• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA A.Deskripsi Teori

4. Buku Pengayaan

Buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan IPTEK, keterampilan, dan membentuk kepribadian peserta didik, pendidik, pengelola pendidikan dan masyarakat lainnya. Buku pengayaan berfungsi sebagai bahan bagi peserta didik dan juga pihak lainnya yang berhubungan dengan dunia pendidikan. Buku pengayaan ini sangat membantu dalam mengembangkan kemampuan berfikir, perkembangan kognitif secara umum, membentuk dan mengembangkan ketrampilan yang berguna bagi kehidupan, serta membentuk moral dan kultur posistif (Depdiknas, 2004:11).

19

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Buku Pasal 6 ayat (2) menjelaska bahwa seorang pendidik dapat menggunakan buku panduan pendidik, buku pengayaan, dan buku referensi dalam proses pembelajaran di samping buku teks pelajaran yang disarankan. Buku pengayaan tidak harus terikat langsung, namun demikian tetap harus mendudkung tujuan pendidikan nasional. Buku pengayaan merupakan buku yang sifatnya memperkaya aspek tertentu dari buku ajar, materinya tidak terikat langsung kurikulum, tetapi mendukung, serta sasaran atau kelompok pembacanya tidak dapat dikelompokkan secara nyata.

Karakteristik buku pengayaan adalah:

a. Materi tidak harus terikat langsung dengan kurikulum.

b. Sasaran pembaca tidak dapat dibatasi secara ekplisit, meskipun dari aspek tampilan maupun isi tergambar kelayakan sasaran pembacanya. Penyajian materi dapat berbentuk deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, puisi, dialog, dan/atau mengguanakan penyajian gambar.

c. Penggunaan media bahasa atau gambar dilakukan secara inovatif dan kreatif.

d. Materi menumbuhkan dan mengembangkan aspek kognitif (pengayaan pengetahuan), aspek keterampilan (buku pengayaan keterampilan), serta aspek sikap moral dan kepribadian (buku pengayaan kepribadian).

Buku pengayaan sering disebut pula buku bacaan atau buku kepustakaan. Penyusunan buku ini dimaksudkan untuk memperkaya

20

wawasan, pengalaman, dan pengetahuan pembacanya. Berdasarkan fungsinya sebagai buku pendidikan maka buku pengayaan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis buku pengayaan, yaitu buku pengayaan pengetahuan, buku pengayaan keterampilan, dan buku pengayaan kepribadian (Puskurbuk, 2007).

a. Buku Pengayaan Pengetahuan

Buku pengayaan pengetahuan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan IPTEK. Fungsi buku pengayaan pengetahuan sebagai bacaan peserta didik, pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat lainnya yang dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan IPTEK.

Adapun ciri-ciri buku pengayaan pengetahuan adalah: 1) Menyajikan materi yang bersifat kenyataan.

2) Pengembangan materi bacaan bertumpu pada ilmu yang dikembangkan

3) Dapat mengembangkan berbagai pengetahuan seperti pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif.

b. Buku Pengayaan Keterampilan

Buku pengetahuan keterampilan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan keterampilan. Buku pengayaan keterampilan berfungsi sebagai bacaan peserta didik, pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat lain yang

21

dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan keterampilan di bidang tertentu.

Adapun ciri-ciri buku pengayaan keterampilan adalah: 1) Materi yang disajikan bersifat faktual.

2) Buku tersebut berisi tentang uraian tentang petunjuk melakukan suatu kegiatan dari suatu jenis keterampilan.

3) Materi yang disajikan dapat menunjang keterampilan melkukan sesuatu.

4) Penyajian materi buku ini denga menggunakan narasi, deskripsi, atau gambar.

c. Buku Pengayaan Kepribadian

Buku pengayaan kepribadian adalah buku pengayaan yang memuat materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan kepribadian atau pengalaman batin. Buku pengayaan kepribadian berfungsi sebagai bacaan bagi peserta didik, pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat lain yang dapat memperkaya dan meningkatkan kepribadian atau pengalaman batin.

Adapun ciri-ciri buku pengayaan kepribadian adalah: 1) Materi bersifat faktual dan dapat rekaan.

2) Isi buku dapat meningkatkan dan memperkaya kualitas kepribadian, sikap, atau pengalaman batin pembaca.

3) Pengayaan dapat dilakukan dalam bentuk narasi, puisi, dialog, atau gambar.

22 5. Reaksi Redoks

a. Pengertian Reaksi Redoks

Raksi redoks adalah reaksi yang terjadi perubahan bilangan oksidasi. Reaksi redoks mencakup reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penurunan bilangan oksidasi melalui penangkapan elektron. contohnya:

Cu + �� + 2� → Cu � ... (1) Sedangkan reaksi oksdasi adalah reaksi peningkatan bilangan oksidasi melalui pelepasan elektron, contohnya:

Zn � → Zn + �� + 2� ... (2) Dalam reaksi reduksi dan oksidasi terjadi secara simultan, maka reaksi di atas menjadi:

Cu + �� + Zn � → Cu � + Zn + �� ... (3) Reaksi autoredoks, atau istilah lainnya reaksi disporposionasi adalah reaksi dimana suatu zat dapat mengalami reaksi reduksi dan oksidasi, contohnya:

Cl � + 2KOH �� → KCl �� + KClO �� + 2H O � b. Penyetaraan Reaksi Redoks

Penyetaraan reaksi redoks dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara setengah reaksi dan cara perubahan bilangan oksidasi (biloks). Cara penyetaraan reaksi redoks dengan sistem setengah reaksi dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

23

1) Menuliskan masing-masing persamaan setengah reaksi reduksi dan reaksi oksidasi.

2) Menyetarakan unsur-unsur yang mengalami reaksi redoks.

3) Menambahakan H2O pada atom yang kekurangan O pada suasana asam, dan pada yang kelebihan O pada suasana basa.

4) Menyetarakan atom hidrogen dengan ion H+ jika suasana asam atau dengan OH- jika suasana basa.

5) Menyetarakan muatan dengan menambahkan elektron di sebelah kiri atau kanan persamaan reaksi.

6) Menjumlahkan kedua persamaan setengah reaksi dengan menyamakan elektronnya.

Cara penyetaraan reaksi redoks dengan cara perubahan bilagan oksidasi (biloks) dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1) Menyetarakan (menyamakan) unsur-unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi.

2) Menentukan biloks unsur-unsur tersebut dan menentukan perubahannya.

3) Menyamakan kedua perubahan biloks.

4) Menentukan jumlah muatan di ruas kiri dan di ruas kanan. 5) Menyamakan muatan dengan cara:

a) Jika muatan di sebelah kiri lebih negatif maka menambahkan ion H+ sebanyak perbedaan muatan (ini berarti berlangsung dalam suasana asam)

24

b) Jika muatan di ruas kanan lebih positif maka menambahkan ion OH- sebanyak perbedaan muatan (ini berarti berlangsung dalam suasana basa)

6) Menyamakan atom hidrogen di ruas kiri dan kanan dengan cara menambahkan H2O.

c. Sel Elektokimia

1) Reaksi Redoks pada Elektroda

Reaksi-reaksi elektroda melibatkan transfer muatan dari elektroda ke spesies yang terlarut atau sebaliknya. Reaksi-reaksi yang melibatkan transfer muatan dari satu spesies ke spesies yang lain sering disebut reaksi redoks.

Elektroda merupakan bagian penting dalam elektrokimia. Elektroda ada dua, yaitu elektroda negatif yang disebut katoda dan elektroda positif yang disebut anoda. Namun penetapan muatan anode dan katode sangat tergantung dari jenis sistem sel, yaitu sel potensial atau sel elektrolisis. Di katode inilah terjadi reaksi reduksi, sedangkan di anode terjadi reaksi oksidasi.

2) Potensial Elektroda

Telah diungkapkan bahwa perbedaan potensial telah secara mantap terjadi antara elektroda dengan larutannya. Perbedaan potensial antara elektoda dan larutan pada sistem setengah sel seringkali disebut sebagai potensial elektroda dan untuk membandingkan nilai untuk semua potensial elektoda suatu sistem

25

sel dipakai dengan menggunakan proses reaksi reduksi dari logamnya.

Potensial elektroda selalu berdasarkan nilai pada potensial reduksi. Pada sel Galvani, setengah sel mengalami proses reaksi reduksi dan setengah sel yang lain mengalami proses oksidasi. 3) Potensial Elektroda Standar

Dalam pengukuran potensial suatu sel elektrokimia, maka sejumlah kondisi harus dipenuhi yaitu:

a) Semua pengukuran dilakukan pada temperature 298 K

b) Keberadaan analit dalam kapasitas sebagai aktivitas (misalnya 1 mol/L)

c) Semua pengukuran potensial sel dibandingkan dengan pengukuran potensial sel standar dengan menggunakan elektroda standar hidrogen.

Potensial elektroda diukur dengan memperhatikan potensial elektroda standar yang dilambangkan dengan E0. Cara yang cukup baik untuk menentukan potensial stadar suatu sel adalah dengan membandingkan dengan elektroda standar hidrogen. Potensial elektroda standar diukur berdasarkan reaksi reduksinya.

d. Jenis-jenis Sel Elektrokimia

1) Sel Galvani/ sel Volta/ Sel Bahan Bakar 2) Beberapa sel volta komersial

26

4) Baterai Kering atau Sel Leclanche 5) Baterai Alkalin

6) Baterai Perak Oksida 7) Baterai Nikel-Cadmium 6. Penelitian Pengembangan

Menurut Brog dan Gall (1983), penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.

Metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi untuk proses belajar mengajar, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010).

Tujuan penelitian pengembangan tidak dimaksudkan untuk menguji teori, tetapi merupakan penelitian yang berorientasi untuk menghasilkan atau mengembangkan produk. Produk-produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan, antara lain materi-materi pelatihan untuk pendidik, materi belajar untuk peserta didik, media pembelajaran untuk memudahkan belajar, sistem pembelajaran dan lain-lain.

27

Dalam pelaksanaan penelitian pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. a. Metode deskriptif

Metode penelitian deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada mencakup:

1) Kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar untuk produk yang akan dikembangkan.

2) Kondisi pihak pengguna, seperti sekolah, pendidik, kepala sekolah, peserta didik, dan pengguna lainnya.

3) Kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan pengguna dari produk yag dihasilkan mencakup unsur manusia, sarana prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan.

b. Metode evaluatif

Metode evaluatif digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu produk. Produk dikembangkan melalui serangkaian uji coba, dan setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Berdasarkan temua-temuan hasil uji coba diadakan penyempurnaan.

c. Metode eksperimental

Metode eksperimental digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran

28

selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Perbandingan hasil eksperimen pada kedua kelompok tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan dari produk yang dihasilkan.

Prosedur penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall adalah sebagai berikut:

1) Pengamatan dan pengumpula informasi 2) Perencanaan

3) Pengorganisasian

4) Uji coba tahap awalPenyempurnaan produk awal 5) Uji coba produk yang dsempurnakan

6) Penyempurnaan produk yang telah disempurnakan 7) Pengujian produk yang telah disempurnakan 8) Uji lapangan produk yang telah disempurnakan 9) Diseminasi dan implementasi

Dokumen terkait