• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Tenaga Ahli Perumahan dan Permukiman (TAPP) Provinsi

Dalam dokumen Laporan Pelaksanaan Dekon sentrasi Lingku (Halaman 92-99)

BAB VI EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN

6.5. Evaluasi Tenaga Ahli Perumahan dan Permukiman (TAPP) Provinsi

Sesuai amanat PP Nomor 38 Tahun 2007, pembangunan bidang perumahan dan kawasan permukian merupakan salah satu urusan pemerintahan yang bersifat kongkuren sehingga masih membutuhkan sinergitas antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, oleh karena itu, Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera), melalui Dekonsentrasi, berupaya untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam pembangunan perumahan dan kawasan permukiman yang selanjutnya disingkat PKP. Kegiatan yang terkait dengan pengutan kapasitas tersebut antara lain: manajemen pendataan dan monev PKP serta penyusunan dokumen perencanaan pembangunan PKP di provinsi. Semua kegiatan tersebut akan dilaksanakan oleh SKPD Provinsi Pelaksana Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 yang selanjutnya disebut SKPD Provinsi.

Dalam pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2012, SKPD membutuhkan pendampingan agar sesuai dengan pencapaian sasaran kegiatan. Untuk itu Kemenpera memandang perlu untuk memberikan bantuan teknis melalui pendampingan Tenaga Ahli Perumahan Provinsi (TAPP) dalam rangka pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011. Mengingat strategisnya peran dan fungsi TAPP, Kemenpera membuka kesempatan yang luas bagi para profesional, akademisi, konsultan yang mempunyai pengalaman dalam bidang pemerintahan khususnya pembangunan PKP untuk dapat mengemban posisi strategis ini dalam upaya mendukung penguatan kapasitas pemerintah daerah. Sebagai tindak lanjut hasil dari kinerja yang telah diberikan oleh 33 TAPP dalam mempersiapkan, membantu dan memperlancar pelaksanaan kegiatan Sosialisasi Kebijakan Bidang PKP dan Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah. Maka dari itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja TAPP Kemenpera selama masa tugas di daerah provinsi dalam kegiatan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011.

Evaluasi kinerja TAPP berdasarkan penilaian oleh Narasumber Kemenpera terbagi menjadi 5 (lima) kriteria yaitu:

- Buruk (nilai z < -1,5);

- Kurang (nilai z < -0,5);

- Sedang (nilai z < 0,5);

- Baik (nilai z < 1,5); dan

- Istimewa (nilai z >1,5).

Berikut ini adalah hasil penilaian TAPP oleh Narasumber Kemenpera yang diuraikan menjadi Potret TAPP Provinsi:

1. TAPP Provinsi Aceh: Bina Riyanto

TAPP memiliki teknik fasilitasi yang bagus dan sesuai dengan karakter audiens di Provinsi Aceh. Dapat meningkatkan keaktifan peserta dalam diskusi, dan dapat berkoordinasi baik dengan SKPD. Memiliki kelemahan dalam merespon, namun tetap dapat memberikan output yang baik. Pada tahapan awal, TAPP kurang komunikatif dengan narasumber, dan kurang tanggap terhadap situasi. Namun mengalami peningkatan pada tahapan selanjutnya, sehingga dapat berkoordinasi dengan baik, dan memiliki inisiatif dalam pelaksanaan acara yang baik.

Nilai TAPP adalah 86,8 (z=0,060) dan termasuk dalam kategori sedang. 2. TAPP Provinsi Sumatera Utara: Miduk Hutabarat

TAPP memiliki kemampuan yang baik dalam mengarahkan diskusi, dan dapat menguasai situasi. Dalam diskusi, TAPP Sumut cenderung argumentatif, dan terkesan tidak mau repot dengan banyak metode diskusi. TAPP juga melakukan briefing kecil dengan Narasumber Pusat sebelum acara. Pemahamannya terkait Kemenpera dan teknis kegiatan cukup baik.

Nilai TAPP adalah 83,5 (z=-0,138) dan termasuk dalam kategori sedang. 3. TAPP Provinsi Riau: Aminuddin

TAPP termasuk rapih, dan rajin. Akan tetapi dalam memfasilitasi acara terkesan kurang tegas. TAPP cukup memahami substansi kemenperaan atau perumahan. Pemahamannya terkait teknis kegiatan dan modul terbilang baik. TAPP juga dapat berkoordinasi baik dengan narasumber, dan melakukan briefing sebelum acara kepada narasumber.

Nilai TAPP adalah 83,5 (z=-0,138) dan termasuk dalam kategori sedang. 4. TAPP Provinsi Kepulauan Riau: Hendra Wahyu Wardhana

TAPP termasuk rapih dan rajin, namun dalam memfasilitasi acara terkesan kurang tegas. TAPP cukup memahami substansi terkait perumahan. Pemahamannya terkait teknis kegiatan dan modul terbilang baik. TAPP juga dapat berkoordinasi baik dengan narasumber, dan melakukan briefing sebelum acara kepada narasumber.

Nilai TAPP adalah 86,8 (z=0,060) dan termasuk dalam kategori sedang. 5. TAPP Provinsi Jambi: Kuwat Karyadi

TAPP memiliki kemampuan yang sangat baik memfasilitasi acara. Baik dalam melakukan pendekatan dengan audiens, serta dapat mendesain acara dengan bagus. Pemahaman tentang perumahan mengalami peningkatan, dan terlihat memiliki keinginan besar untuk lebih belaja. Memiliki pemahaman terhadap modul dan teknis acara yang bagus. Dapat berkoordinasi baik, komunikatif, dan terbuka. Melakukan briefing dengan Narasumber pusat sebelum acara dimulai. Nilai TAPP adalah 100 (z=0,849) dan termasuk dalam kategori baik.

6. TAPP Provinsi Sumatera Barat: Bangun Setia Budiaji

TAPP dapat memfasilitasi acara dengan baik, komunikatif dengan peserta, namun acara lebih banyak didominasi oleh SKPD. Memiliki pemahaman yang

cukup tentang perumahan, didukung dengan pemahaman yang baik terhadap modul dan juga teknis acara. Memiliki koordinasi yang baik dengan narasumber, ditunjukkan dengan sikap yang aktif dan komunikatif.

Nilai TAPP adalah 96,7 (z=0,652) dan termasuk dalam kategori baik. 7. TAPP Provinsi Sumatera Selatan: Dian Kustiani

TAPP melakukan briefing dan koordinasi dengan narasumber cukup baik. TAPP dapat memfasilitasi acara dengan baik, namun terkesan terlalu banyak melakukan ice breaking ketika acara berlangsung. Selain itu, monoton dengan modul sehingga kurang variatif.

Nilai TAPP adalah 76,8 (z=-0,538) dan termasuk dalam kategori kurang. 8. TAPP Provinsi Lampung: Sabil Risaldy Idris

TAPP memiliki kemampuan yang baik dalam diskusi dan berinterkasi dengan audiens. Serta pemahaman yang baik terhadap modul dan teknis kegiatan. Dapat berkoordinasi dengan baik dan terbuka dengan narasumber.

Nilai TAPP adalah 96,7 (z=0,652) dan termasuk dalam kategori baik.

9. TAPP Provinsi Bengkulu: Rif’an

TAPP memiliki kemampuan rata-rata dalam memfasilitasi acara dan diskusi, serta kurang percaya diri. Namun nilai lebihnya, TAPP memiliki inovasi-inovasi yang baik dalam diskusi. Hanya saja terdapat kelemahan dalam membangun diskusi. TAPP juga memiliki inisiatif dan komunikatif dalam berkoordinasi dengan narasumber. Merupakan tipe orang yang memiliki kemauan untuk belajar, dan dapat menyesuaikan dengan arahan yang diberikan. Nilai lebih lainnya TAPP baik dalam penyiapan dan pemahaman bahan tayang dan modul.

Nilai TAPP adalah 83,5 (z=-0,138) dan termasuk dalam kategori sedang. 10. TAPP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung: Eda Swardaya Sind

Cara memfasilitasi kurang bagus. Kurang aktif dalam diskusi, dan kurang bisa membangun diskusi yang lebih hidup. Serta cenderung pasif, dan kurang bisa berkoordinasi dengan Narasumber pusat.

Nilai TAPP adalah 46,6 (z=-2,345) dan termasuk dalam kategori buruk. 11. TAPP Provinsi Banten: Viva Aditya

TAPP kurang dapat memfasilitasi dengan baik, terkesan pasif dan kurang komunikatif. Keaktifan dalam kegiatan masih kurang, bahkan SKPD terlihat lebih menonjol dalam melakukan koordinasi dan keaktifan dalam kegiatan. Inisiatif untuk berkoordinasi dengan Narasumber pun masih kurang. Keaktifan untuk mengecek update-update materi juga kurang. Cukup baik dalam memahami modul, dan terkesan benar-benar mengikuti tahapan-tahapan dalam modul.

12. TAPP Provinsi Jawa Barat: Surya Armi

TAPP melakukan fasilitasi dengan baik. Bahkan terkadang, terkesan cerewet dan galak dalam memfasilitasi dan mengarahkan diskusi sesuai dengan materi. Memiliki cara yang bagus dan efektif untuk mencairkan suasana dan membangun diskusi yang aktif. Mampu mengarahkan peserta diskusi dengan baik. Koordinasinya dengan Narasumber Pusat dalam persiapan kegiatan cukup baik, bahkan aktif dalam berdiskusi untuk merancang dan mengarahkan acara. Dalam kegiatan pun terlihat aktif.

Nilai TAPP adalah 96,7 (z=0,652) dan termasuk dalam kategori baik. 13. TAPP Provinsi DKI Jakarta: Raflis Rusdi

TAPP memiliki inisiatif yang bagus dalam menyiapkan bahan tayang dan koordinasi dengan Narasumber Pusat. TAPP juga memiliki cukup upaya untuk memotivasi audiens dalam kegiatan. Namun keaktifannya tersebut terkesan mendominasi diskusi dan memaksakan pemahamannya untuk menyesuaikan dengan modul. Terkadang terkesan ragu-ragu dalam merumuskan hasil diskusi, dan kurang memiliki inisiatif dalam mengambil rencana tindak lanjut sebagai hasil dari diskusi yang telah dilakukan.

Nilai TAPP adalah 73,6 (z=-0,730) dan termasuk dalam kategori kurang. 14. TAPP Provinsi Jawa Tengah: Dwi Anggraheni Hermawati

TAPP memiliki kepercayaan diri yang baik. Dalam memfasilitasi acara, memiliki metode-metode yang dapat mencairkan suasana dan membangkitkan semangat peserta dalam berdiskusi. Memiliki kemampuan yang baik dalam mencari alternatif-alternatif perumusan hasil diskusi dan juga dalam memahami modul. Cara berkoordinasi dengan narasumber pun dilakukan dengan baik. Nilai TAPP adalah 96,7 (z=0,652) dan termasuk dalam kategori baik. 15. TAPP Provinsi D.I. Yogyakarta: Mahditia Paramita

Kemampuan fasilitasi TAPP DIY tergolong sedang, namun aktif dan responsif dalam setiap acara. Mampu menerapkan strategi yang tepat dalam pembagian kelompok untuk dapat membangun diskusi. Pengetahuan terkait topik perumahan sangat baik, karena memiliki latar belakang di bidang perumahan. Tidak banyak berkoordinasi dengan narasumber pusat, karena justru SKPD yang lebih banyak berkoordinasi.

Nilai TAPP adalah 93,4 (z=0,455) dan termasuk dalam kategori sedang. 16. TAPP Provinsi Jawa Timur: F. Rooslan Edy Santosa

TAPP memiliki teknik fasilitasi dan diskusi yang baik. Kemampuan dalam membawa dan mengarahkan diskusi juga termasuk baik. TAPP juga memiliki kelebihan dalam penyiapan bahan tayang serta pemahaman terhadap modul. Koordinasi dengan narasumber juga baik, terlihat dari sikap yang komunikatif dan inisiatif dalam berkoordinasi dengan narasumber.

17. TAPP Provinsi Bali: I Made Yudiarsana

TAPP termasuk rapih dalam bekerja, rajin, aktif, dan memiliki kemampuan fasilitasi yang baik. Dapat mempersiapkan acara dengan baik dan matang. Pemahaman terkait modul dan teknis acara baik. Pemahaman terkait topik perumahan dan kemenperaan terbilang cukup. Dapat berkoordinasi dengan baik, dan melakukan briefing narasumber sebelum acara.

Nilai TAPP adalah 96,7 (z=0,652) dan termasuk dalam kategori baik. 18. TAPP Provinsi Nusa Tenggara Barat: I Gede Sudiarta

TAPP aktif dalam acara dan diskusi. Memiliki kedekatan yang baik dengan audiens, sehingga mampu menarik audiens untuk aktif melalui tulisan, karena karakter audiens setempat kurang aktif secara lisan. TAPP NTB juga memiliki inovasi-inovasi dalam memfasilitasi kegiatan, dan dapat memberikan semangat kepada peserta diskusi agara dapat lebih aktif. Memiliki fokus terhadap modul, dan koordinasi dengan narasumber yang baik. Briefing dengan narasumber juga dilakukan dengan baik.

Nilai TAPP adalah 96,7 (z=0,652) dan termasuk dalam kategori baik. 19. TAPP Provinsi Nusa Tenggara Timur: Jonathan Ebet Koehuan

Teknik fasilitasi yang dimiliki bagus, dan bahkan mengalami penigkatan dari setiap kegiatannya. Selalu belajar untuk bisa memahami medan. Mampu membangun diskusi dengan cara memancing peserta untuk aktif. Metode yang diterapkan sesuai dengan karakter audiens di NTT yang lebih aktif secara lisan dibandingkan tulisan. Memiliki fokus yang baik terhadap modul, seta mampu berkoordinasi baik dengan Narasumber terutama dalam melakukan briefing. Nilai TAPP adalah 96,7 (z=0,652) dan termasuk dalam kategori baik.

20. TAPP Provinsi Kalimantan Barat: Triyono

TAPP cukup aktif dalam memfasilitasi jalannya acara dan juga diskusi. Pemahaman terkait Kemenpera dan teknis kegiatantergolong cukup. Melakukan koordinasi dengan Narasumber pusat melalui briefing kecil sebelum acara. Cukup memahami modul, namun kegiatan diskusi sayangnya tidak menggunakan metode metaplan.

Nilai TAPP adalah 67 (z=-1,124) dan termasuk dalam kategori kurang. 21. TAPP Provinsi Kalimantan Tengah: Fajar Taufik

Cara memfasilitasi acara bagus, dan aktif. Memiliki kontak yang bagus dengan audiens, dan dapat mengarahkan diskusi dengan baik. Pemahaman terhadap modul dan teknis acara bagus. Terkesan mau belajar untuk lebih memahami modul. Komunikatif dan aktif berkoordinasi dengan Narasumber, serta melakukan briefing dengan narasumber sebelum acara.

Nilai TAPP adalah 96,7 (z=0,652) dan termasuk dalam kategori baik. 22. TAPP Provinsi Kalimantan Selatan: Radisa

TAPP Kalimantan Selatan merupakan TAPP yang baru direkrut untuk menggantikan TAPP lama Yudi Asrianto. Untuk itu belum ada penilaian terhadap TAPP ini.

23. TAPP Provinsi Kalimantan Timur: Tondi Martondi

TAPP kurang dapat memfasilitasi acara dengan baik, dan kurang dapat memancing peserta untuk dapat berdiskusi dengan aktif. Pemahaman terkait topik perumahan tergolong kurang, sedangkan pemahaman terkait teknis modul tergolong cukup. Namun dalam berkoordinasi, TAPP terkesan kurang inisiatif dan kurang responsif.

Nilai TAPP adalah 50 (z=-2,141) dan termasuk dalam kategori buruk. 24. TAPP Provinsi Sulawesi Utara: Radius P. Mokoginta

TAPP dapat memfasilitasi acara dan juga diskusi dengan baik. Aktif juga dalam diskusi dan dapat meningkatkan keaktifan diskusi peserta. Pemahamannya terhadap modul dan teknis acara bagus. Dapat berkoordinasi baik, dan melakukan briefing dengan Narasumber sebelum acara.

Nilai TAPP adalah 96,7 (z=0,652) dan termasuk dalam kategori baik. 25. TAPP Provinsi Gorontalo: Yohanes P. Erick Ambarmoko

TAPP memiliki cara fasilitasi acara yang bagus, dan aktif dalam diskusi. Memiliki ide-ide yang bagus dalam acara dan dapat memberikan semangat kepada peserta diskusi. Namun terkadang terlihat ragu-ragu dalam acara, karena materi yang berat. Pemahaman terhadap modul dan teknis acara bagus. Aktif berkoordinasi dengan Narasumber, serta melakukan briefing dengan narasumber sebelum acara.

Nilai TAPP adalah 96,7 (z=0,652) dan termasuk dalam kategori baik. 26. TAPP Provinsi Sulawesi Barat: Bambang Hermanto

TAPP dapat memfasilitasi acara dengan baik, aktif, dan sesuai dengan prosedur dalam modul. Akan tetapi terkesan agak kaku karena terlalu mengikuti modul, dalam melaksanakan kegiatan. Dapat berkoordinasi dengan baik, terbuka, dan melakukan briefing dengan Narasumber pusat sebelum acara.

Nilai TAPP adalah 96,7 (z=0,652) dan termasuk dalam kategori baik. 27. TAPP Provinsi Sulawesi Selatan: Muh. Nasrun

TAPP aktif dalam kegiatan, dan diskusi. Pemahaman terkait modul dan teknis acara tergolong sedang. TAPP juga dapat berkoordinasi baik dengan Narasumber, mau belajar dan menerima masukan-masukan yang disampaikan. Nilai TAPP adalah 86,8 (z=0,060) dan termasuk dalam kategori sedang. 28. TAPP Provinsi Sulawesi Tengah: Abdullah Zainuddin

TAPP kurang bisa memfasilitasi acara dengan baik, kaku dalam mengarahkan diskusi dan menunjukkan sikap pesimis dengan pengetahuannya terkait perumahan di depan peserta diskusi. Penguasaan terhadap modul pun masih kurang. Koordinasi TAPP dengan SKPD tergolong kurang baik, namun TAPP masih mau menerima masukan dari Narasumber pusat.

Nilai TAPP adalah 33 (z=-3,158) dan termasuk dalam kategori buruk.

Selanjutnya, SKPD mengajukan keberatan dengan kondisi TAPP yang masih tidak dapat bekerja sama dengan baik. Untuk itu, Kemenpera melakukan penggantian TAPP pada saat penyiapan tahap kegiatan Konsinyasi dan

Konsultasi Publik. TAPP terpilih, atas permintaan SKPD, Kemenpera mengganti TAPP yang bersangkutan de Efendi Kindangen. Dalam hal ini TAPP yang baru belum dilakukan penilaian.

29. TAPP Provinsi Sulawesi Tenggara: Fajar Bachtiar

TAPP memiliki cara yang baik dalam memfasilitasi acara, juga baik dalam menerima masukan dan berdiskusi dengan audiens. Pemahaman tentang perumahan cukup, didukung dengan pemahaman yang baik terhadap modul dan teknis acara. Aktif dan komunikatif dalam berkoordinasi , melakukan briefing dan diskusi dengan narasumber, sebelum dan selama acara.

Nilai TAPP adalah 96,7 (z=0,652) dan termasuk dalam kategori baik. 30. TAPP Provinsi Maluku: Rabbani Tutupoho

Kemampuan memfasilitasi tergolong sedang, dan sangat dipengaruhi oleh persiapan acaranya. Pada awalnya kaku dalam memfasilitasi acara dan terlihat kurang percaya diri. Namun mengalami peningkatan, dan semakin baik serta aktif dalam diskusi. Memiliki pengetahuan yang sedang terhadap topik perumahan namun baik dalam pemahaman terhadap modul dan teknis acara. Dapat berkoordinasi baik dengan narasumber, dan melakukan briefing dengan narasumber sebelum acara. Aktif dalam mencari informasi, dan memiliki keinginan belajar yang tinggi.

Nilai TAPP adalah 83,5 (z=-0,138) dan termasuk dalam kategori sedang. 31. TAPP Provinsi Maluku Utara: Kaimuddin Mukmin Talaohu

TAPP dapat memandu acara dengan baik dan melakukan kontak dengan peserta yang baik. Pengalamannya dalam pembentukan pokja sangat membantu dalam kegiatan pengonsepan dan pembentukan pokja. Koordinasi dengan narasumber baik dan memiliki inisiatif yang baik dalam menjalankan kegiatan. Namun pemahaman terkait perumahan masih kurang, karena pengalaman di bidang perumahan masih kurang.

Nilai TAPP adalah 93,3 (z=0,499) dan termasuk dalam kategori sedang. 32. TAPP Provinsi Papua: Roy Purba

TAPP dapat memfasilitasi acara dengan baik, aktif, memiliki kemampuan transfer pemahaman ke audiens yang bagus. Proaktif dalam diskusi, variatif dalam pelaksanaan kegiatan, dan pandai mengemas. Pemahaman terkait modul dan teknis kegiatan tergolong baik. TAPP juga aktif berkoordinasi dengan narasumber.

Nilai TAPP adalah 96,7 (z=0,652) dan termasuk dalam kategori baik. 33. TAPP Provinsi Papua Barat: Ahmad Dardiri

Teknik fasilitasi yang dimiliki baik, aktif dalam diskusi, namun kurang bisa membawa audiens untuk turut aktif. Baik dalam pemahaman teknis kegiatan dan modul, serta mampu berkoordinasi dengan sangat baik dan responsive, bahkan memberikan pelayanan maksimal kepada narasumber.

Untuk informasi lebih rinci dapatdilihat pada lampiran Hasil Penilaian TAPP oleh Narasumber.

Dalam dokumen Laporan Pelaksanaan Dekon sentrasi Lingku (Halaman 92-99)

Dokumen terkait