• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pelaksanaan Dekon sentrasi Lingku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Pelaksanaan Dekon sentrasi Lingku"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PELAKSANAAN DEKONSENTRASI

LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

TAHUN 2011

BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2011 dapat diselesaikan dengan baik. Laporan Pelaksanaan Dekonsentrasi Tahun 2011 ini merupakan salah satu pertanggungjawaban dalam keseluruhan Pelaksanaan Kegiatan Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2011.

Penyelenggaraan desentralisasi, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, mensyaratkan adanya pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah. Selain urusan pemerintahan yang sepenuhnya atau tetap menjadi kewenangan Pemerintah, terdapat bagian urusan Pemerintah yang bersifat kongkuren (concurrent) atau urusan pemerintahan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu dapat dilaksanakan dan dikelola secara bersama antar tingkatan dan susunan pemerintahan. Dengan demikian di dalam setiap urusan yang bersifat kongkuren senantiasa ada bagian urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah, ada bagian urusan yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah Provinsi, dan ada bagian urusan yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

Salah satu dari pelimpahan kewenangan kepada Pemerintah Daerah adalah Dekonsentrasi. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang perumahan, maka terdapat beberapa urusan pemerintahan di bidang perumahan yang dilimpahkan kepada Gubernur selaku Wakil Pemerintah di daerah. Oleh karena itu, Kementerian Perumahan Rakyat memandang perlu untuk mengalokasikan dana Pelaksanaan Kegiatan Dekonsentrasi Bidang Perumahan dan Permukiman Tahun 2011 kepada Pemerintah Daerah Provinsi untuk melaksanakan enam kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam pengarusutamaan pembangunan bidang perumahan dan permukiman, sehingga dapat menciptakan sinergitas pembangunan bidang perumahan dan permukiman antara pusat dan daerah.

Secara keseluruhan, penyusunan Laporan Pelaksanaan Dekonsentrasi Tahun 2011 telah terselesaikan dengan baik namun tidak menutup kemungkinan akan adanya kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat diharapkan. Semoga Laporan Pelaksanaan Dekonsentrasi Tahun 2011 ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan dalam penyusunan rencana kegiatan dan program Kemenpera di masa yang akan datang.

Jakarta, Desember 2011

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

DAFTAR PUSTAKA ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Maksud dan Tujuan ... 2

1.3. Sistimatika Pelaporan ... 2

BAB II GAMBARAN UMUM ... 4

2.1. Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 ... 4

2.2. Tujuan, Sasaran, dan Keluaran ... 5

2.3. Lingkup Kegiatan ... 5

2.4. Indikator Keluaran ... 5

2.5. Waktu Pelaksanaan ... 6

2.6. Mekanisme Pelaksanaan ... 7

2.7. Pelaporan ... 16

2.7.1. Bentuk Pelaporan ... 16

2.7.2. Jumlah laporan ... 17

2.7.3. Waktu penyampaian laporan... 17

BAB III PERSIAPAN KEGIATAN ... 18

3.1. Penetapan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ... 18

3.2. Penetapan Pejabat Inti Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ... 19

3.3. Pencairan DIPA ... 20

3.4. Bimbingan Teknis ... 21

3.5. Pengadaan Tenaga Ahli Perumahan dan Permukiman (TAPP) Provinsi ... 26

3.6. ToT Tenaga Ahli Perumahan dan Permukiman (TAPP) Provinsi ... 28

3.7. Penetapan dan ToT Narasumber ... 30

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN ... 33

4.1. Sosialisasi Kebijakan Bidang PKP ... 33

4.2. Peningkatan Kapasitas ... 34

4.2.1. Lokakarya Analisis Isu dan Permasalahan ... 34

4.2.2. Lokakarya Konsep Pokja ... 36

4.2.3. Lokakarya Pembentukan Pokja PKP Provinsi ... 37

4.2.4. Lokalatih Manajemen Pendataan dan Monev Pembangunan PKP .... 39

4.2.5. Lokalatih Penyusunan Dokumen Perencanaan PKP... 40

4.2.6. Konsinyasi Profil dan Dokumen Perencanaan PKP ... 42

(4)

BAB V KOORDINASI DAN PELAPORAN ... 45

5.1. Penyerapan Anggaran... 45

5.2. Pelaporan ... 48

5.3. Rapat Koordinasi Tahap 1 ... 49

5.3.1. Latar Belakang ... 49

5.3.2. Maksud dan Tujuan ... 49

5.3.3. Ruang Lingkup Kegiatan ... 49

5.3.4. Keluaran ... 50

5.3.5. Peserta ... 50

5.3.6. Narasumber ... 50

5.3.7. Waktu dan Tempat ... 50

5.3.8. Status Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 50 5.3.9. Status Pelaporan dan Pertanggungjawaban ... 51

5.3.10. Status Penyerapan Dana Dekonsentrasi ... 52

5.3.11. Poin Penting Terkait Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan ... 52

5.3.12. Rekomendasi ... 53

5.3.13. Poin penting terkait usulan Dekonsentrasi Tahun 2012 ... 54

5.3.14. Rekomendasi Hasil Rapat Koordinasi Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 ... 54

5.4. Rapat Koordinasi Tahap II ... 55

5.4.1. Latar belakang ... 55

5.4.2. Maksud dan Tujuan ... 55

5.4.3. Keluaran ... 56

5.4.4. Materi Pembahasan ... 56

5.4.5. Peserta ... 56

5.4.6. Waktu dan tempat ... 56

5.4.7. Metode Pelaksanaan ... 56

5.4.8. Mekanisme Diskusi ... 57

5.4.9. Hasil Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 57 5.4.10. Status Pelaporan dan Pertanggungjawaban ... 58

5.4.11. Status Penyerapan Dana Dekonsentrasi ... 59

5.4.12. Hasil Rapat Koordinasi ... 59

5.4.13. Rekomendasi dan Rencana Tindak Lanjut ... 64

BAB VI EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN ... 66

6.1. Evaluasi Kelengkapan Dokumen Kepokjaan ... 66

6.2. Evaluasi Kelengkapan Profil PKP ... 72

6.3. Evaluasi Peringkat Provinsi terhadap Dokumen Profil PKP ... 81

6.4. Evaluasi Peringkat Provinsi terhadap Dokumen Perencanaan PKP ... 83

6.5. Evaluasi Tenaga Ahli Perumahan dan Permukiman (TAPP) Provinsi ... 84

6.6. Hambatan Pelaksanaan ... 91

BAB VII PENUTUP ... 94

7.1. Kesimpulan ... 94

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Alur Pelaksanaan Dekonsentrasi ... 7

Gambar 2.2. Alur Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Kebijakan Bidang PKP ... 8

Gambar 2.3. Alur Pembentukan Pokja PKP Provinsi ... 9

Gambar 2.4. Alur Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Pendataan PKP ... 12

Gambar 2.5. Alur Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan PKP ... 14

Gambar 5.1. Status Penyerapan Anggaran Dekonsentrasi Tahun 2011 Per 15 Desember.. 46

Gambar 5.2. Perkembangan Rata-rata Penyerapan Anggaran Dekonsentrasi Tahun 2011 Per 19 Januari 2012 ... 47

Gambar 5.3. Perkembangan Kumulatif Rata-Rata Penyerapan Anggaran Dekonsentrasi Tahun 2011 Per 19 Januari 2012 ... 47

Gambar 5.4. Alur Pelaksanaan Rapat Koordinasi Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2011 ... 57

Gambar 5.5. Status Pelaksanaan Dekonsentrasi Tahun 2011 (s.d16 November 2011) .. 58

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun

2011 di 33 Provinsi ... 6

Tabel 3.1. Rincian Penetapan SKPD Pelaksana Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 ... 8

Tabel 3.2. Tanggal Penetapan Pejabat Inti SKPD Tiap Provinsi Sesuai SK Gubernur .. 19

Tabel 3.3. Permasalahan dalam Pencairan DIPA di Tiap Provinsi ... 20

Tabel 3.4. Daftar Tenaga Ahli Perumahan dan Permukiman (TAPP) Provinsi... 27

Tabel 4.1. Pelaksanaan Sosialisasi Kebijakan Bidang PKP di 33 Provinsi ... 33

Tabel 4.2. Pelaksanaan Lokakarya Analisis Isu dan Permasalahan di 33 Provinsi ... 35

Tabel 4.3. Pelaksanaan Lokakarya Konsep Pokja di 33 Provinsi ... 37

Tabel 4.4. Pelaksanaan Lokakarya Pembentukan Pokja PKP di 33 Provinsi ... 38

Tabel 4.5. Pelaksanaan Lokalatih Manajemen Pendataan dan Monev di 33 Provinsi .... 40

Tabel 4.6. Pelaksanaan Lokalatih Penyusunan Dokumen Perencanaan PKP di 33 Provinsi ... 41

Tabel 4.7. Pelaksanaan Konsinyasi di 33 Provinsi ... 42

Tabel 4.8. Pelaksanaan Konsultasi Publik di 33 Provinsi ... 44

Tabel 5.1. Besaran Alokasi Dana Dekonsentrasi pada 33 Provinsi ... 45

Tabel 5.2. Fluktuasi Penyerapan Anggaran Per Triwulan dan Kumulatifnya ... 46

Tabel 5.3. Penyerapan Anggaran Dekonsentrasi Tahun 2011 ... 48

Tabel 5.4. Status Pelaksanaan Dekonsentrasi Tahun 2011 (per akhir Juli) ... 51

Tabel 5.5. Status Laporan Teknis (Prosiding) s.d 22 Juli 2011 ... 51

Tabel 5.6. Status Penyerapan Dana Dekonsentrasi (Akhir Semester I Tahun 2011) ... 52

Tabel 5.7. Rekomendasi Peserta Terhadap Prioritas Kegiatan Pilihan Dekonsentrasi Tahun 2012 ... 53

Tabel 5.8. Status Penyerapan Dana Dekonsentrasi (s.d 16 November 2011) ... 59

Tabel 6.1. Nilai Reviu Dokumen Profil PKP Provinsi dan Dokumen Perencanaan (5 Provinsi) ... 72

Tabel 6.2. Catatan Khusus atas Reviu Dokumen Profil PKP Provinsi dan Dokumen Perencanaan (5 Provinsi) ... 73

Tabel 6.3. Nilai Reviu Dokumen Profil PKP Provinsi dan Dokumen Perencanaan (27 Provinsi) ... 74

Tabel 6.4. Catatan Khusus atas Reviu Dokumen Profil PKP Provinsi dan Dokumen Perencanaan (27 Provinsi) ... 74

Tabel 6.5. Hasil Reviu Dokumen Profil PKP Provinsi dan Dokumen Perencanaan Pembangunan PKP dalam Pelaksanaan Konsultasi Publik... 79

Tabel 6.6. Peringkat Provinsi Terkait Nilai Reviu Dokumen Profil PKP Provinsi dalam Pelaksanaan Konsinyasi dan Konsultasi Publik ... 82

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kumpulan Bahan Tayang Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera

Tahun 2011

Lampiran 2 Dokumentasi Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011

Lampiran 3 Daftar Narasumber Kemenpera untuk Kegiatan Dekonsentrasi Lingkup

Kemenpera Tahun 2011

Lampiran 4 Daftar Pejabat Inti SKPD Provinsi Pelaksana Dekonsentrasi Lingkup

Kemenpera Tahun 2011

Lampiran 5 Rincian Kumulatif dan Rata-Rata Penyerapan Anggaran Dekonsentrasi

Tahun 2011 Per Provinsi

Lampiran 6 Hasil Penilaian TAPP oleh Narasumber

Lampiran 7 Kumpulan Back to Office Report (BTOR) Kegiatan Dekonsentrasi Lingkup

Kemenpera Tahun 2011

DAFTAR PUSTAKA

Prosiding Bimbingan Teknis Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011

Prosiding ToT Narasumber dan Tenaga Ahli Perumahan Provinsi Tahap I

Prosiding ToT Tenaga Ahli Perumahan Provinsi Tahap II

Prosiding Rapat Koordinasi Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 Tahap I

(8)
(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyelenggaraan desentralisasi, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, mensyaratkan pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah. Selain urusan pemerintahan yang sepenuhnya atau tetap menjadi kewenangan Pemerintah, terdapat bagian urusan Pemerintah yang bersifat kongkuren (concurrent) atau urusan pemerintahan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu dapat dilaksanakan dan dikelola secara bersama antar tingkatan dan susunan pemerintahan. Dengan demikian di dalam setiap urusan yang bersifat kongkuren senantiasa ada bagian urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah, ada bagian urusan yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah Provinsi, dan ada bagian urusan yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

Salah satu urusan yang wajib diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota adalah perumahan, sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Dalam rangka menyelenggarakan urusan pemerintahan yang terbagi bersama antar tingkatan dan/atau antar susunan pemerintahan, Pemerintah dapat:

1) menyelenggarakan sendiri;

2) melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada Gubernur selaku Wakil Pemerintah dalam rangka dekonsentrasi; atau

3) menugaskan sebagian urusan pemerintahan tersebut kepada pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuan.

Sementara perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, merupakan sub sistem keuangan negara sebagai konsekuensi pembagian tugas antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Pemberian dana yang bersumber dari keuangan negara kepada Pemerintahan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi didasarkan atas penyerahan tugas oleh Pemerintah kepada Pemerintah Daerah dengan memperhatikan stabilitas dan keseimbangan fiskal.

(10)

wewenang yang dilimpahkan. Dana dekonsentrasi merupakan bagian anggaran Kementerian Perumahan Rakyat yang dialokasikan berdasarkan rencana kerja dan anggaran Kementerian Perumahan Rakyat. Pendanaan dekonsentrasi oleh Pemerintah tersebut dialokasikan untuk kegiatan yang bersifat non-fisik, antara lain berupa: koordinasi, perencanaan, fasilitasi, bimbingan teknis, pelatihan, penyuluhan, supervisi, pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.

Kementerian Perumahan Rakyat telah mendapatkan dana dekonsentrasi ini semenjak tahun 2010, yaitu pada Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010. Pada tahap awal, kegiatan yang dilaksanakan adalah Sosialisasi Kebijakan Bidang Perumahan serta Pendataan dan Monitoring Bidang Perumahan.

Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang perumahan, maka terdapat beberapa urusan pemerintahan di bidang perumahan yang dilimpahkan kepada Gubernur selaku Wakil Pemerintah di daerah. Oleh karena itu, Kementerian Perumahan Rakyat memandang perlu untuk mengalokasikan dana Pelaksanaan Kegiatan Dekonsentrasi Bidang Perumahan dan Permukiman Tahun 2011 kepada Pemerintah Daerah Provinsi untuk melaksanakan enam kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam pengarusutamaan pembangunan bidang perumahan dan permukiman, sehingga dapat menciptakan sinergitas pembangunan bidang perumahan dan permukiman antara pusat dan daerah.

1.2. Maksud dan Tujuan

Laporan Pelaksanaan Dekonsentrasi Tahun 2011 ini dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2011.

Tujuan dari adanya pelaporan ini adalah untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi Lingkup Kemneterian Perumahan Rakyat Tahun 2011.

1.3. Sistimatika Pelaporan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, maksud dan tujuan pelaporan serta sistimatika penulisan laporan.

BAB II GAMBARAN UMUM

(11)

BAB III PERSIAPAN KEGIATAN

Dalam bab ini terdapat pembahasan mengenai persiapan kegiatan Dekonsentrasi 2011 yang dimulai dari penetapan SKPD, penetapan pejabat inti SKPD, pencairan DIPA, bimbingan teknis, pengadaan TAPP, ToT TAPP, serta Penetapan dan ToT Narasumber.

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN

Bab ini berisi tentang rangkaian kegiatan dekonsentrasi yang dimulai dari Sosialisasi Kebijakan Bidang PKP dan Peningkatan Kapasitas (Lokakarya Analisis Isu, Lokakarya Konsep Pokja, Lokakarya Pembentukan Pokja, Lokalatih Manajemen Pendataan dan Monev Pembangunan PKP, Lokalatih Penyusunan Dokumen Perencanaan PKP, dan Konsultasi Publik).

BAB V KOORDINASI DAN PELAPORAN

Dalam bab ini terdapat pembahasan mengenai koordinasi dan pelaporan Dekonsentrasi 2011. Dimulai dari pembahasan penyerapan anggaran, pelaporan, Rapat Koordinasi Tahap I, dan Rapat Koordinasi Tahap II Dekonsentrasi Tahun 2011.

BAB VI EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Dalam bab ini terdapat pembahasan mengenai evaluasi dari pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi Tahun 2011. Evaluasi kelengkapan Dokumen Kepokjaan, evaluasi kelengkapan Profil PKP, evaluasi kelengkapan Dokumen Perencanaan PKP, evaluasi TAPP, dan hambatan pelaksanaan.

BAB VII PENUTUP

(12)

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1. Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2011

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, urusan perumahan merupakan salah satu urusan yang wajib diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah. Dalam penyelenggaraannya, sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, selain urusan pemerintahan yang sepenuhnya atau tetap menjadi kewenangan Pemerintah, terdapat bagian urusan Pemerintah yang bersifat kongkuren (concurrent) atau urusan pemerintahan yang penanganannya, untuk bagian atau bidang tertentu, dapat dilaksanakan dan dikelola secara bersama antar tingkatan dan susunan pemerintahan. Dengan demikian di dalam setiap urusan yang bersifat kongkuren senantiasa ada bagian urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah, ada bagian urusan yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah Provinsi, dan ada bagian urusan yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Tugas dan wewenang Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman, yang selanjutnya disingkat PKP, diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Sejalan dengan hal tersebut di atas, Kementerian melimpahkan sebagian urusan yang menjadi kewenangannya kepada Gubernur melalui Dekonsentrasi khusus untuk kegiatan sosialisasi kebijakan bidang PKP dan peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam hal penyiapan perencanaan pembangunan PKP.

Pembangunan PKP di daerah masih belum menjadi prioritas dalam perencanaan pembangunan di daerah. Hal ini dikarenakan pemahaman yang kurang akan pentingnya pembangunan perumahan oleh Pemerintah Daerah khususnya dalam hal penyediaan perumahan yang layak huni. Selain itu, adanya perbedaan persepsi di antara pemangku kepentingan bidang PKP menyebabkan pembangunan PKP di daerah selama ini masih kurang sinergis. Untuk mengatasi hal tersebut, selama ini Kementerian melaksanakan kegiatan sosialisasi kebijakan baik di pusat maupun di daerah. Untuk itu, agar kegiatan ini dapat dijalankan lebih efektif dan menjangkau lebih banyak pemangku kepentingan maka Kementerian melimpahkan sebagian kegiatan sosialisasi kebijakan kepada Pemerintah Provinsi.

(13)

Dekonsentrasi, Kementerian menyiapkan serangkaian kegiatan peningkatan kapasitas di Provinsi yang meliputi:

1. Pembentukan Pokja PKP Provinsi; 2. Manajemen pendataan PKP;

3. Penyusunan dokumen perencanaan pembangunan PKP provinsi; dan 4. Pelatihan monitoring dan evaluasi pembangunan PKP.

2.2. Tujuan, Sasaran, dan Keluaran

Tujuan Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2011 adalah untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang PKP. Sasaran Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2011 adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan dan menyamakan pemahaman aparat Pemerintah Daerah tentang

kebijakan dan peraturan perundang-undangan di bidang PKP; dan

2. Meningkatkan kemampuan aparat pemerintah daerah dalam hal penyiapan

perencanaan pembangunan PKP.

Keluaran Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2011 adalah sebagai berikut:

1. Terlaksananya kegiatan sosialisasi kebijakan bidang PKP; dan

2. Terlaksananya seluruh rangkaian kegiatan peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam hal penyiapan perencanaan pembangunan PKP.

2.3. Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2011, meliputi:

1. Sosialisasi Kebijakan Bidang PKP;

2. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam hal penyiapan perencanaan pembangunan PKP, meliputi:

a. Pembentukan Pokja PKP Provinsi; b. Manajemen pendataan PKP;

c. Penyusunan dokumen perencanaan pembangunan PKP provinsi; dan d. Pelatihan monitoring dan evaluasi pembangunan PKP.

2.4. Indikator Keluaran

Indikator keluaran dari kegiatan Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2011 adalah sebagai berikut:

1. Draf dokumen kelembagaan Pokja PKP Provinsi; 2. Profil PKP Provinsi; dan

(14)

6 1 Sosialisasi Kebijakan Bidang PKP

2 Lokakarya Analisis Isu dan Pemasalahan 3 Lokakarya Konsep Pokja PKP 4 Rangkaian Pertemuan Pokja PKP 5 Lokakarya Pembentukan Pokja PKP Provinsi 6 Lokalatih Manajemen Pendataan dan Monev PKP 7 Rangkaian Pertemuan Penyusunan Profil PKP Provinsi 8 Lokalatih Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan PKP

9 Rangkaian Pertemuan Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan PKP Provinsi 11 Konsinyasi Profil PKP dan Dokumen Perencanaan Pembangunan PKP Provinsi 12 Konsultasi Publik Profil PKP dan Dokumen Perencanaan Pembangunan PKP Provinsi

13 Pelaporan Teknis (Prosiding dan Laporan Pelaksanaan) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

14 Pelaporan Akuntabilitas dan Manajerial

Pelaksanaan Rapat Persiapan/Koordinasi (Akomodasi Halfday) Pelaksanaan Rangkaian Pertemuan (Akomodasi Fullday) Alokasi Waktu Kegiatan Inti

Pelaksanaan Kegiatan Inti (Akomodasi Fullboard) Libur Idul Fitri Alokasi Waktu Rangkaian Pertemuan

1 Penyampaian Prosiding Sosialisasi Kebijakan Bidang PKP Penyampaian Prosiding Konsinyasi Profil PKP dan Dokumen Perencanaan Pembangunan PKP Provinsi 2 Penyampaian Prosiding Lokakarya Analisis Isu dan Permasalahan Penyampaian Prosiding Konsultasi Publik Profil PKP dan Dokumen Perencanaan Pembangunan PKP Provinsi 3 Penyampaian Prosiding Lokakarya Konsep Pokja PKP Penyampaian Laporan Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 dengan 3 lampiran, yaitu: 4 Penyampaian Prosiding Lokakarya Pembentukan Pokja PKP Provinsi (i) Draf Dokumen Kelembagaan Pokja PKP provinsi

5 Penyampaian Prosiding Lokalatih Manajemen Pendataan dan Monev PKP (ii) Profil PKP Provinsi

6 Penyampaian Prosiding Lokalatih Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan PKP (iii) Draf Dokumen Perencanaan Pembangunan PKP Provinsi 8

9

Agustus September Oktober Nopember

7

Tabel 2.1. Jadwal Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 di 33 Provinsi

No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli

(15)

2.6. Mekanisme Pelaksanaan

Pelaksana Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2011 adalah SKPD Provinsi dan dibantu oleh Tim pelaksana, Tenaga Pendukung dan TAPP sebagai Fasilitator. Alur pelaksanaan Dekonsentrasi adalah sebagaimana bagan pada Gambar 2.1.

(16)

1. Sosialisasi Kebijakan Bidang PKP

Penjelasan:

(i) Pelaksana : SKPD Provinsi

(ii) Peserta : - Tingkat provinsi: DPRD, Kanwil BPN, BPS, Bappeda, Dinas yang membidangi PKP, dan Dinas/Lembaga terkait PKP lainnya

- Tingkat kabupaten/kota: Bappeda, Dinas yang membidangi PKP, dan Dinas/Lembaga terkait PKP lainnya

- Pemangku kepentingan lainnya terkait PKP tingkat provinsi: Perumnas, PLN, pihak Perbankan, LKNB, APERSI, REI, Akademisi, dll

(iii) Materi : Panduan dan Bahan Tayang Sosialisasi Kebijakan Bidang PKP

(iv) Narasumber : Kementerian Perumahan Rakyat (v) Waktu Pelaksanaan : 2 (dua) hari

(vi) Bentuk Pelaporan : Prosiding Sosialisasi Kebijakan Bidang PKP

(17)

2. Pembentukan Pokja PKP Provinsi

(18)

Penjelasan:

a) Lokakarya Analisis Isu dan Permasalahan

(i) Pelaksana : SKPD Provinsi

(ii) Peserta : - Tingkat provinsi: Kanwil BPN, BPS,

Bappeda, Dinas yang membidangi PKP, dan Dinas/Lembaga terkait PKP lainnya

- Maksimal 3 (tiga) Bappeda Kabupaten/ Kota

terdekat, masing-masing 1 (satu) orang

- Pemangku kepentingan lainnya terkait

PKP tingkat provinsi: Perumnas, PLN, pihak Perbankan, LKNB, APERSI, REI, Akademisi, dll

(iii) Materi : Modul Pembentukan Pokja PKP Provinsi

(iv) Narasumber : Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Fasilitator dan/atau pihak lainnya yang dianggap perlu

(iv) Waktu Pelaksanaan : 2 (dua) hari

(v) Bentuk Pelaporan : Prosiding Lokakarya Analisis Isu dan Masalah

b)Lokakarya Konsep Pokja

(i) Pelaksana : SKPD Provinsi

(ii) Peserta : - Tingkat provinsi: Kanwil BPN, BPS,

Bappeda, Dinas yang membidangi PKP, dan Dinas/Lembaga terkait PKP lainnya

- Maksimal 3 (tiga) Bappeda Kabupaten/ Kota

terdekat, masing-masing 1 (satu) orang

- Pemangku kepentingan lainnya terkait

PKP tingkat provinsi: Perumnas, PLN, pihak Perbankan, LKNB, APERSI, REI, Akademisi, dll

(iii) Materi : Modul Pembentukan Pokja PKP Provinsi

(iv) Narasumber : Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Fasilitator dan/atau pihak lainnya yang dianggap perlu

(v) Waktu Pelaksanaan : 2 (dua) hari

(vi) Bentuk Pelaporan : Prosiding Lokakarya Konsep Pokja

c) Rangkaian Pertemuan Penyiapan Pembentukan Pokja PKP Provinsi

(i) Pelaksana : SKPD Provinsi

(ii) Peserta : Hasil kesepakatan pada Lokakarya Konsep Pokja PKP

(iii) Materi : Modul Pembentukan Pokja PKP Provinsi

(iv) Narasumber : Fasilitator

(v) Waktu Pelaksanaan : 1 (satu) hari, sebanyak 3 kali pertemuan (vi) Bentuk Pelaporan : - Risalah setiap pertemuan (3 Risalah)

- Draf Awal Dokumen Kelembagaan Pokja

(19)

d)Lokakarya Pembentukan Pokja PKP Provinsi

(i) Pelaksana : SKPD Provinsi

(ii) Peserta : - Tingkat provinsi: Kanwil BPN, BPS,

Bappeda, Dinas yang membidangi PKP, dan Dinas/Lembaga terkait PKP lainnya

- Maksimal 3 (tiga) Bappeda Kabupaten/ Kota

terdekat, masing-masing 1 (satu) orang

- Pemangku kepentingan lainnya terkait

PKP tingkat provinsi: Perumnas, PLN, pihak Perbankan, LKNB, APERSI, REI, Akademisi, dll

(iii) Materi : - Modul Pembentukan Pokja PKP Provinsi.

- Draf Awal Kelembagaan Pokja PKP

Provinsi

(iv) Narasumber : Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Fasilitator dan/atau pihak lainnya yang dianggap perlu

(v) Waktu Pelaksanaan : 2 (dua) hari

(vi) Bentuk Pelaporan : - Prosiding Lokakarya Pembentukan Pokja

PKP Provinsi

- Draf Dokumen Kelembagaan Pokja PKP

(20)

3. Manajemen Pendataan PKP – Pelatihan Monitoring dan Evaluasi Pembangunan PKP

Penjelasan:

a) Lokalatih Manajemen Pendataan PKP dan Lokalatih Monitoring dan Evaluasi Pembangunan PKP

(i) Pelaksana : SKPD Provinsi

(ii) Peserta : - Tingkat provinsi: Kanwil BPN, BPS,

Bappeda, Dinas yang membidangi PKP, dan Dinas/Lembaga terkait PKP lainnya

- Seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota

sebanyak 1 orang dari Tim Pendataan dan Monitoring Dekonsentrasi Tahun 2010 (diutamakan) atau dari Bappeda

- Pemangku kepentingan lainnya terkait

PKP tingkat provinsi: Perumnas, PLN, pihak Perbankan, LKNB, APERSI, REI,

(21)

Akademisi, dll

(iii) Materi : - Modul Manajemen Pendataan PKP

- Modul Monitoring dan Evaluasi

Pembangunan PKP

(iv) Narasumber : Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Fasilitator dan/atau pihak lainnya yang dianggap perlu

(v) Waktu Pelaksanaan : 3 (tiga) hari

(vi) Bentuk Pelaporan : Prosiding Lokalatih Manajemen Pendataan PKP dan Monev Pembangunan PKP

b)Rangkaian Pertemuan Penyusunan Profil PKP

(i) Pelaksana : SKPD Provinsi

(ii) Peserta : Hasil kesepakatan pada Lokalatih Manajemen Pendataan

(iii) Narasumber : Fasilitator

(iv) Materi : Modul Manajemen Pendataan PKP

(v) Waktu Pelaksanaan : 1 (satu) hari, sebanyak 3 kali pertemuan (vi) Bentuk Pelaporan : - Risalah setiap pertemuan (3 Risalah)

(22)

4. Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan PKP

(23)

Penjelasan:

a) Lokalatih Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan PKP Provinsi

(i) Pelaksana : SKPD Provinsi

(ii) Peserta : - Tingkat provinsi: Kanwil BPN, BPS,

Bappeda, Dinas yang membidangi PKP, dan Dinas/Lembaga terkait PKP lainnya

- Maksimal 3 (tiga) Bappeda Kabupaten/ Kota

terdekat, masing-masing 1 (satu) orang

- Pemangku kepentingan lainnya terkait

PKP tingkat provinsi: Perumnas, PLN, pihak Perbankan, LKNB, APERSI, REI, Akademisi, dll

(iii) Materi : Modul Penyusunan Dokumen Perencanaan

Pembangunan PKP Provinsi

(iv) Narasumber : Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Fasilitator dan/atau pihak lainnya yang dianggap perlu

(v) Waktu Pelaksanaan : 2 (dua) hari

(vi) Bentuk Pelaporan : Prosiding Lokalatih Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman di Daerah

b)Rangkaian Pertemuan Penyusunan Dokumen Perencanaan

Pembangunan PKP Provinsi

(i) Pelaksana : SKPD Provinsi

(ii) Peserta : Hasil kesepakatan pada lokalatih penyusunan dokumen

(iii) Materi : Modul Penyusunan Dokumen Perencanaan

Pembangunan PKP Provinsi (iv) Narasumber : Fasilitator

(v) Waktu Pelaksanaan : 1 (satu) hari, sebanyak 3 kali pertemuan (vi) Bentuk Pelaporan : - Risalah pertemuan (3 Risalah)

- Draf Awal Dokumen Perencanaan

Pembangunan PKP Provinsi

c) Konsinyasi Profil PKP dan Dokumen Perencanaan Pembangunan PKP Provinsi

(i) Pelaksana : SKPD Provinsi

(ii) Peserta : - Tingkat provinsi: Kanwil BPN, BPS,

Bappeda, Dinas yang membidangi PKP, dan Dinas/Lembaga terkait PKP lainnya.

(iii) Materi : - Modul Penyusunan Dokumen

Perencanaan Pembangunan PKP Provinsi.

- Draf Awal Profil PKP Provinsi

- Draf Awal Dokumen Perencanaan

(24)

(iv) Narasumber : Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Fasilitator dan/atau pihak lainnya yang dianggap perlu

(v) Waktu Pelaksanaan : 2 (dua) hari

(vi) Bentuk Pelaporan : Prosiding Konsinyasi Profil dan Draf Dokumen Perencanaan Pembangunan PKP Provinsi

d)Konsultasi Publik Profil PKP dan Dokumen Perencanaan Pembangunan PKP Provinsi

(i) Pelaksana : SKPD Provinsi

(ii) Peserta : - Tingkat provinsi: Kanwil BPN, BPS,

Bappeda, Dinas yang membidangi PKP, dan Dinas/Lembaga terkait PKP lainnya

- Maksimal 3 (tiga) Bappeda Kabupaten/ Kota

terdekat, masing-masing 1 (satu) orang

- Pemangku kepentingan lainnya terkait

PKP tingkat provinsi: Perumnas, PLN, pihak Perbankan, LKNB, APERSI, REI, Akademisi, dll

(iii) Materi : Modul Penyusunan Dokumen Perencanaan

Pembangunan PKP Provinsi

(iv) Narasumber : Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Fasilitator dan/atau pihak lainnya yang dianggap perlu

(v) Waktu Pelaksanaan : 1 (satu) hari

(vi) Bentuk Pelaporan : - Prosiding Konsultasi Publik Profil PKP

dan Dokumen Perencanaan Pembangunan PKP Provinsi

- Draf Dokumen Perencanaan Pembangunan

PKP Provinsi

- Profil PKP Provinsi

2.7. Pelaporan

Pelaporan Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2011 dengan ketentuan sebagai berikut:

2.7.1. Bentuk Pelaporan

a. Laporan Pelaksanaan

Laporan Pelaksanaan sekurang-kurangnya memuat pendahuluan, pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan dekonsentrasi, risalah rapat/pertemuan, evaluasi pelaksanaan seluruh kegiatan dekonsentrasi dan rekomendasi yang dianggap perlu. Laporan ini dilengkapi dengan:

1) Draf dokumen kelembagaan Pokja PKP Provinsi; 2) Profil PKP Provinsi; dan

(25)

b. Prosiding Kegiatan

Prosiding sekurang-kurangnya memuat pendahuluan, penyelenggaraan kegiatan, rumusan hasil penyelenggaraan kegiatan, dan kesimpulan serta rekomendasi. Prosiding ini dilengkapi dengan sambutan-sambutan, daftar hadir peserta, bahan tayangan, notulensi dan dokumentasi. Prosiding yang harus disiapkan oleh SKPD Provinsi antara lain:

1) Prosiding Sosialisasi Kebijakan Bidang PKP; 2) Prosiding Lokakarya Analisis Isu dan Masalah; 3) Prosiding Lokakarya Konsep Pokja;

4) Prosiding Lokakarya Pembentukan Pokja PKP Provinsi;

5) Prosiding Lokalatih Manajemen Pendataan PKP dan Monitoring dan Evaluasi Pembangunan PKP;

6) Prosiding Lokalatih Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan PKP; 7) Prosiding Konsinyasi Profil dan Dokumen Perencanaan Pembangunan PKP;

dan

8) Prosiding Konsultasi Publik Profil dan Dokumen Perencanaan Pembangunan PKP.

2.7.2. Jumlah Laporan

Laporan Pelaksanaan dan Prosiding kegiatan, beserta lampiran pendukung digandakan dengan rincian sebagai berikut:

- 2 eksemplar dan 10 keping Compact Disk (CD) disampaikan kepada Menteri

Perumahan Rakyat u.p. Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat;

- 1 eksemplar dan 1 keping CD disampaikan kepada Gubernur;

- 1 eksemplar dan 1 keping CD disampaikan kepada Sekretaris Daerah Provinsi; - 1 eksemplar dan 1 keping CD disampaikan kepada Kepala Bappeda Provinsi; - 1 eksemplar dan 1 keping CD disampaikan kepada Kepala Dinas Provinsi yang

membidangi PKP; dan

- 1 eksemplar dan 1 keping CD untuk SKPD Provinsi.

2.7.3. Waktu Penyampaian Laporan

a. Laporan Pelaksanaan Dekonsentrasi disampaikan oleh SKPD Provinsi kepada Menteri melalui Sekretaris Kementerian, dengan tembusan kepada Gubernur, Sekretaris Daerah Provinsi, Kepala Bappeda Provinsi, dan Kepala Dinas Provinsi yang membidangi PKP selambat-lambatnya pada minggu pertama bulan Desember 2011.

(26)

BAB III

PERSIAPAN KEGIATAN

3.1. Penetapan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Penetapan SKPD pelaksana Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011, ditetapkan berdasarkan surat penetapan dari Gubernur dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1. Rincian Penetapan SKPD Pelaksana Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011

No Provinsi SKPD Provinsi Tanggal Penetapan

1 Aceh Dinas Bina Marga dan Cipta Karya 17 September 2010 2 Sumatera Utara Dinas Penataan Ruang dan Permukiman 24 September 2010 3 Riau Dinas Pekerjaan Umum 30 September 2010 4 Kep. Riau Dinas Pekerjaan Umum 08 September 2010 5 Jambi Dinas Pekerjaan Umum 21 September 2010 6 Sumatera Barat Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan

Permukiman 27 September 2010 7 Sumatera Selatan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya 16 September 2010 8 Lampung Dinas Pengairan dan Permukiman 28 September 2010 9 Bengkulu Bappeda 07 September 2010 10 Kep. Bangka Belitung Sekretariat Daerah 20 September 2010 11 Banten Dinas Sumber Daya Air dan Permukiman September 2010 12 Jabar Dinas Permukiman dan Perumahan November 2010 13 DKI Jakarta Dinas Perumahan dan Gedung 19 Nopember 2010 14 Jawa Tengah Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang 17 September 2010 15 DI Yogyakarta Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan

Energi Sumber Daya Meneral 22 September 2010 16 Jawa Timur Bappeda 08 September 2010 17 Bali Dinas Pekerjaan Umum 14 September 2010 18 NTB Dinas Pekerjaan Umum 30 September 2010 19 NTT Dinas Pekerjaan Umum 02 Nopember 2010 20 Kalimantan Barat Dinas Pekerjaan Umum 20 September 2010 21 Kalimantan Tengah Dinas Pekerjaan Umum 25 September 2010 22 Kalimantan Selatan Dinas Pekerjaan Umum 1 Oktober 2010 23 Kalimantan Timur Dinas Pekerjaan Umum 22 Nopember 2010 24 Sulawesi Utara Sekretariat Daerah 22 September 2010 25 Gorontalo Bappeda 16 September 2010 26 Sulawesi Barat Bappeda September 2010 27 Sulawesi Selatan Dinas Tata Ruang dan Permukiman 4 Oktober 2010 28 Sulawesi Tengah Dinas Pekerjaan Umum 22 September 2010 29 Sulawesi Tenggara Dinas Pekerjaan Umum 24 September 2010 30 Maluku Dinas Pekerjaan Umum September 11 31 Maluku Utara Dinas Pekerjaan Umum 18 Februari 2011 32 Papua Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan 25 Oktober 2010 33 Papua Barat Dinas Kependudukan, Tenaga Kerja dan

(27)

3.2. Penetapan Pejabat Inti Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Dalam pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011, Gubernur menetapkan Perangkat Pengelola Keuangan sesuai dengan SKPD yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun Perangkat Pengelola Keuangan yang ditetapkan oleh Gubernur terdiri dari:

1. Kuasa Pengguna Anggaran/Barang; 2. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);

3. Pejabat Penguji Tagihan/Penandatangan Surat Perintah Membayar; dan 4. Bendahara Pengeluaran.

Tanggal penetapan pejabat inti SKPD dapat dilihat pada Tabel 3.2., sedangkan untuk daftar penetapan pejabat inti SKPD dapat dilihat pada Lampiran 5.

Tabel 3. 2. Tanggal Penetapan Pejabat Inti SKPD Provinsi Sesuai SK Gubernur

No Provinsi Tanggal SK

Penetapan Pejabat Inti

(28)

3.3. Pencairan DIPA

DIPA merupakan rencana kerja anggaran untuk pelaksanaan program. Terkait dengan pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011, hingga Bulan April 2011 pencairan DIPA sendiri mengalami hambatan. Beberapa hal yang menjadi persoalan mengenai terhambatnya pencairan DIPA adalah terdapatnya perbedaan RKA-KL DIPA yang ditetapkan dengan RAB, kurangnya kapasitas dari SKPD Provinsi, masih terdapatnya beberapa provinsi yang masih harus menunggu proses di Ditjen Perbendaharaan, dan adanya perubahan sistem pencairan dana di KPKN Wilayah. Rincian mengenai permasalahan yang dihadapi oleh tiap provinsi dalam pencairan DIPA adalah sebagaimana ditunjukan pada Tabel 3.3.

Tabel 3. 3. Permasalahan dalam Pencairan DIPA Dekonsentrasi Tahun 2011

No. Provinsi Permasalahan

1 Aceh -

2 Sumatera Utara -

3 Sumatera Barat Terdapat perbedaan antara RKAKL dengan DIPA

4 Riau Proses pencairan DIPA terhambat karena pejabat yang menandatangani Surat Pengesahan DIPA di kanwil sedang cuti. 5 Kepulauan Riau -

6 Jambi -

7 Sumatera Selatan -

8 Kep. Bangka Belitung Revisi ADK DIPA belum diterima oleh KPPN, sehingga tidak dapat memasukan SPM. Perlu dilakukan entry ulang data RAB karena data tersebut masih harus disesuaikan dengan revisi terakhir dari RAB sesuai dengan format yang dimiliki oleh Kemenpera.

13 Jawa Barat -

14 Jawa Tengah Akun MAK honor tim pendukung tidak sesuai

15 DI Yogyakarta DIPA dari kanwil anggaran baru diterima pada tanggal 14 April 2011.

16 Jawa Timur -

17 Bali -

18 NTB Aplikasi ADK tidak bisa di-backup di KPPN Mataram, NTB

19 NTT -

20 Kalimantan Barat -

21 Kalimantan Tengah Terdapat perbedaan format aplikasi dari Kemenkeu dengan sistem yang dimiliki Kemenpera

22 Kalimantan Selatan - 23 Kalimantan Timur -

24 Sulawesi Selatan DIPA baru diterima pada tanggal 15 April 2011 25 Sulawesi Tenggara -

(29)

No. Provinsi Permasalahan

27 Sulawesi Tengah - 28 Sulawesi Utara -

29 Gorontalo RKAKL tidak sesuai dengan yang diperoleh pada saat Bimtek. RKAKL yang ada, seperti pada tahun 2010

30 Maluku -

31 Maluku Utara -

32 Papua DIPA yang diterima dari kanwil masih harus direvisi 33 Papua Barat -

3.4. Bimbingan Teknis

Bimbingan Teknis (Bimtek) Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menyatukan visi dan pemahaman tentang pelaksanaan tahapan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 kepada SKPD 33 Provinsi selaku perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah.

Dalam pelaksanaannya, Bimtek Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 dilaksanakan selama 4 (empat) hari, terhitung dari tanggal 23 s.d 26 Maret 2011. Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Ambhara, Jl. Iskandarsyah Raya No. 1, Blok M, Jakarta Selatan, dengan mengundang pejabat inti pengelola keuangan SKPD dari 33 Provinsi. Pejabat inti SKPD tersebut terdiri dari Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang/Kepala Satuan Kerja, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Penguji Tagihan/Penandatanganan Surat Perintah membayar (SPM), Bendahara Pengeluaran serta Tim Pelaksana (unsur SKPD Provinsi).

Pada hari pertama, kegiatan ini dibuka oleh Staf Ahli Menteri Bidang Peran Serta Masyarakat dan Pemberdayaan, kemudian dilanjutkan dengan reviu pelaksanaan Dekonsentrasi lingkup Kemenpera Tahun 2010. Pada hari kedua, terdapat sesi diskusi dan tanya jawab antara para peserta dan narasumber tentang pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011. Pada hari ketiga, para peserta diberikan keterampilan dalam menggunakan aplikasi PP 39 Tahun 2006 dalam rangka penyusunan laporan manajerial untuk pelaksanaan Dekonsentrasi Tahun 2011. Pada hari terakhir acara terdapat sesi perkenalan antara SKPD Provinsi dengan Tenaga Ahli Perumahan dan Permukiman (TAPP) Provinsi. Perkenalan ini dimaksudkan agar terjalin keakraban dan sinergitas dalam pelaksanaan dekonsentrasi di provinsi. Keseluruhan proses pelaksanaan Bimbingan Teknis ini kemudian dituangkan dalam sebuah proceeding yang menggambarkan kegiatan yang dilaksanakan dari awal hingga akhir acara. Berikut adalah rincian mengenai Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan Teknis Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011.

a. Latar Belakang

(30)

Pemerintah Provinsi melalui Dekonsentrasi dengan kegiatan meliputi: (a) Sosialisasi Kebijakan Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman, dan (b) Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah dalam hal penyiapan Perencanaan Pembangunan dan Kawasan Permukiman.

Dalam rangka pembinaan pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 dan pengalaman pada pelaksanaan Dekonsentrasi Tahun 2010 salah satu permasalahan yang dihadapi oleh SKPD adalah terkait dengan penyusunan laporan manajerial, laporan akuntabilitas dan laporan teknis. Oleh karena itu, diperlukan bimbingan teknis kepada perangkat pengelola keuangan/pejabat inti SKPD pelaksana Dekonsentrasi dari 33 (tiga puluh tiga) provinsi. Bimbingan Teknis ini sebagai sarana penyampaian substansi/materi maupun teknis pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2011. Dengan demikian diharapkan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 dapat terlaksana sesuai dengan yang direncanakan dan mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan.

b. Maksud dan Tujuan

Pelaksanaan kegiatan Bimbingan Teknis ini dimaksudkan untuk pembinaan dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011. Sedangkan tujuan Bimbingan Teknis ini adalah untuk meningkatkan efektifitas penyelenggaraan Dekonsentrasi serta memberi pembekalan kepada perangkat pengelola/pejabat inti SKPD pelaksana Dekonsentrasi dari 33 (tiga puluh tiga) Provinsi.

c. Sasaran

1. Meningkatnya pemahaman tentang penyelenggaraan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011; dan

2. Meningkatkan kemampuan SKPD Provinsi Pelaksana Dekonsentrasi dalam hal penyusunan laporan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Lingkup Kegiatan

1. Sosialisasi mekanisme pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 beserta pengelolaan dan pertanggungjawaban dan Dekonsentrasi; dan

2. Pelatihan penyusunan laporan manajerial dan teknis.

e. Hasil Pelaksanaan Bimbingan Teknis

1. Kesimpulan

1) Reviu hasil pelaksanaan Dekonsentrasi Tahun 2010

a. Terdapat aplikasi untuk mendukung penyusunan laporan manajerial dan laporan akuntabilitas yaitu aplikasi PP 39 Tahun 2006 untuk laporan manajerial dan aplikasi SAI untuk laporan akuntabilitas; b. Hasil dari Pendataan Dekonsentrasi Tahun 2010 yang lalu tidak dapat

(31)

dari pendataan ini belum representatif (nilai kepastian data tidak bisa dipertanggungjawabkan);

c. Aplikasi Pendataan yang digunakan untuk melihat hasil dan rekap

pendataan provinsi dapat diakses melalui

www.emonev.kemenpera.go.id dan untuk Data Administratif dapat diakses pada www.emonev.kemenpera.go.id/emonev212;

d. Apabila format pendataan tidak/atau belum sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan, maka dapat diberikan catatan Catatan- catatan inilah yang dapat membantu Pemerintah Pusat untuk mengetahui kondisi/atau keadaan yang sebenarnya yang terjadi di lapangan.

2) Arah Kebijakan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera

a. Pembangunan perumahan dan kawasan permukiman adalah merupakan urusan wajib Pemerintah Daerah sehingga Daerah diharapkan dapat menyiapkan NSPK. Hal ini dikarenakan Pemerintah Daerah sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Pusat.

b. Banyak usulan-usulan menyangkut pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemepera terkait dengan kelembagaan, misalnya dalam hal pembentukan organisasi baru dimana banyak usulan dari SKPD Provinsi untuk membentuk Dinas Perumahan dan Permukiman di masing-masing Provinsi sehingga diperlukan fasilitasi dan mediasi dari Pemerintah Pusat.

c. Program Rumah Murah Kemenpera perlu dipikirkan untuk masyarakat seperti yang telah dilakukan oleh beberapa Developer lainnya sebagai bahan perbandingan.

d. Siklus setiap orang dalam memiliki rumah dan rumah memiliki siklus tersendiri

3) Sinkronisasi dan Koordinasi Pelaksanaan Dekonsentrasi

Terkait dengan kegiatan Dekonsentrasi Kemenpera dalam rangka peran Pemda dan sinergitas Pusat dan Daerah, salah satu wujud konkretnya adalah melalui dana-dana perimbangan yang ada.

4) Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Perumahan Rakyat

a. Untuk target pencapaian SPM setiap 3 bulan daerah harus melapor kepada UKP 4. Jadi, Kabupaten/Kota yang sudah memasukkan laporan RPJM-nya harus melapor kepada Ditjen Pemerintahan Umum, Kementerian Dalam Negeri.

b. Program Pembangunan Perumahan yang telah ditegaskan dalam RPJM akan dapat dengan mudah dicapai untuk sasaran masyarakat berpenghasilan rendah dan mencapai target indikator dari Provinsi. c. Penentuan target tentang laporan SPM Kabupaten/Kota yang telah

(32)

d. Untuk mendapatkan “Data Rumah By name” dapat ditelusuri melalui BKKBN.

e. Untuk mencapai suatu target dalam pembangunan rumah susun sebaiknya selalu ada koordinasi antara Pimpinan Daerah, DPR dan instansi terkait lainnya. Pengalaman Kemenpera di lapangan, saat berkunjung ke Sulawesi Selatan dalam rangka Koordinasi Masalah Rumah Susun di Sulsel, persiapannya sangat matang. Jika ada masalah maka DPR nya yang turun tangan, contoh masalah air minum, dan listrik yang sering dihadapi oleh masyarakat.

5) Mekanisme Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera

a. Perlu adanya transformasi substansi antara Dekonsentrasi 2010 dengan Dekonsentrasi 2011, walaupun secara garis besar kegiatan masih sama. Kegiatan tersebut meliputi :

 Sosialisasi kebijakan tetap seperti Dekonsentrasi 2010 tetapi teknisnya berubah;

 Khusus pada kegiatan peningkatan kapasitas perencanaan

breakdown”menjadi lebih banyak.

b. Dokumen perencanaan sebaiknya dibuat secara seri dan terencana. c. Untuk kedepannya kegiatan Dekonsentrasi direncanakan secara “open

menu” sesuai kebutuhan masing-masing daerah Provinsi maupun

Kabupaten/Kota.

d. Diharapkan dalam pelatihan Monitoring dan Evaluasi akan dilakukan penganggaran pada tahun berikutnya, namun harus dapat dipetakan terlebih dahulu perencanaannya.

e. Pembelajaran pelaksanaan Dekonsentrasi Tahun 2010 bahwa dari pelaksanaan Pendataan dan Monitoring Dekonsentrasi Perumahan Rakyat menyimpulkan bahwa masih banyak Pemda Tingkat I/II belum dapat menyajikan data secara baik dan benar.

6) Pelaksanaan Dana Dekonsentrasi

Banyak instrument yang dapat dilaksanakan dalam alur penggunaan dana sehingga penerapannya bisa cepat.

7) Akuntabilitas dan Transparansi atas Pelaksanaan Dekonsentrasi

a. Dari aplikasi dan pelatihan akan dilayani di KPPN, untuk itu diharapkan para SKPD untuk aktif berkoordinasi dengan KPPN untuk mendapatkan input dan output.

b. Instrument tentang alur penerapan dana sudah banyak maka hal-hal yang akan menjadi kendala di daerah dapat diatasi melalui koordinasi yang baik antar kelembagaan/instansi.

8) Mekanisme Audit Pelaksanaan Dekonsentrasi

(33)

b. Inspektur Kementerian akan menyediakan saluran on-line untuk konsultasi mengenai laporan dan pertanggungjawaban dari Daerah ke Pusat.

9) Mekanisme Monev dan Pelaporan Teknis Dekonsentrasi 2011

a. Terkait program-program bantuan pusat akan disampaikan pada sosialisasi kebijakan Bidang PKP.

b. Untuk kegiatan pembinaan dan pendampingan terdapat dua aspek yaitu Pusat ke Daerah dan Daerah ke Pusat.

10)Pelaksanaan PP 39 Tahun 2006

a. Sudah ditekankan untuk hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengisian formulir A, B, C, dan D dalam aplikasi dan pelaksanaan PP.39 Tahun 2006.

b. Aplikasi PP 39 ini direncanakan untuk dapat diangkat dan disesuaikan dengan aplikasi SAI, diharapkan dapat divalidasi angkanya. Selain itu, harap dilatih lagi penggunaan aplikasi ini walaupun belum mendalami.

11)Perbedaan antara Advisor, Konsultan dan Fasilitator :

a. Advisor, lebih banyak berbicara dan sama sekali tidak bersifat membantu kita langsung secara fisik.

b. Konsultan, dapat mengerjakan keduanya. Cuma hanya menginginkan kontraknya saja dan tidak memikirkan sistem kinerjanya langsung serta dapat datang kapan saja.

c. Fasilitator, yaitu gabungan antara konsultan dan advisor dimana fasilitator itu yang mendorong dan membantu agar pekerjaan dapat selesai dengan cepat.

d. Fungsi Fasilitator tidak sama dengan konsultan yang dapat bertindak kapan saja tetapi fasilitator ini memiliki ownership yang baik dan dapat membantu SKPD Provinsi dalam mengembangkan pemikiran yang ingin dikembangkan dan bersama-sama membantu pekerjaan SKPD. Semua pekerjaan SKPD Provinsi tidak dapat diselesaikan oleh fasilitator.

2. Rekomendasi

Berdasarkan diskusi antara narasumber yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi dan peserta dari 33 SKPD Provinsi, dapat dirumuskan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1) Perlunya penjelasan lebih detail mengenai mekanisme pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera.

2) Penambahan alokasi waktu untuk diskusi/tanya jawab pada setiap sesi, terutama mengenai mekanisme penganggaran dan pengawasan dalam pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera.

(34)

Bimbingan Teknis dengan target peserta yang sesuai dengan penugasannya dalam pejabat inti SKPD Provinsi pelaksana Dekonsentrasi.

Terkait teknis pelaksanaan bimbingan teknis ini, terdapat berapa hal yang sekiranya diperbaiki pada acara yang sama akan diadakan di tahun berikutnya:

1) Proses registrasi peserta untuk tiap harinya dapat berjalan lebih lancar dengan menambah line registrasi untuk menghindari antrian peserta.

2) Perlu dipikirkan metode yang tepat dalam mendorong peserta untuk hadir tepat waktu dalam setiap sesinya terutama untuk sesi pertama di pagi hari dan sesi istirahat untuk makan siang.

3) Proses penyiapan materi yang lebih siap dan tersedia bagi peserta pelatihan.

3.5. Pengadaan Tenaga Ahli Perumahan dan Permukiman (TAPP) Provinsi

Dalam rangka pendampingan dalam pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011, maka Kemenpera merasa perlu adanya bantuan teknis Tenaga Ahli Perumahan dan Permukiman (TAPP) Provinsi yang akan memberikan dukungan fasilitasi dan konsultasi kepada SKPD Provinsi dan/atau Pokja PKP Provinsi dalam rangka pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011. TAPP merupakan tenaga ahli yang bertugas untuk mendampingi dan membantu SKPD Provinsi dalam menyelenggarakan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011. Tujuan TAPP adalah untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam hal penyiapan perencanaan pembangunan PKP. Adapun tugas dan tanggung jawab dari TAPP adalah sebagai berikut:

a. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Kemenpera dan SKPD Provinsi; b. Memberikan bantuan teknis berupa konsultasi dan pembimbingan kepada

SKPD Provinsi;

c. Penyusunan rencana kerja TAPP Provinsi;

d. Membantu SKPD Provinsi dalam penyusunan rencana kerja SKPD Provinsi dalam Dekonsentrasi Tahun 2011;

e. Memfasilitasi dan mengorganisasi agenda-agenda rapat kerja, rapat koordinasi dan pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi Tahun 2011 yang terdiri dari:

- Sosialisasi kebijakan bidang PKP;

- Pembentukan pokja PKP provinsi;

- Manajemen pendataan PKP;

- Pelatihan monitoring dan evaluasi pembangunan PKP; dan

- Penyusunan dokumen perencanaan pembangunan PKP Provinsi.

f. Menyusun laporan bulanan yang mengacu pada rencana kerja TAPP yang diketahui oleh SKPD Provinsi;

(35)

h. Memonitor kemajuan pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi di daerah; i. Advokasi pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi.

Pengadaan TAPP oleh Satker Sekretariat Kementerian Perumahan Rakyat dilakukan 2 (dua) kali, yaitu pada bulan Maret dan April 2011. Pengadaan TAPP yang pertama, dilakukan untuk 33 (tiga puluh tiga) orang TAPP yang akan ditempatkan di 33 (tiga puluh tiga) provinsi. Masa kontrak TAPP pada pengadaan yang pertama adalah selama 9 (Sembilan) bulan, yaitu terhitung dari bulan Maret hingga Desember 2011. Akan tetapi, dari 33 (tiga puluh tiga) calon pemenang, terdapat 6 (enam) orang calon pemenang yang mengundurkan diri. Oleh karena itu, dilakukan pengadaan TAPP yang kedua, untuk 6 (enam) provinsi yang belum memiliki TAPP. Masa kontrak TAPP pada pengadaan kedua adalah selama 8 (delapan) bulan, yaitu terhitung dari bulan April sampai dengan bulan Desember 2011. Namun dalam perjalanan pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi, terdapat 2 (dua) orang TAPP yang diganti, yaitu TAPP Provinsi Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tengah. Adapun daftar nama TAPP untuk 33 (tiga puluh tiga) provinsi adalah sebagaimana ditunjukan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Daftar Tenaga Ahli Perumahan dan Permukiman (TAPP) Provinsi

No Provinsi Nama

1 Aceh Bina Riyanto 2 Sumatera Utara Miduk Hutabarat 3 Riau Aminudin

4 Kepulauan Riau Hendra Wahyu Wardhana 5 Jambi Kuwat Karyadi

6 Sumatera Barat Bangun Setia Budiaji 7 Sumatera Selatan Dian Kustiani 8 Lampung Sabil Risaldy Idris 9 Bengkulu Rif’an

10 Kepulauan Bangka Belitung Eda Suwardaya 11 Banten Viva Aditya 12 Jawa Barat Surya Armi 13 DKI Jakarta Raflis Rusdi

14 Jawa Tengah Dwi Anggraheni Hermawati 15 DI Yogyakarta Mahditia Paramita

16 Jawa Timur F. Rooslan Edy Santosa 17 Bali I Made Yudiarsana 18 Nusa Tenggara Barat I Gede Sudiarta

19 Nusa Tenggara Timur Jonathan Ebet Koehuan 20 Kalimantan Barat Triyono

21 Kalimantan Tengah Fajar Taufik 22 Kalimantan Selatan Yudhi Asrianto

Radisa

23 Kalimantan Timur Tondi Martondi 24 Sulawesi Utara Radius P. Mokoginta

25 Gorontalo Yohanes P. Erick Ambarmoko 26 Sulawesi Barat Bambang Hermanto

27 Sulawesi Selatan Muh. Nasrun 28 Sulawesi Tengah Abdullah Zainuddin

(36)

No Provinsi Nama

29 Sulawesi Tenggara Fajar Bachtiar 30 Maluku Rabbani Tutupoho

31 Maluku Utara Kaimudin Mukmin Talaohu 32 Papua Roy Purba

33 Papua Barat Achmad Dardiri

3.6. Training of Trainers (ToT) Tenaga Ahli Perumahan Provinsi (TAPP)

Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2011 terdiri dari rangkaian kegiatan partisipatif Pemerintah Daerah yang membutuhkan pendampingan. Dalam proses pendampingan tersebut, diperlukan pemahaman yang sama dari tenaga ahli dan/atau narasumber yang dilibatkan dalam pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan kegiatan Training of Trainers (ToT) yang dimaksudkan untuk menyiapkan tenaga ahli yang mampu dan siap dalam melaksanakan tugas fasilitasi penyelenggaraan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera. Tujuan umum dari pelaksanaan ToT ini adalah untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan teknis fasilitasi dalam penyelenggaraan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera sebagaimana ruang lingkup kegiatan yang telah direncanakan. Sedangkan tujuan khusus dari pelaksanaan ToT untuk TAPP adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta pelatihan mengenai pembangunan perumahan dan kawasan permukiman yang selanjutnya disingkat PKP meliputi:

a. Konsep pembangunan perumahan rakyat;

b. Kebijakan dan program nasional pembangunan PKP; dan

c. Ruang lingkup program dan kegiatan masing-masing Deputi dan Sekretariat Kementerian di lingkungan Kemenpera.

2. Memberikan pengetahuan kepada peserta mengenai Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 mencakup ruang lingkup kegiatan dan strategi serta mekanisme pelaksanaannya;

3. Memberikan penjelasan kepada peserta mengenai tugas, fungsi dan peran tenaga ahli dalam pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011;

4. Melakukan pendalaman substansi modul peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan PKP meliputi:

a. Modul Pembentukan Pokja PKP Provinsi; b. Modul Manajemen Pendataan PKP;

c. Modul Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan PKP; dan d. Modul Monitoring dan Evaluasi Pembangunan PKP.

5. Meningkatkan pemahaman peserta tentang pendekatan partisipatif dalam fasilitasi pelaksanaan pembangunan PKP mencakup:

(37)

c. Pendidikan orang dewasa.

6. Memberikan keterampilan teknik-teknik fasilitasi partisipatif.

Adapun materi yang disampaikan dalam ToT TAPP adalah:

1. Pengantar lokakarya dan dinamika kelompok;

2. Paparan konsep dan kebijakan pembangunan perumahan; 3. Panel diskusi tentang kebijakan dan program deputi bidang;

4. Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang perumahan rakyat; 5. Mekanisme Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011; 6. Peran dan tugas TAPP dalam Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011; 7. Pendalaman peran dan tugas tenaga ahli dalam Dekonsentrasi Lingkup

Kemenpera Tahun 2011;

8. Penguatan kapasitas daerah dalam pelaksanaan pembangunan PKP; 9. Advokasi pembangunan perumahan;

10. Pendalaman substansi modul pembentukan Pokja PKP Provinsi;

11. Pendalaman substansi modul penyusunan dokumen perencanaan pembangunan PKP;

12. Pendalaman substansi modul Manajemen pendataan PKP;

13. Pendalaman substansi modul monitoring dan evaluasi pembangunan PKP; dan 14. Penyusunan rencana kerja.

Keluaran dari ToT TAPP adalah:

1. Tenaga ahli memiliki pengetahuan dasar mengenai konsep pembangunan PKP, kebijakan dan program nasional pembangunan PKP, dan ruang lingkup program PKP

2. Tenaga ahli memahami fungsi, peran dan tugasnya untuk mendampingi SKPD Provinsi dalam setiap kegiatan di Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011.

3. Tenaga ahli menguasai informasi dan mampu menjelaskan kepada SKPD Provinsi dan pemangku kepentingan lainnya di daerah tentang program dan kegiatan serta mekanisme pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011.

4. Tenaga ahli menguasai substansi modul peningkatan kapasitas sebagai acuan pelaksanaan pendampingan meliputi:

a. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat (Permenpera) mengenai pelimpahan wewenang dan pedoman pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011;

b. Modul Pembentukan Pokja PKP Provinsi; c. Modul Manajemen Pendataan PKP;

d. Modul Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan PKP; dan e. Modul Monitoring dan Evaluasi Pembangunan PKP.

(38)

ToT TAPP dilaksanakan dalam dua tahap. Adapun waktu dan tempat pelaksanaan ToT TAPP adalah sebagai berikut:

1. ToT TAPP Tahap I

a. Hari/Tanggal : Senin – Jumat / 4 – 8 April 2011;

b. Tempat : Hotel Ambhara

Jl. Iskandarsyah No. 1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160

c. Peserta : 27 (dua puluh tujuh) orang TAPP

2. ToT TAPP Tahap II

a. Hari/Tanggal : Selasa – Kamis / 3 – 5 Mei 2011;

b. Tempat : Hotel Ambhara

Jl. Iskandarsyah No. 1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160

c. Peserta : 6 (enam) orang TAPP

Sesuai dengan target peserta, ToT ini diperuntukkan bagi tenaga ahli yang akan menjalankan tugas fasilitasi dan mendampingi SKPD Provinsi selama pelaksanaan Dekonsentrasi di daerah.

3.7. Penetapan dan Training of Trainers (ToT) Narasumber

Kegiatan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011, yang terdiri dari Sosialisasi Kebijakan dan Peningkatan Kapasitas, melibatkan beberapa pejabat Kemenpera yang berperan sebagai Narasumber pada rangkaian kegiatan Dekonsentrasi. Penetapan pejabat yang akan bertugas sebagai narasumber dalam pelaksanaan Dekonsentrasi, adalah melalui penetapan langsung dari Deputi Bidang dan Pejabat Eselon II pada unit kerja Sekretariat Kemenpera. Narasumber yang telah ditetapkan adalah sejumlah 95 (sembilan puluh lima) orang, yang terdiri dari:

1. Deputi Bidang Pembiayaan menugaskan 10 (sepuluh) orang Pejabat Eselon III dan 5 (lima) orang Pejabat Eselon IV;

2. Deputi Bidang Pengembangan Kawasan menugaskan 10 (sepuluh) orang Pejabat Eselon III dan 5 (lima) orang Pejabat Eselon IV;

3. Deputi Bidang Perumahan Swadaya menugaskan 11 (sebelas) orang Pejabat Eselon III dan 5 (lima) orang Pejabat Eselon IV;

4. Deputi Bidang Perumahan Formal menugaskan 11 (sebelas) orang Pejabat Eselon III dan 5 (lima) orang Pejabat Eselon IV;

5. Sekretariat Kementerian Perumahan Rakyat:

a. Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran menugaskan 3 (tiga) orang Pejabat Eselon III, 9 (sembilan) orang Pejabat Eselon IV, dan 12 (dua belas) orang staf;

b. Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian menugaskan 2 (dua) orang Pejabat Eselon III;

(39)

d. Kepala Pusat Pengembangan Perumahan menugaskan 2 (dua) orang Pejabat Eselon III; dan

e. Pimpinan BLU Pusat Pembiayaan Perumahan menugaskan 2 (dua) orang Pejabat Eselon III.

Adapun daftar nama pejabat yang ditugaskan sebagai narasumber, sebagaimana pada Lampiran 4 Laporan Pelaksanaan Dekonsentrasi Tahun 2011. Pejabat yang telah ditugaskan sebagai narasumber kemudian mengikuti ToT narasumber Kemenpera. Hal ini dibutuhkan sebagai pembekalan pengetahuan dan keterampilan teknis fasilitasi dalam penyelenggaraan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011, sebagaimana ruang lingkup yang telah direncanakan.

Sesuai dengan target yang sudah ditetapkan, peserta ToT ini diperuntukkan bagi narasumber/instruktur dari Kemenpera yang akan menjalankan tugas fasilitasi dalam kegiatan Dekonsentrasi di daerah. Tujuan khusus untuk ToT narasumber Kemenpera adalah sebagai berikut:

1. Menyamakan persepsi mengenai pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 mencakup:

a. Ruang lingkup kegiatan;

b. Strategi serta mekanisme pelaksanaannya;

c. Pembelajaran pelaksanaan dekonsentrasi tahun sebelumnya; dan d. Pokok-pokok penjelasan secara standart.

2. Menyamakan pemahaman mengenai substansi modul peningkatan kapasitas 3. Meningkatkan pemahaman peserta tentang pendekatan partisipatif dalam

fasilitasi pelaksanaan pembangunan PKP mencakup; a. Filosofi partisipatif;

b. Dasar-dasar fasilitasi;

c. Pendidikan orang dewasa; dan d. Teknik-teknik fasilitasi partisipatif.

4. Melakukan pendalaman substansi modul peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan PKP meliputi:

a. Modul Pembentukan Pokja PKP Provinsi; b. Modul Manajemen Pendataan PKP;

c. Modul Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan PKP; dan d. Modul Monitoring dan Evaluasi Pembangunan PKP.

5. Meningkatkan keterampilan teknis komunikasi dan artikulasi dalam penyampaian materi/presentasi.

Kegiatan ToT narasumber Kemenpera dilaksanakan pada: Hari/ Tanggal : Senin – Selasa / 4 – 5 April 2011

Tempat : Hotel Ambhara

(40)

Sedangkan Keluaran dari ToT narasumber Kemenpera adalah sebagai berikut:

1. Peserta memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai kebijakan dan sasaran serta program pembangunan PKP;

2. Persepsi yang sama diantara peserta mengenai pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011;

3. Pokok-pokok penjelasan yang standar mengenai pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011;

4. Peserta memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai konsep dan aplikasi pendekatan partisipatif dalam fasilitasi pelaksanaan pembangunan PKP mencakup:

a. Filosofi partisipatif; b. Dasar-dasar fasilitasi;

c. Proses pembelajaran orang dewasa; dan d. Teknik-teknik fasilitasi partisipatif.

5. Peserta menguasai substansi modul peningkatan kapasitas;

(41)

BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Sosialisasi Kebijakan Bidang PKP

Pada pelaksanaan Sosialisasi Kebijakan Bidang PKP, terdapat 3 provinsi yang melaksanakan kegiatan ini sebanyak 2 (dua) kali, yaitu Sumatera Utara, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Rincian mengenai Pelaksanaan Sosialisasi Kebijakan pada tiap provinsi adalah sebagaimana ditunjukkan oleh Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Pelaksanaan Sosialisasi Kebijakan Bidang PKP di 33 Provinsi

No. Provinsi Waktu Pelaksanaan Tempat Pelaksanaan

1 Aceh 2-3 Mei 2011 Hermes Palace Hotel

2 Sumatera Utara 1 3-4 Mei 2011 Hotel Madani, Medan Sumatera Utara 2 5-6 Mei 2011 Hotel Madani, Medan 3 Sumatera Barat 25-26 April 2011 The Hils Hotel, Bukittinggi

4 Riau 10-11 Mei 2011 Furaya Hotel , Pekanbaru

5 Kepulauan Riau 12-13 Mei 2011 Hotel Pelangi Tanjung Pinang

6 Jambi 20-21 April 2011 Hotel Wiltop, Jambi

7 Sumatera Selatan 4-5 Mei 2011 Hotel Grand Zuri, Palembang 8 Kep. Bangka Belitung 26-27 April 2011 Hotel Aston Soll Marian

9 Bengkulu 24-25 Mei 2011 Hotel Nala Sea Side Kota Pantai Panjang, Bengkulu

10 Lampung 20 21 Juni 2011 Hotel Sheraton, Bandar Lampung

11 Banten 2-3 Mei 2011 Hotel Istana Nelayan, Tangerang

12 DKI Jakarta 10-11 Mei 2011 Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara 13 Jawa Barat 27-28 April 2011 Hotel Arion Swiss Bel

14 Jawa Tengah 1 10-11 Mei 2011 Hotel Rawa pening Pratama, Bandungan, Semarang Jawa Tengah 2 19-20 Mei 2011 Hotel Rawa Pening Pratama, Bandungan, Semarang 15 DI Yogyakarta 3-4 Mei 2011 Hotel Inna Garuda, Yogyakarta

16 Jawa Timur 1 15-16 Juni 2011 Garden Palace Hotel, Surabaya Jawa Timur 2 22-23 Juni 2011 Garden Palace Hotel, Surabaya

17 Bali 19-20 April 2011 Hotel Fave, Denpasar

18 NTB 18-19 Mei 2011 Hotel Lombok Raya, Mataram-Lombok

19 NTT 11-12 Mei 2011 Hotel Sasando, Kupang

20 Kalimantan Barat 11-12 Mei 2011 Hotel Kapuas Palace, Pontianak 21 Kalimantan Tengah 5-6 Mei 2011 Hotel Luwangsa, Palangkaraya 22 Kalimantan Selatan 27-28 Juni 2011 Hotel Arum, Banjarmasin 23 Kalimantan Timur 3-4 Mei 2011 Hotel Grand Victoria, Samarinda 24 Sulawesi Selatan 20-21 Mei 2011 Hotel Singgasana, Makassar 25 Sulawesi Tenggara 18-19 April 2011 Swiss-Bel hotel, Kendari 26 Sulawesi Barat 10-11 Mei 2011 Hotel D’Maleo, Mamuju 27 Sulawesi Tengah 5-6 Mei 2011 Rama Garden Hotel, Palu

28 Sulawesi Utara 19-20 April 2011 Swiss Bell Hotel Maleosan, Manado

29 Gorontalo 11-12 Mei 2011 Hotel New Rachmat, Gorontalo

30 Maluku 12-13 Mei 2011 Hotel Marina Jl Yan Paays, Ambon

31 Maluku Utara 19-20 Mei 2011 Hotel Boulevard, Ternate

32 Papua 20-21 Juni 2011 Swiss Bel Hotel, Jayapura

Gambar

Gambar 2.1. Alur Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011
Gambar 2.2. Alur Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Kebijakan Bidang PKP
Gambar 2.3. Alur Pelaksanaan Kegiatan Pembentukan Pokja PKP Provinsi
Gambar 2.4. Alur Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Pendataan PKP
+7

Referensi

Dokumen terkait

Miftahendarwati, Efek Antibakteri Ekstrak Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix) Terhadap BAKTERI Streptococcus mutans (in vitro), in Fakultas Kedokteran Gigi 2014,

a) Jumlah modal yang diserahkan kepada anggota selaku pengelola modal harus diserahkan tunai, dapat berupa uang/barang yang dinyatakan nilainya dalam satuan uang.

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa kandungan butir menir padi varietas Siam Sabah yang tertinggi ada pada gabah kering 12,10% yaitu sebanyak 8,30%, sedangkan butir

Dengan mengamati gambar beberapa pilihan contoh perilaku di rumah yang sesuai dengan sila kedua, siswa dapat menunjukkan contoh perilaku di rumah yang sesuai dengan sila kedua

Application Layer merupakan tempat aplikasi-aplikasi yang menggunakan TCP/IP stack berada, contohnya antara lain SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) adalah suatu protokol

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi perawat dengan pelaksanaan

Berdasarkan permasalahan dari tinjauan umum dan mengacu pada tinjauan pustaka, maka disusunlan kerangka konsep dalam menentukan langkah-langkah yang akan digunakan