• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bimbingan Teknis

Dalam dokumen Laporan Pelaksanaan Dekon sentrasi Lingku (Halaman 29-34)

BAB III PERSIAPAN KEGIATAN

3.4. Bimbingan Teknis

Bimbingan Teknis (Bimtek) Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menyatukan visi dan pemahaman tentang pelaksanaan tahapan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 kepada SKPD 33 Provinsi selaku perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah.

Dalam pelaksanaannya, Bimtek Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 dilaksanakan selama 4 (empat) hari, terhitung dari tanggal 23 s.d 26 Maret 2011. Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Ambhara, Jl. Iskandarsyah Raya No. 1, Blok M, Jakarta Selatan, dengan mengundang pejabat inti pengelola keuangan SKPD dari 33 Provinsi. Pejabat inti SKPD tersebut terdiri dari Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang/Kepala Satuan Kerja, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Penguji Tagihan/Penandatanganan Surat Perintah membayar (SPM), Bendahara Pengeluaran serta Tim Pelaksana (unsur SKPD Provinsi).

Pada hari pertama, kegiatan ini dibuka oleh Staf Ahli Menteri Bidang Peran Serta Masyarakat dan Pemberdayaan, kemudian dilanjutkan dengan reviu pelaksanaan Dekonsentrasi lingkup Kemenpera Tahun 2010. Pada hari kedua, terdapat sesi diskusi dan tanya jawab antara para peserta dan narasumber tentang pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011. Pada hari ketiga, para peserta diberikan keterampilan dalam menggunakan aplikasi PP 39 Tahun 2006 dalam rangka penyusunan laporan manajerial untuk pelaksanaan Dekonsentrasi Tahun 2011. Pada hari terakhir acara terdapat sesi perkenalan antara SKPD Provinsi dengan Tenaga Ahli Perumahan dan Permukiman (TAPP) Provinsi. Perkenalan ini dimaksudkan agar terjalin keakraban dan sinergitas dalam pelaksanaan dekonsentrasi di provinsi. Keseluruhan proses pelaksanaan Bimbingan Teknis ini kemudian dituangkan dalam sebuah proceeding yang menggambarkan kegiatan yang dilaksanakan dari awal hingga akhir acara. Berikut adalah rincian mengenai Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan Teknis Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011.

a. Latar Belakang

Untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas pemerintah di bidang perumahan dan kawasan permukiman, maka pada Tahun Anggaran 2011 Kementerian Perumahan Rakyat melimpahkan sebagian urusannya kepada

Pemerintah Provinsi melalui Dekonsentrasi dengan kegiatan meliputi: (a) Sosialisasi Kebijakan Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman, dan (b) Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah dalam hal penyiapan Perencanaan Pembangunan dan Kawasan Permukiman.

Dalam rangka pembinaan pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 dan pengalaman pada pelaksanaan Dekonsentrasi Tahun 2010 salah satu permasalahan yang dihadapi oleh SKPD adalah terkait dengan penyusunan laporan manajerial, laporan akuntabilitas dan laporan teknis. Oleh karena itu, diperlukan bimbingan teknis kepada perangkat pengelola keuangan/pejabat inti SKPD pelaksana Dekonsentrasi dari 33 (tiga puluh tiga) provinsi. Bimbingan Teknis ini sebagai sarana penyampaian substansi/materi maupun teknis pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2011. Dengan demikian diharapkan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 dapat terlaksana sesuai dengan yang direncanakan dan mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan.

b. Maksud dan Tujuan

Pelaksanaan kegiatan Bimbingan Teknis ini dimaksudkan untuk pembinaan dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011. Sedangkan tujuan Bimbingan Teknis ini adalah untuk meningkatkan efektifitas penyelenggaraan Dekonsentrasi serta memberi pembekalan kepada perangkat pengelola/pejabat inti SKPD pelaksana Dekonsentrasi dari 33 (tiga puluh tiga) Provinsi.

c. Sasaran

1. Meningkatnya pemahaman tentang penyelenggaraan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011; dan

2. Meningkatkan kemampuan SKPD Provinsi Pelaksana Dekonsentrasi dalam hal penyusunan laporan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Lingkup Kegiatan

1. Sosialisasi mekanisme pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 beserta pengelolaan dan pertanggungjawaban dan Dekonsentrasi; dan

2. Pelatihan penyusunan laporan manajerial dan teknis. e. Hasil Pelaksanaan Bimbingan Teknis

1. Kesimpulan

1) Reviu hasil pelaksanaan Dekonsentrasi Tahun 2010

a. Terdapat aplikasi untuk mendukung penyusunan laporan manajerial dan laporan akuntabilitas yaitu aplikasi PP 39 Tahun 2006 untuk laporan manajerial dan aplikasi SAI untuk laporan akuntabilitas; b. Hasil dari Pendataan Dekonsentrasi Tahun 2010 yang lalu tidak dapat

dari pendataan ini belum representatif (nilai kepastian data tidak bisa dipertanggungjawabkan);

c. Aplikasi Pendataan yang digunakan untuk melihat hasil dan rekap

pendataan provinsi dapat diakses melalui

www.emonev.kemenpera.go.id dan untuk Data Administratif dapat diakses pada www.emonev.kemenpera.go.id/emonev212;

d. Apabila format pendataan tidak/atau belum sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan, maka dapat diberikan catatan Catatan- catatan inilah yang dapat membantu Pemerintah Pusat untuk mengetahui kondisi/atau keadaan yang sebenarnya yang terjadi di lapangan.

2) Arah Kebijakan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera

a. Pembangunan perumahan dan kawasan permukiman adalah merupakan urusan wajib Pemerintah Daerah sehingga Daerah diharapkan dapat menyiapkan NSPK. Hal ini dikarenakan Pemerintah Daerah sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Pusat.

b. Banyak usulan-usulan menyangkut pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemepera terkait dengan kelembagaan, misalnya dalam hal pembentukan organisasi baru dimana banyak usulan dari SKPD Provinsi untuk membentuk Dinas Perumahan dan Permukiman di masing-masing Provinsi sehingga diperlukan fasilitasi dan mediasi dari Pemerintah Pusat.

c. Program Rumah Murah Kemenpera perlu dipikirkan untuk masyarakat seperti yang telah dilakukan oleh beberapa Developer lainnya sebagai bahan perbandingan.

d. Siklus setiap orang dalam memiliki rumah dan rumah memiliki siklus tersendiri

3) Sinkronisasi dan Koordinasi Pelaksanaan Dekonsentrasi

Terkait dengan kegiatan Dekonsentrasi Kemenpera dalam rangka peran Pemda dan sinergitas Pusat dan Daerah, salah satu wujud konkretnya adalah melalui dana-dana perimbangan yang ada.

4) Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Perumahan Rakyat

a. Untuk target pencapaian SPM setiap 3 bulan daerah harus melapor kepada UKP 4. Jadi, Kabupaten/Kota yang sudah memasukkan laporan RPJM-nya harus melapor kepada Ditjen Pemerintahan Umum, Kementerian Dalam Negeri.

b. Program Pembangunan Perumahan yang telah ditegaskan dalam RPJM akan dapat dengan mudah dicapai untuk sasaran masyarakat berpenghasilan rendah dan mencapai target indikator dari Provinsi. c. Penentuan target tentang laporan SPM Kabupaten/Kota yang telah

d. Untuk mendapatkan “Data Rumah By name” dapat ditelusuri melalui BKKBN.

e. Untuk mencapai suatu target dalam pembangunan rumah susun sebaiknya selalu ada koordinasi antara Pimpinan Daerah, DPR dan instansi terkait lainnya. Pengalaman Kemenpera di lapangan, saat berkunjung ke Sulawesi Selatan dalam rangka Koordinasi Masalah Rumah Susun di Sulsel, persiapannya sangat matang. Jika ada masalah maka DPR nya yang turun tangan, contoh masalah air minum, dan listrik yang sering dihadapi oleh masyarakat.

5) Mekanisme Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera

a. Perlu adanya transformasi substansi antara Dekonsentrasi 2010 dengan Dekonsentrasi 2011, walaupun secara garis besar kegiatan masih sama. Kegiatan tersebut meliputi :

 Sosialisasi kebijakan tetap seperti Dekonsentrasi 2010 tetapi teknisnya berubah;

 Khusus pada kegiatan peningkatan kapasitas perencanaan

breakdown”menjadi lebih banyak.

b. Dokumen perencanaan sebaiknya dibuat secara seri dan terencana. c. Untuk kedepannya kegiatan Dekonsentrasi direncanakan secara “open

menu” sesuai kebutuhan masing-masing daerah Provinsi maupun

Kabupaten/Kota.

d. Diharapkan dalam pelatihan Monitoring dan Evaluasi akan dilakukan penganggaran pada tahun berikutnya, namun harus dapat dipetakan terlebih dahulu perencanaannya.

e. Pembelajaran pelaksanaan Dekonsentrasi Tahun 2010 bahwa dari pelaksanaan Pendataan dan Monitoring Dekonsentrasi Perumahan Rakyat menyimpulkan bahwa masih banyak Pemda Tingkat I/II belum dapat menyajikan data secara baik dan benar.

6) Pelaksanaan Dana Dekonsentrasi

Banyak instrument yang dapat dilaksanakan dalam alur penggunaan dana sehingga penerapannya bisa cepat.

7) Akuntabilitas dan Transparansi atas Pelaksanaan Dekonsentrasi

a. Dari aplikasi dan pelatihan akan dilayani di KPPN, untuk itu diharapkan para SKPD untuk aktif berkoordinasi dengan KPPN untuk mendapatkan input dan output.

b. Instrument tentang alur penerapan dana sudah banyak maka hal-hal yang akan menjadi kendala di daerah dapat diatasi melalui koordinasi yang baik antar kelembagaan/instansi.

8) Mekanisme Audit Pelaksanaan Dekonsentrasi

a. Kebijakan Dekonsentrasi Tahun 2011 di provinsi mengenai laporan terdiri dari laporan akuntabilitas, manajerial dan teknis.

b. Inspektur Kementerian akan menyediakan saluran on-line untuk konsultasi mengenai laporan dan pertanggungjawaban dari Daerah ke Pusat.

9) Mekanisme Monev dan Pelaporan Teknis Dekonsentrasi 2011

a. Terkait program-program bantuan pusat akan disampaikan pada sosialisasi kebijakan Bidang PKP.

b. Untuk kegiatan pembinaan dan pendampingan terdapat dua aspek yaitu Pusat ke Daerah dan Daerah ke Pusat.

10)Pelaksanaan PP 39 Tahun 2006

a. Sudah ditekankan untuk hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengisian formulir A, B, C, dan D dalam aplikasi dan pelaksanaan PP.39 Tahun 2006.

b. Aplikasi PP 39 ini direncanakan untuk dapat diangkat dan disesuaikan dengan aplikasi SAI, diharapkan dapat divalidasi angkanya. Selain itu, harap dilatih lagi penggunaan aplikasi ini walaupun belum mendalami.

11)Perbedaan antara Advisor, Konsultan dan Fasilitator :

a. Advisor, lebih banyak berbicara dan sama sekali tidak bersifat membantu kita langsung secara fisik.

b. Konsultan, dapat mengerjakan keduanya. Cuma hanya menginginkan kontraknya saja dan tidak memikirkan sistem kinerjanya langsung serta dapat datang kapan saja.

c. Fasilitator, yaitu gabungan antara konsultan dan advisor dimana fasilitator itu yang mendorong dan membantu agar pekerjaan dapat selesai dengan cepat.

d. Fungsi Fasilitator tidak sama dengan konsultan yang dapat bertindak kapan saja tetapi fasilitator ini memiliki ownership yang baik dan dapat membantu SKPD Provinsi dalam mengembangkan pemikiran yang ingin dikembangkan dan bersama-sama membantu pekerjaan SKPD. Semua pekerjaan SKPD Provinsi tidak dapat diselesaikan oleh fasilitator.

2. Rekomendasi

Berdasarkan diskusi antara narasumber yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi dan peserta dari 33 SKPD Provinsi, dapat dirumuskan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1) Perlunya penjelasan lebih detail mengenai mekanisme pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera.

2) Penambahan alokasi waktu untuk diskusi/tanya jawab pada setiap sesi, terutama mengenai mekanisme penganggaran dan pengawasan dalam pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera.

3) Pembinaan/pelatihan dalam hal penyusunan laporan manajerial dan laporan akuntabilitas, sebaiknya dilakukan terpisah dari pelaksanaan

Bimbingan Teknis dengan target peserta yang sesuai dengan penugasannya dalam pejabat inti SKPD Provinsi pelaksana Dekonsentrasi.

Terkait teknis pelaksanaan bimbingan teknis ini, terdapat berapa hal yang sekiranya diperbaiki pada acara yang sama akan diadakan di tahun berikutnya:

1) Proses registrasi peserta untuk tiap harinya dapat berjalan lebih lancar dengan menambah line registrasi untuk menghindari antrian peserta.

2) Perlu dipikirkan metode yang tepat dalam mendorong peserta untuk hadir tepat waktu dalam setiap sesinya terutama untuk sesi pertama di pagi hari dan sesi istirahat untuk makan siang.

3) Proses penyiapan materi yang lebih siap dan tersedia bagi peserta pelatihan.

Dalam dokumen Laporan Pelaksanaan Dekon sentrasi Lingku (Halaman 29-34)

Dokumen terkait