• Tidak ada hasil yang ditemukan

The BRC Global Standard for Food Safety pertama kali dikeluarkan pada tahun 1998. Standar dibangun sebagai kerangka kerja bagi produsen pangan memproduksi pangan yang aman dan mengelola mutu produk sesuai persyaratan pelanggan. Format dan isi Standar didesain agar dapat dilakukannya suatu kajian kesesuaian bangunan pabrik, sistem operasional dan prosedur perusahaan oleh pihak ketiga yang kompeten yaitu Badan Sertifikasi (BRC 2011). Hingga saat ini, terdapat lebih dari 14.000 perusahaan di lebih dari 90 negara telah tersertifikasi the BRC Global Standard fo Food Safety (BRC-About the BRC Global Standard, 2012).

The Global Standard for Food Safety ditujukan bagi perusahaan dan

pelanggan agar sesuai dengan aturan legal keamanan pangan. Legislasi keamanan pangan di seluruh dunia secara umum menuntut pelaku bisnis pangan untuk (BRC 2011):

1. Menjamin adanya spesifikasi detil yang absah dan konsisten dengan standar

keamanan dan GMP.

2. Memastikan pemasok mereka mampu menghasilkan produk sesuai

spesifikasi, memenuhi persyaratan legal dan melaksanakan sistem pengendalian operasional yang sesuai.

3. Membuat kunjungan dari waktu ke waktu, dan jika memungkinkan, melakukan verifikasi kompetensi pemasok atau menerima hasil audit dari pihak lain terhadap pemasok mereka.

4. Membuat dan mempertahankan program kajian risiko pada evaluasi,

pengujian atau analisa produk.

5. Memantau dan melakukan reaksi terhadap keluhan pelanggan.

Keuntungan dari mengadopsi Standar BRC secara bisnis adalah karena Standar ini (BRC 2011):

1. Diakui secara internasional dan sertifikasi dapat diterima oleh pelanggan di

manapun yang mengurangi waktu dan biaya untuk audit.

2. Merupakan sebuah standar dan protokol yang dapat diudit oleh pihak ketiga

yang terakreditasi yaitu Badan Sertifikasi sehingga memungkinkan dilakukannya suatu kajian independen dan memiliki kredibilitas terhadap sistem keamanan dan mutu pangan perusahaan.

3. Memungkinkan perusahaan yang tersertifikasi muncul dalam BRC public

directory sehingga adanya pengakuan terhadap pencapaian perusahaan dan penggunaan logo untuk tujuan pemasaran.

4. Berada dalam ruang lingkup yang komprehensif meliputi mutu, higiene dan

keamanan produk.

5. Mengarahkan industri pangan untuk memenuhi persyaratan legal dan

persyaratan pelanggan mereka. Standar ini juga memungkinkan perusahaan untuk memastikan pemasok mereka mengikuti tata cara sistem manajemen keamanan pangan yang baik.

6. Menyediakan pilihan audit berupa program announced audit dan

unannounced audit sehingga sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan

memungkinkan perusahaan mendemonstrasikan pencapaian mereka sesuai proses operasional dan tingkat kematangan sistem keamanan pangan mereka. Persyaratan dalam Standar BRC ini dibagi dalam 7 bagian yaitu bagian 1 tentang Komitmen manajemen senior dan perbaikan yang berkesinambungan; bagian 2 tentang rencana HACCP; bagian 3 tentang Sistem Manajemen Keamanan dan Mutu Pangan; bagian 4 tentang Standar Pabrik; bagian 5 tentang Pengendalian

Produk; bagian 6 tentang Pengendalian Proses; dan bagian 7 tentang Karyawan (BRC 2011).

Dalam perkembangannya, Standar BRC dibangun terus-menerus berdasarkan prinsip risiko yang jelas sesuai persyaratan, format pelaporan yang

informatif dan kompetensi auditor. Perkembangan the BRC Global Standard for

Food Safety isu 6 merupakan hasil dari proses konsultasi dari banyak saran dan

masukan dari berbagai kelompok stakeholder internasional, mewakili produsen

pangan, retailer, perusahan jasa boga dan badan sertifikasi. Pembaharuan Standar dilakukan secara rutin yang mencerminkan pemikiran-pemikiran terbaru dalam keamanan pangan. Perkembangan dalam BRC isu terbaru ini adalah lebih menspesifikkan persyaratan untuk mutu dan keamanan pangan, serta soal operasional produsen pangan. Saat ini Standar telah dipakai di seluruh dunia.

Telah banyak permintaan sertifikasi BRC bagi pemasok retailer, perusahaan jasa

boga dan perusahaan di seluruh dunia. Standar diterjemahkan dalam banyak bahasa untuk membantu penerapannya pada berbagai bisnis pangan. Pada 1 Juli 2011 dikeluarkan isu terbaru yaitu BRC isu 6 (BRC 2011).

Kunci perubahan pada isu 6 (Food-The Global standar for Food Safety issue 6 2012) meliputi:

a. Pengembangan dalam pengendalian benda asing, housekeeping dan higiene

dan manajemen alergen.

b. Pengenalan 2 tingkat audit tanpa pemberitahuan (unannounced audit) yang

dapat dipilih secara sukarela.

c. Mengurangi klausul untuk memastikan setiap klausul mengandung ide pokok

yang signifikan, menghasilkan konsistensi persyaratan yang nyata.

Lebih lanjut pada BRC (2011) disebutkan bahwa perubahan pada isu 6 ini adalah:

1. Pilihan kepada perusahaan dalam hal audit tanpa pemberitahuan untuk

memperoleh sertifikasi peringkat A atau B.

2. Panduan yang lebih dalam implementasi HACCP berdasarkan prinsip Codex

Alimentarius.

3. Penekanan yang lebih besar pada manajemen senior agar menunjukkan

komitmen mereka dalam mencapai tujuan yaitu mencapai mutu dan keamanan produk dan menjamin dilakukannya tindakan koreksi.

4. Pengembangan pada hal utama seperti alergen dan preserved identity, manajemen laboratorium, dan pengendalian kontaminasi fisik dan kimia.

5. Memperkenalkan sistem peringkat yang lebih jelas untuk grade B, C dan D.

Kunjungan ulang oleh Badan Sertifikasi dilakukan dalam 28 hari untuk menverifikasi tindakan koreksi untuk peringkat C, frekuensi audit diturunkan menjadi 6 bulan.

6. Revisi kategori produk yang fokus kepada teknologi produk yaitu

berdasarkan audit di lapangan kepada persyaratan auditor.

7. Memperkenalkan bagian baru yaitu keamanan (site security) yang

membutuhkan pengendalian akses, pelatihan karyawan, gudang penyimpanan bahan yang aman, dan pendaftaran serta persetujuan pabrik (BRC 2011).

Sertifikat tidak dapat diberikan ke suatu perusahaan jika tidak ada peringkat yang sesuai, jika tindakan koresi tidak diselesaikan atau tidak ada cukup bukti yang diterima oleh Badan Sertifikasi dalam 28 hari kalender (BRC 2011).

Perlindungan keamanan pangan (food security) merupakan isu terbaru

dalam program keamanan pangan (food safety). Food security diaplikasikan

sebagai usaha untuk mengatasi ancaman maupun terorisme pangan (food terrorism) yang dapat membahayakan keamanan pangan. Beberapa tujuan dari terorisme pangan antara lain adalah menyebabkan ketakutan, penyakit atau kematian penduduk, mengurangi ketersediaan dan mutu pangan, menyengsarakan suatu bisnis pangan yang berakibat pada harga, ketersediaan dan pemasaran produk, atau menggunakan pangan sebagai senjata politik. Dasar dari

perlindungan pangan yang efektif adalah dengan melibatkan dan

mengintegrasikan Rencana HACCP, memberikan aspek perlindungan dan keamanan pangan dari pelaksanaan GMP, standar operasional prosedur sanitasi yang berjalan baik dan efektif, serta program penarikan produk (recall) yang terbaharui (Rasco dan Bledsoe 2005).

Perbandingan sistem audit pada BRC dengan beberapa sistem keamanan pangan dunia dapat dilihat pada Tabel 3 (SAI Global 2010). Terlihat sistem BRC dan SQF memiliki banyak persamaan namun cukup berbeda dari ISO 22.000.

BRC dan SQF sama-sama mendetilkan persyaratan terkait prerequisite

pengendalian hama, pengendalian bahan kimia, persetujuan pemasok, dan persetujuan penggunanan bahan kemasan. Kedua standar, selain mensyaratkan penetapan HACCP, juga mensyaratkan pengujian mikrobiologi, penanganan pangan alergen dan bahan pangan sensitif, serta pengendalian benda asing. Kedua standar mensyaratkan adanya kajian soal aturan pelabelan dan kesesuaian dengan aturan negara atau industri. Dari tabel tadi dapat dilihat kesemua hal tadi tidak disyaratkan dalam ISO 22.000.

Tabel 3 Perbandingan program audit beberapa standar internasional