• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Koefisien b1= 0,418 berarti bahwa variabel motivasi karyawan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT CIMB Niaga Auto

4.3 Pengujian Hipotesis

4.3.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji-t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah variabel Motivasi Karyawan (X1) dan Budaya Organisasi (X2) secara parsial atau masing-masing berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT CIMB Niaga AutoFinance Cabang Lubuk Pakam.

Kriteria pengujian adalah:

1. H0: b1, b2= 0, artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

2. Ha: b1, b2 ≠ 0, artinya variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan adalah: H0 diterima jika t hitung < t tabelpada α = 5% Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5%

Besar nilai t tabel untuk α = 5%,(0,05) dan dk = 35(df=n-1) adalah 1,69. Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 4.13 dibawah ini:

Tabel 4.13

Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 28.186 7.415 3.801 .001 Motivasi .418 .096 .582 4.346 .000

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa:

1. Variabel Motivasi Karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT CIMB Niaga AutoFinance Cabang Lubuk Pakam. Hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,000) lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung (4.346) > t tabel 1,69. Artinya jika ditingkatkan variabel Motivasi

Karyawan sebesar satu satuan maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0.418.

2. Variabel budaya organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT CIMB Niaga AutoFinance Cabang Lubuk Pakam. Hal ini terlihat dari nilai signifikan < 0,05. Nilai t hitung (1.874

> t tabel 1,69. Artinya jika ditingkatkan variabel budaya organisasi sebesar satu satuan maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,157.

4.3.3 Koefisien Determinasi (R 2

)

Koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas (motivasi karyawan dan budaya organisasi) terhadap variabel terikat (kinerja karyawan). Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R2≥ 1). Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas yaitu motivasi karyawan (X1),budaya organisasi (X2) adalah besar terhadap variabel terikat (Y) yaitu kinerja karyawan. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya.

Hasil koefisien determinasi menggunakan SPSS Statistic 18.0 for Windows dapat dilihat pada Tabel 4.14 dibawah ini

Tabel 4.14

Hasil Pengujian Koefisien determinasi Model Summaryb Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .658a .433 .398 .979

a. Predictors: (Constant), Budaya, Motivasi b. Dependent Variable: Kinerja

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2013)

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Nilai R sebesar 0,658, berarti hubungan antara motivasi karyawan (X1) dan budaya organisasi (X2) terhadap variabel kinerja karyawan (Y) pada PT CIMB Niaga Auto Finance Cabang Lubuk Pakam sebesar 65,8%. Artinya hubungannya erat.

2. R Square sebesar 0,433, berarti 43,3% variabel kinerja dapat dijelaskan oleh variabel motivasi karyawan dan budaya organisasi sedangkan sisanya sebesar 56,7% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti disiplin kerja, komunikasi, komitmen organisasi, stres kerja,dan lain sebagainya.

3. Standard Error of Eestimated (standart deviasi) artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 0.979. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.4 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalis pengaruh motivasi karyawan dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT CIMB

Niaga AutoFinance Cabang Lubuk Pakam. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis deskriptif dan metode statistik. Pada metode analisis deskriptif diperoleh informasi yang berisikan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, dan pendidikan atas pertanyaan dalam kuesioner. Sedangkan pada metode statistik pengolahan data dilakukan dengan program SPSS Statistic 18,0 for Windows.

Berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel motivasi karyawan diketahui jawaban lebih dominan kurang setuju pada pernyataan keduabelas (hubungan dengan rekan kerja terjalin dengan baik), pernyataan ketiga belas (besarnya kompensasi yang saya terima sesuai dengan pekerjaan yang saya lakukan). Kemudian berdasarkan variabel budaya organisasi diketahui jawaban dominan kurang setuju terdapat pada pernyataan pertama (perusahaan memberikan program pelatihan dan pendidikan) dan kedua (program pendidikan dan pelatihan yang diberikan sudah sesuai dengan SOP), dan berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel kinerja diketahui bahwa jawaban dominan kurang setuju terdapat pada pertanyaan kesembilan (kerjasama dengan rekan kerja terjalin dengan baik), dan pernyataan kesepuluh (karyawan saling membantu dalam melaksanakan pekerjaan).

Hasil penelitian secara serentak menunjukkan bahwa motivasi karyawan dan budaya organisasi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT CIMB Niaga Auto Finance Cabang Lubuk Pakam.

Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa motivasi karyawan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT CIMB

Niaga Auto Finance Cabang Lubuk Pakam, demikian juga untuk variabel budaya organisasi menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT CIMB Niaga Auto Finance Cabang Lubuk Pakam.

Variabel motivasi karyawan memiliki pengaruh yang lebih dominan terhadap terhadap kinerja karyawan. Motivasi pada dasarnya adalah proses yang menentukan seberapa banyak usaha yang akan dicurahkan untuk melaksanakan pekerjaan (Sunarto 2005:16). Motivasi atau dorongan untuk bekerja sangat menentukan bagi tercapainya suatu tujuan, atas usaha yang akan dicurahkan untuk melaksanakan pekerjaan. Oleh karena itu baik karyawan ataupun perusahaan harus dapat menumbuhkan motivasi kerja setinggi-tingginya bagi karyawan perusahaan, hal ini disebabkan peningkatan motivasi karyawan akan memberikan peningkatan yang berarti bagi karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pengaruh yang dominan dari motivasi karyawan berdasarkan uji hipotesis secara parsial, adalah motivasi yang bersumber dari luar diri karyawan (ekstrinsik) yakni besarnya kompensasi yang diperoleh belum sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan dan hubungan dengan rekan kerja kurang terjalin dengan baik, hal ini sesuai dengan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya.

Variabel budaya organisasi juga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini didukung oleh teori Djokosusanto (2003:42) yang mengatakan bahwa budaya organisasi memiliki keterkaitan dengan kinerja karyawan yang dapat dijelaskan dalam model diagnosis budaya

organisasi yang menyatakan bahwa semakin baik kualitas faktor-faktor organisasi, maka semakin baik pula kinerja karyawannya. Dengan adanya budaya organisasi maka karyawan semakin dimudahkan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan perusahaan, dan membantu karyawan untuk mendukung dan mempengaruhi kepuasan karyawan yang berdampak pada kinerja karyawan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa pengaruh yang lebih dominan pada variabel budaya organisasi adalah program pelatihan pendidikan yang diberikan sudah sesuai dengan SOP dan pimpinan mau membuka diri untuk mendengar permasalahan. Tidak sesuainya program pelatihan dan pendidikan dengan SOP hal ini dikarenakan perusahaan mengganggap bahwa karyawan didalam perusahaan sudah mempunyai background pendidikan yang baik. Sehingga tidak perlu dibekali dengan melakukan pelatihan dan pendidikan yang sesuai dengan standar SOP, perusahaan mengganggap bahwa ilmu yang diperoleh karyawan ketika belajar dibangku kulia sudah cukup sebagai bekal mereka dalam melakukan pekerjaan. Dan pernyataan dominan kurang setuju yang berikutnya adalah pimpinan mau membuka diri untuk mendengar permasalahan, hal ini disebabkan karena pimpinan mempunyai tugas yang kompleks dalam mengontrol seluruh karyawannya.

Hasil penelitian ini juga didukung dan sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lubis (2009) meneliti “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV Jabal Rahmat Abadi Medan”. Penelitian ini menggunakan metode asosiatif denngan analisis linier berganda. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 32 orang. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa variabel budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada CV Jabal Rahmat Abadi Medan dengan R² sebesar 45%.

Hasil tersebut juga didukung dengan penelitian terdahulu dari Asril, yang (2012) meneliti “Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Reza Friska Pratama Medan”. Dalam penelitian ini metode yang digunakan deskriprif dengan menggunakan analisis linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi dan disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Reza Friska Pratama Medan. Dari hasil pengujian koefisien determinsi (R²) menunjukkan bahwa hubungan antara motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan dengan adjusted R square sebesar 65,4% yang artinya ada pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, dan sisanya tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

Demikian juga penelitian Prihayanto (2012) dengan judul Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Karyawan terhadap kinerja karyawan pada PT Telekomunikasi Indonesia-Regional IV ”. Dalam penelitian ini metode yang adalah dekskriptif dengan analisis linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya dan motivasi karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT Telekomunikasi Indonesia-Regional IV. Dari hasil pengujian koefisien determinsai (R²) menunjukkan bahwa hubungan antara budaya dan motivasi karyawan terhadap kinerja karyawan sebesar 60,1%, yang artinya ada hubungan yang positif dan signifikan, dan sisanya tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

BAB V

Dokumen terkait