• Tidak ada hasil yang ditemukan

CAKUPAN PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2010-2013

0 20 40 60 80 100

Siantan Jemaja Palmatak Siantan Timur Siantan Selatan Jemaja Tmur Siantan Tengah 70 85,7 89,4 100 0 0 0

Sumber: Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Rata-rata cakupan penemuan pneumonia pada balita di Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2013 sebesar 2,1%. Angka ini mengalami peningkatan jika dibandingkan cakupan penemuan pneumonia pada balita tahun 2012 sebesar 0,5%.

4. Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquarired Immunodefiency Syndrome) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV positif. Jumlah HIV Positif dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu pada layanan Voluntary, Counseling and Testing (VCT), sero survey dan Surveri Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP).

Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit HIV dan AIDS disamping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang dilanjutkan dengan kegiatan konseling.

Upaya penemuan penderita dilakukan melalui skrining HIV dan AIDS terhadap darah donor, pemantauan pada kelompok beresiko penderita Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti Wanita Penjaja Seks (WPS), penyalahguna NAPZA dengan suntikan (IDUs), penghuni Lapas (Lembaga Permasyarakatan) atau sesekali dilakukan penelitian pada kelompok beresiko rendah seperti ibu rumah tangga dan sebagainya.

5. Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular oleh virus Dengue yang menyerang sistem peredaran darah melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Virus tersebut dibawa oleh nyamuk dari darah orang yang telah terinfeksi sebelumnya lalu mentransmisikan kepada orang yang sehat setelah masa inkubasi virus Dengue selama 8-10 hari di dalam nyamuk tersebut. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa di Indonesia.

Upaya pemberantasan DBD terdiri dari peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan surveilans vector, diagnosis dini dan pengobatan dini, peningkatan upaya pemberantasan vector penular penyakit DBD. Upaya pemberantasan vector ini yaitu dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pemeriksaan jentik berkala. Keberhasilan kegiatan PSN antara lain dapat diukur dengan Angka Bebas Jentik (ABJ).

6. Pengendalian Penyakit Malaria

Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Plasmodium melalui nyamuk betina

Anopheles. Penanganan penyakit Malaria masuk penanganan masalah global dalam Millenium Development Goals (MDG’s). Kejadian penyakit malaria dan terjadinya Kejadian Luar Biasa malaria di

Indonesia sangat berkaitan erat dengan beberapa hal berikut ini:

a. Adanya perubahan lingkungan yang berakibat meluasnya tempat perindukan nyamuk penular malaria

b. Mobilitas penduduk yang cukup tinggi.

c. Perubahan iklim yang menyebabkan musim hujan lebih panjang dari musim kemarau.

0 0,2 0,5 2,1 0 0,5 1 1,5 2 2,5 2010 2011 2012 2013

d. Krisis ekonomi yang berkepanjangan memberikan dampak pada daerah-daerah tertentu dengan adanya masyarakat yang mengalami gizi buruk sehingga lebih rentan untuk terserang malaria.

e. Tidak efektifnya pengobatan karena resistensi Plasmodium falciparum terhadap klorokuin dan meluasnya daerah resisten.

f. Menurunnya perhatian dan kepedulian masyarakat terhadap upaya penanggulangan malaria secara terpadu.

g. Persentase Penderita Malaria yang Diobati

Persentase penderita malaria yang diobati merupakan persentase penderita malaria yang diobati sesuai pengobtan standar dalam kurun waktu satu tahun dibandingkan dengan tersangka malaria atau positif malaria yang datang ke sarana pelayanan kesehatan. Setiap penderita tersangka malaria dilakukan pemeriksaan sediaan darah dan apabila hasilnya positif maka diobati menggunakan Artemisinin-based Combination Therapy (ACT).

h. Pencapaian Pemeriksaan Sediaan Darah (Konfirmasi Laboratorium)

Berdasarkan cakupan konfirmasi laboratorium belum semua suspek malaria dilakukan pemeriksaan sediaan darahnya.

7. Pengendalian Penyakit Kusta

Kusta atau Lepra (leprosy) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium

Leprae. Penyakit tersebut sering menyerang syaraf tepi, kulit dan organ tubuh manusia dalam jangka

panjang yang mengakibatkan sebagian anggota tubuh penderita tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kasus yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan penderita menjadi cacat baik pada kulit, anggota gerak, hingga kerusakan saraf. Penularan kusta secara pasti belum diketahui. Sebagian besar ahli berpendapat bahwa kusta dapat menular melalui udara dan dengan adanya kontak kulit dengan kulit penderita yang berlangsung lama. Kusta yang menular adalah kusta tipe basah yang belum mendapat pengobatan, dimana masa inkubasiny aberlangsung lama yaitu rata-rata 2-5 tahun bahkan bisa mencapai 40 tahun. Namun, penyakit ini bisa disembuhkan tergantung dari tipe penyakit dan cepatnya penemuan.

Ada dua penyakit jenis kusta yaitu Paucibacillary (PB) dan Multibacillary (MB). Jenis PB memerlukan waktu pengobatan 6 bulan, sedangkan MB memerlukan waktu pengobatan 12 bulan. Bila kasus ditemukan masih dalam keadaan dini maka pengobatannya mudah dan sembuh tanpa cacat fisik. Penyakit kusta timbul karena masyarakat kurang memperhatikan pentingnya menjaga kesehatan lingkungan. Melalui pola hidup sehat, penyakit ini bisa dihindari.

8. Pengendalian Penyakit Filariasis

Filariasis (Kaki Gajah) adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria, yang terdiri dari 3 (tiga spesies) yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia Timori. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya dan menginfeksi jaringan limfe (getah bening), dimana di dalam tubuh manusia cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkkan di kaki, tungkai, payudara, lengan, dan organ genital.

9. Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Penyakit jantung merupakan kondisi dimana jantung tidak mampu bekerja dengan maksimal atau bekerja dengan baik.

Ruang lingkup pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (PJPD) yang menjadi tanggung jawab Subdirektorat Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Ditjen PPPL meliputi hipertensi essensial, penyakit ginjal hipertensi, pwnyakit jantung hipertensi, stroke gagal jantung, Penyakit Jantung Koroner (PJK), kardiomipathy, penyakit jantung rheumatic, penyakit jantung bawaan dan infark miocard akut.

Program pengendalian penyakit kanker dilakukan untuk semua jenis kanker, tetapi yang di prioritaskan pada saat ini adalah dua kanker yang tertinggi di Indonesia yaitu kanker leher rahimdan kanker payudara. Kegiatan yang dilakukan meliputi pencegahan primer, sekunder dan tersier. Pencegahan primer dilakukan melalui pengendalian faktor risiko dan peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi. Sedangkan pencegahan sekunder dilakukan melalui deteksi dini dan tatalaksana yang dilakukan di Puskesmas dan rujukan ke rumah sakit. Deteksi dini kanker leher rahim menggunakan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan krioterapi untuk IVA (lesi pra kanker leher rahim) positif, sedangkan deteksi dini kanker payudara menggunakan metode Clinical

Breast Examiniaton (CBE). Pencegahan tersier dilakukan melalui perawatan paliatif dan rehabilitative

di unit-unit pelayanan kesehatan yang menangani kanker dan pembentukan kelompok survivor kanker di masyarakat.

11. Pengendalian Penyakit Diabetes Mellitus dan Penyakit Metabolik

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kelainan metabolik yang dikarakteristikkan dengan

hiperglikemia kronis serta kelainan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein diakibatkan oleh

kelainan sekresi insulin, kerja insulin maupun keduanya. Secara etiologi DM dapat dibagi menjadi DM tipe 1, DM tipe 2, DM dalam kehamilan, dan diabetes tipe lain. DM merupakan salah satu penyebab utama kematian yang disebabkan oleh karena pola makanan/nutrisi, perilaku tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan stress. Penyakit ini menjadi faktor penyebab kematian yang cukup banyak karena sangat mudah menimbulkan penyakit komplikasi yang lain seperti hipertensi dan gagal ginjal.

Tujuan program pengendalian diabetes mellitus dan penyakit metabolic adalah terselenggaranya peningkatan kemandirian masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan faktor risiko penyakit tidak menular dengan melibatkan pengelola program pusat, daerah, UPT, lintas program, lintas sector, organisasi profesi, LSM dan asyarakat,

E. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

1. Pemberian Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil (Fe)

Anemia gizi adalah rendahnya kadar Haemoglobin dalam darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pementukan Hb tersebut. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan II atau <10 gr% pada trimester II.

GAMBAR XX

CAKUPAN IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE3

Dokumen terkait