• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

7. Buper Palutungan

5.2 Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) di Taman Nasional Gunung Ciremai Wilayah SPTN I Kuningan

5.2.5 Buper Balongdalam

Bumi perkemahan Balongdalam merupakan salah satu obyek wisata TNGC seluas ± 5,216 Ha. Menurut cerita masyarakat Balongdalem ini merupakan tanah milik masyarakat yang memiliki dua orang anak yaitu Buyut Bayu dan Buyut Bangun. Kedua bersaudara kakak beradik ini berdebat dan bersengketa dalam memperebutkan hak kepemilikan tanah tersebut. Cerita perseteruan itu sampai terdengar oleh Sultan Matang Haji di Cirebon. Beliau melihat perseteruan tersebut dan mengambil keputusan bahwa tanah komplek Balong Dalem dan pengairannya dikuasai oleh negara dan pengelolaannya diwakilkan pada Sultan Matang Haji. Kemudian beliau memerintahkan untuk menanam pohon Raksamala yang mengandung arti raksa yaitu ngaraksa dan mala yaitu mamala, sehingga pohon Raksamala tersebut mengandung arti menjaga dari adanya mamala.

Pada lokasi wisata Balongdalem ini terdapat tempat keramat yaitu makan Pansarcan Buyut Bayu dan Buyut Goong (Gambar 22) yang sampai saat ini masih banyak orang berziarah dengan tujuan tertentu. Peziarah datang pada hari-hari tertentu seperti malam jum’at kliwon, peziarah yang datang biasanya berasal dari daerah luar Kuningan seperti Cirebon dan Indramayu.

(a) (b)

Salah satu upacara adat yang khusus dilakukan di obyek wisata Balongdalem yaitu kawin cai. Upacara adat ini dilakukan untuk mengingatkan masyarakat agar menjaga sumber mata air yang ada di desa mereka. Upacara adat ini biasanya dilakukan pada bulan Oktober setiap satu tahun sekali. Kegiatan ini dilangsungkan di depan sumber mata air Titrayatra yaitu sebuah area terbuka yang disebut dengan “Karang Mangu” (Gambar 23). Air dalam upacara kawin cai berasal dari sumber air Tirtayatra yang berada di obyek wisata Balongdalem Desa Babakanmulya dengan air dari tujuh sumur di kawasan obyek wisata Cibulan Desa Maniskidul yaitu sumur Kejayaan, Keselamatan, Kemudahan, Kemulyan, Cirencana, Cisadane dan Pengabulan.

(a) (b)

Gambar 23 (a) Karang mangu dan (b) Sumber air Titrayatra.

Prosesi upacara adat ini dimulai dengan tarian dan arak-arakan menuju sumber mata air, kemudian dilanjutkan dengan menanam pohon dan menebarkan benih ikan di sekitar mata air. Adapun ritual yang unik dan khas yaitu menyatukan air yang berasal dari mata air Balongdalem dengan air dari Cibulan. Setelah air dari kedua sumber tersebut disatukan ke dalam kendi, air tersebut sebagian dimasukan ke dalam Balongdalem sebagai pertanda agar masyarakat di daerah tersebut tidak mengalami kekurangan air

Selain itu terdapat “Taman Makam Pahlawan Samudera” (Angkatan Laut RI) terdiri dari 20 makam yang gugur dalam beberapa pertempuran geriliya melawan Belanda yang disajikan pada Gambar 24. Setiap peringatan hari pahlawan atau hari kemerdekaan 17 Agustus selalu diadakan upacara peringatan di lokasi ini, bahkan pada malam hari sebelum peringatan hari pahlawan sering

diadakan doa dan dzikir bersama yang dilakukan oleh masyarkat dan keluarga yang berziarah.

Gambar 24 Makam Pahlawan Samudra.

Selain situs budaya dan sejarah daya tarik obyek wisata ini juga terdapat

camping ground yang berada di bawah rimbunan pohon Ki Hujan, serta kolam dengan kedalaman hingga 3 meter (Gambar 25). Area camping ini letaknya berdekatan dengan permukiman penduduk, dan pada kolam yang biasa dipakai berenang dan memancing terdapat ikan nila dan ada beberapa ikan dewa. Tumbuhan yang dapat ditemui yaitu rasamala (Altingia exelsa), pulus, pinus (Pinus merkusii) dan bunga pagoda (Clerodendron paniculatum). Sedangkan satwa yang sering ditemukan diantaranya elang hitam (Ictinaetus malayensis), burung kacamata (Zosterops sp), dan kutilang (Pycnonotus aurigaster).

(a) (b)

5.2.6 Lembah Cilengkrang

Obyek wisata ini terletak di Desa Pajambon Kecamatan Keramatmulya. Lembah Cilengkrang merupakan salah satu obyek wisata alam seluas ± 30 Ha yang memiliki keunikan berupa pemandangan lembah, curug, sebaran sumber air panas, kebun koleksi dan camping ground. Selain pada lokasi ini juga merupakan salah satu spot untuk pengamatan elang jawa yang kini mulai langka. Beberapa atraksi wisata alam yang terdapat di Lembah Cilengkrang yaitu:

1. Kopi Gede

Pada tempat ini pengunjung dapat melihat indahnya pemandangan alam pengunungan, melihat pemandangan kota Cirebon dan Kuningan. Selain itu, pada pagi hari di tempat ini juga sering muncul pelangi. Ketenangan dan kesejukan udara serta keindahan pemandangan alamnya (Gambar 26) membuat pengunjung lebih merasa nyaman untuk mencari ketenangan dari kesibukan dan rutinitas sehari-hari.

Gambar 26 Pemandangan kopi gede. 2. Kebun Koleksi

Jenis tanaman yang terdapat di kebun koleksi Lembah Cilengkrang cukup beragam diantaranya ki jamuju, nangsi (Villebrunia rubescens), walen (Ficus ribes), hamberang (Ficus toxicaria), mara (Macaranga tanarius), benda, mareme, kijeruk, kimuncang, kondang (Ficus variegata), ki asem, huru, beunying (Ficus fistulosa), peutag (Eugenia clavymyrtus), rerek (Sapindus rarak), gintung, pasang dan solatri. Jumlah setiap jenis berbeda dan berada di lokasi hak garap anggota kompepar. Selain itu, terdapat pula tanaman hias dan

tanaman obat di sekitar kebun koleksi. Jenis tanaman tersebut diantaranya kemuning, bunga pancawarna, kaca piring dan hanjuang (Cordyline fructicosa). Contoh tanaman yang terdapat di kebun koleksi Lembah Cilengkrang seperti pada Gambar 27.

(a) (b)

Gambar 27 Jenis tanaman di kebun koleksi (a) Kemuning dan (b) Ambit. 3. Camping ground

Area perkemahan di Lembah Cilengkrang terdapat di dua lokasi yaitu di bawah tegakan pinus samping warung dan area terbuka dekat MCK yang terletak setelah area perkemahan pertama. Pengunjung biasanya lebih menyukai area perkemahan yang kedua, karena pada lokasi ini lebih dekat dengan aliran sungai, mushola dan MCK. Suasana lembah dan pemandangan alam di tempat ini pun lebih terlihat jelas, selain itu area perkemahan kedua lebih luas dan dapat menampung lebih banyak pengunjung yang berkemah. Pada sore hari area perkemahan ini biasanya berkabut dan udaranya cukup dingin. Apabila beruntung pengunjung juga bisa menemui berberapa jenis burung dan satwa liar lainnya seperti musang. Lokasi area perkemahan kedua yang banyak diminati oleh pengunjung disajikan pada Gambar 28.

Gambar 28 Camping ground Lembah Cilengkrang.

4. Hambulu

Merupakan suatu tempat di sebelah bawah area buper yang kedua terdapat mushola yang letaknya berada tepat di pinggir aliran sungai yang jernih (Gambar 29). Suasana di lokasi ini menunjukan kesejukan, ketenangan, keindahan alam dan suara aliran sungai yang jernih. Pengujung biasanya banyak yang beristirahat di pinggiran sungai, duduk di bebatuan dengan merendamkan kaki.

Gambar 29 Mushola pinggir sungai di hambulu 5. Curug

Atraksi yang menjadi unggulan di lembah Cilengkrang antara lain yaitu adanya dua buah curug yaitu Curug Sabuk dan Curug Sawer. Kedua curug ini letaknya berjauhan, Curug Sawer berada di ujung perjalanan wisata dengan ketinggian ± 50 meter (Gambar 30b). Aliran Curug Sawer ini lebih kecil daripada

Curug Sabuk, karena adanya pemanfaatan sumber air di daerah hulu. Pada sekitar Curug Sawer juga terdapat tebing yang berlumut dan tetesan air di sekitar curug, selain itu sekitar Curug Sawer pengunjung juga bisa menemukan Lutung (Trachypithecus auratus) yang biasanya sedang mencari makan. Sedangkan lokasi Curug Sabuk berada dekat pemandian air panas dengan aliran air yang lebih besar dari Curug Sawer, namun ketinggiannya hanya sekitar ± 30 meter (Gambar 30a). Aliran curug ini agak tertutup oleh bebatuan besar, sehingga pengunjung yang ingin melihat dari dekat dan bermain air di curug harus melewati bebatuan tersebut. Adanya bebatuan tersebut juga membuat aliran air yaang berasal dari curug terbagi-bagi dalam beberapa aliran kecil.

`

(a) (b)

Gambar 30 (a) Curug Sabuk dan (b) Curug Sawer. 6. Sumber air panas

Sumber air panas yang terdapat di Lembah Cilengkrang tersebar dalam beberapa titik. Saat ini sumber air panas yang sudah dipergunakan yaitu di sekitar Curug Sabuk sebanyak 5 titik. Air panas tersebut ditampung dan dialirkan ke bak pemandian yang kemudian dicampur dari aliran air Curug Sabuk dengan menggunakan batang bambu seperti yang terlihat pada Gambar 31. Sumber air panas yang berada di dekat Curug Sabuk suhunya antara 39-550C bahkan menurut pihak pengelola suhu tertinggi bisa mencapai 800C.

Gambar 31 Sumber air panas.

Pada lokasi wisata ini sudah dilakukan inventarisasi sumberdaya alam seperti inventarisasi tumbuhan dan satwaliar yang ada. Pengunjung dapat menggunakan jasa petugas sebagai pemandu untuk kegiatan wisata minat khusus seperti pengenalan jenis tumbuhan dan satwaliar. Flora dan fauna yang dapat ditemui di sepanjang perjalanan di obyek wisata alam Lembah Cilengkrang ini cukup banyak dan beragam. Flora yang banyak ditemui antara lain pinus (Pinus merkusii), asam kranji (Dialium indum), mindi, reureuk (Sapindus rarak), mareme, bunga bangkai dan beberapa tanaman agroforestri seperti alpukat, kopi, durian (Durio zibetinus), lada (Piper sp) dan vanili. Sedangkan fauna yang dapat ditemui antara lain lutung (Trachypithecus auratus), elang jawa (Spizaetus bartelsi), musang, dan beberapa jenis burung lainnya seperti cinenen pisang (Orthotomus sutorius) dan ciung mungkal jawa (Cochoa azurea). Contoh satwa dan tumbuhan yang dapat ditemukan di lokasi wisata Lembah Cilengkrang seperti yang terlihat pada Gambar 32.

(a) (b)

Gambar 32 (a) Lutung (Trachypithecus auratus), dan (b) Bunga bangkai.

5.2.7 Buper Palutungan

Berdasarkan wilayah administrasi Buper Palutungan termasuk ke dalam Desa Cisantana Kecamatan Cigugur. Luas obyek wisata ini ± 9 Ha. Buper Palutungan berada di atas ketinggian 1100 mdpl, sehingga udara sejuk dan nyaman. Setiap pagi hari dan sore hari pada daerah ini akan muncul kabut yang membuat udara pegunungan cukup dingin. Salah satu keunikan tempat wisata Buper Palutungan ini yaitu terdapat Curug Ciputri dengan ketinggian sekitar ± 7 meter yang bersumber dari mata air Cibunian dari dalam kawasan TNGC.

Asal mula nama Curug Ciputri merupakan sebutan untuk tempat pemandian putri belanda yang cantik seperti putri, sehingga disebutlah dengan Curug Ciputri. Air yang mengalir jernih dan dingin, banyak pengunjung yang datang ingin merasakan dinginnya air Curug Ciputri ini dengan berenang atau hanya bermain air di bawah dan sepanjang aliran curug.

Gambar 34 Aliran curug Ciputri.

Buper Palutungan terbagi dalam tiga wilayah zona camping ground yaitu

camp 1 atau camp utama berupa lapangan yang disediakan khusus untuk berkemah, camp 2 berada di dekat lokasi outbound di bawah hamparan hutan tanaman pinus dan camp 3 yaitu berada di depan warung yang memiliki topografi cukup datar. Pengunjung yang ingin berkemah biasanya di tempatkan pada camp

utama, sedangkan camp 2 dan 3 digunakan pada waktu-waktu tertentu apabila peserta camp melimpah (lokasi camp cadangan). Penempatan camping ground ini bertujuan untuk melindungi anakan pohon dalam rangka penghijaunan kawasan TNGC di lokasi wisata.

Flora dan fauna adalah burung kacamata biasa (Zosterops palpebrosus), gagak, kutilang (Pycnonotus aurigaster) dan cinenen pisang (Orthotomus sutorius). Sedangkan untuk jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di area Buper Palutungan diantaranya pinus (Pinus merkusii), jabon, mahoni (Swietenia macrophylla), manglid, rotan, matoa (Pometia pinnata), tepus, kaliandra (Calliandra haematocepala), ki hujan, gintung, kuray (Trema orientale), pucuk merah (Syzygium oleina) dan krey payung (Fellicium decipiens). Selain itu, terdapat perkebunan sayur masyarakat sekitar di dekat bumi perkemahan yang terdiri dari beberapa macam sayuran seperti wortel dan daun bawang. Sebagian besar perkebunan tersebut berada di tanah milik TNGC yang menjadi area garapan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

5.3 Penilaian Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam di TNGC Wilayah