• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Hakikat Menggiring Bola

Sepak bola modern dilakukan dengan keterampilan lari dan operan bola dengan gerakan-gerakan yang sederhana disertai dengan kecepatan dan ketepatan. Aktivitas dalam permainan sepak bola dikenal dengan dribbling (menggiring bola).

Menggiring bola adalah menendang atau mendorong bola secara perlahan sambil berjalan atau berlari. Tujuan dribbling yaitu membawa bola ke arah gawang lawan, melewati lawan, dan memperlambat atau mengatur irama permainan. Untuk dapat melakukan hal tersebut dibutuhkan teknik agar bola tetap berada dalam kontrol kita (Yusup Hidayat dkk, 2010:132).

Menurut Danny Mielke (2009:1) menggiring atau dribbling adalah keterampilan dasar dalam sepak bola karena semua pemain harus mampu menguasai bola saat sedang bergerak, berdiri, atau bersiap melakukan operan atau tembakan. Selanjutnya menurut Faridha Isnaini dan Suranto (2010:3) Menggiring bola diartikan dengan gerakan lari menggunakan bagian kaki mendorong bola agar bergulir terus-menerus di atas tanah, menggiring bola hanya dilakukan pada saat-saat yang menguntungkan saja yaitu bebas dari lawan. Kegunaan teknik menggiring bola adalah untuk melewati lawan, mencari kesempatan memberikan bola umpan kepada teman danmenahan bola tetap dalam penguasaan. Adapun

(2)

teknik dasar menggiring bola dapat dilakukan dengan menggunakan kaki bagian dalam, luar, dan punggung kaki.

Kemudian menurut Budi Sutrisno dan Muhammad Bazin Khafadi (2010:6) Menggiring bola adalah membawa bola dengan cepat ke depan dengan passing-passing pendek dari kedua kaki silih berganti. Sedangkan menurut Akhmad Olih Solihin dan Khairul Hadziq (2010:69) menggiring bola adalah gerak mengatur jalannya bola menggunakan kaki agar bola tetap dalam penguasaan dan tidak terlepas jauh dari kaki saat berlari.

Menurut Budi Sutrisno dan Muhammad Bazin Khafadi (2010:6) pada dasarnya menggiring bola dapat dilakukan dengan tiga cara, sebagai berikut : a. Menggiring bola dengan kaki bagian dalam

Cara melakukannya adalah sebagai berikut : 1) Pandangan mata ke arah bola. 2) Kepala dan badan di atas bola.

3) Bola didorong dengan kaki bagian dalam dantetap dalam penguasaan. 4) Bola didorong lurus ke depan.

Gambar 1. Menggiring bola dengan kaki bagian dalam. (Sumber : Akhmad Olih Solihin Khairul Hadziq, 2010:69)

(3)

b. Menggiring bola dengan kaki bagian luar Cara melakukannya adalah sebagai berikut :

1) Pandangan mata ke arah bola. 2) Kepala dan badan di atas bola.

3) Bola didorong dengan kaki bagian luar.

4) Kaki yang digunakan untuk mendorong bola diputar ke dalam, sehingga bagian kaki yang menyentuh bola adalah bagian kaki yang dekat dengan kelingking.

5) Bola didorong ke depan dengan jarak yang masih dalam penguasaan.

Gambar 2.Menggiring bola dengan kaki bagian luar. (Sumber : Akhmad Olih Solihin Khairul Hadziq, 2010:69) c. Menggiring bola dengan punggung kaki

Cara melakukannya adalah sebagai berikut : 1) Pandangan mata ke arah bola. 2) Kepala dan badan di atas bola.

3) Bola didorong dengan punggung kaki.

4) Ujung kaki yang mendorong bola menghadapke tanah. 5) Ketika berlari, kaki melangkah pendek.

(4)

Gambar 3.Menggiring bola dengan punggung kaki. (Sumber : Akhmad Olih Solihin Khairul Hadziq, 2010:70) 2.1.2 Hakikat Strategi Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

Strategi pembelajaran kooperatif jigsaw adalah metode pembelajaran berkelompok (Rusman, 2011:217) sedangkan Menurut Isjoni (2009:77) pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.

Ada tiga hal penting dalam pembelajaran ini, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengelompokan atau ability grouping adalah karakteristik memasukkan beberapa siswa dengan kemanpuan yang setara dengan kelompok yang sama.

2. Semangat pembelajaran kooperatif ini dapat di rasakan dengan pembinaan niat dan kiat siswa bekerja sama dengan siswa-siwa yang lainnya.

(5)

3. Penataan ruang kelas harus di sesuaikan dengan situasi dan kondisi ruangan kelas dan sekolah dalam artian lapangan dan alat-alat olahraga.

Pada dasarnya dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa kedalam bentuk belajar kooperatif yang terdiri dari empat siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen atau subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari dua atau tiga orang. Rusman (2011:218) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam kelompok kecil.

Untuk mengoptimalkan manfaat belajar kelompok, keanggotaan kelompok seyogyanya heterogen, baik dari segi kemampuannya maupun karakteristik lainnya. Dengan demikian cara yang efektif untuk menjamin heterogenitas kelompok ini adalah guru yang membuat kelompok-kelompok itu.

Tujuan utama dari pembelajaran kooperartif tipe jigsaw adalah memberikan pengetahuan, keterampilan, konsep dan pemahaman, dan siswa merasa senang menyumbangkan pengetahuannya kepada anggota kelompoknya, sehingga kelompok-kelompok belajar tersebutt secara kooperatif diuntungkan dengan sikap sosial mereka. Lebih lanjut Suyanto dalam skripsi Priyohadi Utomo (2011:19) tipe pembelajaran kooperatif jigsaw adalah dimana siswa di tempatkan

(6)

dalam tim beranggota enam orang untuk mempelajari akademik yang telah di pecahkan menjadi bagian-bagian untuk tiap anggota.

Menurut Rusman (2010:219) pembelajaran model jigsaw ini dikenal juga dengan kooperatif para ahli. Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda, namun permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama. Kita sebut sebagai team ahli yang bertugas membahas permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya hasil pembahasan itu di bawah kekelompok asal dan disampaikan pada anggota kelompoknya. Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:

1. Melakukan mambaca untuk menggali imformasi, siswa memeperoleh topik-topik permasalahan untuk di baca sehingga mendapatkan imformasi dari permasalahan tersebut.

2. Diskusi kelompok ahli, siswa yang telah mendapatkan topik permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok atau kita sebut dengan kelompok ahli untuk membicarakan topik permasalahan tersebut.

3. Laporan kelompok, kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskandari hasil yang didapat dari diskusi tim ahli.

4. Kuis dilakukan mencakup semua topik permasalahan yang dibicarakan tadi.

5. Perhitungan sekor kelompok dan menetukan penghargaan kelompok. Kemudian menurut Lie dalam Rusman (2011:218) bahwa pembelajaran kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara

(7)

siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Lebih lanjut Lei dalam Rusman (2011:218) menyatakan bahwa jigsaw merupakan salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang fleksibel.

Selanjutnya menurut Isjoni dalam skripsi Priyohadi (2009:20) tipe pembelajaran kooperatif jigsaw adalah dimana siswa ditempatkan kedalam tim beranggota enam orang untuk mempelajari materi akademik yang telah dipecahkan menjadi bagian-bagian untuk tiap anggota.

Stephen, Sikes, dan Snapp dalam Rusman (2011:220) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif model jigsaw sebagai berikut:

a. Siswa dikelompokkan ke dalam satu sampai lima anggota tim. b. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda. c. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.

d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian atau subbab yang sama bertemu dalam kelompok baru untuk mendiskusikan subbab kelompok mereka.

e. Setelah diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan seksama.

f. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi. g. Guru memberi evaluasi.

(8)

h. Penutup.

2.1.2.1 Kelebihan dan kekurangan kooperatif tipe jigsaw

Menurut Jhonson and Jhonson dalam Rusman (2011:219) melakukan penelitian tentang penelitian kooperatif model jigsaw yang hasilnnya menunjukkan bahwa interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif dan negatif terhadap perkembangan anak.

Kooperatif tipe jigsaw memiliki kelebihan adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan hasil belajar.

2. Meningkatkan daya ingat.

3. Dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat tinggi. 4. Mendorong tumbuhnnya motivasi intristik (kesadaran individu). 5. Meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen.

6. Meningkatakan sikap anak yang positif terhadap sekolah. 7. Meningkatkaan sikap positif terhadap guru.

8. Meningkatkan harga diri anak.

9. Meningkatkan prilaku penyesuaian sosial yang positif. 10. Meningkatkan keterampilan hidup bergotong-royong.

Sedangkan kelemahan dari kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut: 1. Apabila siswa yang menjadi kelompok ahli kurang memahami konsep

yang dibahasnya maka dimungkinkan terjadinya kesalahan konsep saat menstranfer pengetahuan yang didapatnya kepada teman satu kelompoknya.

(9)

2. Materi yang disampaikan siswa yang kompetensinya di bawah rata-rata akan sulit diterima rekan satu kelompoknya.

2.1.3 Hakikat Permainan Sepak Bola

Andi Cipta Nugraha (2012:10) menjelaskan bahwa sepak bola adalah olahraga yang memainkan bola dengan menggunakan kaki. Tujuan utama dari permainan ini adalah untuk mencetak gol atau skor sebanyak-banyaknya yang tentunya harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Menurut Yusup Hidayat dkk (2010:124) Sepak bola merupakan salah satu permainan beregu. Setiap regu terdiri atas 11 pemain, termasuk 1 orang penjaga gawang (keeper). Permainan ini sangat memerlukan keterampilan gerak kaki dan tungkai. Sedangkan untuk penjaga gawang diperbolehkan menggunakan tangan selama di area gawangnya. Namun jika keluar area gawangnya maka menjadi suatu pelanggaran.

Sedangkan menurut Budi Sutrisno dan Muhammad Bazin Khafadi (2010:1) Sepak bola adalah olahraga yang mengandalkan kerja sama tim. Tanpa adanya kerja sama yang baik, maka sebuah tim sepak bola akan sulit untuk mendapatkan kemenangan.

Selanjutnya Feri Kurniawan (2012:76) mengemukakan bahwa permainan sepak bola adalah permainan yang sangat populer dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan sebelas orang. Oleh karena itu, satu regu di dalam permainan sepak bola dinamakan dengan kesebelasan. Didalam memainkan bola, setiap orang diperbolehkan menggunakan seluruh anggota badan, kecuali tangan dan lengan. Hanya penjaga gawang yang diperbolehkan memainkan bola dengan

(10)

seluruh anggota badan termasuk tangan. Suatu kesebelasan dinyatakan menang apabila dapat memasukkan bola kedalam gawang lebih banyak atau kemasukan bola lebih sedikit jika dibandingkan dengan lawannya.

Sedangkan menurut Roji dalam skripsi Abdullah Rahmad (2009:9) mengemukakan bahwa sepak bola adalah permainan yang dilakukan pada sebuah lapangan empat persegi panjang pada permukaan yang datar dengan ukuran: Panjang 100-110 meter, lebar 64-75 meter, daerah gawang 18,32 x 5,5 meter, daerah hukuman 40,39 x 16,5 meter, jari-jari lingkaran tengah 9,15 meter. Dua penjaga garis mendampingi wasit, penjaga garis menunjukkan ketika bola keluar dan menentukan tim manakah yang melakukan lemparan kedalam, tendangan gawang, atau tendangan sudut. Mereka juga mendampingi wasit ketika pelanggaran offside.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa permainan sepak bola adalah permainan yang dimainkan pada sebuah lapangan empat persegi panjang, permukaan yang rata, dan dimainkan oleh dua kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan sebelas orang atau biasa disebut juga dengan kesebelasan. Dan bertujuan untuk memasukkan bola kegawang lawan sebanyak-banyaknya.

2.1.3.1 Teknik Bermain Sepak Bola

Menurut Feri Kurniawan (2012:76), teknik bermain sepak bola adalah sebagai berikut:

a. Teknik tanpa bola, yaitu semua gerakan-gerakan tanpa bola terdiri dari: 1. Lari cepat dan mengubah arah

(11)

2. Melompat dan meloncat

3. Gerak tipu tanpa bola yaitu gerak tipu dengan badan 4. Gerakan-gerakan khusus untuk penjaga gawang

b. Teknik dengan bola, yaitu semua gerakan-gerakan dengan bola terdiri dari: 1. Mengenal bola

2. Shooting/ Menendang bola

3. Menerima bola: menghentikan bola dan mengontrol bola 4. Dribbling/ Menggiring bola

5. Heading/ Menyundul bola 6. Throwing/ Melempar bola 7. Gerak tipu dengan bola 8. Merampas atau merebut bola 2.2 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan diatas, maka penulis merasa perlu untuk mengajukan hipotesis terhadap permasalahan yang akan di teliti dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini. Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “Jika menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, maka kemampuan menggiring bola pada permainan sepak bola siswa kelas X TSM SMK Negeri 1 Batudaa akan mengalami peningkatan”.

(12)

2.3 Indikator Kinerja

Yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah jika siswa yang diberi tindakan, telah memiliki kemampuan menggiring bola pada permainan sepak bola siswa kelas X TSM SMK Negeri 1 Batudaa dengan indikator kinerja rata-rata 85 maka penelitian ini dianggap selesai.

Gambar

Gambar 1. Menggiring bola dengan kaki bagian dalam.
Gambar 2.Menggiring bola dengan kaki bagian luar.
Gambar 3.Menggiring bola dengan punggung kaki.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hakekat permainan sepak bola yang dikemukakan oleh para ahli diatas maka disimpulkan bahwa permainan sepak bola merupakan suatu permainan yang

Lapangan permainan sepak bola harus berbentuk empat persegi panjang, dan garis samping (touch line) harus lebih panjang dari garis gawang (goal line). Lapangan permainan sepak bola

Kaki tumpu adalah kaki yang menumpu pada tanah pada saat persiapan menendang dan merupakan titik berat badan. Posisi kaki tumpu akan menentukan arah lintasan

Keterampilan yang dimaksud pada pembahasan ini adalah keterampilan gerak yang dimiliki oleh seorang ketika mengontrol bola menggelinding dengan kontrol kaki bagian

Sarjiyanto (2010: 9), Bola basket adalah suatu permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu, baik putra atau putri, tiap regu terdiri atas 5 pemain, tujuan

Menurut Mukholid (2007 : 8) sebagai berikut: a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki menendang bola. b) Bola didorong kedepan secara perlahan.. menggiring

Berdasarkan teori-teori di atas maka dalam meningkatkan kemampuan melempar bola pada permainan sepak bola yaitu dengan latihan back-up atau dengan latihan kekuatan otot

Nama-nama bagian kaki untuk sepak bola: kaki sebelah kiri sebagai berikut: Gambar 2.9 Nama-Nama Bagian Kaki Untuk Menendang Bola Sumber: Soekatamsi, 1984 Pemain sepakbola harus mampu