• Tidak ada hasil yang ditemukan

VII PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENERAPAN TEKNOLOGI PADI SEHAT

7.3. Bimbingan Teknolog

Bimbingan teknologi sangat diperlukan oleh petani padi sehat terutama petani yang baru mengusahakan padi sehat kurang dari tiga musim (satu tahun) karena pengalaman mereka masih sedikit. Bimbingan teknologi diperlukan agar gabah yang dihasilkan optimal secara kualitas dan kuantitas. Bimbingan teknologi dilihat dari keikutsertaan petani responden dalam penyuluhan dan pelatihan, materi yang disampaikan, dan instansi yang melaksanakan pelatihan dan penyuluhan.

Sebanyak 92,85 persen petani responden pernah ikut dalam penyuluhan dan pelatihan mengenai padi sehat. Petani mitra seluruhnya pernah ikut penyuluhan dan pelatihan mengenai padi sehat, sedangkan petani non mitra sebanyak empat orang tidak pernah ikut (13,3 persen). Petani non mitra yang tidak pernah ikut penyuluhan dan pelatihan, mengetahui cara mengusahakan padi sehat dari teman mereka yang pernah mengikuti penyuluhan dan pelatihan. Petani mitra lebih aktif mengikuti penyuluhan dan pelatihan mengenai padi sehat sehingga pengetahuan mereka lebih banyak dibandingkan petani non mitra.

7.3.1. Materi Penyuluhan dan Pelatihan

Petani responden yang mengikuti penyuluhan dan pelatihan mengenai padi sehat mendapatkan berbagai pengetahuan melalui materi yang disampaikan. Materi yang petani dapatkan ketika mengikuti penyuluhan dan pelatihan bervariasi. Metode yang digunakan untuk menyampaikan materi dalam penyuluhan dan pelatihan yaitu metode diskusi, tanya jawab, praktek di lapang, dan metode pengenalan dengan mengikuti pameran atau bazar.

Pada saat penyuluhan petani mendapatkan materi mengenai pengertian dan manfaat padi sehat atau organik, teori mengusakan padi sehat, dan teori teknologi organik. Materi penyuluhan hanya teori yang disampaikan mengenai budidaya padi sehat, mulai dari penyiapan input hingga saat pemanenan. Materi mengenai ekologi tanah, pengendalian hama dan penyakit, serta pertanian terpadu, juga petani dapatkan pada saat penyuluhan.

Selain penyuluhan mengenai budidaya padi sehat, petani juga mendapatkan materi mengenai penanganan pasca panen dan pengemasan gabah padi sehat atau beras sehat. Materi yang disampaikan pada sekolah penanganan

pasca panen padi sehat ini, yaitu dinamika kelompok, teori pengolahan hasil panen, pengemasan, standar proses operasi pasar, analisis usaha, mengenal alat sablon, trik dan tips pemasaran, serta teori promosi. Penyuluhan biasanya dilakukan di saung pertemuan (saung meeting) atau di aula kantor Desa pada hari jumat atau sabtu setiap pekannya selama sekolah lapang (4 bulan).

Pelatihan mengenai padi sehat merupakan praktek secara langsung di sawah atau langsung menggunakan bahan-bahan. Saat pelatihan mengenai budidaya padi sehat materi yang disampaikan seperti cara penyemaian yang baik, pembuatan pupuk organik, padat maupun cair (MOL), dan pembuatan pestisida nabati. Petani juga langsung turun ke sawah melakukan praktek bagaimana caranya menanam padi yang baik, pemupukkan, pengendalian hama dan penyakit dengan secara langsung praktek penggunaan pestisidan nabati, cara penyiangan, serta cara panen.

Petani mendapatkan pelatihan mengenai penanganan pasca panen dan pengemasan dengan langsung mempraktekan cara pengemasan dengan pembuatan sablon kemasan yang menarik. Petani juga membuat pembukuan untuk mengetahui analisis usaha. Beberapa petani mengikuti studi banding ke Gapoktan di Tasikmalaya yang telah mengekspor beras organik. Setelah selesai penyuluhan dan pelatihan mengenai penanganan pasca panen padi sehat petani mengikuti pertemuan jejaring usaha agribisnis padi sehat. Pada saat itu, petani dipertemukan dengan pihak PT. Medco Intidinamika untuk berdiskusi mengenai pemasaran beras sehat dan kemitraan yang akan terjalin.

7.3.2. Instansi yang Melaksanakan Penyuluhan dan Pelatihan

Penyuluhan dan pelatihan mengenai padi sehat yang diikuti petani responden sebesar 58,92 persen dilaksanakan oleh Badan Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) yang dilakukan langsung oleh penyuluh (PPL). Petani mitra dan non mitra pun paling banyak mengikuti penyuluhan dan pelatihan mengenai padi sehat yang diadakan oleh BP3K/PPL. Hal ini berarti petani mitra maupun petani non mitra mempunyai kesempatan yang sama mendapatkan pengetahuan dan informasi mengenai usahatani padi sehat.

Penyuluhan dan pelatihan petani padi sehat di Kecamatan Kebon Pedes dilakukan oleh berbagai instansi. Kelompok tani yang melaksankan bimbingan

teknologi mengenai padi sehat sebenarnya diinisiasi oleh BP3K/PPL karena yang memberikan materi adalah PPL. Dinas pertanian yang pernah melaksanakan bimbingan teknologi mengenai padi sehat hanya memberikan materi mengenai pengendalian hama dan penyakit terpadu pada padi, yang juga diinisiasi oleh BP3K/PPL. Asosiasi Padi Sehat yang baru berdiri belum satu tahun ini, tidak melaksanakan bimbingan teknologi secara langsung, namun ketua dan beberapa anggota asosiasi ini memberikan materi mengenai budidaya padi sehat kepada petani, yang kegiatannya bersama dengan PPL. Penyuluhan dan pelatihan dari asosiasi padi sehat ini hanya diberikan oleh petani mitra saja. Hal ini dikarenakan ketua asosiasi padi sehat adalah ketua Gapoktan Mekar Tani sehingga kegiatannya lebih mengarah kepada petani mitra agar pengetahuan petani mitra dalam mengusahakan padi sehat lebih meningkat. Instansi lainnya yang pernah melaksanakan penyuluhan dan pelatihan mengenai padi sehat, dapat dilihat pada Tabel 28.

Tabel 28. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Keikutsertaan dalam Pelaksanaan Penyuluhan dan Pelatihan Padi Sehat yang Diadakan oleh Suatu Instansi di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012

Instansi yang Melaksanakan penyuluhan dan pelatihan mengenai padi sehat

Petani Mitra Petani Non Mitra Jumlah (orang ) Persentase Jumlah (orang ) Persentase Kelompok Tani 5 19,2 5 16,7

Asosiasi Petani Padi Sehat 3 11,5 - -

BP3K/ PPL 16 61,5 17 56,7

Dinas Pertanian 2 7,7 3 10,0

Nagrak Organic Center

(NOC)

- - 1 3,3

Tidak Ikut Penyuluhan dan Pelatihan

- - 4 13,3

Jumlah 26 100,0 30 100,0

Perusahaan mitra tidak pernah melakukan bimbingan teknologi secara langsung ke petani mitra karena Gapoktan Mekar Tani dianggap oleh perusahaan mitra telah mempunyai pengetahuan mengenai budidaya padi sehat yang baik sehingga tidak lagi diperlukan bimbingan teknologi secara langsung. Perusahaan

mitra pernah melakukan kerjasama dalam pengembangan mesin pengering padi dengan Gapoktan Mekar Tani yang juga bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Gapoktan Mekar Tani mengirimkan dua ton gabah padi sehat untuk dilakukan percobaan mesin tersebut. Namun Gapoktan Mekar Tani akan mendapatkan mesin pengering gabah dari Dinas Pertanian sehingga penyediaan mesin pengering gabah dari perusahaan mitra belum terlaksana. Kegiatan mengusahakan padi sehat dan bimbingan teknologi yang dilakukan petani responden dapat dilihat di Lampiran 6.