• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

4. Teori Douglas Murray McGregor

2.2. Budaya Organisasi

2.2.1. Pengertian Budaya Organisasi

Menurut Scein dalam Tika (2006:3) Budaya organisasi adalah suatu pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh sekelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal yang resmi dan terlaksana dengan baik dan oleh karena itu diajarkan/diwariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat memahami, memikirkan, dan merasakan terkait dengan masalah-masalah tersebut.

Budaya organisasi menurut Davis dalam Sobirin (2007:131) merupakan keyakinan dan nilai bersama yang memberikan makna bagi anggota sebuah institusi dan menjadikan keyakinan dan nilai tersebut sebagai aturan pedoman berperilaku di dalam organisasi. Menurut Koentjaraningrat budaya organisasi adalah keseluruhan gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangkaian kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar

dianut oleh anggota-anggota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan guna mengatasi masalah-masalah eksternal dan internal dalam organisasi.

Dari defenisi yang telah dikemukakan oleh para tokoh mengenai budaya organisasi terdapat unsur-unsur dalam budaya organisasi, yaitu pertama pedoman yang dianut dimana pedoman mengandung nilai–nilai yang dapat berbentuk motto, asumsi dasar, dan tujuan umum organisasi. Kedua, budaya organisasi perlu diciptakan dan dikembangkan oleh pemimpin organiasi atau kelompok dalam tujuan organisasi tersebut. Ketiga, pedoman mengatasi masalah, maksudnya adalah dapat menyelesaikan masalah dari dalam lingkungan eksternal atau internal perusahaan dengan asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota organisasi. Keempat, pewarisan dan adaptasi. Budaya dalam organisasi diwariskan kepada anggota baru sebagai pedoman mereka untuk bertindak dan berperilaku serta perlu adanya penyesuaian budaya tersebut terhadap terjadinya perubahan lingkungan.

2.2.2. Fungsi Budaya Organisasi

Menurut Tika (2006:11), fungsi budaya organisasi adalah sebagai berikut: 1. Sebagai batas pembeda terhadap lingkungan, organisasi ataupun kelompok

lain.

Batas pembeda ini karena adanya identitas tertentu yang dimiliki oleh suatu organisasi yang tidak dimiliki oleh organisasi lain.

2. Sebagai perekat bagi karyawan dalam suatu organisasi.

Hal ini merupakan bagian dari komitmen kolektif dari karyawan. Rasa bangga sebagai sebagai karyawan dalam suatu organisasi. Para karyawan mempunyai

rasa memiliki, partisipasi dan rasa tanggung jawab atas kemajuan perusahaannya.

3. Mempromosikan stabilitas sistem sosial.

Terlihat dari lingkungan kerja yang positif, yang mendukung dimana konflik serta perubahan diatu secara efektif.

4. Sebagai mekanisme kontrol dalam memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.

Mekanisme kontrol yang lebar, struktur yang datar, diperkenalkannya tim-tim dan karyawan diberi kuasa oleh organisasi, makna bernama yang diberikan oleh suatu budaya yang kuat memastikan bahwa semua orang diarahkan kearah yang sama.

5. Sebagai integrator.

Budaya organisasi berfungsi mempersatukan kegiatan para anggota organisasi yang terdiri dari sekumpulan individu yang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda.

6. Membentuk perilaku karyawan.

Dimaksudkan agar karyawan dapat memahami bagaimana mencapai tujuan organisasi.

7. Sebagai sarana bagaimana menyelesaikan masalah-masalah pokok organisasi. Masalah utama yang sering dihadapi oleh organisasi adalah masalah adaptasi lingkungan eksternal inetgrasi internal. Budaya organisasi diharapkan dapat berfungsi mengatasi masalah-masalah tersebut.

8. Sebagai alat komunikasi.

Budaya organisasi apat berfungsi sebagai alat komunikasi antara atasan atau bawahan begitu juga sebaliknya. Budaya sebagai alat komunikasi tercermin dari aspek-aspek komunikasi yang mencakup kata-kata dan perilaku.

2.2.3. Tipe Budaya Organisasi

Menurut Harrison dalam Sobirin (2007:198) ada 4 tipe budaya organisasi: 1. Power Culture

Yakni budaya organisasi di mana kekuasaan mempunyai peranan penting dalam mewarnai kehidupan organisasi.

2. Role Culture

Tipikal organisasi yang menuntut individu-individu yang ada di dalam organisasi, sesuai dengan posisi masing-masing, berperan dalam pencapaian tujuan organisasi.

3. Achievement Culture

Digunakan untuk mengelompokkan organisasi yang lebih menekankan atau berorientasi pada hasil yang harus dicapai. Umumnya perusahaan yang termasuk dalam tipe ini menuntut karyawannya memiliki energi dan waktu yang cukup didedikasikan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan perusahaan.

4. Support Culture

Budaya organisasi dimana hubungan antar individu di dalam organisasi dan partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan dianggap penting. Asumsi yang melatar-belakangi tipe budaya ini adalah setiap orang mau terlibat di

dalam organisasi jika mereka benar-benar merasa menjadi anggota organisasi dan mendapat perhatian dari organisasi.

2.2.4. Pembentukan dan Pemeliharaan Budaya Organisasi

Menurut Wahjono (2010:36) bahwa budaya organisasi diciptakan dan ditegakkan oleh pendiri organisasi, namun ada kalanya budaya organisasi itu lemah pada tahap awal maka kewajiban penerus untuk memperkuat dan merubah budaya organisasi yang kuat dan cocok. Budaya organisasi yang baik adalah kebiasaan yang memungkinkan setiap anggota mampu menjadi manusia produktif, kreatif, bekerja dengan antusias dan mampu merubah produk usang menjadi produk yang mempunyai nilai tambah tinggi dengan inovasi yang unik atau mampu memahami setiap keinginan pelanggan, memperlakukan pelanggan dengan baik, kebiasaan untuk selalu memperhatikan keluhan konsumen dan menindak lanjutinya dengan perubahan yang lebih baik.

Secara umum pembentukan budaya organisasi melibatkan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Seorang pendiri mempunyai ide untuk mendirikan organisasi baru. 2. Pendiri menciptakan kelompok inti yang memiliki kesamaan visi.

3. Kelompok inti bergerak merealisasikan ide dan melengkapi segala sesuatu hingga organisasi bisa berjalan dengan baik.

4. Pendiri kelompok inti secara bersama membangun kebiasaan yang bertujuan untuk membangun dan membesarkan organisasi dengan kebiasaan yang positif dan produktif.

Budaya organisasi yang telah dibentuk, harus dipelihara dengan cara mempertahankannya. Upaya mempertahankan budaya organisasi tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Seleksi karyawan baru 2. Tindakan manajemen puncak 3. Penempatan kerja

4. Penguasaan kerja 5. Pemberian penghargaan

6. Ketaatan terhadap nilai-nilai penting yang ada dalam organisasi 7. Sejarah organisasi

8. Konsistensi

2.2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Budaya Organisasi

Menurut Hardjosoedarmo (2001:70) faktor-faktor yang mempengaruhi budaya organisasi dibagi kedalam empat bagian yaitu:

1. Pelatihan dan Pendidikan, yaitu upaya yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan karyawan.

2. Tempat Kerja, yaitu upaya perusahaan untuk meciptakan suasana kerja yang nyaman dan kondusif.

3. Disiplin Kerja, yaitu upaya yang dilakukan perusahaan untuk meciptakan disiplin ditempat kerja.

4. Supervisor, yaitu upaya yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan hubungan yang hangat di antara supervisor dengan karyawannya.

Dokumen terkait