• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA KAJIAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Bingkai Inti Jawa Pos 29 Januari 2010

Setelah menganalisis berita tersebut di atas, maka diperoleh bingkai inti dari berita tersebut, sebagai berikut : pemerintah merencanakan segudang program tetapi semua itu dipandang hanya sebagai produk kertas semata, tidak ada tindakan nyata, yang ada hanyalah kelanjutan dari program-program lama. Kritikan dari FPDIP pun tak kalah tajam, mengingat FDPIP merupakan partai koalisi dari partai Demokrat. Muncul pendapat dari FPDIP bahwa jika kinerja pemerintah terus seperti ini maka lebih baik diadakan reshuffle menteri. Berikut frame yang diperoleh dari analisis di atas :

Judul : “Program 100 Hari Sekadar Pencitraan”

Frame : Program-program kerja yang dijalankan tidak ada perkembangan, sehingga muncul pendapat untuk me-reshuffle kabinet.

Perangkat Pembingkai Perangkat Penalaran 1. Metaphors

Segudang program riil yang telah dijanjikan sejak kampanye pemilu pilpres tak ubahnya produk kertas semata serta kelanjutan program-program lama.

1. Roots

Banyak prioritas program kerja atau kebijakan pemerintah yang tidak fokus. Jadi, daripada masa kerja menteri diperpanjang, lebih baik di-resuffle saja.

2. Catchphrases

Fraksi berlogo banteng moncong putih itu bersikap, satu-satunya program yang layak mendapatkan pujian adalah

kebijakan citizen service yang

direncanakan berlangsung di sembilan negara.

2. Appeals to principle

Fraksi berlogo banteng moncong putih itu bersikap, satu-satunya program yang layak mendapat pujian adalah

kebijakan citizen service yang

direncanakan berlangsung di sembilan Negara.

3. Exemplaar

Kinerja pemerintah terkait dengan bidang kerja Komisi I saja kurang

mencapai sasaran. Dia lantas

mencontohkan langkah pengambilan

3. Consequences

Program seratus hari SBY hanya dinilai sebagai pencitraan semata, banyak

program-program yang belum

bisnis TNI. Dia menilai program itu pantas memperoleh angka nol besar karena tidak ada satu perkembangan signifikan. Padahal, program tersebut telah dicanangkan sekitar lima tahun lalu. Belum jelas apa yang dialihkan, kepada siapa tidak ada informasi, aset apa yang dialihkan tidak ada program itu nol.

kritikan, dan muncul pernyataan dari FPDIP bahwa jika kinerja pemerintah seperti ini terus, maka lebih baik diadakan reshuffle menteri.

4. Depiction

Pengertian program 100 hari harus diluruskan, Komisi I (DPR) lebih

banyak masalah yang takabur.

Hasilnya pun ngawur, pencitraan

semata.

4.3.2 Kompas

Dalam pemberitaan surat kabar Kompas ada tiga berita mengenai seratus hari kinerja presiden SBY-Boediono. Adapun rincian singkat pembingkaian mengenai pemberitaan tersebut adalah sebagai berikut :

4.3.2.1 Berita 27 Januari 2010

Dalam pemberitaan 27 Januari 2010 mengenai seratus hari kinerja presiden SBY-Boediono dengan judul “Program 100 Hari Kabinet Dikritik”. Adapun rincian singkat pembingkaian mengenai pemberitaan tersebut dengan menngunakan elemen Gamson adalah sebagai berikut :

A. Perangkat Pembingkai A.1 Metaphors

Metaphors yang ditunjukkan oleh Kompas pada berita ini adalah : ”Ada erosi komitmen pemberantasan korupsi dalam banyak hal, ujar Todung”.

Erosi biasanya berkaitan dengan air laut yang mengalami erosi atau pengikisan, tetapi ini kata erosi dimasukkan ke dalam kalimat tersebut di atas. Sehingga dapat merubah makna kata yang ada di dalam kalimat tersebut, erosi yang dimaksud adalah adanya penurunan atau mulai menghilangnya tingkat komitmen pemberantasan korupsi dalam banyak hal.

A.2 Catchphrases

Catchphrases yang ditunjukkan oleh Kompas biasanya adalah sebuah slogan atau jargon, seperti yang tampak pada kalimat tersebut di bawah ini :

”Kampus bukan arena berpolitik praktis, kata Dodi”.

Kalimat tersebut terlihat sebagai peringatan dari Dodi Triwidodo selaku Pembantu Dekan III FISIP Unas. Hal ini bisa terjadi karena terkait dengan masalah aksi mogok makan yang dilakukan oleh tiga mahasiswa Unas yang memprotes pemerintahan SBY-Boediono. Tetapi aksi mogok makan tiga mahasiswa yang dilakukan sejak Minggu (24/1) tersebut kemudian dibubarkan oleh Rektorat Universitas Nasional (Unas) di Pejaten, Jakarta Selatan, Senin malam. Kalimat tersebut yang bisa dibilang sebagai catchphrases di berita Kompas 27 Januari 2010.

A.3 Exemplaar

Exemplaar yang ada pada berita di Kompas ini adalah :

”Kami melihat program 100 hari pemerintahan SBY malah lebih baik pada 2004. Saat itu tingkat kepercayaan masyarakat mencapai 60-70 % setelah 100 hari. Saat ini, kasus Bank Century justru membuat tingkat kepercayaan masyarakat merosot, kata Boni Hargens”.

Selain adanya pernyataan, fakta lain yang mendukung pernyataan tersebut juga dipaparkan oleh Kompas. Exemplaar memang berupa kalimat yang disertai bukti-bukti, contoh, perbandingan, grafik, dan lain-lain. Pernyataan tersebut adalah kutipan dari Boni Hargens sebagai pembicara pada acara diskusi yang bertema Evaluasi Kritis 100 Hari Pemerintahan SBY-Boediono, yang diselenggarakan Kaukus Muda Indonesia di Jakarta.

Paparan bukti-bukti tersebut yang kemudian dapat diambil sebagai exemplaar pada penelitian ini. Kompas memaparkan berbagai pendapat dari nara sumber yang dapat mendukung headline yang ditulis oleh Kompas pada 27 Januari 2010 ini.

A.4 Depiction

Merupakan frase kata yang mengalami eufimisme atau disfemisme yang dapat kita lihat sebagai berikut :

”Selama 100 hari pemerintahan Yudhoyono-Boediono, pemberantasan korupsi hanya dijadikan aksesori semata”.

Dalam kalimat tersebut terdapat kata aksesori, kata aksesori memiliki arti pelengkap atau hiasan. Dengan kata jika diartikan secara keseluruhan adalah pemberantasan korupsi pada pemerintahan Yudhoyono-Boediono hanyalah merupakan sekedar kata, tidak dijalankan sesuai dengan hakikatnya. Sehingga pada kenyataannya

banyak pihak yang mempertanyakan hal ini, dan pada akhirnya muncul sebuah pernyataan dari Ketua Dewan Pengurus TII Todung Mulya Lubis, yang mengatakan bahwa pemberantasan korupsi hanya dijadikan aksesori semata. Demikian Kompas menuliskan berita tersebut sehingga dapat dilihat bahwa semua pernyataan yang disertai data-data dapat menguatkan pemberitaan yang disajikan oleh Kompas.

B. Perangkat Penalaran B.1 Roots

Biasanya ditandai oleh sebuah kalimat yang mempunyai hubungan kausal atau sebab akibat. Contoh dari roots yang diambil dari berita pada Kompas adalah :

”Saat ini, kasus bank Century justru membuat tingkat kepercayaan masyarakat merosot”.

Kalimat ini menunjukkan adanya hubungan sebab akibat yaitu yang dianalisis sebagai sebabnya adalah kasus Bank Century, sedangkan akibat yang ditimbulkan dari kasus Bank Century adalah menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan. Menurut sudut pandang Kompas seperti itu, hal-hal yang mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan menjadi menurun yaitu salah satunya adalah kasus mengenai Bibit-Chandra. Kasus tersebut menyita perhatian banyak masyarakat, sehingga masyarakat memiliki pemikiran bahwa kinerja pemerintahan SBY-Boediono ini belum berhasil.

Selain karena faktor kasus Bank Century, ditengarai penyebab lain yang mengakibatkan adanya penurunan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan adalah berita mengenai pemberantasan korupsi yang awalnya berjalan

lancar, sekarang perlahan-lahan menjadi terabaikan. Hal tersebut dapat dilihat dari kritikan-kritikan dari berbagai kalangan aktivis yang dipaparkan oleh Kompas.

B.2 Appeals to principle

Merupakan klaim moral dari pihak tertentu agar ada teori pembenaran dari semua peristiwa yang terjadi, seperti contoh yang dapat kita lihat pada kalimat berikut :

”Namun, salah satu anggota Kabinet Indonesia Bersatu II, menteri Pembangunan daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini, mengklaim program 100 hari kementriannya sudah mencapai 100 %. Program 100 hari yang dilakukannya antara lain koordinasi, sinkronisasi dan operasionalisasi kebijakan dengan sektor terkait”.

Pada pernyataan tersebut dapat kita lihat adanya usaha untuk membela diri dari kritikan-kritikan tajam yang dilayangkan kepada kinerja pemerintah. Hal ini ada baiknya agar masyarakat tidak berpikiran buruk tentang kinerja pemerintahan kali ini yang dinilai menurun, tetapi di balik itu semua masih ada program yang berhasil dilakukan oleh pemerintah. Salah satunya program di bidang pembangunan, malah menteri Pembangunan Daerah Tertinggal mengatakan bahwa programnya berhasil 100 %.

Adanya klaim-klaim pembenaran seperti ini wajar, jika Kompas menyajikannya seperti ini, hal ini menunjukkan bahwa Kompas dapat seimbang dalam menyajikan berita. Ada pro dan kontra yang dipaparkan pada pemberitaan di harian Kompas tersebut.

B.3 Consequences

Yang dapat diambil dari berita di Kompas ini adalah banyaknya kritikan pada kabinet di program 100 hari kinerja pemerintah. Sehingga memicu adanya unjuk rasa dari kalangan aktivis yang akan digelar 28 Januari 2010. Kalangan aktivis melakukan unjuk rasa tentu saja ada sebabnya, yaitu tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah semakin menurun, apalagi ditambah dengan adanya kasus-kasus yang semakin memberatkan pemerintah terutama presiden sebagai kepala negara.

Jika saja kinerja presiden pasca dilantik 100 hari menuai hasil dan perkembangan yang baik, maka tidak akan ada unjuk rasa seperti ini. Hal ini bagus untuk pemerintah agar bisa menjadi lebih baik untuk lima tahun ke depan.