• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. Biaya variabel adalah usaha ternak ayam petelur yang biaya besar kecilnya berubah secara proposional dengan skala proses produksi dan kuantitas output yang dihasilkan (Rp).

7. Harga jual adalah waktu penjualan telur berlangsung yang dihitung dalam satuan (Rp/Rak)

8. Penerimaan usaha ternak ayam petelur merupakan hasil kali antara produksi yang dihasilkan dengan harga (Rp).

9. Pendapatan berusaha ternak ayam petelur adalah jumlah penerimaan dikurangi dengan biaya produksi (Rp/Bulan).

10. Break even point adalah usaha ternak ayam petelur dengan menghitung biaya, penerimaan dan pendapatan sehingga menghasilkan untung atau rugi dalam usaha tersebut (Rp).

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1 Letak Geografis

Desa Tambangan adalah desa yang terletak di pertengahan Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba diantara 17 desa dan 2 kelurahan sekecamatan kajang. Desa Tambangan dikenal dengan istilah adat pagallarangang moncong buloa desa di kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. Secara geografis Desa Tambangan ini terletak pada 120.329137 BT/BB - 5.373245 LS/LU. Kabupaten ini memiliki suhu rata-rata berkisar antara 23,82 °C – 27,68 °C. Suhu pada kisaran ini sangat cocok untuk pertanian tanaman pangan dan tanaman perkebunan, maka klasifikasi iklim di Kabupaten Bulukumba termasuk iklim lembap atau agak basah.

Desa Tambangan ini memiliki luas wilayah 13,00 km2 dengan 4 dusun.

Jarak tempuh Desa Tambangan ke Ibu kota Kabupatan Bulukumba sekitar 100 km dengan waktu tempuh 50 menit sampai dengan 1 jam. Adapun batas wilayah Desa Tambangan berbatasan dengan Desa Malleleng, sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bonto Biraeng sebalah Selatan berbatasan dengan Desa Lembanna sebelah Timur dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bonto Baji.

Tabel 4. Keadaan Luas Wilayah di Desa Tambangan Kecamatan Kajang

Sumber: Profil Desa Tambangan, 2020

Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa Dusan Kalimporo memiliki luas wilayah yang sangat luas yang berada di Desa Tambangan yaitu sebasar 6,00 km2 dengan

persentase 46,15% sementara untuk wilayah terkecil terdapat pada Dusun Bonto Ci’nong dengan luas wilayah sebasar 1,75 km2 persentase 13,47%.

4.2 Kondisi Demografis

Penduduk di Desa Tambangan mayoritas petani baik petani pangan, perkebunan, dan peternak hal ini berdasarkan atas kondisi wilayah yang merupakan dataran rendah. Kependudukan pada suatu wilayah merupakan faktor pertimbangan yang sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan suatu desa/wilayah. Hal ini dapat ditinjau dari ketersediaan sarana dan prasarana suatu desa/wilayah seperti sekolah, puskesmas, posyandu, mesjid, kantor desa dan lain-lain.

1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan dapat dilihat berdasarkan jenis kelamin, dimana kemampuan kerja seorang laki-laki lebih besar dari tingkat kemampuan kerja seorang perempuan. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana cara mereka mengerjakan suatu pekerjaan yang dilakukannya. Dapat dilihat dengan jumlah penduduk menurut jenis kelamin yang ada di Desa Tambangan pada tabel 5:

Tabel. 5 Keadaan Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Tambangan Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba

No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Laki-Laki 1944 48

2 Perempuan 2145 52

Jumlah 4089 100

Sumber: Profil Desa Tambangan, 2020

Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk sebesar 4.089 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1944 jiwa dengan persentase 48%

sedangkan penduduk perempuan sebanyak 2145 jiwa dengan persentase 52%.

Hal ini disebabkan karena peningkatan jumlah kelahiran perempuan jauh lebih besar dibandingkan dengan angka kelahiran laki-laki. Kehadiran penduduk sangat menentukan bagi perekmbangan suatu daerah baik dalam sakala kecil maupun skala besar.

2. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian masyarakat di Desa Tambangan mayoritas petani namun ada pula beberapa masyarakat di Desa Tambangan bermata pencaharian sebagai PNS Wiraswasta, TNI, Polri, Guru dan Buruh Pabrik disajikan dalam Tabel 6.

Tabel. 6 Keadaan Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian di Deaa Tambangan Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba

No. Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Petani 1579 72

Sumber: Profil Desa Tambangan, 2020

Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa jumlah mata pencaharian penduduk di Desa Tambangan Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba dengan mayoritas petani dengan jumlah 1579 jiwa dengan persentase 72% dan jumlah mata pencaharian paling sedikit adalah TNI sebanyak 25 jiwa dengan persentase 1%.

Hal ini disebabkan karena Desa Tambangan memiliki luas lahan pertanian yang cukup memadai sehingga banyak masyarakat yang berprofesi sebagai petani

dibandingkan dengan yang lainnya. Selain itu pula, pekerjaan tersebut tidak membuthkan ijazah ataupun persyaratan yang lainnya dan mudah untuk didapatkan sehingga masyarakat lebih memilih menjadi seoranga petani.

3. Keadaan Penduduk berdasarkan Usia

Usia atau umur adalah salah satu tolak ukur seseorang dalam melakukan sesuatu usaha ternak apakah masih produktif atau tidak. Usia dapat dilihat dari faktor yang mempegaruhi kemampuan fisik seorang dalam melakukan aktivitasnya. Adapun keadaan penduduk di Desa tambangan berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel. 7 Keadaan Penduduk berdasarkan Usia di Desa Tambangan Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba

No. Kelompok Umur (tahun) Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 0 – 12 457 11,26

Sumber: Profil Desa Tambangan, 2020

Tabel 7 diatas dapat kita lihat keadaan penduduk berdasarkan usia di Desa Tambangan Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba yaitu pada kelompok umur 26 - 38 tahun merupakan kelompok umur yang paling banyak sebesar 1074 jiwa dengan persentase 36,46 % dan kelompok umur yang paling sedikit terdapat pada umur 65 tahun keatas sebanyak 320 jiwa dengan persentase 7,88 %.

4. Keadaan Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikian merupakan salah satu sarana yang dapat kita jadikan sebagai tolak ukur kemampuan masyarakat dalam melakukan usaha ternak maupun

pekerjaan lainnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin sedikit pula pengetahuan yang mereka miliki. Adapun keadaan penduduk berdasarkan tingkat pedidikan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel. 8 Keadaan Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Tambangan Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

No. Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 TK 90 4,06

Sumber: Profil Desa Tambangan, 2020

Tabel 8 diatas menunjukkan bahwa tingakat pendidikan penduduk di Desa Tambangan Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba yaitu SMP dengan jumlah 891 jiwa dengan angka persentase 40,20 % dan tingkat pendidikan paling rendah adalah diploma sebanyak 56 jiwa dengan persentase 2,50 %. Hal ini dikarenakan kondisi perekonomian masyarakat yang tidak merata sehingga banyak dari orang tua yang sudah tidak mampu menyekolahkan anak-anak mereka ke jenjang yang lebih tinggi terpaksa harus putus sekolah dan memilih untuk membantu orang tuanya memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

Identitas responden dalam penelitian ini di lihat dari beberapa sisi, diantaranya adalah berdasarkan tingkat usia responden, tingkat pendidikan responden dan berdasarkan jenis kelamin responden.

5.1.1 Umur Responden

Umur merupakan suatu tingkat kematangan pikiran seseorang dalam rangka mengambil keputusan tentang apa yang tidak dan yang harus dilakukan.

Seperti diketahui bahwa umur sangat mendukung dalam melakukan suatu usaha di bidang ternak ayam petelur ini, dimana usaha ini membutuhkan kesabaran dan pemikiran yang baik dalam menjalankan usaha dan siap mengalamin naik turun dalam usaha tersebut.

Hasil pengumpulan data yang diperoleh menunjukkan bahwa umur peternak responden ini sangat bervariasi mulai dari 28 tahun sampai 53 tahun, umur peternak responden ini dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel. 9 Umur Responden di Desa Tambangan Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba

Umur (tahun) Jumlah (jiwa) Persentase (%)

28-37 6 35

38-47 6 35

48-57 5 30

Jumlah 17 100

Sumber: Data Primer setalah Diolah (2021)

Tabel 9 diatas menunjukkan bahwa umur peternak ayam petelur dari umur 28 sampai dengan 37 tahun dan umur 38 samapai dengan 47 tahun merupakan

sedangkan yang terendah adalah umur 48 sampai 57 tahun sebanyak 5 orang dengan persentase 30%. Tingkat umur yaitu suatu faktor penentu bagi peternak ayam petelur dalam upaya pengelolaan usaha ternaknya, dimana umur ini sangat mempengaruhi kemampuan fisik dan cara berfikir seseorang, sehingga dapat berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Peternak ayam petelur yang berusia muda memiliki kemampuan fisik yang lebih baik dibandingkan dengan peternak ayam petelur yang berusia tua. Namun tidak menutup kemungkinan, peternak yang memiliki usia lebih tua relatif memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih banyak, sehingga akan mempengaruhi kematangan dalam mengambil keputusan dalam mengelolah usaha ternaknya (Ayu, 2019).

5.1.2 Pendidikan Responden

Pendidikan adalah suatu variabel penentu dalam tingkat kemajuan suatu daerah, semakin banyak penduduk yang memiliki pendidikan tinggi, maka semakin tinggi tingkat kemajuan suatu daerah. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel. 10 Tingkat Pendidikan Responden di Desa Tambangan Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

SD 3 18

Sumber: Data Primer setalah Diolah (2021)

Tabel 10 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar peternak ayam petelur berpendidikan rendah dari 17 responden yang berpendidikan hanya 1 orang yang tingkat pendidikanya S2 dan S1 sebanyak 1 orang dengan persentase

masing-masing 6% dan 11%, dimana tingkat pendidikan SD dan SMP sebanyak 3 orang dengan persentase 18%, dibandingkan dengan tingkat pendidikan SMA yang lebih banyak yaitu sebesar 8 orang dengan persentase 47%. Dilihat dari tingkat pendidikan responden yang masih rendah tersebut, memberikan dampak terhadap usaha ternak yang dijalani (Ayu, 2019).

5.1.3 Pengalaman Beternak

Pengalaman berternak yang dimaksud disini adalah lamanya seorang peternak menekuni usahanya yaitu responden peternak ayam petelur. Semakin lama peternak ayam petelur menggeluti usahanya maka akan semakin banyak pengalaman yang mereka miliki. Pada umumnya peternak yang memiliki pengalaman usaha ternak yang cukup lama cenderung memiliki pula kemampuan berusaha ternak yang lebih baik dibandingkan dengan peternak yang belum memiliki pengalaman berternak (Ayu, 2019). Pengalaman peternak ayam petelur dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel. 11 Pengalaman Beternak Responden di Desa Tambangan Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

Pengalaman Beternak Jumlah Persentase (%)

1-4 14 82

5-8 2 12

9-12 1 6

Jumlah 17 100

Sumber: Data Primer setalah Diolah (2021)

Tabel 11 diatas menunjukkan bahwa pengalaman usaha ternak ayam petelur di Desa Tambangan Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba tertinggi pada pengalaman beternak yaitu 1 – 4 tahun sebanyak 14 orang dengan persentase 82% sedangkan 5 – 8 sebanyak 2 orang dengan persentase 12% serta pada

menjelaskan bahwa apabila peternak ayam petelur memiliki pengalaman yang cukup lama maka ini menunjukkan bahwa pengalaman berternak akan berpengaruh terhadap tingkat keterampilan petani dalam mengelolah usahanya.

5.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga

Tanggungan keluarga yang dimaksud disini yaitu semua anggota keluarga yang memiliki beban hidup bagi peternak yang bersangkutan. Anggota keluarga ini dapat berfungsi sebagai tenaga kerja dalam keluarga usaha ternak ayam petelur yang terdiri dari istri, anak, dan anggota keluarga lainnya yang menjadi tanggungan dalam usaha ternaknya. Jumlah anggota keluarga peternak akan berpengaruh bagi usahanya. Jumlah anggota keluarga akan berpengaruh bagi peternak dalam perencanaan dan pengambilan keputusan usahanya, karena anggota keluarga peternak adalah sumber tenaga kerja dalam usahanya terutama anggota keluarga yang produktif, selain itu jumlah anggota keluarga merupakan salah satu potensi yang sangat menentukan dalam peningkatan produksi dan pendapatan (Ayu, 2019). Jumlah tanggungan keluarga dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel. 12 Jumlah Tanggungan Keluraga Responden di Desa Tambangan Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba

Tanggungan Keluarga Jumlah Persentase (%)

2-3 7 41

4-5 7 41

6-7 3 18

Jumlah 17 100

Sumber: Data Primer setalah Diolah (2021)

Tabel 12 diatas menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga terbesar adalah 2 - 3 orang dan umur 4 - 5 sebanyak 7 orang dengan persentase 41%, sementara pada interval tanggungan keluarga 6-7 sebanyak 3 orang dengan persentase 18%. Tanggungan keluarga semakin besar menyebabkan seseorang

memerlukan tambahan penghasilan yang lebih tinggi untuk membiayai kehidupannya. Mereka yang memiliki sedikit tanggungan akan lebih banyak mengalokasikan modalnya untuk menyediakan sarana produksi akan tetapi bagi usaha ternak ayam petelur yang memiliki banyak tanggungan alokasi modal untuk penyediaan sarana produksi akan sangat terbatas sehingga harapan akan peningkatan produksi dan pendapatan kurang terwujud (Ayu, 2019).

5.2 Analisis Biaya Usaha Ternak Ayam Petelur 1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap atau tidak berubah dalam rentang waktu tertentu, berapapun besarnya penjualan atau produksi perusahaan (Kuswadi, 2015). Rata-rata biaya tetap peternak ayam petelur dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Rata-Rata Biaya Tetap Usaha Ternak Ayam Petelur di Desa Tambangan Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba

Sumber: Data Primer setelah diolah 2021

Tabel 13 diatas menunjukkan bahwa rata-rata biaya tetap secara umum

28.764.706 dimana kandang ini digunakan sebagai tempat untuk produksi ayam petelur dengan lama pemakian maksimal 4 sampai 5 tahun, penampungan air ini sebagai media untuk menyimpan air agar dapat diatur secara otomatis ketika prose pemberian minum pada ayam petelur dengan ukuran penampungan 2.400 liter dengan biaya sebesar Rp. 96.354 , pipa PVC 6`` digunakan sebagai tempat makan dan minum ayam petelur untuk satu batang pipa PVC 6`` dibgai menjadi dua bagian dengan panjang sekita 4 meter dengan biaya yang perlu dikelurkan oleh peternak sebesar Rp. 40.775, sementara untuk pipa PVC ¾ digunakan sebagai tempat aliran air dari penampungan ke tempat minum ayam dengan biaya yang dikeluarkan usaha ternak ayam tersebut. Beiyana Winowoda (2020).

Untuk pipa PVC ¾ sebesar Rp. 21.030, keran air yang digunakan mempermudah pengaliran air secara otomatis dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 2.999, selang air disini berfungsi untuk pemberian kandang dengan biaya untuk selang sebesar Rp. 1.250, bohlan sebagai penerangan dan mampu menghangatkan tubuh ayam pada malam hari dengan biaya sebesar Rp. 6.768 dengan masa pemakaian hingga bohlan sudah tidak nyala lagi dan mesin air digunakan sebagai akses penghubung untuk mengalirkan air dari sumur ke penampungan air dengan biaya sebesar Rp. 43.989, dan Pajak Bumi Bangun yang perlu dikeluarkan peternak sebesar Rp. 49.471 dengan jumlah rata-rata biaya tetap yang harus dilkeluarkan oleh peternak adalah sebesar Rp. 29.027.342.

Rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan peternak secara perskala pada responden ayam petelur berupa kandang yang di mulai dari skala (800-1.500) sebasar Rp. 14.200.000, skala (2.000-2.700) sebesar Rp. 11.850.000 dan skala

(3.000-4.000) sebesar Rp. 4.750.000 dimana kandang ini digunakan sebagai tempat untuk produksi ayam petelur dengan lama pemakian maksimal 4 sampai 5 tahun, penampungan air ini sebagai media untuk menyimpan air agar dapat diatur secara otomatis ketika proses pemberian minum pada ayam petelur dengan ukuran penampungan 2.400 liter dengan biaya dari skala (800-1.500) sebesar Rp. 603.667 skala (2.000-2.700) sebesar Rp. 699.833, dan skala (3.000-4.000) sebesar 944.166. Pipa PVC 6`` digunakan sebagai tempat makan dan minum ayam petelur untuk satu batang pipa PVC 6`` dibagai menjadi dua bagian dengan panjang sekitar 4 meter dengan biaya yang perlu dikelurkan oleh peternak dari skala (800-1.500) sebesar Rp. 18.666 skala (2.000-2.700) sebesar Rp. 20.333 dan skala (3.000-4.000) sebesar 25.000.

Sementara itu untuk pipa PVC ¾ digunakan sebagai tempat aliran air dari penampungan ke tempat minum ayam dengan biaya yang dikeluarkan peternak untuk pipa PVC ¾ mulai dari skala (800-1.500) sebesar Rp. 10.100,skala (2.000-2.700) sebesar Rp. 13.223 dan skala (3.000-4.000) sebesar Rp. 15.700. Keran air yang digunakan mempermudah pengaliran air secara otomatis dengan biaya yang dikeluarkan mulai dari skala (800-1.500) sebesar Rp. 1.800,skala (2.000-2.700) sebesar Rp. 1.516 dan skala (3.000-4.000) sebesar Rp. 1.000, selang air disini berfungsi untuk pemberian kandang dengan biaya untuk selang air dari skala (800-1.500) sebesar Rp. 775, skala (2.000-2.700) sebesar Rp. 647 dan skala (3.000-4.000) sebesar Rp. 466.

Lampu sebagai penerangan dan mampu menghangatkan tubuh ayam pada malam hari dengan biaya yang dikeluarkan mulai dari skala (800-1.500) sebesar

Rp. 2.906, skala (2.000-2.700) sebesar Rp. 3.150 dan skala (3.000-4.000) sebesar Rp. 2.000. dengan masa pemakaian hingga bohlan sudah tidak nyala lagi dan mesin air digunakan sebagai akses penghubung untuk mengalirkan air dari sumur ke penampungan air dengan biaya yang dikeluarkan mulai dari skala (800-1.500) sebesar Rp. 745.000, skala (2.000-2.700) sebesar Rp. 733.500 dan skala (3.000-4.000) sebesar Rp. 813.331. Dan Pajak Bumi Bangun yang perlu dikeluarkan peternak dikeluarkan mulai dari skala (800-1.500) sebesar Rp. 45.400, skala (2.000-2.700) sebesar Rp. 54.400 dan skala (3.000-4.000) sebesar Rp.35.000, dengan jumlah keseluruhan biaya tetap yang harus dilkeluarkan oleh peternak ayam petelur mulai dari skala (800-1.500) sebesar Rp. 15.628.314, (2.000-2.700) sebesar Rp. 13.376.602 dan skala (3.000-4.000) sebesar Rp. 6.586.665 Aisyah dan Sitti Arwarti (2021).

2. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang dalam rentang waktu dan batas waktu tertentu jumlahnya berubah-ubah secara proporsional (Kuswadi, 2015). Rata-rata biaya variabel peternak ayam petelur dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 14. Rata-Rata Biaya Variabel Peternak Ayam Petelur di Desa Tambangan Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

No Uraian Total Biaya (Rp)

1 DOC (Day Old Chick) 107.711.765

2 Pakan 7.541.176

3 Obat-obatan & Vaksin 246.915

4 Tenaga Kerja 75.765

5 Listrik 109.118

Jumlah 115.684.738

Sumber: Data Primer setelah diolah 2021

Tabel 14 diatas menunjukkan bahwa rata-rata biaya variabel secara umum yang dikeluarkan oleh peternak ayam petelur yaitu DOC (Day Old Chick) sebesar Rp 107.711.765 dengan umur 13 minggu dan selama 6 bulan merupakan produksi yang paling baik untuk ayam petelur, pakan yang digunakan sebanyak 100 sampai dengan 250 kg perhari tergantung pada banyaknya populasi ternak ayam petelur dengan biaya sebesar Rp. 7.541.176 per bulan, Obat-obatan dan vaksin untuk obat-obat yang digunakan berupa tetra-c, stimula, stepmis, vita stres, vet. strep, sementara untuk vaksin sendiri yang digunakan yaitu B kompleks dan getemin dengan biaya sebesar Rp. 246.915 per satu kali pemberian, tenaga kerja disini yang dapat membantu pemilik peternakan untuk mengelolah usaha ternak yang dimilikinya dengan upah sebesar Rp. 75.765 per hari, dan biaya listrik yang harus dibayarkan sebesar Rp. 109.118 perbulan. Sehingga jumlah rata-rata biaya variabel yang dikeluarkan peternak adalah Rp. 115.684.738.

Pada biaya variabel menunjukkan bahwa besar rata-rata perskala yang dikeluarkan oleh peternak ayam petelur mulai dari DOC (Day Old Chick) memiliki skala (800-1.500) sebesar Rp. 73.300.000, skala (2.000-2.700) sebesar Rp. 115.110.000 dan skala (3.000-4.000) sebesar Rp. 192.500.000 dengan umur 13 minggu dan selama 6 bulan merupakan produksi yang paling baik untuk ayam petelur, pakan yang digunakan sebanyak 100 sampai dengan 250 kg perhari tergantung pada banykanya populasi ternak ayam petelur dengan biaya yang dikeluarkan mulai dari skala (800-1.500) sebesar Rp. 5.765.000, skala (2.000-2.700) sebesar Rp. 6.722.500 dan skala (3.000-4.000) sebesar Rp. 16.075.000 per bulan. Obat-obatan dan vaksin untuk obat-obat yang digunakan berupa tetra-c,

stimula, stepmis, vita stres, vet. strep, sementara untuk vaksin sendiri yang digunakan yaitu B kompleks dan getemin dengan biaya yang dikeluarkan mulai dari skala (800-1.500) sebesar Rp. 164.810, skala (2.000-2.700) sebesar Rp.

260.000, dan skala (3.000-4.000) sebesar Rp. 3.386.730 per satu kali pemberian.

Tenaga kerja disini yang dapat membantu pemilik peternakan untuk mengelolah usaha ternak yang dimilikinya dengan upah yang diberikan mulai dari skala (800-1.500) sebesar Rp. 58.000, skala 2000-2.700 sebesar Rp.75.000 dan skala (3.000-4.000) sebesar Rp.120.000 per hari, dan biaya listrik yang harus dibayarkan dari skala (800-1.500) sebesar Rp. 117.000, skala (2.000-2.700) sebesar Rp. 98.000 dan skala (3.000-4.000) sebesar Rp. 100.000 perbulan.

Sehingga jumlah rata-rata biaya variabel yang dikeluarkan peternak dari skala (800-1.500) sebesar Rp. 79.404.810, skala (2.000-2.700) sebesar Rp. 122.266.100 dan skala (3.000-4.000) sebesar Rp. 209.181.750 Aisyah dan Sitti Arwati (2021).

5.3 Penerimaan Usaha Ternak Ayam Petelur

Penerimaan adalah nilai yang dihasilkan dari suatu usaha. Penerimaan suatu proses produksi dapat ditentukan dengan mengkalikan jumlah produksi dengan harga produksi tersebut (Putong, 2003). Rata-rata penerimaan peternak ayam petelur di Desa Tambangan Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Rata-Rata Penerimaan Peternak Ayam Petelur di Desa Tambangan

d. Karung Bekas (lembar)

1.492 2 Rata-rata Penerimaan (TR) 4.127 96.528 166.774.705 Sumber: Data Primer setelah diolah 2021

Tabel 15 diatas menunjukkan bahwa besar rata-rata penerimaan yang diperoleh oleh peternak ayam petelur dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan oleh peternak tersebut dengan harga jual yang sesuai, maka semakin besar pula penerimaan yang diperoleh peternak. Hasil pengamatan penelitian yang dilakukan di Desa Tambangan Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba bahwa produksi ayam petelur di Tahun 2021 menjelaskan bahwa produksi telur yang dihasilakan peternak setiap bulannya sebesar 1.492 rak dengan harga Rp.

40.882/rak, sementara untuk ayam afkir yang dijual disini adalah ayam yang sudah tidak bereproduksi lagi sebanyak 2.441 ekor dengan harga Rp. 42.941/ekor, sementara untuk feses yang dijual tergantung dari peternak karena ada beberpa peternak yang sebagian dari fesesnya dijadikan sebagai pupuk alami untuk tanaman sehingga rata-rata penjualan feses sebesar 72 kg dengan harga Rp.

10.529/kg dan untuk karung bekas sendiri ini sama halnya dengan feses yang tergantung pada peternak itu sendiri Karen karung bekas ini pada umumnya digunakan untuk menampung hasil penen yang diusahakan oleh peternak baik

padi maupun hasil yang lainnya sehingga rata-rata jumlah karung yang dijual hanya sebanyak 120 lembar dengan harga Rp. 2.176/lembar.

Hasil perhitungan rata-rata hasil produksi ayam petelur sebesar 4.127 unit dengan rata-rata harga perkilo sebesar Rp. 96.528. Jadi rata-rata total penerimaan yang diperoleh sebesar Rp. 166.774.705 perbulan. Dimana penerimaan yang didapatkan ini merupakan hasil kali antara jumlah rata-rata produksi dengan harga satuan unit produksi sehingga didapatkan hasil rata-rata total penerimaan yang akan diterima oleh peternak dalam satu bulannya. Penerimaan yang diterima oleh peternak dari usaha ternak ayam petelur yang dimiliki bukan hanya berasal pada jumlah telur dan ayam afkir yang terjual saja melainkan penerimaan juga didapat dari feses dan karung bekas yang dijual untuk menambah penghasilan.

Rata-rata penerimaan secara perskala mulai dari telur (rak), skala (800-1500) sebesar Rp. 42.240.000, skala (2.000-2.700) sebesar Rp. 59.655.000 dan skala (3.000-4.000) sebesar Rp. 117500000. Ayam afkir adalah ayam yang tidak berproduksi lagi sehingga di jual dan dijadikan sebagai ayam broiler dengan biaya yang dikeluarkan mulai dari skala (800-1.500) sebesar Rp. 88.400.000, skala (2.000-2.700) sebesar Rp. 101.600.000 dan skala (3.000-4.000) sebesar Rp.

158.750.000 per 6 bulan. Feses berupa kotoran yang terdapat pada ayam petelur dengan biaya yang dikeluarkan mulai dari skala (800-1.500) sebesar Rp. 580.000, skala (2.000-2.700) sebesar Rp. 726.000, dan skala (3.000-4.000) sebesar Rp.

1.220.000, dan karung bekas merupakan salah satu nilai tambah dalam penghasilan ayam petelur dimana karung bekas tersebut berasar dari hasil pakan ayam tersebut dengan biaya yang dikeluarkan dari skala skala (800-1.500) sebesar

Rp. 131.380.000, skala (2.000-2.700) sebesar Rp. 162.309.000 dan skala (3.000-4.000) sebesar Rp. 277.590.000 dalam satu periode. St. Aisyah dan Sitti Arwati

Rp. 131.380.000, skala (2.000-2.700) sebesar Rp. 162.309.000 dan skala (3.000-4.000) sebesar Rp. 277.590.000 dalam satu periode. St. Aisyah dan Sitti Arwati

Dokumen terkait