• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Menulis

Pada bagian ini, akan dikemukakan beberapa pengertian menulis menurut para ahli. Menurut Rosidi (2009: 2) bahwa “Menulis merupakan sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan dan perasaan seseorang yang dituangkan dalam bahasa tulis. Menulis merupakan kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalm bentuk tulisan yang diharapkan dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung”. Lebih lanjut menurut Rosidi (2009: 3) mengatakan bahwa “kegiatan menulis sangat penting dalam pendidikan karena dapat melatih siswa berpikir, mengungkapkan gagasan dan emecahkan masalah. Menulis adalah salah satu bentuk berpikir yang juga merupakan alat untuk memebuat orang lain (pembaca) berpikir”.

Menurut Wiyanto (2009: 1) bahwa “Kata menulis mempunyai dua arti, pertama bahwa menulis berarti mengubah bunyi yang dapa didengar menjadi tanda-tanda yang dapat dilihat. Kedua, menulis mempunyai arti kegiatan mengungkapkan gagasan secara lisan”. Lebih lanjut, menurut Wiyanto (2009: 1) mengatakan bahwa “Kegiatan menulis lebih penting lagi jika dikaitkan dengan pendidikan”.

Menurut Rahardi (2006: 59) bahwa “Setiap kali menulis, seorang harus selalu menyusun kerangka tulisan. Dengan demikian kita akan lebih mudah

(2)

melihat, apakah data-data yang tersedia atau lebih lengkap atau masih harus dilengkapi dengan kata-kata yang lain”. Rosidi (2009: 4) mengatakan bahwa “Seorang penulis hendaknya memperhatikan tiga hal dal tulisannya yaitu :

a. Unsur informative b. Unsur pendidikan, dan c. Unsur hiburan

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan melihat ketiga unsur diatas bahwa tulisan yang baik adalah tulisan yang memimliki ketiga unsur tersebut.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa menulis memiliki tujuan untuk mencurahkan apa yang menjadi pemikiran kita kedalam bentuk tulisan. Menulis juga merupakan aktivitas untuk membuat orang lain beripikir apa yang kita tuangkan dalam tulisan kita, bisa jadi untuk menyamakan persepsi mungkin juga sebaliknya. Lebih lanjut, menulis sangat bermanfaat bagi siswa untuk membantu mereka dalam melatih cara berpikir mereka.

2.1.2 Tujuan dan Manfaat menulis 2.1.2.1 Tujuan menulis

Menurut Rosidi (2009: 5) bahwa “Tujuan menulis juga bermacam-macam, bergantung pada ragam tulisan. Secara umum, tujuan menulis dapat dikategorikan sebagai berikut:

(3)

Tujuan penulisan ini adalah untuk menjabarkan atau menginformasikan sebuah informasi kepada pembaca tentang suatu hal. Penulisan seperti ini dinamakan eksposisi.

b. Meyakinkan atau mendesak

Tujuan penulisan ini adalah untuk meyakinkan pembaca tentang hal yang disampaikan adalah hal-hal yang benar, ril terjadi sehingga penulis berharap pembaca bias sepahaman dengan penulis.

c. Menceritakan sesuatu

Tujuan penulisan dalam bentuk ini disebut narasi dengan tujuan untuk menceritakan sesuatu hal baik bersifat narasi ekspositori maupun narasi sugestif.

d. Mempengaruhi pembaca

Tujuan penulisan dalam bentuk ini adalah untuk mempengaruhi pemikiran pembaca misalanya tentang suatu opini atau pendapat yang sang penulis. e. Menggambarkan sesuatu

Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran kepada pembaca dengan cara memberikan ciri-ciri sesuatu hal sehingga pembaca bisa seolah-olah melihat meraba dan merasakan tentang apa yang sedang dibaca.

Lebih lanjut Rosidi (2009: 7) mengatakan bahwa “Ditinjau dari sudut kepentingan pengarang, menulis memiliki beberapa tujuan antara lain sebagai berikut:

(4)

Umumnya penulisan ini biasanya berujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru, dosen dan lain-lain

b. Tujuan estetis

Biasanya tujuan penulisan dalam bentuk ini berutujuan untuk mengemukakan sesuatu yang bernilai estetis, penulisan ini bisanya memperhatikan pemilihan kata-kata yang indah serta penggunaan gaya bahasa yang bagus.

c. Tujuan penerangan

Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan penerangan terhadap sebuah informasi kepada pembaca.

d. Tujuan pernyataan diri

Tujuan penulisan ini adalah adalah untuk membuat pernyataan tentang sebuah janji atau sebuah pernyataan.

e. Tujuan kretif

Menulis pada dasarnya untuk bertujuan untuk menunjukan kreatifitas seseorang.

f. Tujuan konsumtif

Tulisan ini bertujuan untuk komersial, sehingganya hasil tulisan ini bisa menjadi tulisan yag bertujuan untuk kepentingan pembaca.

(5)

Dengan demikian bahwa, menulis bukanlah kegiatan yang serta merta terjadi tapi karena ada unsur tujuan didalamnya. Lebih lanjut untuk menulis, seorang penulis lebih dahulu menentukan tujuannnya untuk menulis.

2.1.2.2 Manfaat Menulis

Menurut Tarigan, fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi (Subhci, 2003:7) adapun fungsi menulis ada beberapa antara lain: (1) memudahkan siswa untuk berfikir kreatif, (2) memudahkan untuk merasakan dan menikmati hubungan kemanusiaan, (3) mempermudah daya tangkap, (4) memcahkan masalah masalah yang dihadapi, (5) menyusun urutan berbagai pengalaman. Adapun fungsi menulis yang tercakup dalam fungsi mata pelajaran bahasa Indonesia adalah : (1) mengembangkan kemampuan bernalar, (2)mengembangkan kemampuan berkomunikasi, (3) mengungkapkan pikiran, (4) mengungkapkan perasaan, dan (5) membina persatuan dan kesatuan bangsa (Tim penatar Provinsi Jawa Tengah, 1998: 22).

Manfaat lain yaitu melalui kegiatan menulis dapat melatih untuk mengingat atau mengabadikan informasi atau peristiwa yang telah terjadi di masa lalu. Melalui kegiatan menulis, dapat melihat segala permasalahan dengan kepala dingin, pikiran tenang, dengan memetakan dan menyederhanakan masalah, kemudian mencari solusinya. Selanjutnya, melalui kegiatan menulis (bebas) akan terlatih atau terbiasa menulis dalam kondisi apapun.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan menulis kita dapat mengetahui kemampuan diri yang dimiliki, mengembangkan gagasan

(6)

dan ide, mengurangi permasalahan yang menumpuk, memetakan masalah, mampu meningkatkan kegiatan belajar, membantu ingatan, dan dapat digunakan untuk membina persatuan dan kesatuan bangsa.

2.1.2 Proses Menulis

Menurut Cahyani dan Hodijah (2007: 147) bahwa “Kegiatan dari setiap tahap menulis tersebut berbeda. Perbedaanya adala sebagai berikut:

Tahap 1: Pramenulis, dengan kegiatan: (1) memilih sebuah topic, (2) mengumpulkan dan menyusun gagasan, (3) menentukan pembaca, (4) menentukan tujuan penulisan, dan (5) memilih bentuk tulisan dengan mempertimbangkan pembaca dan tujuan penulisan

Tahap 2 : penyusunan buram (drafting) dengan kegiatan: (1) menulis buram, (2) menuliskan pesan dengan mempertimbangkan perhatian pembaca, dan (3) menuliskan pesan dengan mengutamakan aspek isi daripada aspek kebahasaan.

Tahap 3 : Penyempurnaan (revisi) dengan kegiatan : (1) menyampaikan hasil penulisan untuk ditanggapi dalam kelompok, (2) memberikan pelaksanaan pembahasan (diskusi) hasil tulisan, (3) melakukan penyempurnaan pada hasil penulisan berdasarkan saran yang diberikan oleh orang lain (pembaca), dan (4) melaksanakan peruahan yang penting sehingga tulisan hasil penyempurnaan menjadi tulisan akhir. Tahap 4 : Editing (penyuntingan) dengan kegiatan: (1) membaca ulang hasil

(7)

lain untuk membaca (mengoreksi) tulisan yang sudah direvisi, dan (3) memperbaiki kesalahan-kesalahan penulisan yang bersifat mekanik, misalnya aspek kebahasaan tulis

Tahap 5 : Publikasi hasil penulisan dengan kegiatan : (1) mempublikasikan tulisan sesuai dengan bentuk tulisan yang diharapkan (makalah, artikel, laporan, skrisi, tesis atau disertasi) dan (2) menyampaikan hasil tulisan kepada orang lain (pembaca) yang ditetapkan diawal.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa menulis diperlukan suatu

proses. Dalam proses menulis tersebut ada tahapan-tahapannya, yakni tahap pramenulis, menulis, merevisi, mengedit dan memplubikasi. tulisan akan lebih bermakna jika mengikuti beberapa tahap proses menulis tersebut.

2.1.3 Macam-macam Karangan

Karangan dapat dibagi menjadi beberapa macam,yaitu : a. Karangan Narasi

Karangan narasi ialah yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian yang didalamya terdapat alur cerita, setting, tokoh dan konflik tetapi tidak memiliki kalimat utama.

b. Karangan Deskripsi ( Menggambarkan )

Karangan Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat.

(8)

c. Karangan Eksposisi

Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan, memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu. d. Karangan Argumentasi

Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembaca terhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti, dan contoh nyata.

Memperhatikan pengertian dari setiap jenis karangan di atas dapat dipahami bahwa narasi,persuasi,eksposisi dan argumentasi secara umum termasuk dalam kategori jenis karangan.

2.1.4 Pengertian Karangan Narasi

Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu (Semi, 2003:29).

Karangan narasi adalah suatu bentuk pengalaman karangan dan tulisan yang bersifat menterahkan suatu kronologis dari suatu peristiwa atau kejadian serta masalah. Pengarang bertindak sebagai seorang sejarahwan atau tukang cerita. Berdasarkan uraian diatas narasi dibatasi sebagai bentuk tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman yang dialami manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.Atau dapat

(9)

juga dirumuskan narasi adalah suatu bentuk wacana yang bersusah dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.

Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.

1. Tujuan menulis karangan narasi secara fundamental yaitu:

a. Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan.

b. Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.

2.1.5 Langkah-Langkah Menulis Karangan Narasi:

a. Tentukan tema dan amanat yang akan di sampaikan: Anda mau menulis tentang apa? Pesan apakah yang hendak disampaikan kepada pembaca? b. Tetapkan sasaran pembaca kita. Siapa yang akan membaca karangan kita,

orang dewasa , remaja, ataukah anak-anak?

c. Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur: kejadian-kejadian apa saja yang akan dimunculkan? Apakh kejadian-kejadian yang disajikan itu penting? Adakah kejadian penting yang belum ditampilkan?

(10)

d. Bagi peristiwa itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita: peristiwa-peristiwa apa saja yang cocok untuk setiap bagian cerita? Apak peristiwa-peristiwa itu telah tersusun secara logis dan wajar?

e. Rinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita: kejadian-kejadian penting dan menarik apa saja yang berkaitan dan mendukung peristiwa utama?

f. Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.

Langkah menyusun narasi (terutama yang berbentuk fiksi) cenderung dilakukan melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Oleh karena itu, cerita dirangkai dengan menggunakan "rumus" 5 W + 1 H, yang dapat disingkat menjadi adik simba.

a. (What) Apa yang akan diceritakan, b. (Where) Di mana seting/lokasi ceritanya,

c. (When) Kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, d. (Who) Siapa pelaku ceritanya

e. (Why) Mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan f. (How) Bagaimana cerita itu dipaparkan.

Pola narasi secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal – tengah – akhir.

Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasanadan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.

(11)

Bagian tengahmerupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.

Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam.

Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.

2.1.7 Unsur-unsur Karangan Narasi

Sebuah karangan narasi dapat dibangun dengan unsur-unsur berikut:

a. Tema adalah pokok pembicaraan yang menjadi dasar penceritaan penulis b. alur adalah jalinan cerita, bagaimana cerita itu disusun sehingga peristiwa

demi peristiwa dapat terjalin dengan baik. Alur sering dikupas menjadi elemen-elemen berikut; (1)pengenalan, (2)timbulnya konflik, (3)konflik memuncak, (4)klimaks, dan (5)pemecahan masalah.

Pada fase pengenalan,pengarang mulai melukiskan situasi dan memperkenalkan tokoh-tokoh cerita sebagai pendahuluan. Pada bagian kedua, pengarang mulai menampilkan pertikaian yang terjadi di antara tokoh. Pertikaian ini semakin meruncing, dan puncaknya terjadi pada bagian keempat (klimaks). Setelah fase tersebut terlampaui, sampailah pada bagian kelima (pemecahan masalah). Alur menurun menuju pemecahan masalah “penyelesaian” cerita.

(12)

c. Watak atau karakter berhubungan dengan perangai si pelaku atau tokoh dalam suatu narasi. Salah satu ciri khas narasi ialah mengisahkan tokoh cerita bergerak dalam suatu rangkaian perbuatan atau mengisahkan tokoh cerita terlibat dalam suatu peristiwa dan kejadian. Tindakan,peristiwa,kejadian itu disusun bersama-sama sehingga mendapatkan kesan atau efek tunggal.

d. Suasana berhubungan dengan kesan yang ditimbulkan sehingga pembaca dapat ikut membayangkan dan merasakan suasana yang dihadapi pelaku. Untuk mendapatkan kesatuan kesan maka diadakan pembatasan penyebutan latar, dengan konsekuensinya adanya pembatasan perbuatan atau peristiwa yang dialami tokoh.

e. Sudut pandang berhubungan dengan darimana penulis memandang suatu peristiwa. Sudut pandang yang paling efektif untuk cerita kita harus tentukan terlebih dahulu. Sudut pandang dalam narasi menjawab pertanyaan siapakah yang akan menceritakan kisah ini. Apapun sudut pandang yang dipilih pengarang akan menentukan sekali gaya dan corak cerita. Sebab, watak dan pribadi si pencerita akan banyak menentukan cerita yang dituturkan pada pembaca.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karangan narasi pada dasarnya memiliki beberapa unsur di dalamnya,. Unsur-unsur tersebut adalah tema adalah dasar penceritaan penulis,alur berhubungan dengan jalinan cerita, watak berhubungan dengan perangai si pelaku atau tokoh,suasana berhubungan dengan latar atau kesan yang ditimbulkan agar pembaca ikut membayangkan suasana yang dihadapi pelaku,sudut pandang berhubungan dengan gaya dan corak cerita.

(13)

2.1.8 Macam-macam Karangan Narasi.

Narasi dibagi menjadi dua, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. a. Narasi ekspositoris

Narasi ekspositoris bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa ynag dikisahkan. Sasaran utamanya berupa perluasan pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah tersebut.sebagai bentuk narasi, narasi ekspositoris mempersoalkan tahap-tahap kejadian, rangkaian-rangkaian perbuatan kepada para pembaca atau pendengar. Runtut kejadian atau peristiwa yang disajikan untuk menyampaikan imformasi untuk memperluas pegetahuan atau pengertian pembaca, tidak peduli apakah disampaikan secara tertulis ataupun lisan.Narasi ekspositoris dapat bersifat khas, yang hanya terjadi satu kali. Peristiwa yang khas adalah peristiwa yang tidak dapat diulang kembali, karena ia merupakan pengalaman atau kejadian pada suatu waktu tertentu saja. b. Narasi sugestif

Narasi sugesti berusaha memberi makna atas peristiwa atau kejadian itu sebagai suatu pengalaman.Karena sasarannya adalah makna peristiwa atau kejadian itu, maka narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal (imajinasi).Narasi sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal para pembaca. Pembaca dapat menarik suatu makna baru diluar apa yang diungkapkan secara eksplisit. Sesuatu yang eksplisit adalah suatu yang baru adalah sesuatu yang tersirat.Semua objek dipaparkan sebagai suatu rangkaian gerak, kehidupan para tokoh dilukiskan dalam satuan gerak yang dinamis, bagaimana kehidupan itu berubah dari waktu ke

(14)

waktu. Makna yang baru akan dijelaskan dipahami sesudah narasi itu dibaca, karena ia tersirat dalam seluruh narasi itu. Dengan demikian narasi tidak bercerita atau memberikan komentar mengenai sebuah cerita, tetapi ia justru mengisahkan suatu cerita atau kisah. Seluruh kejadian yang disajikan menyiapkan pembaca kepada suatu perasaan tertentu untuk menghadapi suatu peristiwa yang berada di depan matanya.

Berdasarkan bentuknya narasi dibedakan menjadi dua yaitu narasi fiktif dan narasi nonfiktif. Bentuk – bentuk narasi yang terkenal yang biasa dibicarakan dalam hubungan dengan kasusastraan adalah roman, novel, cerpen, dongeng ( naarasi fiktif) dan sejarah, biografi, autobiografi ( narasi nonfiktif). Narasi sebagai bentuk wacana, dapat menjadi suatu bentuk tulisan yang berdiri sendiri, tetapi dapat juga menyerap bentuk lainnya.Dalam narasi dapat dijumpai unsur-unsur argumentasi, eksposisi, dan deskripsi. Demikian juga sudah dikemukakan, bahwa bentuk-bentuk wacana lain seperti argumentaasi, eksposisi, dan deskripsi dapat juga mengandung unsure-unsur naratif.

Berdasarkan kutipan diatas, tujuan narasi ekspositoris adalah untuk memberikan informasi kepada para pembaca agar pengetahuannya bertambah luas. Sedangkan narasi sugestis menyampaikan suatu makna kepada pembaca melalui daya khayal yang dimilkinya, sehingga dapat menimbulkan daya tarik bagi pembaca dari daya khayal yang dikembangkan oleh pengarangnya. Jadi jelas bahwa antara narasi ekspositoris dan narasi sugestis terdapat perbedaan tujuan pengarang dalam menarasikan suatu kejadian atau peristiwa.

(15)

Untuk dapat meningkatkan kemampuan menulis bagi seorang siswa, ada hal-hal penting yang harus diperhatikan.

1. Isi Karangan

Dalam penilaian ini para penilai harus memfokuskan terhadap isi karangan siswa. Isi karangan siswa itu harus jelas,tepat,lengkap dan meyakinkan. Adapun yang harus diperhatikan dalam isi karangan adalah

a. kualitas dan ruang lingkup isi yakni dengan memperhatikan dua aspek

yaitu fakta dan ide.

Untuk memudahkan dalam memberi penilaian apakah karangan siswa itu sudah mengungkapkan fakta dan ide-ide, ada dua hal yang harus diperhatikan oleh penilai yaitu: a). Kejelasan dari apa yang disampaikan

yang menyatakan apakah problema/fakta-faktanya jelas bagi pembaca.

b).Eksposisi/paparan yang menyatakan kedalaman siswa dalam

menggali problema/fakta-fakta.

b. Kebenaran gagasan

Dalam penilaian ini harus memperhatikan kebenaran gagasan pada karangan siswa. Apakah gagasan karangan itu bertentangan dengan norma yang ada atau gagasan karangan itu mendukung program yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan Negara.

c. Kesesuaian judul/tema

Penilai harus memperhatikan apakah siswa dalam menyampaikan gagasannya sesuai dengan tugas yang diberikan atau sudah sesuai dengan judul/tema yang sudah ditentukan.

(16)

d. Kemanfaatan

Penilai harus memperhatikan apakah isi gagasan karangan siswa itu mendukung program yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan Negara.

2. Urutan dan Hubungan Paragraf

Penilai harus mempertimbangkan 6 aspek yaitu: 1) Organisasi Keseluruhan yang menyatakan struktur karangan menyeluruh, apakah kelihatan mempunyai pendahuluan dan penutup, 2) Kesaatuan paragraf yaitu lebih menitipberat pada hubungan antara masalah dengan tema, 3) Kepaduan paragraf yaitu kekompakkan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat lain yang membentuk paragraf itu, 4)pengembangan paragraf yaitu penyusunan atau perincian gagasan-gagasan yang membina paragraf, 5) Tulisan dan Kerapian yaitu hendaknya penilai memeriksa apakah siswa menggunakan tulisan tangan yang mudah dibaca.

3. Pemakaian Bahasa

Dalam melakukan penilaian ini, penilai harus mempertimbangkan 3 aspek dari yang ditulis siswa yaitu tata bahasa, ejaan dan gaya bahasa.

2.1.10 Pengertian Model STAD

Berikut ini akan dikemukakan beberapa pendapat para ahli tentang Model STAD. STAD adalah salah satu model pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi

(17)

kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward.

Menurut Zakaria dkk (2007: 21) mengatakan bahwa “STAD mengandung empat aktivitas utama yaitu penyampaian guru, kumpulan, ujian dan pengakuan kumpulan. Dalam melaksanakannya guru perlu menerangkan kepada siswa untuk membantu rekan mereka supaya mahir mengenai bahan tertentu”.

2.1.11 Langkah-langkah Model STAD

Lima komponen utama pembelajaran kooperatif STAD yaitu:

a. Penyajian kelas (pengajaran)

Tujuan utama dari pengajaran adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam pembelajaran STAD selalu di mulai dengan penyajian kelas. Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran.

1) Pembukaan

(1) Menyampaikan pada siswa apa yang hendak mereka pelajari dan mengapa hal itu penting. Timbulkan rasa ingin tahu siswa dengan demonstrasi yang menimbulkan teka-teki, masalah kehidupan nyata, atau cara lain.

(18)

(2) Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menemukan konsep atau merangsang keinginan mereka pada pelajaran tersebut.

(3) Mengulangi secara singkat keterampilan atau informasi yang merupakan syarat mutlak.

2) Pengembangan

(1) Mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok.

(2) Pembelajaran kooperatif menekankan, bahwa belajar adalah memahami makna bukan hapalan.

(3) Mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan.

(4) Memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau salah. (5) Beralih pada konsep yang lain jika siswa telah memahami pokok masalahnya. 3) Latihan Terbimbing

a) Menyuruh semua siswa mengerjakan soal atas pertanyaan yang diberikan. b) Memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan soal.

Hal ini bertujuan supaya semua siswa selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin.

c) Pemberian tugas kelas tidak boleh menyita waktu yang terlalu lama. Sebaiknya siswa mengerjakan satu atau dua masalah (soal) dan langsung diberikan umpan balik.

(19)

Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satgu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok. Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif, guru juga perlu memberikan bantuan dengan cara menjelaskan perintah, mereview konsep atau menjawab pertanyaan.

Menurut Sanjaya (2008) ada beberapa Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam mereview konsep atau menjawab pertanyaan yakni sebagai berikut ; (1) Meminta anggota kelompok memindahkan meja/bangku mereka

bersama-sama dan pindah kemeja kelompok.

(2) Memberi waktu lebih kurang 10 menit untuk memilih nama kelompok. (3) Membagikan lembar kegiatan siswa.

(4) Menyerahkan pada siswa untuk bekerja sama dalam pasangan, bertiga atau satu kelompok utuh, tergantung pada tujuan yang sedang dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal, masing-masing siwa harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian dicocokkan dengan temannya. Jika salah satu tidak dapat mengerjakan sutu pertanyaan, teman satu kelompok bertanggung jawab menjelaskannya. Jika siswa mengerjakan dengan jawaban pendek, maka mereka lebih sering bertanya dan kemudian antara teman saling bergantian memegang lembar kegiatan dan berusaha menjawab pertanyaan itu.

(5) Menekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin teman-teman satu kelompok dapat mencapai nilai sampai 100 pada kuis.

(20)

Mengingatkan siswa jika mereka mempunyai pertanyaan, mereka seharusnya menanyakan teman sekelompoknya sebelum bertanya guru.

(6) Mengontrol dan mengawasi suasana kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok yang semua anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk dalam kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota yang lain bekerja dan sebagaimana.

c. Kuis

Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan di sumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok.

d. Skor Perkembangan

Skor perkembangan merupakan hasil capaian setiap individu dalam kelompok yang diperoleh melalui kuis. Skor perkembangan individu dihitung dari berbagai aktivitas belajar siswa baik dalam menjawab pertanyaan maupun bertanya. Skor perkembangan individu selanjutnya akan disumbangkan dalam skor perkembangan kelompok.

e. Penghargaan Kelompok

Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan member sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain. Pemberian penghargaan

(21)

kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai perkembangan individu dalam kelompoknya.

Keuntungan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Roestiyah (2001:17) yaitu:

2.1.12 Keuntungan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:

Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.

Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah.

Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi.

Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya.

Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam diskusi.

Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.

2.1.13 Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu: Kerja kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang pandai dan kadang-kadang menuntut tempat yang berbeda dan gaya-gaya mengajar berbeda.

(22)

Menurut Rachmadiarti (2001), terdapat 6 langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase dan tingkah laku guru

Fase 1, Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa: Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

Fase 2, Menyajikan informasi: Guru rnenyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

Fase 3, Mengkoordinasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar: Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien Fase 4, Membimbing kelompok bekerja dan belajar: Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka Fase 5. Evaluasi: Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Fase 6, Memberikan penghargaan: Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun basil belajar individu dan kelompok (Rachmadiarti, 2001 : 8).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan model STAD dalam menulis karangan narasi dapat diterapkan melalui menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa,menyajikan informasi,mengkoordinasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar,membimbing kelompok bekerja dan belajar,melakukan evaluasi,memberikan penghargaan kepada kelompok.

(23)

2.2 Kajian Relevan

Anita sundawati (2008) dalam penelitiannya yang brjudul kemampuan siswa menulis paragraph narasi melalui gambar seri dengan teknhnik modeling pada siswa kelas IV SDN No 80 Kota Tengah Kota Gorontalo mengemukakan bahwa permasalahan apakah kemampuan siswa menulis paragraph narasi melalui gambar seri dengan teknik modeling dapat di tingkatkan.metode yang di gunakan adalah metode penelitian tindakan kelas,berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa telah mencapai peningkatan sesuai dengan indikator yaitu 75% siswa memiliki kemampuan menulis paragrafh narasi melalui gambar seri yang di harapkan dengan rincian siklus 1 : 64,22 % dan siklus 11 : 82.93 % kesimpulannya bahwa teknik modeling dapat meningkatkan kemampuan menulis pargraph narasi melalui gambar seri pada siswa kelas IV SDN 80 Kota Tengah Kota Gorontalo.

Penelitian Tindakan Kelas yang di lakukan oleh Lisna Alulu yang berjudul Peningkatan Kemampuan menulis narasi dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning di kelas V SDN 04 Mananggu Kab Boalemo dengan fokus permasalahan apakah dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa kelas V SDN 04 Mananggu Kabupaten Boalemo?

Metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas.dapat di simpulkan bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan selama tiga kali tindakan di peroleh peningkatan baik hasil observasi terhadap aktifitas siswa maupun hasil evaluasi yang dilaksanakan tiap akhir kegiatan pembelajaran.

(24)

2.3 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teoritis yang telah di uraikan maka yang menjadi hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “jika guru menerapkan Model STAD, maka kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi pada siswa kelas IV SDN 11 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo akan meningkat”

2.4 Indikator Kinerja

Yang menjadi Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis karangan narasi siswa minimal 75 % dari seluruh siswa yang dikenai tindakan memperoleh nilai 7.5 ke atas pada materi sajian.

Referensi

Dokumen terkait

Menentukan kualitas telur terutama bagian isi dalam telur dapat diketahui dengan peneropongan dan melakukan penilaian kualitas internal telur dengan memecahkan telur kemudian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tekhnik purposive sample yaitu pemilihan kelompok subjek yang didasarkan atas kriteria tertentu yang berhubungan dengan

1) Pandangan mata ke arah bola. 2) Kepala dan badan di atas bola. 3) Bola didorong dengan kaki bagian luar. 4) Kaki yang digunakan untuk mendorong bola diputar ke dalam, sehingga

Menurut Sodikun dalam Sarengat (2012 di unduh tanggal 1 Juli 2013), mengemukakan bahwa : 1) Tembakan dengan dua tangan dari depan dada (two handed set-shoot)

Sarjiyanto (2010: 9), Bola basket adalah suatu permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu, baik putra atau putri, tiap regu terdiri atas 5 pemain, tujuan

Era keterbukaan dan globalisasi memberikan efek negatifyang tidak dapat dibendung dalam diri siswa. Hal ini terlihat dari sejumlah perilaku siswa yang lebih menyukai

Meskipun akta hibah wasiat atau testamen yang dibuat Almarhum sah berdasarkan Pasal 875 KUHPerdata, namun perlu diteliti lebih lanjut pada pasal-pasal berikutnya

Reputasi underwriter adalah skala kualitas underwriter dalam penawaran saham perusahaan. Untuk mengukur reputasi underwriter dengan menggunakan peringkat