(1 -T) [D / (D+E)] Di mana:

Ke = Biaya Ekuitas (cost to equity)

Kd = Biaya Utang (cost to debt)

D / D+E = Rasio Utang/(hutang + ekuitas) perusahaan T = Tarif Pajak Perusahaan

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka diketahui bahwa biaya ekuitas (cost of

equity) elemen yang tidak terpisahkan dalam biaya modal yang diformulasikan dalam

WACC, kenaikan atau penurunan biaya ekuitas secara langsung juga akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan asumsi bahwa biaya hutang dianggap konstan, hal ini sejalan dengan CAPM yang mengasumsikan bahwa terdapat tingkat bebas risiko pasar dengan investor dapat memberi pinjaman (berinvestasi) atau meminjam uang, pajak dan biaya transaksi tidak relevan dan tingkat bunga bebas risiko sama untuk semua investor.

Dokumen terkait