• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bidang Sosial Budaya

Dalam dokumen DHARMOTTAMA SATYA PRAJA (Halaman 26-34)

KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH

B.1. Bidang Sosial Budaya

1. Kesehatan

Arah kebijakan pembangunan sektor kesehatan adalah sebagai berikut : i. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan;

ii. Peningkatan mutu obat dan pembekalan kesehatan;

iii. Perlindungan masyarakat terhadap obat dan bahan berbahaya melalui Peningkatan Pengawasan dan pemahaman masyarakat di bidang obat dan makanan;

iv. Pengembangan obat asli Indonesia; v. Peningkatan perilaku pola hidup sehat. Tujuan :

i. Meningkatkan kualitas sarana prasarana;

ii. Meningkatkan kualitas SDM kesehatan (medis dan paramedis); iii. Menyusun Standar Pelayanan Minimal (SPM) kesehatan; iv. Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) kesehatan; v. Meningkatkan pemerataan distribusi tenaga pelayanan kesehatan; vi. Meningkatkan perbaikan gizi masyarakat;

vii. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan;

viii. Meningkatkan mutu, keterjangkauan obat terutama pada masyarakat miskin; ix. Meningkatkan pengawasan keamanan penggunaan bahan berbahaya;

x. Meningkatkan penyidikan dan penegakan hukum di bidang obat dan makanan; xi. Meningkatkan promosi obat alam Indonesia dan peningkatan kerjasama; xii. Meningkatkan penyuluhan tentang pola hidup sehat pada masyarakat; xiii. Meningkatkan peran serta masyarakat.

Sasaran :

i. Terlaksananya Standar Pelayanan Minimal (SPM); ii. Terlaksananya Standar Operasional Prosedur (SOP);

iii. Terdistribusinya SDM kesehatan (medis dan paramedis) secara merata; iv. Terlaksananya peningkatan derajat kesehatan masyarakat;

v. Terlayaninya masyarakat di sektor pelayanan kesehatan; vi. Terlaksananya pelayanan penanggulangan masalah kesehatan;

vii. Tumbuhnya kesadaran masyarakat tentang perlunya pola hidup bersih dan sehat; viii. Tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peran serta masyarakat

dalam upaya pelayanan kesehatan.

2. Keluarga Berencana

Arah kebijakan pembangunan sektor Keluarga Berencana adalah sebagai berikut :

i. Pengendalian laju pertumbuhan penduduk;

ii. Peningkatan peran serta pria dalam sektor keluarga berencana;

iii. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi;

iv. Peningkatan upaya pelayanan keluarga berencana;

v. Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan keluarga berencana;

vi. Peningkatan koordinasi, komunikasi, kemitraan, dan keterpaduan jejaring kerja antar organisasi perangkat daerah dalam mendukung pelayanan KB.

Tujuan :

i. Meningkatkan kualitas SDM pelayan keluarga berencana;

ii. Meningkatan kinerja tenaga fungsional Unit Pelaksana Teknis Daerah di lini lapangan;

iii. Meningkatkan mutu pelayanan keluarga berencana;

iv. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam kemandirian keluarga berencana; v. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja tentang kesehatan

vi. Meningkatkan koordinasi, komunikasi, kemitraan, dan keterpaduan jejaring kerja antar organisasi perangkat daerah dalam mendukung pelayanan KB.

Sasaran :

i. Terciptanya keluarga kecil bahagia dan sejahtera;

ii. Terciptanya kesetaraan dan keadilan peran dalam sektor keluarga berencana; iii. Terciptanya kualitas pelayanan keluarga berencana;

iv. Termonitornya upaya pelayanan keluarga berencana oleh tenaga fungsional; v. Tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peran serta masyarakat

dalam upaya pelayanan keluarga berencana;

vi. Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi;

vii. Terjalinnya komunikasi yang sinergis antar jejaring dalam pelayanan keluarga berencana.

3. Pendidikan

Arah kebijakan pembangunan sektor pendidikan adalah sebagai berikut: i. Peningkatan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan;

ii. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan;

iii. Peningkatan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Pendidikan Al Quran, Baca Al Qur’an, Sekolah Minggu dan yang sejenis;

iv. Penuntasan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun; v. Penuntasan buta aksara;

vi. Peningkatan mutu pendidikan;

vii. Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah; viii. Pelaksanaan Desentralisasi Pendidikan; ix. Pengembangan kualitas perpustakaan daerah. Tujuan :

i. Menyusun Standar Pelayanan Minimal Sebagai acuan pelayanan pendidikan; ii. Menyusun base data pendidikan;

iii. Meningkatkan kualitas sarana prasarana pendidikan;

iv. Meningkatkan kinerja pelayanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Pendidikan Al Quran, Baca Al-Qur’an, Sekolah Minggu dan yang sejenis;

v. Meningkatkan peran serta Unit Pelaksana Teknis Daerah, Pengawas, Penilik dalam meningkatkan mutu pendidikan;

vi. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penuntasan wajib belajar sembilan tahun dan mutu pendidikan;

vii. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pentingnya keaksaraan fungsional; viii. Melaksanakan desentralisasi pendidikan;

ix. Meningkatkan Pelayanan Perpustakaan Daerah.

Sasaran :

i. Terlaksananya Standar Pelayanan Minimal pendidikan; ii. Tersusunnya base data pendidikan;

iii. Terlaksananya pemenuhan dan peningkatan sarana prasarana pendidikan;

iv. Terlaksananya pendidikan anak usia dini, Taman Pendidikan Al Quran, Baca Al Quran, Sekolah Minggu dan yang sejenis;

v. Terciptanya kualitas mutu pendidikan; vi. Termonitornya pelayanan sektor pendidikan;

vii. Tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peran serta masyarakat dalam upaya pelayanan sektor pendidikan;

viii. Terlaksananya penuntasan buta aksara; ix. Terlaksananya manajemen berbasis sekolah; x. Terlaksananya desentralisasi pendidikan;

xi. Terjalinnya komunikasi yang sinergis antar jejaring dalam pelayanan sektor pendidikan;

xii. Meningkatnya Pelayanan Perpustakaan Daerah.

4. Pemuda dan Olah Raga

Arah kebijakan pembangunan sektor pemuda dan olah raga adalah sebagai berikut :

i. Peningkatan sarana dan prasarana pembinaan pemuda dan olahraga; ii. Peningkatan peran serta pemuda dalam pembangunan;

iii. Peningkatan kualitas atlet;

iv. Regenerasi bibit-bibit atlet olahraga;

v. Peningkatan manajemen pembinaan olahraga dan kepemudaan. Tujuan :

i. Meningkatkan sarana prasarana pembinaan olahraga dan kepemudaan; ii. Meningkatkan peran serta pemuda dalam pembangunan;

iv. Mengoptimalkan pemanfaatan base camp olahraga; v. Meningkatkan kinerja pembina dan pelatih olahraga;

vi. Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pembinaan olahraga dan pemuda;

vii. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pentingnya manajemen olahraga. Sasaran :

i. Terlaksananya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pembinaan olahraga dan pemuda;

ii. Terlaksanya Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) akan pentingnya peranan pemuda dalam pembangunan;

iii. Terlaksananya pembinaan olahraga; iv. Terlaksananya peningkatan prestasi atlit;

v. Terciptanya basecamp sebagai sarana pembinaan olahraga;

vi. Tumbuhnya kesadaran akan pentingnya peran masyarakat dan swasta dalam pembinaan olahraga dan kepemudaan;

vii. Terlaksananya manajemen pembinaan olahraga dan kepemudaan.

5. Kependudukan dan Catatan Sipil

Arah kebijakan pembangunan sektor kependudukan dan catatan sipil adalah sebagai berikut :

i. Penyusunan sistem laporan administrasi kependudukan ; ii. Penyediaan produk hukum kependudukan dan catatan sipil; iii. Pelaksanaan koordinasi sektor kependudukan dan catatan sipil; iv. Peningkatan kualitas kelembagaan dan aparatur;

v. Peningkatan kualitas pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil melalui peningkatan kualitas SDM.

Tujuan :

i. Menyempurnakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK); ii. Meningkatkan kualitas SDM pengelola sistem administrasi;

iii. Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan; iv. Meningkatkan kepemilikan administrasi kependudukan.

Sasaran :

ii. Terlatihnya SDM pengelola Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK); iii. Terlayaninya permohonan administrasi kependudukan;

iv. Terlaksananya tertib administrasi kependudukan.

6. Pemberdayaan Perempuan

Arah kebijakan pembangunan sektor pemberdayaan perempuan adalah sebagai berikut :

i. Penciptaan kesetaraan dan keadilan gender antara perempuan dan laki-laki dalam pengambilan keputusan serta dalam berbagai ranah kehidupan;

ii. Penguatan kelembagaan perempuan dalam Pengarusutamaan Gender (PUG); iii. Peningkatan peran serta masyarakat dalam Pengarusutamaan Gender;

iv. Pengembangan sistem informasi gender;

v. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan perempuan;

vi. Pengembangan potensi perempuan dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender;

vii. Mewujudkan pengembangan Kajian dan penyusunan rencana Induk pengarusutamaan gender.

Tujuan :

i. Merumuskan kebijakan peningkatan peran dan posisi perempuan di bidang politik dan jabatan publik;

ii. Meningkatkan kualitas hidup perempuan;

iii. Meningkatkan advokasi, fasilitasi, sosialisasi pengarusutamaan gender dan perlindungan anak;

iv. Meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang kesetaraan dan keadilan gender;

v. Meningkatkan kelembagaan yang menangani pemberdayaan perempuan; vi. Melaksanakan penyusunan sistem informasi gender;

vii. Meningkatkan komitmen sektor terkait dalam implementasi pemberdayaan perempuan;

viii. Meningkatkan peran masyarakat dalam Pengarusutamaan Gender. Sasaran :

i. Terlaksananya partisipasi perempuan dalam proses pengambilan keputusan publik;

iii. Terjaminnya keadilan gender dalam berbagai program pembangunan, dan kebijakan publik;

iv. Terlaksananya penguatan kelembagaan dalam pengarusutamaan gender; v. Terimplementasinya pengarusutamaan gender di semua bidang pembangunan; vi. Tersedianya model, data dan informasi pembangunan berperspektif gender.

7. Keluarga Sejahtera

Arah kebijakan pembangunan sektor keluarga sejahtera adalah sebagai berikut:

i. Peningkatan kelembagaan masyarakat dalam upaya pembangunan keluarga sejahtera;

ii. Peningkatan kegiatan maupun intensitas pendampingan pada kelompok – kelompok usaha ekonomi produktif dan UPPKS.

iii. Penyediaan base data keluarga sejahtera;

iv. Peningkatkan derajat kesejahteraan keluarga dan ketahanan keluarga serta mendorong peningkatan kualitas kemandirian keluarga.

Tujuan :

i. Meningkatkan pembinaan dan penyuluhan kepada kelompok usaha ekonomi produktif

ii. Meningkatkan SDM profesional melalui pendidikan dan latihan ketrampilan;

iii. Meningkatkan sarana dan prasarana Pembangunan Keluarga sejahtera yang sudah tersedia;

iv. Menyediakan bantuan modal usaha sebagai stimulan. Sasaran :

i. Meningkatnya pembinaan dan penyuluhan kepada kelompok usaha ekonomi produktif

ii. Meningkatnya SDM profesional melalui pendidikan dan latihan ketrampilan;

iii. Meningkatnya sarana dan prasarana Pembangunan Keluarga sejahtera yang sudah tersedia;

8. Sosial

Arah kebijakan pembangunan sektor sosial adalah sebagai berikut :

i. Peningkatan koordinasi dan sinergitas untuk mewujudkan Visi Pembangunan Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Semarang;

ii. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Pembangunan sektor sosial;

iii. Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan pembangunan sektor sosial;

iv. Peningkatan kesetiakawanan sosial masyarakat;

v. Pengawasan terhadap bahaya laten HIV/AIDS, penyalahgunaan Narkoba, dan penyakit endemik lainnya;

vi. Penggalangan peran serta lembaga pemerintah/swasta dan masyarakat dalam penanganan bencana dan pengungsi;

vii. Peningkatan toleransi kehidupan beragama. Tujuan :

i. Meningkatan Kemampuan (Capacity Building) petugas dan pendamping sosial pemberdayaan fakir miskin, dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya;

ii. Fasilitasi manajemen usaha bagi keluarga miskin, Pendataan penyandang masalah kesejahteraan sosial, dan pendataan potensi sumber kesejahteraan sosial;

iii. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung usaha bagi keluarga miskin, Panti Asuhan/Jompo;

iv. Mengadakan Pelatihan ketrampilan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial dan peningkatan, pengembangan serta pemberdayaan potensi dan sumber kesejahteraan sosial (karang taruna, pekerja sosial masyarakat, orsos, koordinator kegiatan kesejahteraan sosial (K3S) dan dunia usaha, wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat, serta pada para eks penyandang masalah sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial lainnya);

v. Melaksanakan pelayanan dan perlindungan sosial, hukum bagi korban eksploitasi, perdagangan perempuann dan anak;

vi. Melaksanakan Pelayanan KIE konseling dan kampanye sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS);

vii. Meningkatan Peran Aktif Masyarakat dan Dunia Usaha dalam dalam penanganan bencana dan pengungsi;

ix. Melaksanakan penyuluhan, advokasi dan sosialisasi bahaya HIV/AIDS dan penyakit endemis lainnya.

x. Melaksanakan dialog dengan pemuka- pemuka agama dan umat beragama. Sasaran :

i. Meningkatnya manajemen usaha bagi keluarga miskin;

ii. Meningkatnya Kemampuan para petugas dan pendamping sosial pemberdayaan fakir miskin, dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya; iii. Terlaksananya pendataan penyandang masalah kesejahteraan sosial, dan

pendataan potensi sumber kesejahteraan sosial;

iv. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung usaha bagi keluarga miskin, Panti Asuhan/Jompo;

v. Terlaksanaya Pelatihan ketrampilan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial;

vi. Meningkatnya pengembangan, pemberdayaan potensi dan sumber kesejahteraan sosial (karang taruna, pekerja sosial masyarakat, orsos, koordinator kegiatan kesejahteraan sosial (K3S) dan dunia usaha,

vii. Pelayanan dan perlindungan sosial, hukum bagi korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak;

viii. Terlaksananya Pelayanan KIE konseling dan kampanye sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS);

ix. Meningkatnya Peran Aktif Masyarakat dan Dunia Usaha dalam dalam penanganan bencana dan pengungsi;

x. Terwujudnya sarana dan prasarana sumber air bersih perdesaan yang memadai; xi. Terlaksananya penyuluhan, advokasi dan sosialisasi bahaya HIV/AIDS dan

penyakit endemis lainnya.

xii. Telaksananya dialog antar dan inter pemuka-pemuka agama dan terfasilitasinya pembangunan sarana dan prasarana tempat ibadah.

Dalam dokumen DHARMOTTAMA SATYA PRAJA (Halaman 26-34)

Dokumen terkait