• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SMA BERBASIS LEARNING CYCLE UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA TERHADAP KONSEP BIOLOGI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SMA BERBASIS LEARNING CYCLE UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA TERHADAP KONSEP BIOLOGI."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SMA BERBASIS LEARNING CYCLE UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA TERHADAP KONSEP SISTEM

EKSKRESI

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

WIESYE ANANING HASTAMI NIM. 8126174021

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Wiesye Ananing Hastami. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) SMA Berbasis Learning Cycle untuk mengatasi Miskonsepsi Siswa terhadap Konsep Biologi. Tesis. Medan: Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan, September 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan LKS berbasis learning cycle yang

layak dan memenuhi syarat sebagai LKS yang baik: (2) mengetahui keefektivan LKS berbasis

learning cycle dalam mengatasi miskonsepsi. Jenis penelitian ini adalah penelitian

pengembangan yang menggunakan model pengembangan produk Borg dan Gall yang dipadu dengan model desain pembelajaran Dick dan Carey. Hasil ini menunjukkan; (1) hasil validasi ahli materi pembelajaran biologi berada pada kategori sangat layak (86,09%), (2) hasil validasi ahli rancangan pembelajaran berada pada kategori sangat layak (86,02%), (3) hasil validasi ahli desain tampilan LKS berada pada kategori sangat layak (88,06%), (4) uji coba guru biologi berada pada kategori sangat layak (86,43), (5) uji coba perorangan berada pada kategori sangat layak (88,57%), (6) uji kelompok kecil berada pada kategori sangat layak (88,85%) dan uji coba kelompok terbatas berada pada kategori sangat layak 88,94%. Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan menggunakan LKS berbasis learning cycle dengan pemahaman konsep yang diajarkan

dengan menggunakan LKS konvensional. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengolahan data diperoleh thitung =10,51>ttabel=1,67, dengan dk=(n1+n2-2) dengan taraf signifikansi α=0,05. Berdasarkan hasil data maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan LKS berbasis learning cycle lebih efektif (79,77%) dibanding dengan pembelajaran menggunakan

LKS konvensional (63,38%).

(6)

ABSTRACT

Wiesye Ananing Hastami. The Development of students worksheet based learning cycle of senior high school to overcoming misconceptions in biology concept. Medan: Postgraduate Program State University of Medan, September 2015.

This study aims to: (1) generate decent worksheet to use, easy to learn and can be used for leaners individual learning, (2) to determine the effectiveness of the developed worksheet based learning cycle to overcoming misconceptions. This research is the development of a research model product development Borg and Gall combined with a model of Dick and Carey instructional design. The result showed: (1) subject matter expert test are very well qualifications (86,09%), (2) test of instructional design expert are in very well qualifications (86,02%), (3) test of worksheet design expert is in very well qualifications (88,06%), (4) biology teacher are in in very well qualifications (86,43%), (5) individual trials are in very well qualifications (88,57%), (6) small group trials are in very well qualifications (88,85%), (7) test confined field trial sare in very well qualifications (88,94%). The test result proved the hypothesis that there are significant differences between students learning outcomes learn using worksheet based learning cycle with student learning outcomes to learn using conventional worksheet. This indicated by the value processing obtained thitung=10,51>ttabel=1,67, with dk=(n1+n2-2) at significant level α = 0,05. It was concluded that the learning outcomes of students using worksheet based learning cycle by 79,77% higher than the group of students using the convensional worksheet of 63,38%.

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan limpahan

rahmat dan hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) SMA Berbasis Learning Cycle Untuk

Mengatasi Miskonsepsi Siswa Terhadap Konsep Sistem Ekskresi” dengan baik. Tesis ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program

Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan ungkapan

rasa terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis

ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan khususnya kepada Prof. Herbert Sipahutar, M.Si

dan Dr. Fauziyah Harahap, M.Si, selaku dosen pembimbing, yang tulus dan penuh perhatian

memberikan arahan, bimbingan, motivasi, dan waktunya kepada penulis sejak awal penulisan

sampai penyelesaian tesis ini. Kepada ketiga narasumber yaitu Dr. Mufti Sudibiyo, M.Si, M.Pd,

Dr. Hasruddin, M. Pd dan Dr. Syahmi Edi, M.Si yang telah memberikan masukan dan koreksi

untuk perbaikan tesis ini, serta seluruh bapak dan ibu dosen dengan tulus ikhlas telah

memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di Program Pascasarjana

Unimed. Pada kesempatan kali ini juga penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan kepada:

(8)

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea,

M.Pd

3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, Dr. Hasruddin, M.Pd, yang telah memberikan

kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan tesis.

4. Drs. Hudson Sidabutar, M.Si selaku validator instrumen pretes dan tes pemahaman konsep

siswa terhadap konsep sistem ekskresi manusia.

5. Kepala SMA Negeri 1 Sunggal, Drs. Ramli Siregar, M.Si dan kepada guru bidang studi

Biologi SMA Negeri 1 Sunggal: ibu Asnah, S.Pd, M.Si dan Elvi Julisnida Daulay, S.Pd,

M.Si yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

6. Suami tercinta H. Martono, S.Pd, MM dengan penuh perhatian telah mendukung dengan

sabar serta memberikan doa kepada penulis, ayahanda Ilyono dan ibunda Ida Sari serta

abangnda Beneluwih Prakasha, S.Pt dan kakanda Yayi Sumiratih, A.Md yang turut

memberikan doa kepada penulis.

7. Teman terdekat Putri Handayani Sitompul, S.Pd, Fitri Chaniago, S.Pd dan Lily Prihatin,

M.Pd

8. Teman-teman angkatan XXII khususnya kelas B Program Studi Pendidikan Biologi.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih kurang sempurna, untuk itu penulis

(9)

Kiranya tesis ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah berpikir bagi pembaca,

khususnya dalam dunia pendidikan.

Medan, November 2015 Penulis

(10)

DAFTAR ISI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR ... 8

2.1. Hakikat Penelitian Pengembangan ... 8

2.1.1. Langkah-langkah Penelitian Pengembangan... 9

2.2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 12

2.2.1. Learning Cycle ... 13

2.3. Komponen LKS ... 17

2.4. LKS Berbasis Learning Cycle ... 19

2.5. Penggunaan LKS dalam Pembelajaran ... 19

2.6. Keunggulan dan Kelemahan LKS ... 20

2.7. Miskonsepsi dan Pola Penalaran ... 21

2.8. Miskonsepsi pada Materi Biologi... 22

2.9. Cara Mengatasi miskonsepsi. ... 23

2.10. Penelitian yang relevan ... 24

3.4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 28

3.4.1. Tes Miskonseps ... 28

3.4.2. Angket A ... 29

3.4.3. Angket B... 29

3.4.4. Angket C... 30

3.5. Prosedur Penelitian ... 30

3.5.1. Tahap Penelitian Pendahulua ... 30

3.5.2. Tahap Pengembangan Draft awal Produk ... 31

3.5.3. Tahap Pelaksanaan ... 31

(11)

3.5.5. Analisis Data ... 40

3.5.6. Menarik Kesimpulan Dari Hasil Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1. Deskripsi produk awal ... 42

4.1.1. Hasil Pemetaan Miskonsepsi siswa ... 42

4.1.2. Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS) oleh Tim Ahli ... 44

4.2. Revisi Produk ... 56

4.2.1. Revisi Pertama ... 56

4.2.2. Revisi kedu... 57

4.2.3. Revisi ketig ... 58

4.2.4. Revisi keempat ... 58

4.2.5. Revisi Kelima... 59

4.3. Hasil Uji Efektifitas Produk ... 60

4.3.1. Deskripsi Hasil Belajar siswa ... 64

4.3.2. Uji Hipotesis ... 66

4.3.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 66

4.3.4. Pembahasan Hasil Penelitian Pengembangan Produk ... 66

4.4. Pembahasan Penelitian Uji Keefektifan Produk ... 73

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 82

5.1. Kesimpulan ... 82

5.2. Implikasi ... 81

5.3. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Daftar Konsep dan Pertanyaan Sistem Ekskresi Manusia 30

Tabel 3.2.Desain Penelitian Analisis Uji t 35

Tabel 3.3.Kriteria Kelayakan LKS 39

Tabel 3.4.Effektivitas LKS 41

Tabel 4.1. Data Hasil Penilaian oleh Ahli Materi Pembelajaran Biologi 46 Tabel 4.2. Data Hasil Penilaian oleh Ahli Rancangan Pembelajaran 47 Tabel 4.3. Data Hasil Penilaian oleh Ahli Desain Tampilan LKS

Data Hasil Penilaian 48

Tabel 4.4. Data Hasil Penilaian terhadap LKS berbasis learning cycle oleh guru bidang studi biologi

SMA Negeri 1 Sunggal 49

Tabel 4.5. Data Hasil Penilaian Uji Coba Perorangan terhadap LKS

berbasis learning cycle 50

Tabel 4.6. Uji Coba Kelompok Kecil terhadap LKS

berbasis learning cycle 52

Tabel 4.7. Data Hasil Penilaian Uji Coba Kelompok Terbatas terhadap

LKS berbasis learning cycle 53

Tabel 4.8. Data Hasil Penilaian Siswa Uji Lapangan 54 Tabel 4.9.Data Statistik Deskriptif Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol 60

Tabel 4.10.Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen 61

Tabel 4.11.Uji Normalitas Data 62

Tabel 4.12. Uji Homogenitas Data Pretes 63 Tabel 4.13.Uji Homogenitas Data Postes 63 Tabel 4.14.Rangkuman Perhitungan Uji Hipotesis (Uji t) 66

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Prosedur Penelitian Pengembangan Borg & Gall 10 Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Pengembangan LKS berbasis learning

Cycle diadaptasi dari model Dick & Carey (1985)

dan model Borg&Gall(1983) 33

Gambar 3.2. Prosedur Penelitian Analisis Uji t 34

Gambar 4.1 Diagram Data Hasil Penilaian Uji coba Perorangan 51

Gambar 4.2. Diagram Data Hasil Penilaian Uji coba Kelompok kecil 52

Gambar 4.3. Diagram Data Hasil Penilaian Uji coba Kelompok Terbatas 54

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Angket Tanggapan/ Penilaian Ahli Materi Pembelajaran 89 Biologi

Lampiran 2. Angket Tanggapan untuk Ahli Rancangan Pembelajaran 94 Lampiran 3. Angket Tanggapan untuk Ahli Desain Tampilan LKS 101 Lampiran 4. Angket Uji Coba Lapangan untuk Guru Biologi 106 Lampiran 5. Angket Uji Coba Lapangan untuk Siswa 108 Lampiran 6. Soal Pemahaman Konsep Siswa terhadap Sistem

Ekskresi Manusia 110

Lampiran 7. Rubrik Soal Miskonsepsi Sistem Ekskresi pada Manusia 112

Lampiran 8.Validitas Butir Soal 119

Lampiran 9.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 121 Lampiran 10. Data Hasil Pemetaan Miskonsepsi Sistem Ekskresi Manusia

di SMA Negeri 1 Sunggal 124

Lampiran 11. Data Hasil Kajian dari Ahli Materi Biologi 125 Lampiran 12. Data Hasil Kajian dari ahli Rancangan Pembelajaran 127 Lampiran 13. Data Hasil Kajian dari Ahli Desain Tampilan LKS 129 Lampiran 14. Data Hasil Penilaian oleh Guru Bidang Studi Biologi SMA

Negeri 1 Sunggal 130

Lampiran 15a. Data Hasil Penilaian Uji Coba Perorangan terhadap LKS Berbasis Learning Cycle untuk mengatasi Miskonsepsi

Siswa terhadap Konsep Biologi 131

(15)

Penilaian 132 Lampiran 16a. Data hasil Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil terhadap

LKS berbasis Learning Cycle 133

Lampiran 16b. Data Hasil Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil

per Komponen Penilaian. 134 Lampiran 17a. Data Hasil Penilaian Uji Coba Kelompok Terbatas terhadap

LKS berbasis learning cycle 136

Lampiran 18. Data Pretes dan Postes 138

Lampiran 19. Uji Normalitas SPSS 140

Lampiran 20. Rata-rata dan Standar Deviasi dari Data Hasil Belajar 142

(16)

1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Siswa sebagai sumber daya manusia dalam pembelajaran, dipersiapkan

untuk memiliki kemampuan penalaran yang tinggi, dengan memiliki pemahaman

konsep yang benar. Pemahaman konsep yang benar adalah hal mutlak yang harus

dimiliki siswa. Sebagaimana dinyatakan oleh Salpeter (2001:54) bahwa diabad 21

ini kemampuan belajar, berpikir kreatif, membuat keputusan, dan memecahkan

masalah sangat diperlukan dalam kehidupan siswa kelak.

Salah satu penyebab masih rendahnya mutu pendidikan hingga saat ini

adalah adanya miskonsepsi siswa (Ansori, 2010:15). Selanjutnya menurut Qarareh

(2012:18) menyatakan bahwa miskonsepsi merupakan salah satu masalah dalam

dunia pendidikan, bila miskonsepsi tidak diatasi akan menjadi masalah yang

serius. Konsep awal yang diperoleh siswa hendaknya tidak mengalami kesalahan,

bila kesalahan tersebut tidak diperbaiki maka nantinya akan dibawa pada tingkat

pendidikan selanjutnya.

Sebagai studi awal, penulis melakukan penelitian pemahaman konsep siswa

terhadap sistem ekskresi manusia, pada siswa SMA Negeri 1 Sunggal terdapat

miskonsepsi siswa tentang konsep sistem ekskresi manusia sebesar 57,50 % yaitu

konsep pembentukan urin sedangkan pada konsep zat yang dihasilkan organ

ekskresi sebesar 86,25% bahkan secara umum, ketika dilakukan wawancara pada

beberapa siswa, mereka belum memahami konsep dasar ekskresi. Biasanya

(17)

2

dipahami oleh guru dan siswa. Kinfield (1991:27) menyatakan bahwa siswa

sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran yang berhubungan dengan

struktur dan fungsi kromosom. Dikmenli (2009:82) menyatakan bahwa siswa

mengalami kesulitan memahami konsep pembelahan sel terutama berhubungan

meiosis daripada mitosis karena konsep bersifat abstrak sehingga siswa bingung

pada tahapan proses pembelahan sel dan peristiwa yang terjadi pada tahap ini.

Lebih lanjut Wulandari (2013:39) menyatakan tanpa pemahaman konsep tentang

struktur dan fungsi sel serta metabolismenya akan mempersulit siswa untuk

memvisualisasi proses seluler yang abstrak seperti pada sistem ekskresi manusia.

Siswa cenderung salah mentransformasi pemahamannya tentang konsep

yang bersifat bertahap seperti bagaimana proses terbentuknya urin pada sistem

ekskresi (Purba, 2011:56). Seperti yang dijelaskan oleh Hoese (2007:63)

bahwa siswa cenderung mengalami miskonsepsi pada saat menjelaskan tahapan

fisiologi seperti respirasi, ekskresi, fotosintesis, fertilisasi. Pada tahap ini, siswa

menjelaskan proses yang membutuhkan pemahaman konsep yang benar.

Miskonsepsi dapat menjadi penghalang dalam memahami materi-materi

biologi. Banyak konsep-konsep dalam biologi saling berhubungan dan merupakan

kunci untuk memahami konsep lain (Tekkaya, 2002:82). Sebagai contoh, tanpa

pemahaman sistem peradaran darah, maka konsep mengenai sistem respirasi,

sistem ekskresi dan sistem kekebalan tubuh akan sulit dipahami.

Pentingnya mengatasi miskonsepsi sehingga diperlukan teknik/ cara

(18)

3

dalam mengatasi miskonsepsi, Sumarni (2010:117) meneliti mengenai

penggunaan learning cycle dalam meminimalisasi miskonsepsi mahasiswa.

Deshmukh (2008:77) menyatakan bahwa metode konvensional yang cenderung

digunakan oleh guru pada umumnya tidak mampu mengatasi miskonsepsi siswa

sehingga dibutuhkan suatu teknik yang inovatif yang dapat mengatasi

miskonsepsi.

Salah satu cara inovatif untuk mengatasi miskonsepsi adalah pembelajaran

bermakna berupa siklus dan secara bertahap yaitu learning cycle. Berdasarkan

hasil penelitian Turkmen (2007:120) miskonsepsi bisa diatasi bila siswa

dibelajarkan dengan menggunakan learning cycle. Studi ini menunjukkan bahwa

siswa memahami konsep difusi sebesar 94% dibandingkan dengan pemahaman

siswa tentang difusi sebesar 58% yang dibelajarkan dengan menggunakan

pembelajaran tradisional. Hal senada diungkapkan oleh Deshmukh (2008:112)

bahwa learning cycle merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk

mengatasi miskonsepsi siswa terhadap konsep biologi.

Berdasarkan observasi di lapangan, Lembar Kerja Siswa (LKS) yang

digunakan berisi latihan soal atau review dari bahan ajar setiap topik. Bentuknya

berupa pertanyaan-pertanyaan dari setiap ringkasan pokok bahasan yang mana

jawaban soal dapat dijawab langsung oleh siswa sehingga kurang melatih siswa

untuk berpikir dalam mengembangkan potensi intelektual yang dimilikinya. LKS

tersebut kurang melatih siswa memahami konsep, sebaliknya hanya berupa latihan

soal. LKS tersebut jauh berbeda dengan ketentuan lembar kerja siswa

(19)

4

LKS. LKS tersebut umumnya berisi latihan soal atau review dari bahan ajar setiap

topik. Bentuknya berupa pertanyaan-pertanyaan yang merupakan evaluation sheet

atau lembar penilaian. Sehingga siswa mampu menjawab soal dari LKS tersebut

tanpa membutuhkan buku tambahan sebagai literatur.

Berdasarkan hasil penelitian Indriyani (2013:23) pengembangan LKS

berbasis learning Cycle 7E dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap

konsep fisika. Hal senada hasil penelitian Sumarni (2010:83) bahwa learning

cycle dapat mengatasi miskonsepsi mahasiswa pada materi struktur molekul. Hal

ini tentunya dapat diharapkan memperoleh hasil yang baik bila diterapkan pada

konsep biologi. Pengembangan LKS bermakna seperti LKS berbasis learning

cycle diharapkan dapat mengatasi miskonsepsi siswa. Karena learning cycle

adalah suatu metode yang memiliki siklus sehingga proses pembelajaran yang

diberikan secara berkala dapat memperbaiki pemahaman siswa terhadap suatu

konsep.

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, menurut penulis perlu

mewujudkan ketersediaan LKS berbasis learning cycle dalam mengatasi

miskonsepsi pada konsep biologi.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di lapangan, maka permasalahan yang

dapat diidentifikasi dalam penyususnan LKS berbasis learning cycle untuk SMA

adalah sebagai berikut:

(20)

5

2. Miskonsepsi siswa merupakan salah satu penyebab rendahnya pendidikan

saat ini.

3. Pentingnya mengatasi miskonsepsi siswa, karena bila tidak diatasi maka

akan menjadi masalah pada konsep berikutnya.

4. Terdapat miskonsepsi siswa pada konsep sistem ekskresi manusia di SMA

Negeri 1 Sungal.

5. Siswa cenderung salah mentransformasi pemahamannya tentang konsep

yang bersifat abstrak seperti pembentukan urin pada sistem ekskresi

manusia

6. Metode konvensional cenderung tidak mengatasi miskonsepsi siswa.

7. Lembar kerja siswa (LKS) yang digunakan di SMA Negeri 1 Sunggal

merupakan LKS yang berisi latihan soal atau review dari bahan ajar setiap

topik.

8. Lembar kerja siswa (LKS) konvensional kurang melatih siswa memahami

konsep.

9. Ketersediaan lembar kerja siswa (LKS) berbasis learning cycle masih

sangat terbatas.

1.3.Batasan Masalah

Permasalahan miskonsepsi siswa terhadap konsep sistem ekskresi manusia

yang ditemukan di lapangan merupakan salah satu masalah yang harus diatasi.

Kesulitan siswa dalam memahami konsep yang bersifat abstrak, sehingga

(21)

6

mengatasi miskonsepsi siswa. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi

masalah, penelitian ini dibatasi agar memberikan arah yang tepat, yaitu

1. LKS berbasis learning cycle dikembangkan pada pembelajaran biologi yaitu

konsep sistem ekskresi manusia.

2. Validasi media ajar berupa LKS berbasis learning cycle dilakukan oleh ahli

materi biologi, ahli rancangan pembelajaran dan ahli desain LKS. Sedangkan

uji coba lapangan terdiri atas uji coba perorangan, kelompok kecil dan

kelompok lapangan terbatas, serta divalidasi oleh guru biologi.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, maka masalah penelitian pengembangan ini,

dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kelayakan lembar kerja siswa (LKS) berbasis learning cycle

untuk mengatasi miskonsepsi siswa terhadap konsep biologi?

2. Bagaimana keefektifan lembar kerja siswa (LKS) SMA berbasis learning

cycle untuk mengatasi miskonsepsi siswa terhadap konsep biologi?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah:

1. Untuk menentukan kelayakan LKS berbasis learning cycle pada materi sistem

ekskresi pada manusia.

2. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan produk LKS berbasis learning

(22)

7

1.6.Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

secara teoritis dan praktis. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat

memberi manfaat; (1) sebagai salah satu cara alternatif dalam upaya

meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan

pengembangan media ajar berupa LKS berbasis learning cycle pada

pembelajaran biologi untuk materi sistem ekskresi. (2) memberikan alternatif

penuntun bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis

learning cycle. (3) salah satu alternatif dalam mendukung mengatasi

miskonsepsi pada materi sistem ekskresi (4) sumbangan pemikiran dan

referensi bagi penelitian selanjutnya yang ingin mengembangkan LKS berbasis

learning cycle dalam mengatasi miskonsepssi siswa.

Manfaat secara praktis dari penelitian ini adalah media ajar yang

dikembangkan dapat digunakan sebagai salah satu solusi dalam mengatasi

(23)

82

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

1.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka

diperoleh kesimpulan,bahwa :

1. Produk akhir lembar kerja siswa ini dinilai sangat layak sebagai bahan

pendukung pembelajaran biologi. Hal ini didukung oleh hasil validasi ahli

materi pembelajaran biologi yang menunjukkan persentase penilaian

sebesar 86,08% dengan kategori sangat layak, hasil validasi ahli

rancangan pembelajaran menunjukkan persentase sebesar 86,02% dengan

kategori sangat layak dan hasil validasi ahli desain tampilan LKS dengan

persentase 88,06% dengan kategori sangat layak. Sedangkan pada uji coba

kelompok terbatas pada siswa kelas XII IPA menunjukkan persentase

sebesar 88,94% dengan kategori sangat layak. Dengan demikian penilaian

terhadap LKS yang dikembangkan secara keseluruhan menunjukkan

rata-rata persentase 86,38% dengan kategori sangat layak, sehingga dapat

diterima dan sangat layak digunakan dalam proses pembelajaran.

2. Produk LKS berbasis learning cycle dinilai effektif sebagai bahan bacaan

untuk mengatasi miskonsepsi siswa pada konsep biologi. Hal ini didukung

(24)

83

keefektifan penggunaan LKS sebesar 79,78% dan keefektifan penggunaan

LKS konvensional sebesar 63,38%.

1.2.Implikasi

Dampak yang didapatkan dari penelitian ini sangat positif baik terhadap

siswa, pendidik maupun peneliti karena penelitian ini memperjelas cakupan

permasalahan miskonsepsi siswa tentang konsep sistem ekskresi manusia dan

mempermudah komunikasi antara siswa dengan guru mengenai konsep tersebut

karena LKS ini efektif meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang konsep

sistem ekskresi manusia.

Sedangkan bagi siswa akan memberikan persiapan dalam pelaksanaan

pembelajaran secara mandiri, memberikan kesempatan mengembangkan

pengetahuan dan kreatifitasnya sebagai usaha mendalami materi sistem ekskresi

manusia yang diberikan sehingga siswa akan lebih memahami konsep secara

maksimal.

1.3. Saran

Berdasarkan proses pengembangan yang telah ditempuh, hasil uji coba, dan

kesimpulan yang telah dipaparkan, maka penulis mengajukan beberapa saran

dalam pengembangan LKS berbasis learning cycle, sebagai berikut!

1. LKS ini disusun berdasarkan kebutuhan siswa dan juga melalui pengujian

oleh para ahli. Oleh karena itu LKS ini diharapkan dapat dicetak dan

dipergunakan sebagai bahan ajar mendukung peningkatan pemahaman siswa

terhadap konsep sistem ekskresi manusia dan siswa mampu mengaitkan

(25)

84

memperoleh nilai yang memuaskan dalam proses pembelajaran di kelas tetapi

siswa juga mampu mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya dalam

kehidupannya.

2. Untuk pemahaman yang lebih mendalam lagi perlu dikembangkan produk

LKS berbasis learning cycle yang cakupannya lebih luas lagi.

3. Untuk mengetahui perkembangan lebih lanjut dari produk bahan ajar ini,

perlu dilakukan penerapan dalam proses pembelajaran di kelas dan

melibatkan guru sebagai fasilitator dalam penyampaian bahan ajar tersebut.

(26)

85

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ansori, A. Z. 2010. Miskonsepsi dalam pembelajaran Sains di Madrasah Ibtidaiyah.

Jurnal Ilmu Pendidikan (Online), (http//www.file.upi/Direktori, diakses 2 Februari 2014).

Berg,V.D.1991. Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi. Salatiga: Universitas Kristen

Satya Kencana

Borg, R.W. & Gall, M.D. 1987. Educational Research An Introduction. NewYork

and London. Longman Inc.

Cahyono, AN. & Asikin, M. 2004. Penelitian Pengembangan dalam Bidang

Pendidikan R&D. Makalah disajikan dalam Sekolah Riset FMIPA UNNES.

Collette, A. T. & Chiappetta, E.L. 1995. Science Instruction in the Middle and

Secondary School. Newyork: Macmillan Publishing Company.

Dahar, R. W. 2006. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga.

Darmodjo, H. & Kaligis, J. R.E. 1992. Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas. 2003. Pedoman Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Afektif.

Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas.

Desmukh, D.N. 2008. A Study of students’Misconceptions in Biology at the Secondary School Level. (online). (http//www.hbcse.tifr.res.in, diakses 11 November 2013)

Dick, W., Carey, L., Carey, J.O.2001. The Systematic Design of Instruction (Sixth

Edition). New York: Longman.

Dikmenli, M. 2009. Misconception of Cell Division Held by Student Teachers in

Biology: A Drawing Analysis Scientific Research and Essays. Academic

Journals, 5: 235-247

Elsekarft. 2003. Expanding the Model: A proposed 7E model Emphasizes “Transfer

of Learning” and the Impotance of Elicting Prior Understanding. Journal the

Science Teacher,70:58-59.

(27)

86

Indriyani, I. R. 2013. Pengembangan Lks Fisika berbasis Siklus Belajar (Learning

Cycle 7E untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa pada Siswa SMA Kelas X Pokok Bahasan Elektomagnetik. Tesis tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan.

Kaynar, D., Tekkaya,C., Cakiroglu, J. 2009. “Effectiveness of 5E Learning Cycle Instruction On Students’Achievement In Cell Concept And Scientific

EEpistemological Beliefs”. Journal of Education. 37(2009), 96-105. Diakses

26 September 2012.

Kinfield, A. C. H.1991. Confusing Chromosome Number and Structure: A Common

Student Error. Journal of Biological Education, 25:193-200.

Lawson, A.e. 1988. Three Types of Learning Cycles. A Better Way to Teach Science. Makalah disajikan pada Annual Convention of National Association for Research in Science Teaching, Lake Ozark, MO.

Lorsbach, A.W. 2001. The Learning Cycle as a tool for Planning Science Instruction.

Illinois State University.

http://www.coe.ilstu.edu/scienceed/lordbsch/257lrcy.htm Diakses 24

September 2012.

Juntunen, M. 2013. Life Cycle Analysis and Inquiry based Learning in Chemistry

Teaching. Journal Science Education International, 24: 150-166.

Manalu, K. 2010. Pengaruh Alat Visualisasi (Gambar Diam & Animasi) terhadap

Miskonsepsi, Hasil Belajar dan Persepsi Siswa pada pembelajaran Biologi. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Murniati. 2013. Penerapan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) untuk

mengatasi miskonsepsi siswa SMP pada materi fotosinteisis. Jurnal Sains,1:

5-8.

Odom, A.L. 1993. Action Potentials & Biology textbooks: Accurate, Misconceptions or Avoidance. The American Biology Teacher, 55: 468-472.

Ozmen, H., Yildirim, N. 2005. “Effect of Work Sheet on Student’s Success: Acids

And Bases Sample”. Journal of Turkosh Science Education, Volume 2,

Nomor 2, November 2005.

Panggabean, H.N. 2011. Analisis Miskonsepsi siswa dan guru Biologi tentang Materi

(28)

87

Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif .Yogyakarta:

Diva Press

Purba, Y.D. 2011. Analisis Miskonsepsi Siswa dan Guru Biologi tentang Materi

Sistem Respirasi dan Ekskresi pada SMA Negeri Se-Kabupaten Labuhan batu.

Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Purniati,T. 2009. Penerapan model siklus belajar (learning cycle) untuk

meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa pada kapita selekta

Matematika. Jurnal Sains , 9 : 30-33.1.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung:Rosda

Qarareh, A. 2012. The Effect of Using the Learning Cycle Method in Teaching Science on the Educational Achievement of the Sixth Graders. International Journal Education Science, 4:123-132

Rabithah. 2011. Analisis Miskonsepsi Siswa terhadap Sistem Peredaran Darah

Manusia di kelas X SMA swasta SubRayon 04 Medan. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Rahmat, A. 2007. Pengembangan dan Peningkatan Kualitas Pembelajaran.

Disajikan dalam Workshop Penelitian Pengembangan dan Peningkatan Kualitas Pembelajaran di LPTK oleh Universitas Muhammadiyah. Jakarta. FPMIPA UPI Bandung.

Richey,R & C.Klein.2007. Design and Development Reseach. London:Lawrence

Erlbaum Associates. Inc.

Rohaeti, E .,Endang, WLFX., Tutuk P, Regina. 2006. Pengembangan Lembar Kerja

Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia untuk SMP Kelas VII, VIII, dan IX. Artikel Penelitian. Yogyakarta: UNY Yogyakarta.

Salpeter. 2001. Century Skill: Have Student Ready. (Online). (http:// www.21st

Century Skill. Org, diakses 26 February 2014)

Science Curriculum Improvement Study. 1974. SCIS Teacher’s Handbook Lawrence

Hall of Science. University of California Baerkeley. (Online). (http//www. Delta –education.com, diakses 15 Februari 2014)

Slameto. 1999. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Asdi

Mahasatya.

(29)

88

Suartika. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Terhadap Pemahaman Konsep Biologi dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA. (Online). (http//www.undiksha.ac.id, diakses 20 Februaru 2014)

Sudjana, N. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Sumarni, 2010. Penerapan learning cycle Approach sebagai upaya meminimalisasi

miskonsepsi mahasiswa pada materi molekul. Jurnal Pendidikan, 13:69-99.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suparno, P. 2005. Miskonsepsi & Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo.

Suyanto, S. 2011. Lembar Kerja Siswa (LKS). Disampaikan dalam acara Pembekalan

guru daerah terluar, dan tertinggal Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Tekkaya, C. 2002. Misconception as Barier to Understanding Biology. Hacettepe Universitesi Egitim Fakultesi Dergisi, 15:84-93

Turkmen, H.Usta.2007. The Role of Learning Cycle Approach Overcoming Misconception in Science. Kastamonu Education Journal.

Utami, B. 2013. Penerapan Siklus Belajar 5E disertai LKS untuk Peningkatan

Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia. (online). Tersedia:

http//www.Uns.ac.id

Wulandari. 2013. Penerapan Strategi PDEODE dalam Mengatasi Miskonsepsi dan

Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis pada Botani Tumbuhan Rendah.

Gambar

Gambar 2.1. Prosedur Penelitian Pengembangan Borg & Gall Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Pengembangan LKS berbasis

Referensi

Dokumen terkait

sahat muse hamu tu Jakarta (xβas a dependent temporal enhancement clause).. nugga sempat karejo hamu nadua di si (αas an

Mencermati latar belakang yang didukung oleh kajian empiris beberapa analisa permasalahan energi di Indonesia adalah (1) sumber daya energi yang masih dijadikan sebagai

Pemidanaan melalui sistem peradilan pidana anak bagi anak yang berkonflik dengan hukum merupakan ultimum remedium juga telah diharmonisasikan dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun

Kondisi social ekonomi tersebut kaitanya dengan anak tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi adalah sangat erat dimana dengan adanya mata pencaharian yang

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa melalui pembelajaran dengan metode diskusi kelompok pada materi bangun datar di kelas VII SMP Negeri

Dengan  penyajian  keuangan  yang  baik  dan  sesuai  dengan  standar  yang  berlaku  dapat 

Dalam penelitian ini angket yang digunakan untuk memperoleh data masyarakat muslim yang menjadi pelanggan setia produkkeripik tempe 2 Wahyu di Kecamatan Dolopo Kabupaten

Alga makro ini memiliki bentuk pertumbuhan thallus tegak dengan permukaan stipe halus dan blade berbentuk lembaran, sedangkan model percabangan yaitu pectinate