• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Bidan

Bidan merupakan profesi yang diakui secara internasional maupun nasional dengan sejumlah praktisi di seluruh dunia. Pengertian bidan dan bidang praktiknya secara internasional telah diakui oleh International Confederation of Midwives (ICM) tahun 1972 dan International Federation of International Gynecologist and Obstetritian (FIGO) Tahun 1973, WHO dan badan lainnya. Pada tahun 1980 pada pertemuan dewan di Kobe, ICM menyempurnakan definisi tersebut yang kemudian disahkan oleh FIGO (1991) dan WHO (1992). Secara lengkap pengertian bidan adalah sebagai berikut :

Menurut kutipan asli pengertian bidan sebagai berikut

A midwife is a person who having been regulary admitted to a midwifery educational program fully recognized in the country in which it is located, has succsessfully completed the prescribed course of studies in midwifery and has acquired the requiste qualificatin to be registered and or legally licensed to practise midwifery.

She must be able to give the necessary supervision, care and advice to women during pregnancy, labor and postpartum, to conduct deliveries on her own responsibility and to care for the newborn and the infant. This care includes preventive measures, the detection of abnormal condition in mother and child. The procurement of medical assitance, and the execution of emergency measures in the absense of medical help.She has an imprtant task in counseling and education not only for patients, but also within the family and community.

Pengertian tersebut diatas, memberikan arti :

Bidan adalah seorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktik kebidanan di negeri itu. Bidan harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita memimpin persalinan atas tanggungjawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Bidan mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya. Pekerjaan ini termasuk pendidikan antenatal, dan persiapan untuk menjadi orang tua, dan meluas ke daerah tertentu dari ginekologi, keluarga berencana, dan asuhan anak. Bidan bisa berpraktik di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan atau tempat- tempat pelayanan lainnya.

Defenisi tersebut secara berkala direview dalam pertemuan Internasional/ Kongres ICM. Defenisi terakhir disusun melalui kongres ICM ke 27, pada bulan juli tahun 2005 di Brisbane, Australia ditetapkan sebagai berikut :

Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan yang diakui di negaranya telah lulus dari pendidikan tersebut serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan

Pengertian bidan menurut Kepmenkes No. 900/ MENKES/ SK/ VII/2002 :Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan kebidanan dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku, sedangkan menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI)ialah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintahdan organisasi profesi di wilayah negara republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.

2.2.1. Pelayanan Kebidanan

Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktik profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari layanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang di berikannya dengan maksud peningkataan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera.

Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan.

a. Layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi:

1. Layanan kebidanan primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan.

2. Layanan kebidanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan layanan kesehatan.

3. Layanan kebidanan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan kesistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya, yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan juga layanan rujukan yang dilakukan bidan ketempat/fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horizontal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lainnya. Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.

b. Parameter kemajuan sosial ekonomi dalam pelayanan kebidanan.

Kemajuan sosial ekonomi merupakan parameter yang amat penting dalam pelayanan kebidanan. parameter tersebut antara lain:

1. Perbaikan status gizi ibu dan bayi.

2. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan. 3. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan. 4. Menurunnya angka kematian neonatal. 5. Cakupan penanganan resiko tinggi.

c. Pelayanan kebidanan yang adil

Keadilan dalam memberikan pelayanan kebidanan adalah aspek yang pokok dalam pelayanan bidan di Indonesia. Keadilan dalam pelayanan inidimulai dengan:

1. Pemenuhan kebutuhan klien yang sesuai.

2. Keadaan sumber daya kebidanan yang selalu siap untuk melayani. 3. Adanya penelitian untuk mengembangkan /meningkatkan pelayanan. 4. Adanya keterjangkauan ke tempat pelayanan.

Tingkat ketersediaan tersebut di atas adalah syarat utama untuk terlaksananya pelayanan kebidanan yang aman. Selanjutnya diteruskan dengan sikap bidan yang tanggap dengan klien, sesuai kebutuhan klien dan tidak membedakan pelayanan kepada siapapun (Dwiana, 2009).

Dokumen terkait