• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Oleh : NURSILASTUTI NIM. X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Oleh : NURSILASTUTI NIM. X"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENGGUNAAN MEDIA MODEL BANGUN DATAR

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

SIFAT- SIFAT BANGUN DATAR

PADA SISWA KELAS V

SDN KALIHARJO KABUPATEN PURWOREJO

TAHUN PELAJARAN 2009/ 2010

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh :

NURSILASTUTI NIM. X1907008  

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

(2)

commit to user

i

 

PENGGUNAAN MEDIA MODEL BANGUN DATAR

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

SIFAT- SIFAT BANGUN DATAR

PADA SISWA KELAS V

SDN KALIHARJO KABUPATEN PURWOREJO

TAHUN PELAJARAN 2009/ 2010

Oleh : NURSILASTUTI

NIM. X1907008

Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

     

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

(3)

commit to user

ii

 

PENGESAHAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hdapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Tanggal :

Tim Penguji Laporan PTK

Nama Terang Tanda Tangan Ketua : Drs. Sukarno, M.Pd. ………. Sekretaris : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. ………. Anggota I : Dr. Riyadi, M.Si. ………. Anggota II : Dra. Siti Istiyati, M.Pd. ……….

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

(4)

commit to user

iii  

PERSETUJUAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Pembimbing, Supervisor, Dr. RIYADI, M.Si NIP. 19670116 199402 1 001 MUSLIHAH, S.Pd NIP.19640709 198608 2 002

(5)

commit to user

iv

 

ABSTRAK

NURSILASTUTI. PENGGUNAAN MEDIA MODEL BANGUN DATAR

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT- SIFAT BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SDN KALIHARJO KABUPATEN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2009/ 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V SD Negeri Kaliharjo dengan menggunakan media model bangun datar.

Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian ini adalah prestasi belajar Matematika, sedangkan variabel yang menjadi sasaran pembelajaran dalam penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun datar.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun jumlah siswa kelas V SD Negeri Kaliharjo 25 siswa.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pemahaman konsep sifat-sifat bangun datar, setelah diadakan tindakan kelas dengan media model bangun datar. Hal ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya prestasi siswa dari sebelum dan sesudah tindakan. Pada siklus I nilai rata-rata 60,8 Pada siklus II meningkat menjadi 77,47.

Demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan media model bangun datar dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas V SD Negeri Kaliharjo Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo tahun pelajaran 2009 / 2010.

(6)

commit to user

v

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur Peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga Peneliti dapat menyelesaikan Usulan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dengan lancar dan tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan Usulan Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti mendapatkan bantuan serta bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan kemudahan dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.

3. Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program PJJ S-1 PGSD yang selalu memberikan petunjuk dan arahan.

4. Dr. Riyadi, M.Si. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Tugas Akhir dan Dosen Pembimbing yang telah berkenan mengorbankan segala tenaga dan waktu guna memberikan bimbingan dan arahan selama peneliti menyusun laporan PTK.

5. Jumadi, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri Kaliharjo Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

6. Muslihah, S.Pd. selaku Guru Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama peneliti menyusun Usulan PTK.

7. Bapak / Ibu Guru dan Penjaga SD Negeri Kaliharjo yang telah memberikan kemudahan, masukan, bimbingan, dan arahan selama peneliti menyusun Usulan PTK.

8. Segenap sahabat, handai taulan, dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dan kerjasama kepada peneliti demi terselesaikannya Usulan PTK ini.

(7)

commit to user

vi

 

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Usulan PTK ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan. Semoga Usulan PTK ini bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Purworejo, 19 Juni 2010

(8)

commit to user

vii   DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PEGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Hasil Penelitian ... .. 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5

A. Kajian Teori ... 4

I. Hakikat Matematika ... 4

II. Media Pembelajaran ... 7

III. Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Media Pembelajaran Benda Konkrit ……… 11

B. Kerangka Pikir ... 12

C. Hipotesis Tindakan ... 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 14

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 14

B. Subjek Penelitian ... 14

C. Prosedur Penelitian ... 14

I. Sumber Data ... 14

II. Teknik Pengumpulan Data ... 15

III. Teknik Analisis Data ... 16

IV. Indikator Kerja ... 17

V. Prosedur ... 17

(9)

commit to user

viii  

A. Hasil Penelitian ... 20

I. Kondisi Awal ... 20

II. Laporan Pelaksanaan Pembelajaran ... 20

B. Pembahasan ... 28

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 30

A. Kesimpulan ... 30

B. Saran ... 31

Daftar Pustaka ………. 33 Lampiran

(10)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, juga mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan Matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, dan teori peluang. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan Matematika yang kuat sejak dini.

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Pada dasarnya pelajaran Matematika bertujuan untuk melatih berpikir secara logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah tidak pasti dan kompetetif.

Adapun fungsi dan tujuan pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar sebagaimana diamanatkan oleh kurikulum 2004 pada intinya adalah untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen, serta melatih cara berpikir yang sistematis, logis, kritis, kreatif, dan konsisten. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran Matematika dengan menggunakan media yang sesuai.

Dalam setiap kesempatan, pembelajaran Matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi. Dengan mengajukan masalah yang baru berkembang, siswa dapat secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep Matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, guru diharapkan menggunakan teknologi dan informasi seperti penggunaan media bangun datar.

(11)

commit to user

Kenyataan di lapangan bahwa tujuan Matematika seperti yang dirumuskan dalam kurikulum 2004 tersebut belum dapat dicapai secara optimal. Hal ini disebabkan karena pengajaran Matematika kurang menggunakan media diharapkan siswa akan meningkatkan prestasinya. Dari kenyataan tersebut maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan bahwa rendahnya prestasi belajar matematika adalah kurang optimalnya penggunaan media bangun datar dan hambatan penggunaan media bangun datar.

Dari latar belakang masalah di atas, bahwa rendahnya prestasi belajar Matematika pada akhir periode pembelajaran tidak terlepas dari kualitas guru dalam menggunakan media bangun datar. Di samping itu juga minat ssiswa dalam mengikuti pembelajaran Matematika sangat kurang, sehingga pembelajaran kurang bermakna.

Agar pembelajaran Matematika dapat memberikan pengalaman yang lebih bermakna dan utuh serta mencapai hasil belajar yang maksimal sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka guru harus dapat memilih media yang sesuai dengan materi, karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuan untuk membangkitkan rangsangan indera penglihatan, indera pendengaran, indera perabaan, indera pengecapan, dan indera penciuman.

Bertolak dari sejumlah permasalahan yang ada di lapangan dan keinginan untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika, maka peneliti berusaha melakukan penelitian tentang Penggunaan Media Model Bangun Datar untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat-Sifat Bangun Datar pada Siswa Kelas V SD Negeri Kaliharjo Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo Tahun pelajaran 2009 / 2010.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai berikut: “

(12)

commit to user

Apakah penggunaan media model bangun datar dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat- sifat bangun datar pada siswa kelas V SD N Kaliharjo Tahun Pelajaran 2009/ 2010?”

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan teori belajar dan media pembelajaran, permasalahan yang terjadi di kelas V SD N Kaliharjo Kabupaten Purworejo tahun pelajaran 2009/ 2010 perlu disesuaikan melalui tindakan guru berupa penggunaan media pembelajaran media bangun datar dalam pembelajaran menentukan sifat- sifat bangun datar pada mata pelajaran matematika.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep sifat- sifat bangun datar dengan menggunakan media model bangun datar pada siswa kelas V SD N Kaliharjo Tahun Pelajaran 2009/ 2010.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Siswa

Meningkatnya pemahaman konsep- konsep matematika khususnya kemampuan menentukan sifat- sifat bangun datar.

2. Guru

Meningkatnya keterampilan menggunakan media pembelajaran matematika khususnya pada konsep sifat- sifat bangun datar.

3. Sekolah

Meningkatnya profesionalisme guru khususnya dalam pembelajaran matematika.

(13)

commit to user

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori I. Hakikat Matematika 1) Pengertian Matematika

Matematika adalah ilmu tentang logika mengenal bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Matematika itu timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran.

Menurut Johshon dan Myklebus dalam bukunya Mulyono Abdurrahman (1999 : 252), Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan, sedangkan fungsi teorinya adalah untuk memudahkan berfikir. Sedangkan Lenner juga berpendapat dalam Mulyono Abdurrahman (1999 : 252), Matematika merupakan bahasa simbolis dan cirri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif. Sementara menurut Paling dalam bukunya Mulyono Abdurrahman (1999 : 252) mengemukakan bahwa :

Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.

Dari berberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisir pembuktian yang logis, menggunakan bahasa yang cermat, jelas, dan akurat serta representasinya dengan symbol. Matematika juga merupakan pengetahuan struktur yang terorganisir sifat-sifat atau teori-teori itu dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur-unsur yang

(14)

commit to user

didefinisikan kebenarannya, disamping itu Matematika juga merupakan seni karena keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya.

Di dalam penelitian matematika ini yang dimaksud dengan Matematika adalah salah satu ilmu dasar yang bergunauntuk memahami dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang memudahkan manusia berpikir dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

2) Tujuan Pembelajaran Matematika

Dalam kurikulum 2006 disebutkan bahwa pembelajran matematika adalah melatih cara berpikir secara sistematis, logis, kritis dan konsisten.

Untuk mencapai kemampuan tersebut perlu dikembangkan proses belajar Matematika yang menyenangkan, memperhatikan keinginan siswa, membangun pengetahuan dari apa yang diketahui siswa, menciptakan suasana kelas yang mendukung kegiatan belajar, memeberikan kegiatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran , memberikan kegiatan yang menantang, memberikan kegiatan yang memeberi harapan keberhasilan, menghargai setiap pencapaian siswa.

Dari kurikulum di atas dapat dikatakan bahwa guru dalam melakukan pembelajaran matematika harus bias membuat situasi yang menyenangkan, memberikan alternative penggunaan alat peraga atau media pembelajaran yang bisa digunakan pada berbagai tempat dan keadaan, baik di sekolah maupun di rumah. Tujuan pembelajaran itu telah dianggap selesai apabila siswa sudah memiliki sejumlah kemampuan di bidang matematika.

3) Silabus Matematika SD

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan

(15)

commit to user

pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.

Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian (BSNP, 2006: 14).

Kemampuan matematika yang dipilih dalam kompetensi standar kompetensi ini dirancang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa agar dapat berkembang secara optimal serta memperhatikan pula perkembangan pendidikan matematika di dunia sekarang ini, untuk mencapai kompetensi tersebut dipilih materi-materi dengan memperhatikan struktur keilmuan, tingkat kedalaman materi, serta sifat esensial materi dan ketercapaiannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kurikulum 2006 secara rinci standar kompetensi matematika meliputi bilangan, pengukuran, geometri dan pengelolaan data. Akan tetapi, untuk di kelas V hanya diajarkan bilangan, pengukuran dan geometri.

1. Bilangan, terdiri dari :

a. Melakukan dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pemecahan masalah.

b. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah.

c. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. 2. Pengukuran dan Geometri, terdiri dari :

a. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

b. Menghitung volume kubus dan balok dan menggunakannya dalam pepemecahan masalah.

c. Memahami sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang serta hubungan antarbangun.

(16)

commit to user

Penelitian ini akan membahas pengukuran dan geometri, khususnya tentang sifat-sifat bangun datar.

Bangun datar dalam arti matematika disini adalah istilah bangun-bangun geometri dan bangun datar. Bangun-bangun geometri itu diantaranya titik garis, ruas garis, sudut, kurva, segitiga, bangun segiempat, lingkaran, kerucut, bola, dan sebagainya. Sedangkan bangun datar itu sendiri adalah bangun yang dibuat pada permukaan datar.

II. Media Pembelajaran

1) Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin, yakni medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “pengantar”, atau “perantara”. Dalam bahasa Arab media disebut wasail betuk jamak dari wasilah yakni sinonim al

wasth yang artinya juga “tengah”. Kata tengah itu sendiri berarti berada

di antara dua sisi, maka disebut sebagai “perantara” (wasilah) atau yang mengantarai kedua sisi tersebut. Karena posisinya berada di tengah ia disebut pengantar atau penghubung, yakni mengantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan suatu hal dari suatu sisi ke sisi yang lainnya.

Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar yang efektif dan efisien.(Yudhi Munadi, 2008 : 6).

Menurut M. Djauhar Siddiq (2008 : 36), media pembelajaran adalah segala bentuk pengantara atau bentuk penyampaian pesan dalam proses komunikasi pembelajaran. Beberapa fungsi dari media pembelajaran dalam proses komunikasi pembalajaran diantaranya sebagai berikut:

a. Berperan sebagai komponen yang membantu mempermudah/memperjelas materi atau pesan pembelajaran dalam proses pembelajran;

(17)

commit to user

b. Membuat pembelajaran menjadi lebih menarik; c. Membuat pembelajran lebih realistis/objektif; d. Menjangkau sasran yang luas;

e. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu, karena dapat menampilakan pesan yang berada di luar kelas dan dapat menampilkan informasi yang terjadi pada masa lalu, mungkin juga masa yang akan datang;

f. Mengatasi informasi yang bersifat membahayakan, gerakan rumit, obyek yang sangat besar dan sangat kecil, semua dapat disajikan menggunakan media yang telah dimodifikasi;

g. Menghilangkan verbalisme yang hanya bersifat kata-kata. (M. Djauhar Siddiq,2008 : 21)

Berdasarkan teori media pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan guru sebagai perantara atau pengantar penyampaian pesan dalam proses komunikasi pembelajaran. Guru yang mengajar tanpa menggunakan media pembelajran tentu kuyrang merangsang atau menantang siswa untuk belajar. Apalagi bagi siswa SD yang perkembangan intelektualnya masih membutuhkan alat peraga. Semua lingkungan yang diperlukan untuk belajar siswa ini didesain secara integral akan menjadi bahan belajar dan pembelajran yang efektif.

2) Macam-macam Media

Macam-macam media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran, Henich dkk (1996) seperti dikutip dalam buku Media Pembelajaran Departemen Pendidikan Kebudayaan (2003 : 23), membuat klasifikasi media yang lebih sederhana, yaitu :

1. Media yang tidak diproyeksikan

Media realita, model, media grafis (gambar, foto, sketsa, diagram/skema, bagan/chart, grafik).

2. Media yang diproyeksikan

(18)

commit to user

3. Media Audio

Kaset audio(yang sering digunakan di sekolah). 4. Media Video

5. Media berbasis computer 6. Multi media kit

Sedangkan jenis media pembelajaran matematika diantaranya adalah busur, jangka, garis bilangan, kartu bilangan, macam-maacm bangun datar, bangun ruang, dekak-dekak, alat peraga jam, dan lain-lain.

3) Fungsi Media Pembelajaran

Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (Strategi Belajar Mengajar.2001 : 154) mengemukakan:

Media pengajaran adalah merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mengantarkan atatu menyampaikan pesan, berupa sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap kepada peserta didik sehingga peserta didik itu dapat menangkap, memahami dan memiliki pesan-pesan dan makna yang disampaikan itu.

Secara umum sebuah media berfungsi sebagai: 1. Alat bantu mewujudkan situasi belajar yang efektif 2. Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar

3. Meletakkan dasar-dasar yang konkrit dari konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme

4. Membangkitkan motivasi belajar peserta didik 5. Mempertinggi mutu belajar mengajar

4) Tujuan Media Pembelajaran

Tujuan dari penggunaan media untuk membantu guru menyampaikan pesan-pesan secara mudah kepada siswa sehingga siswa dapat menguasai pesan-pesan secara cepat, tepat, dan akurat.

(19)

commit to user

Penggunaan media yang dimaksud agar siswa tidak merasa bosan dalam belajarnya.

Menurut Mulyani Sumantri (2001 : 153), secara khusus media pengajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut :

1) Memberikan kemudahan para siswa untuk lebih memahami konsep, sikap dan keterampilan tertentu tentang penggunaan media yang tepat menurut karateristik bahan.

2) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat siswa untuk belajar.

3) Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi, karena siswa tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu.

Dengan demikian menurut peneliti tujuan media adalah membantu guru dalam menyampaikan pesan kepada siswa dan membantu siswa dalam memahami konsep, sikap, dan keterampilan dalam belajarnya.

5) Langkah-langkah Penggunaan Media

Media yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini berupa berbagai macam bentuk bangun-bangun datar yang terbuat dari kertas karton.

Cara menggunakan media pembelajaran ini hanya dengan membagikan pada siswa dan siswa diminta untuk menganalisis sifat-sifat bangun datar tersebut dengan bantuan penggaris, busur derajat dan lain-lain.

Misal pada persegi panjang. Siswa diberikan model bangun datar persegi panjang kemudian diminta mengukur besar sudut dengan busur derajat, dengan penggaris siswa mementukan sifat bahwa terdapat 2 pasang sisi sejajar dan mempunyai panjang yang sama. Sedangkan untuk model- model yang lain cara penggunaannya juga sama tergantung dengan sifat-sifat masing-masing bangun datar.

(20)

commit to user

III. Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Media Pembelajaran Benda Konkrit.

Bruner, melalui teorinya mengungkapkan bahwa dalam proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan memanipulasi benda-benda atau alat peraga yang dirancang secara khusus dan dapat diotak-atik oleh siswa dalam memahami suatu konsep matematika. Melalui alat peraga yang ditelitinya itu, anak akan melihat langsung bagaimana keteraturan dan pola struktur yang terdapat dalam benda yang sedang diperhatikannya itu. (Siti Hawa,dkk.,2008 : 6)

Tiga tahapan dalam teori belajar Bruner tentang perkembangan intelektual adalah:

a. Enactive, dimana seseorang belajar tentang dunia melalui aksi-aksi terhadap objek.

b. Iconic, dimana pembelajaran terjadi melalui penggunaan model-model dan gambar-gambar.

c. Symbolic, yang menggambarkan kapasitas berpikir dalam istilah-istilah yang abstrak.(Mark K.Smith, dkk., 2009 : 123) Tahapan perkembangan belajar kognitif menurut Piaget dalam dalam Nabisi Lapono (2008 : 19)

a. Sensorimotor inteligence (lahir s.d usia 2 tahun): perilaku terikat pada panca indera dan gerak motorik. Bayi belum mampu berpikir konseptual namun perkembangan kognitif telah dapat diamati.

b. Preoperation thought (2-7 tahun): tampak kemampuan berbahasa, berkembang pesat penguasaan konsep. Bayi belum mampu berpikir konseptual namun perkembangan kognitif telah dapat diamati.

c. Concrete Operation (7-11 tahun): berkembang daya mampu anak berpikir logis untuk memecahkan masalah konkrit. Konsep dasar benda, jumlah waktu, ruang, kausalitas.

d. Formal Operations (11-15 tahun): kecakapan kognitif mencapai puncak perkembangan. Anak mampu memprediksi, berpikir tentang situasi hipotesis, tentang hakekat berpikir serta mengapresiasi

(21)

commit to user

struktur bahasa dan berdialog. Sarkasme, bahasa gaul, mendebat, berdalih adalah sisi bahasa remaja cerminan kecakapan berpikir abstrak dalam atau melalui bahasa.

Berdasarkan teori belajar dan pembelajaran serta media pembelajaran bahwa dalam pembelajaran terutama untuk anak sekolah dasar, guru perlu menggunakan media pembelajaran benda konkrit. Oleh karena itu, dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti membuat desain pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran benda konkrit untuk pembelajaran membandingkan bilangan cacah.

Dalam pembelajaran siswa akan lebih mudah belajar dengan meihat benda langsung (konkrit) daripada hanya membayangkan bendanya saja. Benda konkrit yang digunakan sebagai media pembelajaran yaitu macam-macam Bangun datar dari kertas karton.

B. Kerangka Pikir

Prestasi belajar siswa kelas V SD N Kaliharjo tahun pelajaran 2008/ 2009 pada konsep menentukan sifat- sifat bangun datar mata pelajaran matematika masih rendah atau di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini terjadi karena pada pembelajaran guru tidak menggunakan media pembelajaran model, sehingga kemampuan siswa menentukan sifat- sifat bangun datar rendah, siswa cepat bosan dan pembelajaran tidak menyenangkan.

Berdasarkan teori belajar dan pembelajaran, maka untuk mengatasi masalah pembelajaran tersebut guru melakukan tindakan yang berupa penggunaan media pembelajaran model bangun datar. Dalam pembelajaran pada konsep menentukan sifat- sifat bangun datar, guru menggunakan media pembelajaran model bangun datar.

Pada pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran diharapkan kemampuan siswa menentukan sifat- sifat bangun datar dapat meningkat, siswa tidak bosan belajar di kelas, dan pembelajaran menjadi menyenangkan.

(22)

commit to user

Berdasarkan uraian diatas, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagi berikut:

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan PTK sebagai berikut

Penggunaan media pembelajaran model bangun datar diduga dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun datar siswa kelas V SD N Kaliharjo Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010.

Kondisi awal

Dalam pembelajaran matematika guru belum menggunakan media model bangun datar

a. Kemampuan siswa menentukan sifat bangun datar masih rendah. b. Siswa cepat bosan.

c. Pembelajaran tidak menyenangkan.

Dalam pembelajaran guru dengan menggunakan media pembelajaran model (persegi, persegi panjang, jajar genjang dan lain- lain).

Tindakan

Kondisi Akhir

Dalam pembelajaran matematika guru menggunakan media model:

a. Kemampuan siswa menentukan sifat- sifat bangun datar meningkat.

b. Siswa tidak cepat bosan.

(23)

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

I. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Kaliharjo Purworejo, obyek penelitiannya adalah peserta didik kelas V. Adapun alasan dilakukannya penelitian ini adalah:

• Prestasi belajar peserta didik SD N Kaliharjo Purworejo dalam mata pelajaran matematika kurang baik.

• Membuat peserta didik agar lebih tertarik untuk belajar matematika. II. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian selama 6 bulan yaitu mulai bulan Januari sampai dengan Juni 2010.

B. Subjek Penelitian

Subyek penelitian yaitu siswa kelas V SD N Kaliharjo Purworejo tahun pelajaran 2009/ 2010 semester II dengan jumlah siswa 25 anak.

C. Prosedur Penelitian

I. Sumber Data

Data atau informasi yang penting,dikumpulkan dan dikaji, dalam penelitian ini sebagian kesar kualitatif. Informasi tersebut akan digali dari berbagai sumber data dan jenis data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi :

1) Informasi, yang terdiri dari guru kelas V, guru lain yang pernah mengajar kelas IV tahun lalau dan siswa kelas V SD Negeri Kaliharjo Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo.

(24)

commit to user

a. Tempat : Ruang kelas V SD Negeri Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo.

b. Peristiwa : Proses Belajar mengajar dengan media macam-macam bangun datar.

3) Arsip dan Dokumen

a. Arsip : Kurikulum 2006 b. Dokumen : Daftar Nilai 4) Tes Hasil Belajar

5) Perekaman

II. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian juga sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Observasi

Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi langsung dan partisipatif agar hasil seobjektif mungkin. Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan tanpa perantara terhadap objek yang diteliti. Sedangkan observasi partisipatif, yaitu observasi yang observer ikut dalam bagian / memasukkan diri dalam situasi yang diteliti. Observasi dilakukan pada siswa kelas V SD untuk mengetahui minat dan perhatiannya selama proses pembelajran berlangsung. 2) Pencatatan Arsip dan Dokumen

a. Arsip

i. Kurikulum 2006 tentang ruang lingkup materi, tujuan, kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, dan materi pokok kelas III.

ii. Silabus tentang alokasi waktu dan tema yang diajarkan. b. Dokumen

Berupa nilai formatif untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa sebelum tindakan.

(25)

commit to user

3) Tes

Tes hasil belajar untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan.

4) Perekaman

Perekaman dengan alat kamera, untuk menjelaskan situasi dan perilaku yang dilakukan oleh objek.

III. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dalah model analisis interaktif Miles dan Huberman. Model analisis interaktif ini mempunyai tiga komponen pokok, yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan atau verifikasi. Aktivitasnya dilakukan dlama bentuk interaksi dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus.

Untuk lebih jelasnya, proses analisis interaksi Miles dan Huberman dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut

(H.B. Sutopo 1996 : 87) Langkah-langkah analisis:

1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas cukup, maka dapat dikumpulkan.

2. Mengembangkan bentuk sajian data dengan menyusun coding dan matrik yang berguna untuk penelitian lanjut.

3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar kasus. Melakukan verifikasi, pengayaan, dan pendalaman data apabila dalam persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi yang terfokus.

Penarikan Kesimpulan /Verifikasi Pengumpulan Data

Reduksi Data

(26)

commit to user

4. Melakukan analisis, dikembangkan struktur sajian data lagi bagi susunan laporan.

5. Merumuskan kesimpulan akhir sebagai temuan hasil.

IV. Indikator Kerja

Indikator kerja adalah sebuah hasil minimal yang harus diperoleh dalam penelitian untuk mementukan bahwa penelitian yang dilakukan dikatakan baik.

Pembelajaran dikatakan baik apabila seluruh siswa telah mencapai nilai KKM yaitu 60, dan rata-rata kelas juga diatas 70. Apabila nilai siswa yang diperoleh sudah memenuhi syarat tersebut maka penelitian

dihentikan.

V. Prosedur

Prosedur/ langkah- langkah Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari siklus- siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai seperti yang telah di desain dalam faktor- faktor yang diselidiki. Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini setiap siklus meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

a. Siklus I

1) Perencanaan Tindakan

a) Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggunakan media pembelajaran model bangun datar. b) Menyediakan media pembelajaran model bangun datar bujur

sangkar, persegi panjang, jajar genjang, trapesium, layang- layang, lingkaran dan lain- lain.

c) Membuat instrumen observasi.

d) Membuat lembar evaluasi pembelajaran. 2) Pelaksanaan Tindakan

a) Guru menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran model bangun datar pada sifat- sifat bangun datar.

(27)

commit to user

b) Siswa belajar matematika pada konsep menentukan sifat- sifat bangun datar dengan menggunakan media pembelajaran model bangun datar.

c) Langkah-langkah tindakan.

- Membagi siswa menjadi 5 kelompok.

- Guru membagikan model bangun datar kepada masing-masing kelompok.

- Siswa melakukan diskusi kelompok dengan arahan guru untuk menentukan sifat-sifat bangun.

- Siswa menuliskan sifat-sifat bangun datar pada lembar tugas yang telah disiapkan guru.

3) Observasi

Pelaksanaan observasi dilakuakan oleh guru kelas V (peneliti) bersama supervisor. Tugas supervisor adalah mengamati kegiatan guru dan siswa selam proses pembelajaran berlangsung.

4) Refleksi

Guru (peneliti) mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan observasi yang dikolaborasikan dengan supervisor penelitian. Hasil evaluasi dan refleksi siklus I digunakan sebagai acuan dalam menyusun perencanaan siklus II.

b. Siklus II

1) Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, guru (peneliti) mengadakan perbaikan Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran (RPP) terutama pada penggunaan media pembelajaran model bangun datar.

(28)

commit to user

a) Guru menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran model bangun datar pada konsep menentukan sifat- sifat bangun datar, lebih ditingkatkan lagi.

b) Siswa belajar matematika pada konsep menentukan sifat- sifat bangun datar menggunakan media pembelajaran model bangun datar.

3) Observasi

Pelaksanaan observasi hampir sama dengan siklus I, yaitu guru kelas V (peneliti) bersama supervisor mengamati kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

4) Evaluasi dan Refleksi

Mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan observasi yang dikolaborasikan dengan supervisor penelitian. Jika hasil evaluasi dan refleksi siklus II belum memenuhi indikator kinerja penelitian maka dapat dilanjutkan ke siklus III, namun jika sudah memenuhi indikator kinerja penelitian maka dapat diakhiri pada siklus II.

(29)

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian I. Kondisi Awal

A. Kondisi Kelas

Siswa kelas V SD Negeri Kaliharjo Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Prestasi mereka rata-rata tidak ada yang menonjol. Dari 25 siswa tersebut kebanyakan prestasi nilainya khususnya mata pelajaran Matematika banyak yang dibawah KKM, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Matematika adalah 60.

Kondisi yang demikian ini menarik bagi saya untuk mengadakan kegiatan tindakan kelas, untuk menemukan masalah-masalah dalam proses pembelajaran, terutama mata pelajaran matematika. Jika permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan pmbelajaran matematika dapat dipecahkan, maka diharapkan prestasi siswa akan meningkat.

B. Proses Pembelajaran Selama ini

Proses pembelajaran selama ini masih tradisional, belum menggunakan pembelajaran yang inovatif. Penggunaan media, alat peraga metode dan model pembelajaran masih kurang efektif. Pada umumnya pembelajaran masih berpusat pada guru dan menggunakan metode ceramah. Media dan alat peraga masih kurang, lebih-lebih alat peraga model bangun datar mata pelajaran matematika. Akibat dari pembelajaran yang masih tradisional itu, menyebabkan prestasi belajar siswa rendah, terutama mata peajaran matematika.

II. Laporan Pelaksanaan Pembelajaran Tindakan / Siklus I

(30)

commit to user

2 Februari 2010 sampai 12 Februari 2010. Adapun tahapan yang dilakukan pada siklus 1 terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan tindakan ini, peneliti merencanakan pembelajaran Matematika dengan menggunakan bangun datar. Bangun datar yang akan diajarkan meliputi sifat-sifat bangun datar persegi, persegi panjang, jajar genjang, segitiga, trapesium, belah ketupat, layang-layang. Di samping itu peneliti juga membuka catatan penting tentang hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika, maka peneliti mengadakan konsultasi dengan kepala sekolah yang bertujuan akan mengadakan penelitian tentang peningkatan prestasi belajar matematika dengan menggunakan bangun datar.

b. Pelaksanaan Tindakan

Guru menyampaikan pembelajaran matematika sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh peneliti selama 2 minggu atau 3 kali pertemuan.

Pertemuan 1

Pada pertemuan yang pertama kegiatan dimulai dengan menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran. Kemudian melakukan tanya jawab. Adapun tanya jawab meliputi nama-nama benda di sekitar sekolah dan di dalam kelas yang memiliki bentuk dasar segi empat dan segi tiga. Mempersiapkan materi pembelajaran matematika yaitu menentukan sifat-sifat bangun datar persegi panjang, segitiga sama kaki, segitiga sama sisi dan segitiga siku-siku.

Dilanjutkan kegiatan inti pembelajaran yaitu guru mnebjelaskan secara singkat tentang sifat- sifat bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga. Kemudian menbagi siswa menjadi 5 kelompok, membagikan model bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga. Anak melakukan diskusi kelompok untuk menentukan sifat-sifat bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga.

(31)

commit to user

Dilanjutkan pembahasan hasil diskusi kelompok.

Pada akhir pembelajaran siswa diberi tugas mengerjakan soal-soal evalusi dan membuat rangkuman.

Pertemuan 2

Pada kegiatan awal pembelajaran guru mempersiapkan materi pembelajaran, media pembelajaran, menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran, apersepsi dan motivasi.

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan secara singkat tentang bangun datar, jajargenjang, trapezium, lingkaran, laying-layang dan belah ketupat. Membagi menjadi 5 kelompok. Kemudian guru membagi model bangun datar dari kertas marmer. Siswa melakukan diskusi kelompok dengan arahan guru untuk menentukan sifat-sifat bangun datar. Hasil diskusi kelompok ditulis pada lembar tugas tugas. Kemudian membahas hasil diskusi kelompok.

Untuk mengakhiri pembelajaran inti, siswa mengerjakan soal evaluasi, kemudian dengan bimbingan guru siswa membuat rangkuman.

Pertemuan 3

Pada kegiatan awal diawali dengan penjelasan guru tentang tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran. Dilanjutkan Tanya jawab tentang sifat-sifat bangun datar dan memberikan motivasi. Pada kegiatan inti guru menunjuk salah satu siswa untuk menyebutkan sifat-sifat salah satu bangun datar, kemudian guru menjelaskan cara-cara menggambar bangun datar pada kertas berpetak. Dilanjutkan dengan membagi siswa menjadi 5 kelompok. Kemudian siswa menggambar bangun datar berdasarkan sifat-sifat bangun datar. Membahas hasil diskusi kelompok.

Pada kegiatan akhir pembelajaran siswa mengerjakan soal evalusi. Kemudian dengan bimbingan guru siswa membuat rangkuman.

(32)

commit to user

datar belum berhasil karena masih belum sesuai dengan yang diharapkan peneliti. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila prestasi belajar siswa nilai rata-rata kelas sudah mencapai 60 dan siswa yang mencapai lebih dari 60 mencapai presentase lebih dari 60 %. Dalam penelitian ini ternyata masih ada siswa yang memperoleh nilai di bawah 60 bahkan lebih banyak dibandingkan dengan yang sudah memperoleh nilai di atas 60. Setelah diamati dan diteliti kebenarannya pada siklus I tentang pembelajaran matematika pada penguasaan materi sifat-sifat bangun datar di kelas V Sekolah Dasar Negeri Kaliharjo masih belum berhasil dan harus mengulang lagi dengan Siklus II dengan materi yang sama sesuai pada siklus I dan terbukti pada siklus I siswa yang mendapat nilai kurang dari 60 masih 13 siswa dari 25 siswa. Kalau dipresentasekan 52% belum berhasil dan 48% yang sudah mendapatkan nilai lebih besar sama dengan 60. Sedang rata-rata kelaspun baru 60,8 sehingga oleh peneliti dianggap belum sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peneliti. Pembelajaran ini berhasil apabila nantinya sudah mencapai rata-rata di atas 60. Oleh peneliti pembelajaran matematika dengan penguasaan materi sifat-sifat bangun datar pada siklus I harus diulangi pada siklus II dengan indikator yang sama dan materi yang sama dengan tujuan siswa benar- benar menguasai materi yang telah diajarkan.

c. Observasi

Dalam tahap ini peneliti secara kolaboratif melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar kerja evaluasi dan perekaman kamera. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran matematika dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dan untuk mengetahui seberapa besar aktifitas siwa dalam mengikuti proses belajar mengajar.

d. Refleksi

(33)

commit to user

pada siklus I dan menunjuk pada foto siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru, dan menjawab pertanyaan namun kurang inisiatif kemampuan siswa dalam sifat-sifat bangun datar sudah menunjukkan perubahan tetapi belum sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan media bangun datar yang dilaksanakan belum berhasil dan dilanjutkan pada siklus II.

Kendala dan masalah yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I.

Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I banyak kendala serta masalah yang kami temukan .

Kendala :

a. Guru belum melaksanakan alokasi waktu KBM dengan baik. b. Guru belum optimal dalam memantau kegiatan siswa.

c. Guru masih belum optimal dalam meningkatkan perhatian siswa pada saat proses belajar mengajar.

d. Guru kurang tegas dalam menegur siswa yang kurang memperhatikan pelajaran.

e. Guru belum optimal memberikan pujian bagi siswa yang telah menjawab pertanyaan dengan benar.

f. Guru masih kurang dalam menggunakan media. Masalah:

a. Anak kurang memperhatikan pelajaran. b. Anak kurang aktif dalam mengikuti KBM.

c. Anak tidak ada respon yang baik jika diberi pertanyaan. d. Anak sering gaduh.

e. Anak tidak minat dalam pembelajaran matematika.

Tindakan / Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada siklus I siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru, namun kurang inisiatif. Kemampuan siswa dalam

(34)

commit to user

mencari sifat-sifat bangun datar sudah menunjukkan perubahan tetapi belum sesuai dengan yang diharapkan. Siswa baru memperoleh rata-rata 60,8. Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan media bangun datar yang dilakukan belum berhasil dan perlu dilanjutkan pada siklus II. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Siklus II dilaksanakan dalam waktu 3 minggu mulai tanggal. Adapun tahapan kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

a. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil refleksi dan evaluai pelaksanaan tindakan pada siklus I diketahui bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan media bangun datar belum berhasil (belum dapat meningkatkan prestasi belajar matematika yang diharapkan). Oleh karena itu peneliti kembali menyusun rencana pembelajaran matematika dengan menggunakan media bangun datar. Sedangkan indikator dan materinya sama seperti siklus I.

b. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan 1

Untuk mengawali pelajaran guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran dilanjutkan tanya jawab tentang contoh benda-benda di sekitar yang memiliki bentuk dasar segi empat dan benda-benda yang memiliki bentuk dasar segitiga.

Pada kegiatan inti pembelajaran menjelaskan tentang bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga kemudian membagi siswa menjadi 5 kelompok. Siswa dibimbing guru menyebutkan nama bangun datar dan ciri-ciriya. Siswa menuliskan sifat-sifat bangun datar pada lembar tugas.

Pada akhir pembelajaran siswa diberi tugas membuat rangkuman dan membahas hasil diskusi kelompok.

(35)

commit to user

Pada awal pembelajaran guru menyiapkan materi pembelajaran, menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran, melakukan appersepsi dan memberikan motivasi.

Pada kegiatan inti pembelajaran siswa memperhatikan penjelasan singkat tentang bangun datar jajar genjang, trapesium, lingkaran, layang-layang dan belah ketupat. Membagi siswa menjadi 5 kelompok. Siswa menyebutkan sifat-sifat bangun datar jajar genjang, trapesium, lingkaran, layang-layang dan belah ketupat. Siswa menuliskan sifat-sifat bangun datar tersebut pada lembar tugas, dilanjutkan pembahasan hasil diskusi kelompok.

Pada kegiatan akhir siswa membuat rangkuman dengan bimbingan guru dan mengerjakan soal evaluasi.

Pertemuan 3

Pada kegiatan awal pembelajaran guru menyiapkan materi pembelajaran, dilanjutkan menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran, melakukan apersepsi dan memberikan motivasi.

Pada kegiatan inti guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang sifat-sifat bangun datar, guru memberi contoh cara menggambar bangun datar pada kertas berpetak. Membagi siswa menjadi 5 kelompok kemudian siswa menggambar bangun datar berdasarkan sifat-sifatnya dan membahas hasil diskusi kelompok.

Pada kegiatan akhir pembelajaran dengan bimbingan guru siswa membuat rangkuman dan mengerjakan soal evaluasi.

c. Observasi

Peneliti secara runtut dan rutin melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika pada masing-masing pertemuan. Observasi ini ditujukan untuk mengamati aktivitas atau partisipasi siswa dalam pembelajaran dan suasana kelas pada saat pembelajaran. Keseluruhan data yang diperoleh dalam kegiatan ini termasuk pencatatan hasil tes akan digunakan sebagai bahan atau

(36)

commit to user

masukan untuk menganalisis perkembangan prestasi belajar matematika siswa.

d. Refleksi

Hasil analisis data siswa terhadap pembelajaran matematika melalui media bangun datar pada siklus II secara umum telah menunjukkan perubahan. Persentase aktifitas atau partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat. Siswa lebih banyak memperhatikan dan menjawab pertanyaan guru. Lebih berinisiatif dan kreatif. Dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran yang semakin meningkat, maka suasana kelas menjadi lebih hidup.

Dari analisis hasil tes pada siklus II ini diketahui bahwa rata – rata kelas mencapai 77,4. Untuk siswa yang mendapat nilai kurang dari 60, sebanyak 0 % dan yang mendapat nilai lebih dari sama dengan 60 sebanyak 25 atau 100 %.

Dalam penelitian ini pembelajaran dikatakan berhasil apabila partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat. Selain itu hasil yang dicapai siswa melalui tes pada akhir pembelajaran mencapai nilai rata-rata kelas di atas 60 seperti yang telah ditetapkan oleh peneliti dan prestasi siswa yang memperoleh nilai lebih besar sama dengan 60 mencapai 100 %. Atas dasar ketentuan tersebut dan melihat hasil siswa pada akhir pembelajaran, maka pembelajaran matematika melalui media bangun datar yang dilaksanakan pada siklus II dikatakan berhasil, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya , namun guru harus tetap melaksanakan bimbingan belajar untuk perbaikan prestasi belajar siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata kelas dan melaksanakan pengayaan untuk siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata kelas sebagai tindak lanjut.

Pada pelaksanaan siklus II ini, tidak ada kendala ataupun masalah yang sangat berarti, hanya saja masih ada beberapa siswa yang kurang aktif untuk bertanya tentang materi yang diajarkan serta

(37)

commit to user

masih terbatasnya kemampuan mereka untuk mengeluarkan pikiran dalam bentuk tulisan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pemantauan analisis data yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran, serta perkembangan prestasi belajar matematika siswa kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Kaliharjo. Peningkatan siswa dalam pembelajran antara lain

1. Siswa lebih aktif memperhatikan penjelasan guru.

2. Siswa lebih kreatif dalam merangkai bentuk bangun datar. 3. Siswa lebih aktif dalam menjawab pertanyaan guru.

4. Rasa ingin tahu dan keberanian siswa untuk bertanya semakin meningkat.

5. Siswa lebih aktif mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru.

Dari temuan diatas bahwa presentasi dalam pembelajaran matematika dengan penguasaan materi menentukan sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Kaliharjo mengalami peningkatan presentasinya karena siswa yang memperoleh nilai di atas 60 meningkat.

Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I ternyata penerapan penguasaan pembelajaran Matematika pada materi bangun datar mengalami peningkatan meskipun belum maksimal. Dari data siklus I diperoleh bahwa siswa yang memperoleh nilai rata-rata lebih dari sama dengan 60 adalah 40 % atau 10 siswa dan yang memperoleh nilai rata-rata dibawah 60 ada 60 % atau 15 siswa.

Namun demikian oleh peneliti dilakukan siklus II karena nilai belum sesuai dengan yang dikehendaki oleh peneliti. Rata-rata kelas pada siklus I adalah 60,8 hal ini sebetulnya sudah lumayan baik, namun nilai tersebut belum memuaskan untuk peneliti. Oleh peneliti pembelajaran dikatakan baik apabila nilai-nilai siswa di atas KKM dan rata-rata kelas lebih dari 70.

Setelah dilanjutkan dengan siklus II lebih banyak peningkatan yang didapat oleh siswa yaitu dengan nilai rata-rata kelas yang sudah naik menjadi

(38)

commit to user

77,4 dan seluruh siswa sudah mencapai KKM, walaupun masih rendah yaitu 63,33. Serta yang mendapat nilai di atas rata-rata kelas ada 10 siswa dengan nilai tertinggi 96,67. Pencapaian nilai oleh siswa tersebut sudah dikatakan baik karena rata-rata kelas lebih dari 70. Tabel distribusi nilai rata-rata kelas dan grafik terdapat pada lampiran.

Dari tabel dapat dilihat bahwa pembelajaran matematika yang menggunakan alat peraga matematika (siklus II) mendapatkan hasil yang baik yaitu seluruh siswa telah mencapai nilai KKM. Walaupun masih ada 7 siswa yang mendapatkan nilai lebih kecil dari 70. Dari tabel 3 siswa masuk dalam kategori istimewa 5 siswa masuk dalam kategori sangat baik, 2 siswa kategori baik, 8 siswa kategori lebih dari cukup, dan 7 siswa dikatakan cukup.

Dari keseluruhan tindakan atau siklus yang telah dilaksanakan , dapat disimpulkan bahwa peningkatan pemahaman konsep sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V SD Negeri Kaliharjo dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran Matematika melelui media bangun datar. Hal ini nampak jelas dengan adanya peningkatan-peningkatan nilai yang diperoleh siswa baik perorangan maupun klasikal pada setiap putaran atau siklus .

Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran Matematika penguasaan materi bangun datar dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas 5 SDN Kaliharjo Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010.

(39)

commit to user

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan pembelajaran Matematika melalui penggunaan media bangun datar pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Kaliharjo dapat diketahui

1. Pembelajaran Matematika dengan menggunakan media model bangun datar dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun datar. Sebelum melaksanakan pembelajaran Matematika dengan bangun datar perlu disusun perangkat pendukungnya yang meliputi : (a) memilih materi pembelajaran yang sesuai, (b) melakukan analisis kompetensi dasar dari hasil belajar, (c) memilih indikator yang sesuai dengan pembelajaran, (d) menyusun rencana pembelajaran matematika yang berdasarkan pada indikator.

2. Dalam menerapkan pembelajaran matematika bangun datar, guru menghadapi beberapa kendala, baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan. Kendala tersebut diantaranya : memerlukan waktu yang cukup banyak dalam menyusun perangkat pendukungnya, kurang tersedianya alat peraga yang dibutuhkan secara individu, dan tuntutan untuk melakukan evaluasi yang lebih beragam. Untuk mengatasi kendala tersebut guru bekerja keras dengan mengerahkan seluruh kemampuan berpikir dan waktu luangnya untuk menyusun perangkat pendukung pembelajaran Matematika, memanfaatkan benda-benda di sekeliling siswa sebagai media pembelajaran, dan untuk mendukung pelaksanaan evaluasi yang beragam (penilaian proses, penilaian tugas, dan penilaian hasil belajar) guru menerapkan multi metode dalam pembelajaran diantaranya : demonstrasi, kerja kelompok, dan pemberian tugas. Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar matematika khususnya materi menentukan sifat-sifat bangun datar.

(40)

commit to user

Namun peningkatan itu belum sesuai yang diharapkan peneliti karena rata yang diperoleh baru oleh peneliti dianggap berhasil apabila rata-rata kelas sudah mencapai 60 ke atas. Dengan demikian peneliti berusaha kembali mengulang materi sifat-sifat bangun datar pada siklus II yang bertujuan siswa paham betul dengan sifat-sifat bangun datar. Ternyata pada siklus II sudah menunjukkan peningkatan yang berarti. Semula pada siklus I rata-rata kelasnya hanya, sekarang sudah mencapai pada siklus II dan presentase siswa yang memperoleh nilai di atas 6,00 juga sudah mencapai.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan siklus tersebut di atas, ternyata hipotesis yang dirumuskan telah terbukti kebenarannya, artinya bahan pembelajaran Matematika dengan materi sifat-sifat bangun datar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Kaliharjo Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010. Dengan demikian materi menentukan sifat-sifat bangun yang dilaksanakan pada siswa kelas 5 dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, maka ada beberapa saran untuk dipertimbangkan dna sekaligus untuk meningkatkan prestasi belajar siswa serta sekaligus sebagai penutup dalam laporan ini, meliputi bagi sekolah, bagi guru, bagi siswa, dan bagi orang tua.

1. Kepada Sekolah

Hendaknya sekolah mengupayakan pengadaan berbagai alat peraga Matematika khususnya bangun datar untuk kelas 5, baik droping maupun swadaya sekolah, sehingga lebih menunjang dalam penanaman konsep-konsep Matematika secara lebih nyata sekaligus meningkatkan aktivitas belajar siswa dan memperdayakan penggunaan peraga.

(41)

commit to user

2. Kepada Guru

Hendaknya mempersiapkan secara cermat dan tepat perangkat pendukung pembelajaran Matematika dan fasilitas belajar khususnya media bangun datar. Karena media bangun datar sangat mempengaruhi efektifitas dan efisiensi pembelajaran yang pada akhirnya berpengaruh pada proses dan prestasi belajar siswa.

3. Kepada Siswa

Siswa hendaknya ikut serta berperan aktif dalam proses pembelajaran dan selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru serta meningkatkan usaha belajarnya, sehingga akan memperoleh hasil atau prestasi yang optimal.

4. Kepada Orang Tua

Peran serta dan perhatian orang tua sangat menentukan keberhasilan pendidikan siswa, sebab waktu yang paling banyak adalah di rumah. Oleh karenanya pengawasan siswa di rumah lebih banyak daripada di sekolah. Pendidikan akan berhasil apabila ada kerjasama antara orang tua dan guru. Bimbingan orang tua di rumah sangat berarti dalam kemajuan belajar siswa, tanpa bantuan oaring tua pendidikan tidak akan optimal.

Referensi

Dokumen terkait

Masalah yang timbul saat ini adalah kepala perusahaan kesulitan dalam mengetahui sepatu apa saja yang paling banyak dipesan, sering terjadinya pemesanan/pencarian

Masing-mas- ing pertanyaan tersebut meliputi nama responden, suka atau tidak nya responden dalam membaca, faktor yang mempengaruhi suka membaca, faktor penyebab tidak suka memb-

Belum adanya syslog server yang dapat menampilkan log jika terjadi serangan di sebuah jaringan client yang ditampilkan secara terpusat untuk memudahkan para admin wahana

Bentuk – bentuk narasi yang terkenal yang biasa dibicarakan dalam hubungan dengan kasusastraan adalah roman, novel, cerpen, dongeng ( naarasi fiktif) dan sejarah,

- Pola Asuh Orang Tua - Pola Asuh Makan diterapkan orang tua atau pengasuhnya sehari-hari (praktik sanitasi dan perawatan kesehatan) dan pola asuh makan (praktik

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2OLO tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (I,embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OlO Nomor.. 74, Tambahan Lembaran Negara

Aplikasi e-label batik mampu memberikan dukungan penerapan Peraturan Daerah Kota PekalonganNomor 6 Tahun 2014 di lapangan, dan label “Batik Pekalongan” yang

Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk menentukan harga pokok produksi yang merupakan hal yang sangat penting, karena harga pokok produksi dapat digunakan dalam