• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)

Hasil penelititian menyatakan bahwa ibu hamil dan ibu yang pernah di Desa Paya Tusam Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat sudah memiliki perilaku kesehatan yang sudah baik yaitu rutin melakukan pemeriksaan kehamilan yang mayoritas dilakukan setiap bulan sekali yaitu pada saat Posyandu. Posyandu Desa Paya Tusam Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat sudah cukup aktif, bidan di desa tersebut menyatakan jarang ibu hamil yang tidak datang bahkan semua ibu hamil memeriksakan kandungannya pada saat posyandu berlangsung.

Posyandu merupakan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatandasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi(Kemenkes RI, 2011). Oleh karena itu posyandu menjadi lebih penting dikembangkan di mayarakat karena pelayanannya berbasis masyarakat dimana kegiatan ini bertujuan untuk menunjang percepatan angka kematian Ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian anak balita (AKABA) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.

Menurut ibu hamil dan ibu yang pernah hamil di Desa Paya Tusam Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat pemeriksaan kehamilan adalah pemeriksaan kesehatan ibu saat hamil terutama pemeriksaan janin yang ada di dalam kandungan. Dilihat dari pernyataan ibu hamil didapatkan bahwa ibu hamil sedikit mengetahui pengertian pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar

Kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan di Desa Payatusam saat melakukan pemeriksaan kehamilan sudah memenuhi standart antara lain anamnese, pemeriksaan vital signya, tekanan darah, palpasi, leopold dan periksa HB. Menurut Depkes RI (2002) pemeriksaan antenatal dilakukan dengan standar pelayanan

antenatal dimulai dengan anamnese meliputi identitas ibu hamil, riwayat

kontrasepsi/KB, kehamilan sebelumnya dan kehamilan sekarang, pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan, pemeriksaan laboratorium dilakukan hanya atas indikasi/diagnose, pemberian obat-obatan, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan tablet besi (Fe), penyuluhan tentang gizi, kebersihan, olahraga, pekerjaan dan perilaku sehari-hari, perawatan payudara dan air susu ibu, tanda-tanda resiko, pentingnya pemeriksaan kehamilan dan imunisasi selanjutnya, persalinanoleh tenaga terlatih, KB setelah melahirkan serta pentingnya

Menurut Estiwidani.D, dkk (2008) peran, fungsi bidan dalam pelayanan Kebidanan adalah sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti. Sedangkan tanggung jawab bidan meliputi pelayanan konseling, pelayanan kebidanan normal, pelayanan kebidanan abnormal, pelayanan kebidanan pada anak, pelayanan KB, dan pelayanan kesehatan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan petugas kesehatan yaitu melakukan penyuluhan pada ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan ANC pada masa kehamilan.

Pemberian penyuluhan dilakukan pada Posyandu setiap bulan oleh bidan. Bidan adalah seorang tenaga kesehatan yang mempunyai tugas penting dalam bimbingan dan penyuluhan kepada ibu hamil, persalinan nifas dan menolong persalinan dengan tanggung jawabnya sendiri, serta memberikan asuhan kepada bayi baru lahir (Wiknjosastro, 2007). Kegiatan yang dilakukan petugas kesehatan pada ibu hamil yang tidak pernah datang atau jika sudah dua atau tiga kali tidak datang melakukan kunjungan kehamilan akan dikunjungi ke rumah mereka (door to door). Hal ini dilakukan bidan untuk mendata sekaligus melakukan penyaringan bagi ibu hamil yang beresiko. Dengan adanya kegiatan door to door diharapkan dapat menjangkau perawatan kehamilan bagi ibu hamil. Keunggulan sistem ini semua ibu hamil dapat terjangkau pelayanan kesehatan tetapi jika lama kelamaan ini digunakan akan menyebabkan malasnya ibu berkumpul di posyandu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Alasan tidak datanganya untuk melakukan pemeriksaan kehamilan antara lain karena ibu hamil tidak ada waktu untuk

Perawatan kehamilan oleh bidan merupakan model Kepercayaan Kesehatan (Health belief Model) sebagai kerangka utama dalam perilaku yang berkaitan dengan kesehatan, dimulai dari pertimbangan orang mengenai kesehatan. dasarkan atas 3 faktor esensial, kesiapanindividu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit ataumemperkecil resiko kesehatan. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yangmembuatnya merubah perilaku itu sendiri. Ketiga faktor di atas dipengaruhi olehfaktor-faktor lain yang berhubungan dengan kepribadian dan lingkungan individu,serta pengalaman berhubungan dengan sarana dan petugas kesehatan. Kesiapanindividu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti persepsi tentang kerentanan terhadappenyakit, potensi ancaman, motivasi untuk memperkecil kerentanan terhadap penyakit, dan adanya kepercayaan perubahan perilaku akan memberikan keuntungan.

Manfaat yang didapatkan ibu hamil dan ibu yang pernah hamil di Desa Payatusam Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat antar lain kehamilan ibu lebih nyaman baik secara psikologi maupun fisik. Dengan pemeriksaan kehamilan kepada bidan ibu merasa keluhan-keluhan yang dialami semasa awal kehamilan dapat diatasi, mengetahui kondisi kesehatan ibu dan janin, dapat melakukan konsultasi kepada bidan, mempersiapkan kehamilan, mendapatkan perawatan kehamilan, dan mendapatkan pengobatan jika terjadi keluhan di saat hamil. Menurut (Mufdlilah, 2009) manfaat Antenatal Care yaitu memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan alasan menegakkan hubungan kepercayaan

kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan.

Peran suami saat hamil penting dan dapat membantu ketenangan jiwa istri. Kasih sayang dan belaian suami masih tetap penting sehingga tampak keharmonisan rumah tangga menjelang hadirnya buah cinta yang diharapkan. Dukungan seorang suami pada istri adalah hal yang memang dibutuhkan. Suami harus mengenal dan memahami perubahan yang terjadi pada istri selama kehamilannya. Suami akan mengambil peran besar dalam menjaga kesehatan kejiwaan istrinya agar tetap stabil, tenang dan bahagia. Sebagai orang terdekat yang menjadi belahan jiwa bagi istri, misalnya saling berdiskusi mengenai perkembangan yang terjadi selama kehamilan, bersama-sama mencari informasi mengenai kehamilan dan pendidikan anak dari media cetak, menemani istri memeriksakan kehamilan (Dagun, 2002).

Ibu hamil dan ibu yang pernah hamildi Desa Paya Tusam Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat mayoritas mendapatkan dukungan suami dengan cara mengantarkan ibu melakukan pemeriksaan kehamilan kepada bidan di saat posyandu. Partisipasi suami sangat dibutuhkan untuk dukungan psikis, fisik, sosial dan spiritual. Partisipasi dalam asuhan kehamilan ini merupakan refleksi dari peran suami dalam keluarga (BKKBN, 2003). Menurut Prianggoro (2008) dengan menemani istri pada saat pemeriksaan kehamilan, suami akan lebih banyak mendapatkan informasi sehingga lebih siap menghadapi kehamilan dan persalinan istrinya. Selain itu istri juga lebih merasa aman dan nyaman diperiksa bila ditemani suaminya.

Memeriksakan kehamilan sejak dini diharapkan agar masa kehamilan aman dan nyaman, ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan (antenatal) secara teratur suami dapat mendukung istrinya agar mendapatkan pelayanan antenatal yang baik, menyediakan transportasi atau dana untuk biaya konsultasi. Dukungan lain yaitu suami bisa mencari informasi tentang kehamilan dan menemani istri saat memeriksakan kehamilan. Green dan Kreuter dalam Notoatmodjo (2007), berpendapat perilaku seseorang dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) meliputi pengetahuan, pendidikan, kepercayaan, nilai dan sikap terhadap pelayanan kesehatan. Faktor- faktor pendukung (enabling factors) terwujud dalam bentuk fasilitas pelayanan kesehatan dan jarak tempuh kefasilitas kesehatan. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors) terwujud dalam sikap, perilaku orang lain yang mendukung seperti petugas kesehatan, tokoh masyarakatdan keluarga yang merupakan kelompok referensi.

5.2. Pemeriksaan Kehamilan oleh Dukun Bayi

Hasil penelitian menyatakan bahwa ibu hamil dan ibu yang pernah hamil di Desa Paya Tusam Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat juga melakukan perawatan kehamilan ke dukun bayi. Perawatan kehamilan yang dilakukan oleh ibu yaitu melakukan pijat. Terapi pijat ini dilakukan oleh dukun pada saat kehamilan memasuki umur 4 bulan. Pemijatan ini dilakukan secara rutin dua minggu sekali atau satu bulan sekali dimulai kandungan berumur 4 bulan sampai tiba waktu akan

melahirkan. Pemijatan dilakukan pada saat berumur 4 bulan karena janin yang berada di perut ibu dipercaya sudah mulai dapat bergerak, sehingga perlu dilakukan pemijatan. Pemijatan ini dilakukan untuk mengatur posisi sang bayi tidak sungsang pada saat akan dilahirkan (sesuai dengan posisinya).

Dukun bayidi Desa Paya Tusam Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat berusia 73 tahun dan sudah menggeluti profesi sebagai dukun bayi selama delapan tahun. Dukun bayi menyatakan bahwa dirinya bisa melakukan hal tersebut berdasakan dari pengalaman. Pada dasarnya dukun bersalin diangkat berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat atau merupakan pekerjaan yang sudah turun menurun dari nenek moyang atau keluarganya yang biasanya sudah berumur ± 40 tahun ke atas (Prawirohardjo, 2005). Adat istiadat yang berlaku di masyarakat indonesia sangat kental. Hal ini yang menyebabkan masyarakat lebih mempercayai adat isitiadat tersebut karena sudah berlangsung turun menurun. Salah satu yang menonjol adalah masyarakat sampai saat ini masih percaya pada dukun bayi tersebut memiliki skill dan mampu membantu membenarkan posisi letak bayi di kandungan.

Dukun menjalankan perawatan biasanya di rumah atau penderita datang ke rumah dukun untuk perawatan dan dukun bayi juga dapat menetapkan wanita hamil atau tidak, bagaimana letak anak, serta dia berpendapat letak yang paling baik adalah kepala ke bawah dan bila melahirkan kepala dilahirkan terlebih dahulu dan juga dapat mengetahui letak yang salah, dapat menafsirkan kapan kiranya bayi akan

hidup selama hamil. Adapun nasihat yang diberikan dukun adalah pantangan terhadap makanan. Pantangan terhadap tindakan misalnya jangan mencela atau membenci orang lain, nanti kepribadian bayi yang dilahirkan seperti orang yang dicela, jangan menyiksa atau membunuh binatang.

Perawatan kehamilan yang dilakukan oleh dukun bayi Desa Paya Tusam Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat pada awal kehamilan atau hamil muda melarang ibu hamil untuk makan makanan panas, tidak boleh kerja terlalu berat, banyak istirahat. Dukun bayi menyatakan tidak selalu harus dikusuk waktu ibu hamil datang menceritakan keluhannya, harus dilihat dahulu baru ditentukan perlu dipijat atau tidak dan jika tidak perlu dipijat dukun bayi akan menyarankan ibu hamil untuk periksa kehamilannya kepada bidan atau tempat mantri. Dukun bayi mengetahui bahaya yang terjadi jika salah melakukan pemijatan yaitu pecah ketuban dan perdarahan.

Perawatan kehamilan oleh dukun merupakan model Kepercayaan Kesehatan (Health belief Model) sebagai kerangka utama dalam perilaku yang berkaitan dengan kesehatan, dimulai dari pertimbangan orang mengenai kesehatan. Health Belief Model (HBM) ini digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan. Health Belief Model (HBM) merupakan model kognitif yang berarti bahwa khususnya proses kognitif dipengaruhi oleh informasi dari lingkungan. Menurut Health Belief Model (HBM) kemungkinan individu akan melakukan tindakan pencegahan tergantung secara langsung pada hasil dari dua keyakinan atau

tentang keuntungan dan kerugian (Machfoedz, 2006).

Ibu hamil di daerah ini melakukan perawatan kehamilan ke dukun bayi dipengaruhi oleh tradisi yang ada lingkungan sekitarnya. Reksodiharjo (1995) mengemukakan bahwa dalam masyarakat, nilai-nilai budaya berfungsi sebagai sistem kelakuan dan pedoman tingkah laku manusia.Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat yang pada umumnyawanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki keterampilan menolongpersalinan secara tradisional. Dan dukun bayi merupakan sosok yang sangatdipercaya dikalangan masyarakat, memberikan pelayanan khususnya bagi ibuhamil sampai dengan nifas secara sabar (Meilani dkk, 2009). Umumnya masyarakat merasa nyaman dan tenang bila persalinannya ditolong oleh dukun atau lebih dikenal dengan bidan kampung, akan tetapi ilmu kebidanan yang dimiliki dukun tersebut sangat terbatas karena didapatkan secara turun temurun (tidak berkembang) (Meilani dkk, 2009).Dukun bayi memiliki kedudukan istimewa di tengah masyarakat desa, dukun bayi suka disebut “ibu siang”. Bagaimana layaknya seorang ibu, segala pepatah dan nasihatnya pasti dituruti. Banyak pantangan yang biasanya dibisikkan ke telinga calon ibu, apalagi bila perempuan itu mengandung anak pertama. Perlakuan dukun bayi terhadap perempuan yang baru mengandung/hamil, biasanya lebih khusus atau istimewa (Wahyudi, 2008).

Tak berbeda dengan seorang bidan, dukun bayi melakukan pemeriksaan kehamilan, melalui indra raba. Biasanya perempuan yang mengandung, sejak

bayi lahir normal, dukun bayi melakukan repositioning janin dalam kandungan dengan cara pemijatan disertai do’a (Wahyudi, 2008).

Secara historis keberadaan dukun bayi sangat dekat dengan proses perawatan kehamilan dan persalinan dalam masyarakat indonesia, mengingat masa lalu jumlah tenaga medis yang mampu menolong persalinan (dokter atau bidan) masih sangat sedikit, sehingga masyarakat tidak memiliki alternatif lain untuk penolong persalinan. Keadaan ini berlangsung cukup lama sampai pemerintah membuat program penempatan bidan di desa sebagai tenaga penolong persalinan. Sesuai dengan Departemen Kesehatan disebutkan bahwa kecenderungan masyarakat dalam memanfaatkan jasa pelayanan dukun bayi disebabkan oleh berbagai faktor seperti biaya, hubungan sosial, komunikasi, kebiasaan/tradisi dan kurang penting tentang masalah persalinan. dengan demikian tidak mudah untuk menghilangkan peran dukun bayi di masyarakat. Salah satu upaya logis yang ditempuh adalah mengikutsertakan dukun bayi untuk berperan dalam usaha kesejahteraan ibu dan anak dengan terlebih dahulu memberikan pelatihan dan pendidikan kepada dukun.

Perawatan kehamilan yang dilakukan oleh ibu hamil sebelum melahirkan selain melakukan pemeriksaan kehamilan kepada bidan dan melakukan kusuk ke dukun bayi sangat beraneka ragam antara lain jika bangun pagi tidak boleh langsung bangun dari tempat tidur harus miringkan badan ke sebelah kanan agar kadungan tidak terkejut, jika usia kandungan sudah memasuki trisemeter 3 ibu hamil melakukan aktivitas mengepel lantai dengan menggunakan tangan agar posisi bayi

menggunakan sandal, tidak melakukan hubungan seksual yang terlalu sering agar bayi yang dilahirkan bersih dan minum vitamin untuk menambah stamina biar tetap sehat.

Dokumen terkait