• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendapatan Asli Daerah

Dalam dokumen DHARMOTTAMA SATYA PRAJA (Halaman 72-80)

KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

URAIAN TARGET REALISASI %

A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

A.2. Target dan Realisasi Pendapatan

1) Pendapatan Asli Daerah

Daerah 103.084.175.000 98.831.140.360 95,87 2. Dana Perimbangan 610.538.044.000 611.256.406.778 100,12 3. Lain-lain Pendapatan yang Sah 132.845.698.000 133.322.726.276 100,36 T O T A L 846.467.917.000 843.410.273.414 99,64.

Catatan: *) tahun 2010, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan Sumber: DPPKD Kabupaten Semarang tahun 2010

Secara rinci target dan realisasi masing-masing pendapatan daerah Kabupaten Semarang Tahun 2010 di atas, dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Semarang yang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, pada tahun 2010 direncanakan sebesar Rp103.084.175.000, dapat direalisasikan sebesar Rp98.831.140.360

atau 95,87%. Target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Semarang tahun 2010 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3

Target Dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2010*)

NO URAIAN TARGET REALISASI %

1. Pajak Daerah 25.743.379.000 26.228.584.340 101,88

2. Retribusi Daerah 62.822.363.000 59.029.289.724 93,96

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

4.514.198.000 4.510.450.025 99,92

4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

10.004.235.000 9.062.816.271 90,59

TOTAL 103.084.175.000 98.831.140.360 95,87

Catatan: *)tahun 2010, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan Sumber: DPPKD Kabupaten Semarang tahun 2010.

Dari tabel 3.3 di atas dapat diketahui bahwa realisasi Pendapatan Asli Daerah tidak mencapai target yang direncanakan pada APBD Tahun Anggaran 2010. Realisasi sebesar 95,87% tersebut disumbang oleh pelampauan realisasi penerimaan pajak daerah sebesar 101,88%, sedangkan sumber-sumber PAD yang lain menyumbang realisasi penerimaan rata-rata di atas 90%.

Realisasi penerimaan pajak daerah meliputi realisasi pajak rumah makan sebesar 140,36%, pajak hotel sebesar 86,98%, pajak hiburan 110,91%, pajak reklame sebesar 101,61%, pajak pengambilan bahan tambang galian golongan C sebesar 141,31%, pajak penerangan jalan umum sebesar 101,59% dan pajak parkir sebesar 70,35%. Dicek neh. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa ada lima jenis pajak daerah yang realisasinya melampaui target yang direncanakan, serta dua jenis pajak daerah yang realisasinya tidak mencapai target yaitu pajak hotel dan pajak parkir. Pelampauan target pada penerimaan pajak daerah tersebut disebabkan adanya pengenalan dan penerapan self assesment system kepada wajib pajak rumah makan, penagihan secara intensif kepada wajib pajak, dan pengaruh kenaikan tarif dasar listrik. Sedangkan pada

pajak hotel dan pajak parkir yang realisasi penerimaannya di bawah target disebabkan karena masih rendahnya kesadaran wajib pajak, usaha masih dikelola dengan manajemen keluarga, dan wajib pajak enggan memungut pajak kepada konsumen dengan alasan jumlah konsumen akan berkurang.

Realisasi penerimaan retribusi daerah tahun 2010 sebesar 93,96% tidak mencapai target yang direncanakan, terdiri dari penerimaan retribusi jasa umum sebesar 94,42%, retribusi jasa usaha sebesar 80,66%, dan retribusi perizinan tertentu sebesar 108,69%. Dicek neh.

Realisasi penerimaan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 99,92% berasal dari penerimaan bagian laba atas penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Dicek neh

Realisasi penerimaan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah sebesar 90,59%, terdiri atas penerimaan hasil penjualan asset daerah yang tidak dipisahkan, penerimaan jasa giro pada kas daerah dan pemegang kas, bunga deposito, tuntutan ganti kerugian daerah, pendapatan denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, pendapatan denda pajak, pendapatan hasil eksekusi atas jaminan, dan penerimaan lain-lain.

Perkembangan realisasi pendapatan asli daerah Kabupaten Semarang dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:

Grafik III.1.

Perkembangan realisasi pendapatan asli daerah Kabupaten Semarang Tahun 2006 sampai dengan 2010*)

Catatan: *)tahun 2010, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan Sumber: DPPKD Kabupaten Semarang tahun 2010

Yul, grafik 5 tahun ki ra dikomentari Yul…. 2) Dana Perimbangan

Dana Primbangan Kabupaten Semarang tahun 2010 direncanakan berasal dari Dana Bagi Hasil Pajak/ Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus. Target yang direncanakan sebesar Rp610.538.044.000 terealisasi sebesar Rp611.256.406.778 atau 100,12%. Secara rinci target dan realisasi Dana Perimbangan Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2010, dapat diuraikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.4.

Target Dan Realisasi Dana Tahun Anggaran 2010*)

NO URAIAN TARGET REALISASI %

1. Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak

50.312.725.000 51.031.087.778 101,43

2. Dana Alokasi Umum 508.915.019.000 508.915.019.000 100,00

3. Dana Alokasi Khusus 51.310.300.000 51.310.300.000 100,00

TOTAL 610.538.044.000 611.256.406.778 100,12

Catatan: *) tahun 2010, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan Sumber: DPPKD Kabupaten Semarang tahun 2010

Dari tabel 3.4 diatas diketahui bahwa realisasi penerimaan pendapatan yang berasal dari dana perimbangan adalah sebesar 100,12%. Pelampauan

-10,000,000,000 20,000,000,000 30,000,000,000 40,000,000,000 50,000,000,000 60,000,000,000 2006 2007 2008 2009 2010 Pajak daerah Retribusi daerah

Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

target penerimaan dana perimbangan khususnya berasal dari realisasi total penerimaan dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak yang mencapai 101,43%, terdiri dari penerimaan dana bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Pajak Penghasilan Orang Pribadi (termasuk PPh), Pajak cukai hasil tembakau, serta dana bagi hasil bukan pajak/ sumber daya alam meliputi bagi hasil dari Iuran Hak Pengusahaan Hutan, bagi hasil dari penerimaan pungutan hasil perikanan, bagi hasil dari penerimaan sektor pertambangan minyak dan pertambangan gas alam, serta bagi hasil dari penerimaan sektor pertambangan umum.

Perkembangan realisasi penerimaan dana perimbangan Kabupaten Semarang dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:

Grafik III.2.

Perkembangan Realisasi Penerimaan Dana Perimbangan Kabupaten Semarang Tahun 2006 sampai dengan 2010*)

Catatan: *) tahun 2010, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan Sumber: DPPKD Kabupaten Semarang tahun 2010

Grafik 5 tahunan iki yo ra dikomentari yul….

3) Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang sah tahun anggaran 2010 direncanakan meliputi Bagi hasil pajak dari provinsi dan dari pemerintah daerah lainnya, Dana penyesuaian dan otonomi khusus, dan Bantuan keuangan dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya. Dari target yang

-100,000,000,000 200,000,000,000 300,000,000,000 400,000,000,000 500,000,000,000 600,000,000,000 2006 2007 2008 2009 2010

Dana bagi hasil pajak/Bagi hasil bukan pajak Dana alokasi umum

direncanakan sebesar Rp132.845.698.000 terealisasi sebesar Rp133.322.726.276 atau sebesar 100,36%.

Tabel 3.5

Target dan Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Tahun Anggaran 2010*)

NO URAIAN TARGET REALISASI %

1. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya

36.346.420.000 37.413.360.665 102,94

2. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

62.881.050.000 62.334.075.600 99,13 3. Bantuan Keuangan dari

Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya

25.791.546.000 25.748.607.800 99,83

4. Dana Penguatan

Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah serta Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur.

7.826.682.000 7.826.682.211 100

TOTAL 132.845.698.000 133.322.726.276 100,35

Catatan: *) tahun 2010, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan Sumber: DPPKD Kabupaten Semarang tahun 2010

Dari tabel 3.5 tersebut diketahui realisasi penerimaan dari Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi mencapai 102,94%, meliputi bagi hasil dari pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah, pajak pengambilan dan pemanfaatan air permukaan, pajak tera, pajak kelebihan muatan, serta bagi hasil dari sumbangan pihak ketiga.

Realisasi penerimaan dana penyesuaian dan otonomi khusus Kabupaten Semarang Tahun 2010 adalah dana penyesuaian tunjangan kependidikan yang dialokasikan untuk tambahan penghasilan untuk guru PNSD yang belum bersertifikasi serta tunjangan profesi guru PNSD yang telah memperoleh sertifikasi.

Realisasi penerimaan dana bantuan keuangan dari Provinsi tahun 2010 antara lain meliputi bantuan keuangan bidang pendidikan, infrastruktur, pertanian, peternakan dan perikanan (Primatani, RPPK), bantuan pendampingan dunia usaha, penyusunan profil daerah, pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan, bantuan TMMD.

Realisasi penerimaan Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah serta Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur, diperuntukkan bidang kesehatan, pendidikan, dan pengembangan Sistem Informasi dan Pengelolaan Keuangan Daerah.

Perkembangan realisasi lain-lain pendapatan daerah yang sah Kabupaten Semarang dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:

Grafik III.3.

Perkembangan Realisasi Penerimaan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Kabupaten Semarang Tahun 2006 sampai dengan 2010*)

Catatan: *) tahun 2010, angka realisasi sebelum audit laporan keuangan Sumber: DPPKD Kabupaten Semarang tahun 2010

Iki yo dikomentari yul…..

A.2. Permasalahan dan Solusi

Perolehan target pendapatan daerah, baik berupa pecapaian target, pelampauan target, maupun tidak tercapainya target tidak lepas dari permasalahan serta hambatan eksternal maupun internal. Oleh karena itu

-20,000,000,000 40,000,000,000 60,000,000,000 80,000,000,000 100,000,000,000 120,000,000,000 140,000,000,000 2006 2007 2008 2009 2010

Lain-lain pendapatan daerah yang sah Bagi hasil pajak dari provinsi dan dari pemerintah daerah lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

Bantuan Keuangan dari provinsi pemerintah daerah lainnya

diperlukan upaya untuk memperoleh solusi atas permasalahan sesuai dengan kemampuan sumber daya yang tersedia.

Beberapa permasalahan yang dihadapi dan solusi dalam rangka upaya pencapaian target pendapatan dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Masih lemahnya data dasar wajib pajak maupun retribusi daerah, perlu diupayakan ketersediaan data yang akurat guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah serta merencanakan target sesuai dengan potensi riil.

2) Masih lemahnya koordinasi antara para pengelola pajak dan retribusi dengan koordinator pendapatan, perlu didukung penegasan fungsi koordinasi, optimalisasi pengelolaan administrasi, dan tindakan atas pelanggaran.

3) Kurang optimalnya penerapan self assesment system dalam pemungutan pajak daerah, diperlukan peningkatan upaya penyadaran dan sosialisasi kepada wajib pajak daerah, pemenuhan sarana dan peningkatan SDM secara kualitas maupun kuantitas.

4) Penerimaan dari retribusi daerah juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian daerah, kondisi fasilitas yang tersedia, serta kemauan dan kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan obyek-obyek maupun fasilitas sumber retribusi, sehingga diperlukan upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan daya beli masyarakat, menyediakan fasilitas dan regulasi yang mendukung penyediaan obyek-obyek sumber retribusi.

5) Pada kelompok penerimaan dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah, permasalahan yang selalu terjadi adalah kesulitan melakukan prediksi serta terlambatnya informasi atas penerimaan Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil baik Pajak maupun Sumber Daya Alam dari Pemerintah, dan penerimaan dana bagi hasil pajak/bukan pajak dari Propinsi. Untuk mengatasi keterlambatan informasi perlu melakukan komunikasi, koordinasi dan pemutakhiran data secara intensif dengan Pemerintah Provinsi dan Departemen Keuangan RI.

Solusi kurang cetho, dipertegas kembali action/kegiatan yang telah dilakukan pada tahun 2010 untuk menyelesaikan masalah tersebut

B. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH

Dalam dokumen DHARMOTTAMA SATYA PRAJA (Halaman 72-80)

Dokumen terkait