• Tidak ada hasil yang ditemukan

Capaian Kinerja 2014 dan 2010 - 2014

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.2.1 Capaian Kinerja 2014 dan 2010 - 2014

Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2014 Balitbangtan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sasaran 1 :

Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan

Untuk mencapai

sasaran pertama

, diukur dengan 6 (enam) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi %

1. Jumlah varietas unggul baru padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya

20 VUB 21 VUB 105,0 2. Jumlah varietas unggul baru tanaman

hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika dan sub tropika, jeruk serta sub tropika, dan hias)

35 VUB 36 VUB 102,9

3. Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu

10 VUB 14 VUB 140,0

4. Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi 25 galur unggul/ harapan 25 galur unggul/ harapan 100,0

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 33

Indikator Kinerja Target Realisasi %

5. Jumlah benih sumber padi, jagung dan kedelai dengan SMM ISO 9001-2008

203 ton 256,14 ton 126,2 6. Jumlah benih tebu hasil kultur jaringan 2.500.000

budset tebu

2.780.000 budset tebu

111,2

Berdasarkan indikator kinerja sasaran pertama yang telah ditargetkan pada tahun 2014, hampir semua melebihi target yang telah ditetapkan, dengan kategori keberhasilan di atas 100 % (sangat berhasil).

Pencapaian

indikator pertama

yaitu telah dilepas 21 varietas unggul baru (VUB) berasal dari tanaman pangan, yaitu 5 VUB padi, 9 VUB aneka kacang dan ubi, dan 7 VUB serealia.

Padi.

Sebanyak 5 VUB padi yang dihasilkan berdasarkan SK Menteri Pertanian sebagai berikut :

 Inpari 34 Salin Agritan berdasarkan SK Menteri Pertanian No.1252/Kpts/SR.120/12/2014,

 Inpari 35 Salin Agritan berdasarkan SK No.1250/Kpts/SR.120/12/2014,

 Inpari Unsoed 79 Agritan berdasarkan SK

No.1251/Kpts/SR.120/12/2014,

 Inpara 8 Agritan berdasarkan SK No.1244/Kpts/SR.120/12/2014,  Inpara 9 Agritan berdasarkan SK No.1245/Kpts/SR.120/12/2014. Inpari 34 Salin Agritan dan Inpari 35 Salin Agritan merupakan varietas padi toleran salin berpotensi hasil tinggi. Seperti diketahui, salah satu fenomena perubahan iklim adalah berkurangnya lahan sawah di pesisir Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara akibat pengaruh salinitas. Dalam rangka menyediakan varietas toleran salinitas yang beradaptasi pada daerah pesisir pantai Pulau Jawa dan Nusa Tenggara, kedua varietas ini teruji memiliki toleransi terhadap salinitas pada fase bibit dan pada cekaman 12 dSm-1. Potensi hasil Inpari 34 Salin Agritan dan Inpari 35 Salin Agritan masing-masing 8,1 t/ha dan 8,3 t/ha yang setara dengan varietas Siak Raya, lebih tinggi daripada varietas Dendang (keduanya telah dilepas beberapa tahun lalu). Keunggulan lain adalah lebih tahan terhadap hama wereng batang coklat biotipe 1 dan 3, dan mutu giling

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 34 setara dengan Siak Raya dan lebih baik daripada Dendang. Kedua varietas tersebut sesuai untuk dikembangkan dan memanfaatkan lahan yang dipengaruhi salinitas di beberapa wilayah di Indonesia. Sedangkan Inpari Unsoed 79 Agritan mempunyai keunggulan umur 109 hari setelah sebar, potensi produksi 8,2 ton/ha, rata-rata hasil 4,9 ton/ha, tahan blas dan agak tahan HDB III, rasa nasi cukup pulen, serta toleransi terhadap salinitas pada fase bibit dan pada cekaman 12 dSm-1.

Gambar 1. Keragaan varietas Inpari 34 Salin Agritan (kiri) dan varietas Inpari 35 Salin Agritan (kanan )

Inpara 8 Agritan dan Inpara 9 Agritan sesuai untuk dikembangkan di lahan rawa yang tersedia cukup luas di Indonesia. Inpara 8 Agritan memiliki potensi hasil 6,0 t/ha dengan rata-rata hasil 4,77 t/ha, berumur genjah, toleran keracunan Fe, agak tahan penyakit blas ras 133, tahan HDB strain IV dan VIII, dan bermutu beras baik dengan kadar amilosa 25,8% dan tekstur nasi pera. Inpara 9 Agritan memiliki potensi hasil 5,6 t/ha dengan rata-rata hasil 4,2 t/ha, berumur 114 HSS, toleran keracunan Fe, bermutu beras baik dengan kadar amilosa 25,7% dan tekstur nasi pera sesuai dengan selera masyarakat di daerah Kalimantan dan Sumatera.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 35 Gambar 2. Pertanaman di lapang Inpara 8 Agritan (kiri) dan Inpara 9 Agritan

(kanan) serta kualitas gabah dan berasnya

Aneka Kacang dan Ubi.

Kedelai berpeluang untuk ditingkatkan luas areal tanamnya terutama di lahan suboptimal lahan kering masam yang luasnya mencapai 102,82 juta hektar yang tersedia di luar Pulau Jawa. Namun, pengembangannya terkendala keracunan hara mikro seperti Al dan Mn, serta defisiensi unsur hara makro. Akibatnya, produktivitas kedelai yang ditanam di lahan kering sangat rendah. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas lahan kering adalah dengan menggunakan varietas unggul toleran lahan masam. Oleh karena itu, diperlukan suatu varietas yang adaptif di lahan kering masam.

Telah dilepas 3 VUB kedelai antara lain varietas Demas 1, Dena 1, dan Dena 2. Kedelai varietas Demas 1, memiliki keunggulan adaptif ditanam di lahan masam. Varietas ini memiliki potensi hasil 2,5 t/ha, ukuran biji 12,88g/100 biji, rata-rata produksi 1,5 t/ha, memiliki ketahanan terhadap penggerek polong dan karat daun. Varietas Dena 1 dan Dena 2 merupakan kedelai berumur genjah masing-masing 78 dan 81 hari, toleran naungan sampai 50% dengan potensi produksi 2,9 ton/ha dan 2,8 ton/ha.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 36 Gambar 3. Penampilan VUB kedelai Demas 1

Telah dilepas 2 VUB kacang tanah yang diberi nama varietas Talam 2 dan Talam 3. Varietas Talam 2 memiliki keunggulan potensi hasil 4,0 t/ha polong kering dengan rata-rata hasil 2,5 t/ha polong kering. Kandungan protein 25,42% (Bk), lemak 46,53% (Bk), serta agak tahan terhadap penyakit layu bakteri, karat daun dan bercak daun. Adaptif di lahan masam (pH 4,2-4,7) dengan kejenuhan Al 10-30%.

Sedangkan varietas Talam 3, mempunyai potensi hasil 3,7 t/ha polong kering dengan rata-rata hasil 2,6 t/ha polong kering. Kandungan protein 27,58% (Bk), lemak 49,62% (Bk), agak tahan terhadap penyakit layu bakteri, karat daun, dan bercak daun. Adaptif pada lahan masam (pH 4,5-5,6) dengan kejenuhan Al 10-30%.

Gambar 4. Bentuk biji kacang tanah varietas Talam 2 (kiri) dan Talam 3 (kanan)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 37 hasil 2,4 t/ha dengan rata-rata hasil 1,8 t/ha. Warna biji hijau mengkilap, polong mudah pecah, tahan terhadap thrips dan penyakit tular tanah. Beradaptasi di lingkungan suboptimal atau lingkungan sawah tanpa irigasi. Sedangkan varietas Vima 3 mempunyai potensi hasil 2,1 t/ha dengan rata-rata hasil 1,78 t/ha. Warna biji hijau kusam, polong mudah pecah, tahan terhadap penyakit tular tanah.

Gambar 5. Keragaan VUB kacang hijau varietas Vima 2 (kiri) dan Vima 3 (kanan)

Telah dilepas ubijalar 2 (dua) unggul dengan nama varietas Antin 2 dan Antin 3. Varietas Antin 2 memiliki potensi hasil 37,1 ton/ha dengan umur panen 4-4,5 bulan. Keunggulan lain, kandungan antosianin tinggi, toleran kekeringan, agak tahan penyakit kudis dan boleng. Sesuai ditanam di lahan tegalan dan lahan sawah sesudah tanam padi. Sedangkan varietas Antin 3 memiliki potensi hasil 30,6 ton/ha dengan umur panen 4-4,5 bulan. Keunggulan lain, kandungan antosianin tinggi, toleran kekeringan, agak tahan penyakit kudis dan boleng. Sesuai ditanam di lahan tegalan dan lahan sawah sesudah tanam padi.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 38 Gambar 6. Ubi Jalar Antin 2 dan Antin 3

Serealia

. Jagung pulut yang dilepas dengan nama varietas URI 3 H mempunyai keunggulan utama yaitu mengandung nutrisi amilosa sebesar 7,65% yang mencirikan sebagai jagung hibrida pulut dengan rasa tongkol muda yang sangat enak/gurih, kisaran perbedaan 62,8%-64,2% terhadap Bima Putih 1. Varietas ini berumur genjah (88 hst) dengan potensi produksi 10,68 t/ha dan rata-rata hasil 8,57 t/ha pada kadar air 15%. Keunggulan lainnya yaitu, memiliki ketahanan terhadap penyakit bulai dan hawar daun, serta tahan rebah.

Gambar 7. Keragaan jagung pulut varietas URI 3 H

Jagung varietas HJ 21 Agritan memiliki keunggulan umur 82 HST, potensi hasil 12,2 t/ha pipilan kering kadar air 15% dan rata-rata hasil 11,4 t/ha pipilan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 39 kering kadar air 15%. Tahan penyakit bulai, hawar daun, dan karat daun, serta stay green, umur genjah, dan tahan rebah.

Sedangkan jagung varietas HJ 22 Agritan memiliki keunggulan umur genjah 80 HST, potensi hasil 12,1 t/ha pipilan kering kadar air 15% dan rata-rata hasil 10,9 t/ha pipilan kering kadar air 15%. Memiliki ketahanan terhadap penyakit bulai, hawar daun, dan karat daun, stay green, dan tahan rebah.

Gambar 8. Penampilan VUB jagung hibrida HJ 21 Agritan (kiri) dan jagung hibrida HJ 22 Agritan (kanan)

Telah dilepas 2 (dua) VUB gandum dengan nama GURI 3 Agritan dan GURI 4 Agritan. Calon varietas ini memiliki potensi hasil 7,5 t/ha dengan rata-rata hasil 3,5 t/ha. Dibandingkan dengan varietas Gandum yang sudah dirilis sebelumnya, calon varietas ini lebih adaptif pada dataran menengah 400 – 700 m dpl, tahan penyakit karat dan hawar daun serta hama aphis.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 40 Gambar 9. Keragaan gandum varietas GURI 3 Agritan pada ketinggian

1000 m dpl di Malino, Sulsel

Telah dilepas 2 (dua) VUB Sorgum dengan nama SURI 3 Agritan dan SURI 4 Agritan. Umur panen 95 hari, potensi hasil 6,0 t/ha dan rata-rata hasil 4,5 t/ha pada kadar air 10% dengan rata-rata bobot biomas batang 21,1 t/ha. Varietas ini beradaptasi pada lingkungan suboptimal, terutama pada daerah dengan curah hujan rendah. Dengan kadar tanin rendah, varietas ini sangat sesuai untuk pangan, terutama bagi daerah rawan pangan karena sering mengalami kekeringan. Dapat juga menjadi bahan pembuatan energi terbarukan dengan kadar gula (brix) 16,0%.

Pencapaian

indikator kedua

yaitu telah dilepas 36 varietas unggul baru tanaman hortikultura dari 35 VUB tanaman hortikultura yang ditargetkan. Capaian VUB tanaman hortikultura tersebut telah melebihi target, yaitu 102,86% (sangat berhasil).

Ketiga puluh enam VUB hortikultura yang dilepas tersebut berasal dari: 6 VUB tanaman sayuran, 2 VUB tanaman buah tropika, 25 VUB tanaman hias, dan 3 VUB tanaman jeruk dan buah subtropika. Dengan rincian sebagai berikut: Cabai rawit daya hasil tinggi, Kentang toleran suhu tinggi, Bawang Merah daya hasil tinggi, Caisim LV45, Bayam Amara 1 Agrihorti, dan Bayam Amara 2 Agrihorti, Pepaya Agri Solinda, Jambu Biji Piraweh Ampalu, 5 Anggrek

Dendrobium

(varietas: Almira Agrihorti, Dian Agrihorti, Prima Agrihorti, Solvia Agrihorti, Ardina Agrihorti), 2 Anggrek

Phalaenopsis

(varietas Ayu Pujiastuty Agrihorti,

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 41 Permata Agrihorti), 5 Krisan Mutan (varietas Syiera Violeta Agrihort, Jayanti Agrihort, Maruta Agrihort, Haryanti Agrihort, Maharani Agrihort), 9 Krisan tipe

Spray

(varietas Dahayu Agrihorti, Vania Agrihorti, Socakawani Agrihorti, Asmarini Agrihorti, Trissa Agrihorti, Yastayukti Agrihorti, Cayapati Agrihorti, Nismara Agrihorti, Naweswari Agrihorti), 2 Gladiol (varietas Anjani Agrihorti, Azka Agrihorti), 2 Gerbera (varietas Athalia Agrihorti, Zsopia Agrihorti), Jeruk varietas JRM 2012, Anggur Jestro Ag5, dan Anggur Jestro Ag45.

Gambar 10. Bawang Merah

Hasil 29,30 ton/ha, produksi stabil pada musim kemarau dan hujan. Bentuk umbi bulat dan berwarna merah, umur panen 50 hari.

Gambar 11. Cabai Rawit Merah (CRM) Hasil 10,50 ton/ha (produksi tinggi), buah besar dan bergolombang, daya simpan 8 – 9 hari

Gambar 12. Jeruk JRM 2012 Tanaman mulai berbuah pada umur 3,5 tahu. Hasil buah berkisasr antara 20-30 kg/pohon. Tekstur buah halus, rasa manis, kulit buah mulus dengan warna kuning tua (oranye)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 42 Pencapaian

Indikator ketiga

adalah pelepasan varietas unggul baru tanaman perkebunan sebanyak 14 VUB dari target 10 VUB (140,0%, sangat berhasil), 14 VUB tersebut adalah sebagai berikut:

Kapas Agri Kanesia 16 : Varietas unggul dengan potensi produksi 3836.30 kg kapas berbiji per hektar, Produktivitas pada kondisi unspray adalah 1309 – 3836.20 kg kapas berbiji/ha, dan pada kondisi spray mencapai 1007.6-3006.8 kg kapas berbiji/ha. Kandungan serat varietas ini mencapai 39.76%. Varietas ini memiliki mutu serat sedang, yaitu panjang serat 29.17 mm, kekuatan serat 32.13 g/text, kehalusan serat 4.94 mic, daya mulur 4.95%, dan keseragaman serat 88.05%.dalam produksi 19.800 butir/ha/tahun dan kopra 240 g/butir. Kapas Agri Kanesia 17 : Varietas unggul dengan potensi produksi 3891.70 kg kapas berbiji per hektar. Produktivitas pada kondisi unspray adalah 1342– 3891.70 kg kapas berbiji/ha, dan pada kondisi spray mencapai 1060.4-3036.6 kg kapas berbiji/ha. Kandungan serat varietas ini mencapai 39.90%. Varietas ini memiliki mutu serat sedang, yaitu panjang serat 28.66 mm, kekuatan serat 33.17 g/text, kehalusan serat 4.92 mic, daya mulur 4.82%, dan keseragaman serat 88.10%.

Kapas Agri Kanesia 18 : Varietas unggul dengan potensi produksi 3990.80 kg kapas berbiji per hektar. Produktivitas pada kondisi unspray adalah 1369.10 – 3990.80 kg kapas berbiji/ha, dan pada kondisi spray mencapai 1165.80 – 3056.5 kg kapas berbiji/ha. Kandungan serat galur 01008/4 mencapai 38.10%. Varietas ini memiliki mutu serat sedang, yaitu panjang serat 28.87 mm, kekuatan serat 33.00 g/text, kehalusan serat 5.07 mic, daya mulur 5.12%, dan keseragaman serat 87.90%.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 43 Kapas Agri Kanesia 19 : Varietas unggul dengan potensi produksi 4395.70 kg kapas berbiji per hektar. Produktivitas pada kondisi unspray adalah 1277.90 – 4395.70 kg kapas berbiji/ha, dan pada kondisi spray mencapai 746.60 – 2614.10 kg kapas berbiji/ha. Varietas ini memilliki tingkat ketahanan lapang tertinggi yaitu rata-rata 121.17%, menunjukkan bahwa varietas ini sesuai untuk pengembangan kapas tanpa pengendalian pestisida. Kandungan serat galur varietas ini mencapai 38.61%. varietas ini memiliki mutu serat sedang, yaitu panjang serat 29.59 mm, kekuatan serat 32.97 g/text, kehalusan serat 4.38 mic, daya mulur 5.87%, dan keseragaman serat 88.57%.

Kapas Agri Kanesia 20 : Varietas unggul dengan potensi produksi 4051.30 kg kapas berbiji per hektar. Produktivitas pada kondisi unspray adalah 1300.1 – 4051.3 kg kapas berbiji/ha, dan pada kondisi spray mencapai 961.3 – 2872.3 kg kapas berbiji/ha. Kandungan serat galur 01010/2 mencapai 37.99%. Varietas ini memiliki mutu serat sedang, yaitu panjang serat 29.29 mm, kekuatan serat 31.37 g/text, kehalusan serat 4.62 mic, daya mulur 5.25%, dan keseragaman serat 88.33%.

Kemiri Sunan Kermindo 1 : Produksi lebih tinggi daripada Kemiri Sunan 1 dan Kemiri Sunan 2; Potensi biodiesel lebih tinggi daripada KS1 dan KS2; Toleran terhadap hama penyakit dan penyakit;

Kemiri Sunan Kermindo 2 : Produksi lebih tinggi daripada Kemiri Sunan 1 dan Kemiri Sunan 2; Potensi biodiesel lebih tinggi daripada KS1 dan KS2; Toleran terhadap hama penyakit dan penyakit; Minyak lebih jernih dibandingkan KS1 dan KS2 dan Kermindo 2; Proses pengolahan sampai biodiesel jauh lebih efisien Aren Akel Toumuung: Produksi nira tinggi rata-rata >30 liter per mayang per hari; Masa sadap panjang > 3 bulan; Jumlah mayang jantan yang dapat disadap banyak; Potensi produksi benih tinggi, produksi benih per pohon dapat digunakan untuk pengembangan aren Dalam seluas 136 hektar.

Sagu Baruq : Persentase kandungan karbohidrat dan pati hampir sama dengan sagu metroxylon yaitu kadar karbohidrat 86,9 % dan kadar pati 80,6 %; Memiliki batang kecil, sehingga dapat diusahakan sebagai tanaman pekarangan/ornamen; Pengolahan sagu baruk lebih mudah dibandingkan dengan sagu metroxylon; Memiliki perakaran yang kuat dan menyerap air serta dapat tumbuh pada lahan-lahan yang curam sehingga dapat digunakan sebagai

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 44 tanaman konservasi serta pemulihan lahan kritis (lahan bekas tambang batubara).

Kumis Kucing Orsina 1 Agribun : Varietas unggul dengan produksi tinggi (39,94 ton herba segar/ha/2x panen) untuk spesifik lokasi dataran rendah sampai menengah, beriklim basah,.

Kumis Kucing Orsina 2 Agribun : Varietas unggul dengan produksi tinggi (38,43 ton herba segar/ha/2x panen) untuk dataran rendah sampai menengah beriklim basah sampai agak kering,

Kumis Kucing Orsina 3 Agribun : Varietas unggul dengan produksi terna stabil (24,69 ton herba segar/ha/2x panen), rata-rata kadar sinensetin tinggi (0,094%), dan tumbuh di lahan kering (tanah mineral) sehingga peluang pengembangannya lebih luas.

Lempuyang Ziarina 1 Agribun: mempunyai produksi tinggi (16,74 ton/ha), mempunyai karakteristik diameter daging rimpang agak besar, aroma wangi lembut manis enak dengan kadar linalool 7,47-10,0% kadar zerumbone dalam ekstrak rimpang 47,51-52,69%, kadar zerumbone dalam minyak atsiri simplisia rimpang 42,58 – 50,28%. Genotipa ini sesuai ditanam pada kondisi agroklimat di Cibinong, Bogor, Jawa Barat yang mempunyai tingkat kesuburan tanah lebih baik dibandingkan dua lokasi lainnya.

Lempuyang Ziarina 2 Agribun: varietas unggul dengan produktivitas rimpang tinggi (19,19 ton/ha), aroma rimpang wangi lembut, dengan kadar linalool dalam ekstrak rimpang 7,26-10,29% dan dalam minyak atsiri rimpang 16,74 – 17,05%, serta kadar zerumbone dalam ekstrak rimpang 47,47 – 57,1%, dan kadar zerumbone dalam minyak atsiri simplisia rimpang 36,26 – 51,46% Kadar minyak atsiri rimpang 1,15% rimpang. Genotipa ini sesuai ditanam pada kondisi agroklimat di Karanganyar, Jawa Tengah

Pencapaian

indikator keempat

yang dihasilkan melalui kegiatan litbang peternakan yaitu telah dihasilkan 25 galur harapan ternak dan tanaman pakan ternak, meliputi 18 galur harapan ternak, yaitu ayam jantan Gaok, ayam jantan SENSI, ayam KUB betina calon GPS, itik PMp, itik Alabio sebagai bibit GPS, itik Mojosari sebagai bibit GPS, galur itik pedaging, domba Komposit Garut, domba Komposit Sumatera (Compass Agrinak), kambing Boerka, kambing Boerawa,

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 45 kambing Boer Indonesia, kambing F1 (50% Anglo Nubian dan 50% PE), kelinci Rex, kelinci Satin, kelinci Reza, rumpun kelinci pedaging adaptif iklim tropis, pejantan kerbau potong unggul dan sapi FH unggul protein susu serta 7 galur tanaman pakan ternak (TPT) yaitu

Calopogonium mucunoides

untuk lahan asam, kultivar Sorghum untuk pakan ternak, kultivar

Clitoria ternatea

untuk lahan asam, leguminosa herba toleran lahan asam, kultivar

Panicum maximum

toleran lahan kering asam dan kultivar

Indigofera zollingeriana

pada lahan asam.

Untuk perlindungan hukum terhadap hasil riset, Balitbangtan telah mengajukan permohonan pelepasan rumpun atau galur ternak Ayam KUB kepada Kementerian Pertanian dan telah terbit Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 274/Kpts/SR.120/2/2014 tentang pelepasan ayam KUB, tertanggal 12 Juni 2014 bertepatan dengan pelaksanaan Penas XIV di Malang.

Selain itu telah terbit pula Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1050/Kpts/SR.120/10/2014 tentang pelepasan Rumpun Domba Compass Agrinak, tertanggal 13 Oktober 2014. Rumpun domba tersebut merupakan hasil persilangan antara domba lokal Sumatera (50%), St. Croix (25%), dan Barbados Blackbelly (25%). Ciri spesifik kualitatif meliputi: tanduk, warna tanduk, orientasi tanduk, profil muka, warna tubuh dominan, pola warna, dan persentase belang. Sedangkan ciri spesifik kuantitatif: produktivitas individu, produktivitas induk, ukuran tubuh, reproduksi, kualitas semen, kualitas karkas, dan potongan karkas. Keunggulan domba Compass Agrinak adalah: 1) mampu beradaptasi pada lingkungan tropis dan lembab; 2) siklus reproduksi sepanjang tahun; 3) mempunyai laju pertumbuhan yang baik; dan 4) mempunyai anak sekelahiran sama dengan domba lokal.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 46 Gambar 13. Domba Compass Agrinak

Pencapaian

indikator kelima

yaitu telah dihasilkan 256,14 ton benih sumber tanaman pangan yang terdiri dari : 136,4 ton benih padi, 84,5 ton benih aneka kacang dan ubi, dan 35,24 ton benih jagung dan serealia.

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) mendapat kunjungan Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara untuk melihat kesiapan penyediaan benih unggul padi pada hari Jumat (26/12/2014) dalam upaya mengejar target swasembada beras pada tahun 2017. Presiden yang didampingi Menteri Pertanian, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Menteri Sekretaris Negara tersebut untuk melihat berbagai fasilitas penelitian dan kesiapan benih unggul padi yang dihasilkan dari para peneliti Balitbangtan. Presiden mendapat penjelasan langsung oleh Dr. Ali Jamil, Kepala BB Padi tentang berbagai macam varietas unggul baru padi seperti Inpari, Inpago dan melihat secara langsung Benih Sumber yang berada di BB Padi. Di samping itu, alat mesin pertanian juga mendapat perhatian yang serius dari Presiden. Kunjungan tersebut dilakukan sebelum penyerahan penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) 2014 kepada 95 orang yang terdiri dari Gubernur, Bupati/Walikota, Kelompok Tani dan semua pihak yang terkait dalam upaya membangun ketahanan pangan.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 47 Gambar 14. Kunjungan Presiden RI dalam rangka meninjau kesiapan

penyediaan benih

Pencapaian

indikator keenam

yaitu telah dihasilkan bibit tebu kultur jaringan sebanyak 2.700.000 budset G2 bibit tebu. Bibit tebu dihasilkan dari hasil kultur jaringan tebu di Laboratorium Kultur Jaringan di Bogor, yang kemudian diaklimatisasi di Kebun Percobaan Cibinong dan KP Sukamulya (Jawa Barat) dan Muktiharjo (Pati, Jawa Tengah).

Pencapaian target Renstra dan Penetapan Kinerja untuk sararan pertama Balitbangtan selama 2010-2014 dapat dilihat pada tabel berikut :

Indikator Kinerja Target Renstra (2010-2014) Penetapan Kinerja (2010-2014) Target Realisasi % 1. Jumlah varietas unggul baru

padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya

64 VUB 65 VUB 108 VUB 166,15

2. Jumlah varietas unggul baru tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika dan sub tropika, jeruk serta sub tropika, dan hias)

112 VUB 113 VUB 153 VUB 135,40

3. Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 48 Indikator Kinerja Target Renstra (2010-2014) Penetapan Kinerja (2010-2014) Target Realisasi % 4. Jumlah galur unggul/harapan

ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi

37 galur unggul/ harapan 68 galur unggul/ harapan 96 VUB unggul/ harapan 141,18

5. Jumlah benih sumber padi, jagung dan kedelai dengan SMM ISO 9001-2008

265 ton 353 ton 443,63 ton 125,67

6. Jumlah benih tebu hasil kultur jaringan 7.500.000 budset tebu 5.000.000 budset tebu 12.780.000 budset tebu 256,0

Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa keenam indikator dari sasaran kinerja pertama Balitbangtan tahun 2010-2014 telah tercapai, bahkan semua indikator jauh melebihi target (sangat berhasil).

Outcome

yang dihasilkan dari sasaran pertama ini antara lain :

1.

Inpari 30 Ciherang Sub 1 padi tahan rendaman mulai dikembangkan di

Dokumen terkait