• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Badan Litbang Pertanian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Badan Litbang Pertanian"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

i

2014 ini merupakan salah satu bentuk

pertanggungjawaban kinerja Badan Litbang Pertanian dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, sesuai dengan Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan PermenPAN-RB No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja Badan Litbang Pertanian disusun berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis 2011 – 2014 dengan melaksanakan 1 (satu) sasaran yang dijabarkan dari 1 (satu) program utama Badan Litbang Pertanian dengan 6 (enam) indikator kinerja sasaran. Secara operasional, kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan oleh Pusat/Puslitbang/Balai Besar/Balai Penelitian/Loka Penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian yang berfungsi sebagai litbang pertanian strategis nasional, dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang melaksanakan kegiatan litbang pertanian spesifik lokasi di 33 propinsi di Indonesia.

Diharapkan Laporan Kinerja Badan Litbang Pertanian Tahun 2014 ini dapat bermanfaat sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan program dan umpan balik dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja Badan Litbang Pertanian selanjutnya.

Jakarta, Februari 2015 Kepala Badan,

(2)

ii Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI .. ... ii

IKHTISAR EKSEKUTIF ... ... iii

BAB I. PENDAHULUAN ... 3

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 13

2.1 Visi ... 14

2.2 Misi ... 14

2.3 Tujuan ... 14

2.4 Sasaran ... 15

2.5 Arah Kebijakan ... 2.6 Program Badan Litbang Pertanian ... 17

2.7 Kegiatan Badan Litbang Pertanian ... 18

2.8 Indikator Kinerja Utama ... 22

2.9 Rencana Kinerja Tahun 2014 ... 24

(3)

iii

3.2.1 Capaian Kinerja 2014 dan 2010 – 2014 ... 31

3.2.2 Capaian Kinerja Lainnya.... ... 75

3.2.3 Kendala dan Langkah Antisipasnya ... 78

3.3 Akuntabilitas Keuangan ... 80

3.3.1 Alokasi Anggaran ... 80

3.3.2 Realisasi Anggaran ... 83

3.3.3 Pengelolaan PNBP dan Hibah ... 86

3.3.4 Analisis Capaian Kinerja Keuangan ... 88

BAB IV. PENUTUP ... 93

LAMPIRAN DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Perkembangan Komposisi SDM Badan Litbang Pertanian Tahun 2012 – 2014 menurut Tingkat Pendidikan... 6

Tabel 2. Perkembangan Komposisi Tenaga Fungsional Badan Litbang Pertanian Tahun 2012 – 2014 ... 6

Tabel 3. Laboratorium Pengujian Terakreditasi KAN ... 8

Tabel 4. Rencana Kinerja Tahunan TA. 2014 ... 25

Tabel 5. Penetapan Kinerja Tahunan TA. 2014 ... 27

Tabel 6. Capaian Kinerja Indikator Sasaran RPJMN Badan Litbang Pertanian Tahun 2014 ... 30

(4)

iv

Tabel 10. Satker yang merevisi Target dan Pagu PNBP ... 87

Tabel 11. Satker dengan realisasi PNBP di bawah target ... 88

Tabel 12. Akuntabilitas Keuangan Balitbangtan Tahun 2014 ... 90

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Perkembangan Komposisi SDM Badan Litbang Pertanian Tahun 2012 – 2014 menurut Tingkat Pendidikan... 6

Tabel 2. Perkembangan Komposisi Tenaga Fungsional Badan Litbang Pertanian Tahun 2012 – 2014 ... 6

Tabel 3. Laboratorium Pengujian Terakreditasi KAN ... 8

Tabel 4. Rencana Kinerja Tahunan TA. 2014 ... 25

Tabel 5. Penetapan Kinerja Tahunan TA. 2014 ... 27

Tabel 6. Capaian Kinerja Indikator Sasaran RPJMN Badan Litbang Pertanian Tahun 2014 ... 30

Tabel 7. Rincian Pagu dan Realisasi Anggaran Belanja Pegawai ... . 85

Tabel 8. Rincian Pagu dan Realisasi Anggaran Belanja Barang... ... 85

Tabel 9. Rician Pagu dan Realisasi Anggaran Belanja Modal ... 86

Tabel 10. Satker yang merevisi Target dan Pagu PNBP ... 87

Tabel 11. Satker dengan realisasi PNBP di bawah target ... 88

(5)

v Gambar 1. Keragaan varietas Inpari 34 Salin Agritan dan varietas Inpari

35 Salin Agritan ………... 33

Gambar 2. Pertanaman di lapang Inpara 8 Agritan dan Inpara 9 Agritan serta kualitas gabah dan berasnya ……….. 34

Gambar 3. Penampilan VUB kedelai Demas 1 ... 35

Gambar 4. Bentuk biji kacang tanah varietas Talam 2 dan Talam 3 …... 35

Gambar 5. Keragaan VUB kacang hijau varietas Vima 2 dan Vima 3 ...36

Gambar 6. Ubi Jalar Antin 2 dan Antin 3 ... 37

Gambar 7. Keragaan jagung pulut varietas URI 3 H ... 37

Gambar 8. Penampilan VUB jagung hibrida HJ 21 Agritan (kiri) dan jagung hibrida HJ 22 Agritan... 38

Gambar 9. Keragaan gandum varietas GURI 3 Agritan pada ketinggian 1000 m dpl di Malino,Sulsel ... 39

Gambar 10. Bawang Merah Hasil Hasil 29,30 ton/ha, produksi stabil pada musim kemarau dan Hujan. Bentuk umbi bulat dan berwarna merah, umur panen hari ... 40

Gambar 11. Cabai Rawit (CRM) Hasil 10,50 ton/ha (Produksi tinggi), buah besardan bergelombang, daya simpan 8 – 9 hari ... 40

Gambar 12. Jeruk JRM 2012 Tanaman mulai berbuah pada umur3,5 tahun. Hasil buah berkisar antara 20 – 30 kg/pohon. Tekstur buah halus, rasa manis, kulit buah ………... 41

Gambar 13. Domba Compass Agrinak... 45

Gambar 14. Kunjungan Presiden RI dalam rangka meninjau kesiapan penyediaan benih ... 46

Gambar 15. Peta penyebaran ayam KUB tahun 2011-2014 ... 50

Gambar 16. Mesin Tanam Pindah Bibit Padi (Indo Jarwo Transplanter Prototipe2) ... 52

(6)

vi Gambar 20. Nano Hydrogel untuk efisiensi irigasi ... 58 Gambar 21. Database genome untuk peta genetik komoditas

pentingpertanian... 60 Gambar 22. Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit

dan Tanaman Tebu skala 1:50.000 kabupaten Tapin-

KalimantanSelatan... 61 Gambar 23. Produk

vinegar

air kelapa dan introduksinya di RPA

Jambu Raya, Bogor..…... 66 Gambar 24. Display cabai di supermarket dengan cara

dihamparkan dan dengan pengemasan ……... 67 Gambar 25. Introduksi teknologi penanganan segar kentang di CV. Sinar

Dua Putra, Garut ... 67 Gambar 26. Contoh Publikasi Balitbangtan yang diterbitkan PUSTAKA …….. 72 Gambar 27. Persentase Pagu Anggaran Balitbangtan TA.2014 per

UnitKerja... 81 Gambar 28. Presentase Pagu Anggaran Balitbangtan TA. 2014

Per Belanja... 82 Gambar 29. Perbandingan (Presentase) Realisasi terhadap Pagu Anggaran

Balitbangtan TA 2014 per Belanja ... 83 Gambar 30. Perbandingan (Presentase) realisasi terhadap Pagu

(7)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1 IKHTISAR EKSEKUTIF

Dalam rangka menjamin pelaksanaan program penelitian dan pengembangan pertanian yang konsisten dan kontinyu, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah menetapkan Rencana Strategis 2010 – 2014. Rencana Strategis ini dilaksanakan dengan mengacu kepada Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang 2005-2025; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; dan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014. Renstra Litbang Pertanian merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian dan pengembangan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan oleh Balitbangtan selama lima tahun ke depan (2010-2014). Agar Balitbangtan dapat senantiasa eksis, antisipatif dan inovatif, dalam dokumen ini pula, ditetapkanlah visi Badan Litbang ke depan yaitu : “Pada tahun 2014 menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas dunia yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pertanian untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal”.

Dalam rangka mendukung pelaksanaan program Kementerian Pertanian, Balitbangtan menetapkan program utama pada periode 2010-2014 yang diarahkan untuk penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya saing. Oleh karena itu Balitbangtan menetapkan kebijakan alokasi sumber daya litbang menurut komoditas prioritas utama, yaitu 5 komoditas prioritas (padi, jagung, kedelai, sapi, dan tebu) dan 34 fokus komoditas lainnya mencakup: pangan (ubi kayu dan kacang tanah), hortikultura (kentang, cabai merah, bawang merah, mangga, manggis, pisang, anggrek, krisan, durian dan jeruk), perkebunan (kelapa sawit, karet, kelapa, sagu, aren, kakao, kopi, teh, kina, lada, jambu mete, kapas, tembakau, cengkeh, jahe, dan nilam), serta peternakan (sapi perah, kambing, domba, babi, ayam buras dan itik). Sesuai dengan organisasi Balitbangtan, program Balitbangtan untuk periode 2010-2014 terdiri dari 12 kegiatan, yaitu sebagai berikut: (1) Kegiatan Litbang Tanaman Pangan; (2) Kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura; (3) Kegiatan

(8)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2 Litbang Tanaman Perkebunan; (4); Kegiatan Litbang Peternakan dan Veteriner; (5) Kegiatan Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian; (6) Kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian; (7) Kegiatan Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian; (8) Kegiatan Perekayasaan/Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pertanian; (9) Kegiatan Litbang Pascapanen Pertanian; (10) Kegiatan Pengembangan Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian; (11) Kegiatan Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian; (12) Kegiatan Dukungan Manajemen, Fasilitas dan Instrumen Teknis dalam Pelaksanaan Kegiatan Litbang Pertanian.

Sementara itu, berdasarkan RPJM 2010-2014, Balitbangtan mempunyai 1 (satu) sasaran dan 4 (empat) indikator sasaran, yaitu: (1) Jumlah varietas unggul baru tanaman dan galur unggul ternak; (2) Jumlah inovasi teknologi; (3) Jumlah rekomendasi kebijakan pertanian, dan (4) Jumlah teknologi pertanian yang terdiseminasikan. Target untuk 4 indikator sasaran tersebut, secara umum telah tercapai dan melebihi target yang ditetapkan dengan kisaran prosentase capaian antara 123,84% (sangat berhasil).

Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan per 31 Desember 2014, anggaran Balitbangtan telah direalisasikan sebesar 85,59%. Rata-rata realisasi anggaran per eselon-2 lingkup Balitbangtan menunjukkan hasil yang cukup baik, yaitu di atas 85%. Hal ini disebabkan karena tidak semua anggaran Belanja Modal pada anggaran Pinjaman Luar Negeri (RK) dapat terserap. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan baru dari Bank Dunia yang terbit pada bulan Juni 2014 terhadap pemberlakuan ketentuan petugas belajar. Sedangkan realisasi Pendapatan Negara dan Hibah untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2014 mencapai 234,65% dari estimasi pendapatan yang ditetapkan. Walau secara umum target yang ditetapkan telah terpenuhi namun dalam pelaksanaan kegiatan tidaklah selalu berjalan mulus. Masih banyak kendala teknis maupun non teknis yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan Balitbangtan. Namun, agar sasaran tetap tercapai, langkah antisipatif telah diupayakan oleh seluruh jajaran Balitbangtan dengan mengoptimalkan seluruh potensi dan kemampuan yang dimiliki agar seluruh kegiatan dapat berjalan dengan optimal.

(9)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3 BAB I

PENDAHULUAN

Pada kurun waktu 2010-2014, Kementerian Pertanian telah menetapkan sistem pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, ekspor dan kesejahteraan petani sebagai visi pembangunan pertanian. Sistem pertanian industrial merupakan suatu sistem yang menerapkan integrasi usaha tani disertai dengan koordinasi vertikal dalam satu alur produk, sehingga karakteristik produk akhir yang dipasarkan dapat dijamin dan disesuaikan dengan preferensi konsumen akhir. Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan pertanian industrial berkelanjutan tersebut, penelitian dan pengembangan (litbang) di bidang pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis.

Perkembangan organisasi Balitbangtan yang dilaksanakan secara berkelanjutan dan disesuaikan dengan dinamika tuntutan perubahan lingkungan strategis Litbang Pertanian berperan penting dalam mendukung pencapaian Visi dan Misi Balitbangtan. Kebijakan yang bertujuan untuk mewujudkan organisasi pemerintah yang efektif dan efisien telah dilakukan melalui penerbitan dua peraturan perundangan yaitu Peraturan Presiden RI No. 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara dan Peraturan Presiden No. 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara.

Tindak lanjut pelaksanaan kebijakan tersebut, Menteri Pertanian telah menetapkan Peraturan Menteri Pertanian No.61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, yang menyatakan bahwa Balitbangtan mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan pertanian, dengan fungsi sebagai (1) penyusun kebijakan teknis, (2) pelaksanaan penelitian dan pengembangan pertanian, (3) pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan pertanian, serta (4) pelaksanaan administrasi Balitbangtan. Struktur Organisasi Balitbangtan tahun 2014 masih tidak berubah, disusun berdasarkan pendekatan komoditas, bidang masalah, teknologi spesifik lokasi

(10)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 4 dan pendekatan hulu-hilir, yaitu meliputi: (1) Sekretariat Badan; (2) empat Puslitbang yang menangani komoditas, (3) dua Pusat di bawah Sekjen Kementan yang pembinaannya diserahkan di bawah Balitbangtan, (4) tujuh Balai Besar yang menangani litbang komoditas/bidang masalah, (5) lima belas Balit komoditas/bidang masalah, (6) tiga Lolit komoditas/bidang masalah, (7) tiga puluh satu BPTP yang melaksanakan pengkajian dan diseminasi teknologi spesifik lokasi, (8) dua LPTP yang melaksanakan pengkajian dan diseminasi teknologi spesifik lokasi, dan (9) satu Balai di bawah Sekretariat yang menangani alih dan pemanfaatan teknologi. Struktur Balitbangtan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.

Balitbangtan beserta jajarannya terus berupaya mengatasi masalah dan kendala yang dihadapi petani dalam berproduksi melalui penelitian dan pengembangan inovasi teknologi berbasis sumberdaya lokal. Dalam kurun 2010-2014, berbagai inovasi teknologi pertanian telah dihasilkan Balitbangtan seperti KATAM Terpadu yang diselaraskan dengan MODIS yang sangat bermanfaat untuk meminimalkan risiko pergeseran awal dan akhir tanam sebagai dampak perubahan iklim. Dalam mendukung swasembada pangan terutama dalam hal peningkatan produktivitas padi, Balitbangtan telah merekomendasikan sistem tanam jajar legowo 2:1. Begitupula di sisi alsintan telah dikembangkan mesin tanam padi

Indo Jarwo Transplanter

dan panen padi

Indo

Combine

Harvester

dengan sejumlah keunggulan daripada alsin sebelumnya. Sejumlah varietas unggul tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan perkebunan yang telah dihasilkan Balitbangtan diharapkan mampu mempercepat target empat sukses Kementerian Pertanian.

Dalam menjalankan perannya, Balitbangtan berupaya terus untuk mengantisipasi permasalahan pertanian yang semakin kompleks. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang masih tinggi dan perubahan iklim yang ditandai oleh terjadinya cuaca ekstrem dengan laju frekuensi yang berlebihan sehingga mengancam keberlanjutan produksi pertanian. Degradasi lahan, konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian, fragmentasi lahan, perkembangan hama penyakit tanaman, lemahnya modal petani, makin memudarnya minat generasi muda untuk terjun pada sektor pertanian juga merupakan sederetan masalah yang dihadapi sektor pertanian ke depan. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, Balitbangtan telah, sedang

(11)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 5 dan akan terus berinisiatif melakukan langkah-langkah visioner melalui reorganisasi dan restrukturisasi program, optimalisasi pemanfaatan dan peningkatan sumberdaya penelitian yang dimiliki.

Paradigma Balitbangtan dalam era pembangunan yang makin kompetitif adalah penciptaan teknologi pertanian yang memiliki nilai tambah ekonomi yang tinggi untuk mewujudkan peran litbang dalam pembangunan pertanian (

impact

recognition

) dan nilai ilmiah tinggi (

scientific mission/recognition

) untuk pencapaian status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia (

a world class

research institution

). Perubahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal harus dijawab dengan meningkatkan prioritas dan kualitas hasil litbang yang berorientasi pasar baik domestik maupun internasional dan berdaya saing tinggi. Guna menjawab kesemuanya itu, ke depan Balitbangtan akan meningkatkan kerja sama/

networking

baik dengan pemerintah daerah, lembaga penelitian dan pelaku usaha nasional maupun internasional.

Peran Balitbangtan yang semakin besar harus didukung oleh sumber daya yang memadai (SDM, pendanaan dan sarana-prasarana). SDM yang berkarakter dan kompeten akan terus dikembangkan dalam lima tahun ke depan melalui sistem rekruitmen berbasis kompetensi dan peningkatan kompetensi melalui pelatihan jangka pendek dan jangka panjang. Sumber dana yang memadai baik untuk penelitian maupun penguatan sarana dan prasarana akan terus diupayakan baik melalui pendanaan APBN, APBD, maupun peningkatan kerja sama dalam dan luar negeri.

Jumlah SDM Balitbangtan per Desember 2014 sebanyak 7.464 orang atau 36.74% dari total SDM Kementerian Pertanian yang berjumlah 20.315 orang. SDM tersebut terdistribusi ke 66 Satuan kerja (Satker) di lingkungan Balitbangtan. Perkembangan komposisi SDM Balitbangtan menurut tingkat pendidikan dalam dua tahun terakhir disajikan pada Tabel 1.

(12)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 6 Tabel 1. Perkembangan Komposisi SDM Balitbangtan Tahun 2012 – 2014

menurut Tingkat Pendidikan

No. Pendidikan 2012 2013 2014 1 S3 406 467 501 2 S2 1.093 1.085 1128 3 S1 1.994 1.882 1907 4 <S1 4.235 3.970 3928 TOTAL 7.728 7.404 7464

Sumber data : SIMPEG Balitbangtan, data diolah, Desember 2014

Berdasarkan bidang tugasnya, SDM Balitbangtan pada tahun 2014 terdiri atas tenaga fungsional sebanyak 2.928 orang (39.21%), dan tenaga administrasi 4.536 orang (60.79%). Adapun perkembangan jumlah tenaga fungsional dalam dua tahun terakhir disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Perkembangan Komposisi Tenaga Fungsional Balitbangtan Tahun 2012 – 2014

No. Jabatan Fungsional 2012 2013 2014

1 Peneliti 1.630 1.766 1780 2 Perekayasa 40 43 38 3 Penyuluh Pertanian 302 290 320 4 Teknisi Litkayasa 760 671 590 5 Pustakawan 97 109 101 6 Arsiparis 35 35 46 7 Pranata Komputer 14 18 15 8 Analis Kepegawaian 7 13 14 9 Perencana 2 2 2 10 Pranata Humas 11 10 15 11 Statistisi 2 2 2

(13)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 7

No. Jabatan Fungsional 2012 2013 2014

12 Pengawas Bibit Ternak 1 - -

13 Pengawas Mutu Pakan 1 - 1

14 Pengawas Benih Tanaman 1 - -

15 Pengendali OPT - - 1

16 Medik Veteriner - - 1

17 Pengawas Mutu Hasil Pertanian - - 2

Jumlah 2.903 2.959 2.927

Sumber data : SIMPEG Balitbangtan, data diolah, Desember 2014

Dari sejumlah peneliti Balitbangtan, ada beberapa yang telah mendapatkan gelar Profesor Riset. Profesor Riset adalah gelar tertinggi yang diberikan kepada para peneliti yang sudah mencapai jenjang kepangkatan Ahli Peneliti Utama (APU) dengan angka kredit 1.050, sudah pernah menyampaikan orasi ilmiah serta telah menulis publikasi ilmiah internasional minimal 2 judul. Sampai dengan tahun 2014, Balitbangtan telah mempunyai Profesor Riset sebanyak 121 orang yang telah dikukuhkan oleh LIPI dengan bidang kepakaran antara lain adalah Agro Ekonomi, Bioteknologi Pertanian, Pakan dan Nutrisi Ternak, Teknologi Pascapanen dan Teknologi Benih.

Dalam mendukung tugas dan fungsi Balitbangtan sebagai Lembaga Penelitian, Laboratorium merupakan salah satu sumberdaya yang sangat penting untuk menunjang hasil kegiatan penelitian, keberhasilan dan mutu penelitian yang dihasilkan ditunjang oleh kelengkapan laboratorium yang berstandar baik peralatan, SDM serta sistem pengendalian mutu yang memenuhi persyaratan standar baku nasional dan internasional yaitu sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI ISO/IEC 19-17025:2005 atau ISO/IEC 19-17025:2008) yang merupakan adopsi dari ISO/IEC 17025: 1999) dan (SNI 9001: 2001 yang merupakan adopsi dari ISO 9001: 2001).

Hingga saat ini, dari sebanyak 169 laboratorium di lingkup Balitbangtan, terdapat 37 laboratorium di BB/Balit/Lolit dan 7 laboratorium di BPTP telah mendapatkan pengakuan kesesusaian (akreditasi) penerapan sistem manajemen dengan persyaratan ISO/IEC 17025:2005 atau ISO/IEC

(14)

19-Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 8 17025:2008 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN), 7 laboratorium dalam proses akreditasi, dan sisanya 118 laboratorium belum terakreditasi. Hal ini dirasa masih kurang memadai, oleh karena itu upaya percepatan untuk mendapatkan akreditasi Lab (bagi Lab yang belum diakreditasi), meningkatkan kompetensi, kualitas, dan peringkat Lab (bagi Lab yang sudah diakreditasi), serta sertifikasi KP sangat penting dilakukan.

Tabel 3. Laboratorium Pengujian Terakreditasi KAN

No UPT Jenis Laboratorium

Terakreditasi ISO/IEC 17025-2005

1. BB Padi Laboratorium Fisiologi Hasil 2. BB Padi Laboratorium Penguji 3. BB Padi Laboratorium Penguji

4. Balitkabi Laboratorium Tanah dan Tanaman

5. Balitkabi Laboratorium Pemuliaan/Lab Uji Mutu Benih 6. Balitkabi Laboratorium Kimia Pangan

7. Balitsereal Laboratorium Pengujian (Perbenihan) 8. Balitbu Laboratorium Uji Mutu Benih 9. Balithi Laboratorium Virologi 10. Balithi Laboratorium BUSS 11. Balitjestro Laboratorium Fitopatologi

12. Balittro Laboratorium Penguji (Servis/Kimia) 13. Balittas Laboratorium Pengujian Benih 14. BB Litvet Laboratorium Parasitologi 15. BB Litvet Laboratorium Bakteriologi 16. BB Litvet Laboratorium Patologi

17. BB Litvet Laboratorium Toksikologi dan Mikologi 18. BB Litvet Laboratorium Virologi

(15)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 9

No UPT Jenis Laboratorium

20. Balingtan Laboratorium Terpadu

21. Balingtan Laboratorium Residu Bahan Agrokimia (RBA) 22. BB Biogen Laboratorium Biologi Molekuler

23. BB Biogen Fasilitas Bank Gen

24. BB Pascapanen Laboratorium Kimia Biokimia 25. BB Pascapanen Laboratorium Uji Mutu Fisik 26. BB Mektan Pengujian Traktor Roda 4 27. BB Mektan Pengujian Traktor Roda 2 28. BB Mektan Pengujian Pompa Air Irigasi 29. BB Mektan Pengujian Pasca Panen Biji-bijian 30. BPTP Sumut Laboratorium Tanah dan Tanaman 31. BPTP Jatim Laboratorium Tanah

32. BPTP Yogyakarta Laboratorium Tanah 33. BPTP NTB Laboratorium Tanah 34. BPTP NTB Laboratorium Pengujian

35. BPTP Sulsel Laboratorium BPTP Sulawesi Selatan Terakreditasi ISO/IEC 17025-2008

36. Balitsa Laboratorium Fisiologi Hasil 37. Balitsa Laboratorium Tanah

38. Balitsa Laboratorium Bakteriologi-Mikologi 39. Balitsa Laboratorium Virologi

40. Balitsa Laboratorium Benih

41. Balitsa Laboratorium Kultur Jaringan 1 42. Balitsa Laboratorium Kultur Jaringan 2 43. Balitsa Laboratorium Kultur Jaringan 3 44. BPTP Kaltim Laboratorium Tanah

(16)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 10

Sumber data : i-asset Balitbangtan, data diolah, Desember 2014

Selain laboratorium, keberdaan Kebun Percobaan (KP) mempunyai peran sangat besar dan memberikan kontribusi nyata bagi Balitbangtan dalam menghasilkan teknologi. Sampai dengan tahun 2014 Balitbangtan didukung oleh 119 KP dengan luas total sebesar 4.617,94 ha tersebar di 45 UPT. Secara umum kondisinya sangat bervariasi, baik luas, status lahan, penggunaan dan pemanfaatan, maupun keragaannya. Kebun Percobaan tersebut tersebar di berbagai wilayah pada kondisi agroklimat yang berbeda-beda dengan ketinggian mulai dataran rendah sampai dengan dataran tinggi.

Berdasarkan fungsinya KP dioptimalisasikan pendayagunaannya antara lain : 1) Aktualisasi pelaksanaan litbang melalui penggunaan kebun percobaan untuk melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian dan koleksi plasma nutfah, (2) Aktualisasi keunggulan teknologi hasil penelitian dengan menggunakan kebun percobaan untuk diseminasi teknologi melalui show window teknologi, diversifikasi dan ketahanan pangan, dan agro widya wisata hasil Balitbangtan, (3) Pendukung pembiayaan litbang: Pemanfaatan untuk peningkatan PNBP, dan Pemanfaatan untuk kerjasama untuk mendapatkan hibah

Balitbangtan telah dan terus mengembangkan kegiatan manajemen dengan melakukan sinkronisasi dan konsolidasi dalam penyusunan strategi, arah kebijakan dan kebijakan Litbang Pertanian. Pengembangan KP sesuai fungsinya berdasarkan antara lain 1) Kegiatan konservasi, evaluasi dan pemanfaatan plasma nutfah, 2) Kegiatan penelitian pemuliaan meliputi peningkatan produktivitas (contoh padi: perakitan PTB, hibrida PTB dan peningkatan adaptabilitas (toleran terhadap cekaman biotik/abiotik, low-external input tolerance, fiksasi N2, external-P2O5-release), 3) Kegiatan penelitian PTT meliputi peningkatan produktivitas (pencapaian potensi hasil VUB/PTB dan mitigasi degradasi lingkungan (polusi, emisi VOC/GRK, 4) Kegiatan pengujian lapangan (uji produktivitas, UDHL/UML, uji dampak terhadap lingkungan) dengan validitas (akurasi, presisi) yang sesuai dengan persyaratan regulasi, 5) Implementasi konservasi lingkungan di Kebun Percobaan litbang meliputi Instalasi Pengelola Air Limbah (IPAL), bio-indikator, bio-sentinel, Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3), 6) Pengembangan teknologi dalam skala luas (komersial) sebagai media diseminasi (profitabilitas ekonomi merupakan motor

(17)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 11 penggerak sustainabilitas meliputi Produksi benih sumber VUB, Visitor plots, ekspo, 7) Pemantauan dan pembinaan kinerja Kebun Percobaan meliputi evaluasi kinerja pengujian Kebun Percobaan, investigasi (root cause analysis, penanganan pengaduan), tindakan korektif dan pencegahan. 8) Pembinaan untuk meningkatkan efektivitas implementasi sistem manajemen ISO 9001 dalam pengelolaan KP (network peningkatan efektivitas SMM).

Dalam memaksimalkan tupoksi Balitbangtan terutama dalam penyebarluasan varietas-varietas unggul baru, telah diupayakan melalui pembentukan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS), yang berperan dalam 1) Meningkatkan produksi, mutu, dan distribusi benih sumber; 2) Mempercepat pengembangan varietas unggul baru; 3) Memantapkan kelembagaan perbenihan untuk menjamin distribusi benih; dan 4) Mendukung upaya penyediaan benih bermutu bagi petani. Saat ini, telah ada 47 UPT lingkup Balitbangtan sebagai pelaksana UPBS dan telah memproduksi berbagai jenis benih (FS, SS dan ES) dari komoditas tanaman pangan, tanaman hortikultura dan perkebunan maupun peternakan. Keberadaan UPBS diharapkan dapat membantu mempercepat penyebaran varietas baru, terutama kelas benih Breeder Seed (Benih Penjenis) dan Foundation Seed (benih dasar) yang selanjutnya diperbanyak oleh penangkar lain menjadi kelas benih yang lebih rendah yaitu Stock Seed (Benih Pokok) dan Extention Seed (benih Sebar).

Pengembangan sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) ditujukan untuk mengubah penggunaan IPTEK dari yang berciri tradisional ke arah yang lebih maju. Dengan sumberdaya yang terbatas dan tatanan pasar yang sangat kompetitif, penerapan inovasi teknologi merupakan faktor kunci dalam pengembangan pertanian industrial unggul berkelanjutan. Inovasi teknologi harus bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas produksi dan produktivitas sehingga dapat memacu pertumbuhan produksi dan peningkatan daya saing. Inovasi teknologi juga diperlukan dalam pengembangan produk (

product development

) dalam rangka peningkatan nilai tambah, diversifikasi produk dan transformasi produk sesuai dengan preferensi konsumen.

Balitbangtan telah dan terus mengembangkan kegiatan manajemen dengan melakukan sinkronisasi dan konsolidasi dalam penyusunan strategi, arah kebijakan dan kebijakan litbang pertanian. Untuk mencapai harmonisasi perencanaan kegiatan litbang pertanian secara menyeluruh, terintegrasi, dan

(18)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 12 bersinergi dengan sektor lain dalam mencapai tujuan pembangunan pertanian, Balitbangtan perlu menyusun rencana strategis (renstra) sehingga hasil litbang yang dicapai dapat memberikan arti dalam mendukung pencapaian pembangunan pertanian nasional yang berbasis IPTEK.

(19)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 13 BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Rencana kerja Balitbangtan selama lima tahun dituangkan dalam Rencana Strategis Balitbangtan dengan mengacu kepada Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang 2005-2025; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; dan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014.

Rencana kerja ini disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang, tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis terkini yang dihadapi pembangunan pertanian dan perkembangan IPTEK dalam lima tahun ke depan. Sebagai bentuk implementasi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2010-2014) bidang penelitian dan pengembangan pertanian perencanaan kinerja diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan arahan bagi Unit kerja Jajaran Birokrasi di lingkup Balitbangtan dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian dan pengembangan pertanian periode 2010-2014 secara menyeluruh, terintegrasi, dan sinergis baik di dalam maupun antar sektor/sub-sektor terkait. Pada tahap berikutnya, rencana kinerja yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian dan pengembangan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan oleh Balitbangtan ini dituangkan dalam rencana kinerja tahunan Balitbangtan. Sebagai bentuk komitmen, rencana kinerja tahunan ini ditetapkan dalam sebuah perjanjian kinerja antara Kepala Balitbangtan dengan Menteri Pertanian dalam bentuk dokumen Penetapan Kinerja Tahunan sebagai acuan penilaian terhadap akuntabilitas pelaksana kegiatan lingkup Balitbangtan. Renstra Balitbangtan Tahun 2010 – 2014 telah direviu dan direvisi sejalan dengan terbitnya Revisi Renstra Kementan Tahun 2010 – 2014. Perubahan ini terjadi sebagai bentuk penyesuaian terhadap dinamika perkembangan pembangunan pertanian di Indonesia, khususnya perubahan kebijakan di lingkup Kementan.

(20)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 14 2.1 Visi

“Pada tahun 2014 menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas dunia yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pertanian untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal”

2.2 Misi

a. Menghasilkan, mengembangkan dan mendiseminasikan inovasi teknologi, sistem dan model serta rekomendasi kebijakan di bidang pertanian yang berwawasan lingkungan dan berbasis sumber daya lokal guna mendukung terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan.

b. Meningkatkan kualitas sumber daya penelitian dan pengembangan pertanian serta efisiensi dan efektivitas pemanfaatannya.

c. Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional (

networking

) dalam rangka penguasaan Iptek (

scientific recognition

) dan peningkatan peran Balitbangtan dalam pembangunan pertanian (

impact

recognition

).

2.3 Tujuan

a. Menghasilkan varietas unggul baru dan mengembangkan teknologi benih, bibit, pupuk, alat dan mesin pertanian, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dan ternak, serta teknologi pascapanen dalam rangka mendukung peningkatan produksi, nilai tambah, daya saing dan ekspor.

b. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi lembaga (

capacity building

) untuk menghasilkan, mengembangkan, mendiseminasikan, dan mempromosikan teknologi berbasis sumberdaya lokal dalam penyediaan dan perbanyakan benih, bibit, pupuk, aneka obat dan mesin pertanian, teknologi pascapanen, serta bioteknologi.

(21)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 15 c. Menghasilkan, mengembangkan dan mendiseminasikan teknologi mutakhir terutama bioteknologi bidang pangan yang mampu mengantisipasi perubahan iklim global, gangguan OPT, serta preferensi pengguna teknologi dalam rangka peningkatan produksi, diversifikasi pangan, nilai tambah dan daya saing.

d. Meningkatkan efektifitas berbagai metode dan media diseminasi inovasi teknologi pertanian kepada petani dalam rangka mendukung pengembangan sistem pertanian industrial.

e. Mengkaji dan mengembangkan berbagai model kerja sama kelembagaan antar pelaku usaha untuk mendiseminasikan hasil inovasi dan kelembagaan kepada petani dan pengguna secara proporsional untuk mendukung pengembangan sistem pertanian industrial.

f. Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian yang bersifat antisipatif dan responsif untuk mendukung pengembangan sistem pertanian industrial, serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

2.4. Sasaran

Sebagai lembaga penelitian dan pengembangan yang berkelas dunia, ada 6 sasaran strategis yang harus dicapai, yaitu:

a. Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan.

b. Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan.

c. Terciptanya teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor.

d. Tersedianya kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis dan agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan petani.

(22)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 16 e. Meningkatnya diseminasi dan promosi inovasi teknologi pertanian, serta

jejaring kerjasama nasional dan internasional.

f. Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HKI), serta komersialisasi hasil penelitian.

2.5 Arah Kebijakan

Arah kebijakan dan strategi litbang pertanian ke depan disusun dengan mempertimbangkan sasaran pembangunan pertanian 2010 – 2014 melalui peningkatan penguasaan dan pengembangan IPTEK yang inovatif, efisien dan efektif dengan mengedepankan kaidah ilmiah dan berkontribusi terhadap perkembangan IPTEK. Kebijakan tersebut diimplementasikan melalui pemanfaatan sumberdaya penelitian yang ada secara optimal dan meningkatkan jejaring kerjasama dengan institusi lain baik nasional maupun internasional. Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran pembangunan pertanian, rumusan arah kebijakan litbang pertanian dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kategori sesuai dengan 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian, yaitu:

1. Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan. 2. Peningkatan diversifikasi pangan.

3. Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor. 4. Peningkatan kesejahteraan petani.

2.5.1 Dukungan pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan

a) Memfokuskan pada penciptaan inovasi teknologi benih/bibit unggul, pupuk, alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan pertanian, yaitu: (1) pemantapan swasembada beras, jagung, daging ayam, dan gula konsumsi; (2) pencapaian swasembada kedelai, daging sapi, gula industri; dan (3)

(23)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 17 peningkatan produksi susu segar, buah, sayur, bunga, tanaman perkebunan dan produk-produk pertanian substitusi impor.

b) Memprioritaskan penyediaan inovasi teknologi untuk optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian.

c) Mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim.

d) Meningkatkan kuantitas dan kualitas pengkajian teknologi dan adaptasi inovasi teknologi spesifik lokasi untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pertanian nasional yang beragam.

2.5.2 Dukungan terhadap peningkatan diversifikasi pangan

a) Mendukung percepatan diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal melalui penyediaan inovasi teknologi.

b) Melakukan promosi dan diseminasi penggunaan pangan lokal non beras sebagai sumber karbohidrat.

2.5.3 Dukungan terhadap peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor

a) Memperkuat inovasi teknologi dan kelembagaan untuk pengembangan industri hilir pertanian di perdesaan berbasis kelompok tani untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor produk pertanian. b) Mempercepat penyediaan inovasi teknologi untuk pengembangan

bio-energy

berbasis bahan baku lokal terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat khususnya di perdesaan dan mensubstitusi BBM.

2.5.4 Dukungan terhadap peningkatan kesejahteraan petani

a) Mendorong peningkatan kesejahteraan petani melalui pengembangan rekayasa model kelembagaan dan rumusan kebijakan pembangunan pertanian antisipatif dan responsif yang berpihak kepada petani.

(24)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 18 b) Memberikan bantuan benih/bibit dan bimbingan teknologi kepada

petani/kelompok tani di pedesaan.

2.6 Program Balitbangtan

Program Balitbangtan pada periode 2010-2014 diarahkan untuk penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya saing. Oleh karena itu Balitbangtan menetapkan kebijakan alokasi sumber daya litbang menurut komoditas prioritas utama yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian, yaitu 5 komoditas prioritas (padi, jagung, kedelai, sapi, dan tebu) dan 34 fokus komoditas lainnya mencakup: pangan (ubi kayu dan kacang tanah), hortikultura (kentang, cabai merah, bawang merah, mangga, manggis, pisang, anggrek, krisan, durian dan jeruk), perkebunan (kelapa sawit, karet, kelapa, sagu, aren, kakao, kopi, teh, kina, lada, jambu mete, kapas, tembakau, cengkeh, jahe, dan nilam), serta peternakan (sapi perah, kambing, domba, babi, ayam buras dan itik).

2.7 Kegiatan Balitbangtan

Sesuai dengan organisasi Balitbangtan, program Balitbangtan untuk periode 2010-2014 terdiri dari 12 kegiatan, yaitu sebagai berikut:

2.7.1 Kegiatan Litbang Tanaman Pangan

Kegiatan Litbang Tanaman Pangan diarahkan pada perakitan varietas tanaman pangan umur ultra genjah, toleran terhadap cekaman biotik/abiotik, dan adaptif untuk daerah tropis serta dampak perubahan iklim global. Selain itu, juga dirakit inovasi teknologi untuk peningkatan produktivitas benih F1 hibrida padi dan jagung serta akselerasi produksi dan penyebaran benih sumber untuk mempercepat diseminasi varietas unggul baru. Sejalan dengan hal tersebut, juga diprogramkan penelitian untuk menghasilkan teknologi budidaya pendukung peningkatan produktivitas dan peningkatan indek panen yang efisien dan ramah lingkungan serta teknologi panen dan pasca panen primer.

(25)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 19 2.7.2 Kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura

Kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura diarahkan pada pemuliaan dan pengelolaan sumberdaya genetik hortikultura sebagai bahan perakitan varietas unggul baru adaptif daerah tropis (genjah,

better eating quality

,

seedless,

trendsetter

), serta inovasi teknologi modern yang efektif, efisien dan ramah lingkungan berbasis sumber daya lokal yang dapat mengantisipasi perubahan iklim dan menanggulangi permasalahan OPT.

2.7.3 Kegiatan Litbang Tanaman Perkebunan

Penelitian dan pengembangan tanaman perkebunan dilakukan dalam konteks kebijakan prioritas komoditas melalui kegiatan pemuliaan dan pengelolaan sumberdaya genetik, inovasi teknologi budidaya dan pengolahan hasil, serta rekomendasi kebijakan berbasis: (1) pengembangan bahan bakar nabati (jarak pagar, kemiri sunan, sagu, dan aren), (2) penghasil serat (kapas, kenaf) dan pemanis (stevia, tebu, bit), (3) kelapa, aren dan kelapa sawit, (4) tanaman obat (tembakau, dan kina) dan aromatik (minyak atsiri), (5) rempah dan tanaman penyegar (kakao, kopi, dan teh), serta (6) komoditas lain seperti karet dan tanaman industri lain.

2.7.4 Kegiatan Litbang Peternakan dan Veteriner

Penelitian peternakan dan veteriner dilaksanakan melalui pengelolaan sumber daya genetik, perakitan galur baru ternak (dengan konsep

low external input

) dan varietas tanaman pakan. Perakitan inovasi teknologi budi daya ternak dan tanaman pakan mengantisipasi perubahan iklim serta rekomendasi kebijakan peternakan dan veteriner. Pengembangan sistem integrasi ternak dengan komoditas pangan, hortikultura dan perkebunan. Sedangkan penelitian veteriner dilaksanakan untuk mendukung peningkatan populasi ternak, meningkatkan status kesehatan hewan, keamanan pangan dan pengendalian penyakit zoonosis.

(26)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 20 2.7.5 Kegiatan Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian

Inventarisasi dan evaluasi potensi sumber daya lahan pertanian meliputi pemetaan tanah sistematis dan pemetaan tematik di lokasi terpilih, yang dilakukan dengan memanfaatkan citra satelit,

Digital Elevation Model

(DEM) berbasis GIS. Penelitian optimalisasi pemanfaatan sumber daya lahan, berupa pengembangan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian (sawah, lahan kering, lahan rawa, iklim dan air), formulasi pupuk (anorganik, organik, hayati dan pengembangan teknologi nano) dan formulasi pembenah tanah. Sementara kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan lingkungan pertanian terdiri dari perakitan teknologi mengantisipasi pencemaran lingkungan pertanian, perubahan iklim global (teknologi rendah emisi dan

measurable, reportable, verifiable

(MRV)

methodology

) dan lahan terdegradasi. 2.7.6 Kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik

Pertanian

Kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian diarahkan kepada pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya genetik pertanian seperti tanaman dan mikroba, kloning gen dan pengembangan peta genetik sifat-sifat penting komoditas pertanian, perbaikan komoditas pertanian untuk sifat-sifat unggul (produktivitas, adaptabilitas, tahan cekaman biotik) melalui teknik kultur

in vitro

, rekayasa genetik, atau marka molekuler, serta pemanfaatan bioteknologi untuk perbanyakan bibit, pengolahan produk dan limbah pertanian.

2.7.7 Kegiatan Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Kegiatan Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian ditujukan untuk menghasilkan pengetahuan, data, informasi, analisis dan rekomendasi kebijakan yang berkaitan dengan hasil: (1) pengkajian kebijakan penguatan dan perlindungan usaha pertanian, (2) pengkajian kebijakan sumberdaya alam, infratruktur dan investasi pertanian, (3) pengkajian kebijakan kelembagaan dan regulasi pertanian, (4) pengkajian kebijakan ekonomi makro, ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan dan pembangunan perdesaan, (5) penelitian dinamika ekonomi pertanian dan perdesaan, serta (6) pelaksanaan evaluasi dan tanggap cepat atas isu kebijakan aktual dan (7) diseminasi hasil dan

(27)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 21 peningkatan kapasitas lembaga.

2.7.8 Kegiatan Perekayasaan/Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pertanian

Perekayasaan/penelitian dan pengembangan mekanisasi meliputi lima kegiatan utama, yaitu perekayasaan/penelitian teknologi mekanisasi pertanian untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya pertanian, peningkatan kualitas dan nilai tambah produk pertanian, pemanfaatan limbah dan sumber daya energi terbarukan di bidang pertanian, pengembangan dan penerapan teknologi mekanisasi pertanian berbasis kemitraan dan analisis dan sintesis kebijakan untuk percepatan pengembangan mekanisasi pertanian. 2.7.9 Kegiatan Litbang Pascapanen Pertanian

Kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen difokuskan untuk menghasilkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian mendukung pencapain target diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor. Kegiatan dilakukan baik dalam skala laboratorium, pilot maupun skala operasional meliputi penanganan segar produk pertanian, diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor, serta pengembangan produk dan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing.

2.7.10 Kegiatan Pengembangan Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

Pengembangan perpustakaan digital lingkup Kementerian Pertanian dilakukan untuk lebih meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan informasi melalui peningkatan keahlian SDM. Peningkatan penyebarluasan teknologi pertanian terus dilakukan melalui berbagai media diseminasi, antara lain media elektronik, cetak, pameran dan seminar serta media tradisional yang berkembang di masyarakat. Peningkatan kegiatan komunikasi dan partisipasi kegiatan ilmiah dilakukan melalui seminar,

workshop

, magang, pengembangan

website

, dan publikasi ilmiah baik nasional maupun internasional. Pengembangan sistem komunikasi Balitbangtan dengan pengguna dilakukan untuk mengefektifkan pemenuhan kebutuhan teknologi.

(28)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 22 2.7.11 Kegiatan Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi

Pertanian

Program pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi pertanian meliputi kegiatan pengkajian spesifik lokasi, percepatan diseminasi inovasi, dan koordinasi. Kegiatan pengkajian spesifik lokasi dilakukan dengan memadukan hasil penelitian UK/UPT lingkup Balitbangtan dengan lokal genius yang dikembangkan masyarakat. Percepatan diseminasi inovasi pertanian melalui pengembangan berbagai pendekatan untuk menunjang terwujudnya pertanian industrial perdesaan. Koordinasi dilakukan dalam rangka mensinergikan kegiatan pengkajian di 33 BPTP.

2.7.12 Kegiatan Dukungan Manajemen, Fasilitas dan Instrumen Teknis dalam Pelaksanaan Kegiatan Litbang Pertanian

Kegiatan pengembangan kelembagaan mencakup pengembangan budaya kerja inovatif berorientasi bisnis melalui peningkatan jumlah institusi di lingkup Balitbangtan yang menerapkan reformasi birokrasi secara menyeluruh, pengembangan sumber daya litbang (SDM, sarana dan prasarana) diikuti pengembangan standarisasi dan akreditasi lembaga dan pranata litbang. Di samping itu, untuk memicu tercapainya

output

yang optimal, maka akan dilakukan pengembangan manajemen teknologi dan sistem informasi, koordinasi jaringan kerja sama penelitian dan pengkajian, reformasi perencanaan dan penganggaran, monitoring dan evaluasi serta penyiapan regulasi paten dan lisensi.

2.8 Indikator Kinerja Utama

Berdasarkan 6 (enam) sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh Balitbangtan, maka pada periode awal RPJMN 2010 – 2014, disusunlah 18 (delapan belas) Indikator Kinerja Utama (IKU) Balitbangtan tahun 2010-2014 sebagai parameter pengukuran realisasi capaian setiap sasaran dengan rincian sebagai berikut :

Sasaran strategis pertama, terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian

(29)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 23 swasembada dan swasembada berkelanjutan diukur dengan enam indikator kinerja utama, yaitu:

1. Jumlah varietas unggul baru padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya.

2. Jumlah varietas unggul baru dan tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika dan sub tropika, dan hias).

3. Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan.

4. Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi.

Sasaran strategis kedua, terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, diukur dengan delapan indikator kinerja utama : 1. Jumlah teknologi baru pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan

pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk.

2. Jumlah teknologi/prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian.

3. Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan.

4. Jumlah teknologi budidaya dan panen.

5. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim.

6. Jumlah teknologi spesifik lokasi.

Sasaran strategis ketiga, terciptanya inovasi teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor, dikur dengan satu indikator kinerja utama yaitu jumlah teknologi penanganan segar produk pertanian, teknologi dan produk diversifikasi pangan, subsitusi pangan impor, dan teknologi pengembangan produk bernilai tambah dan berdaya saing.

(30)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 24 Sasaran strategis keempat, tersedianya kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis dan agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan petani, diukur dengan satu indikator kinerja utama yaitu jumlah kebijakan untuk penguatan daya saing, perlindungan usaha pertanian, penguatan kelembagaan dan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian dan perdesaan.

Sasaran strategis kelima, meningkatnya diseminasi dan promosi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan internasional, diukur dengan dua indikator kinerja utama yaitu:

1.

Jumlah teknologi yang terdiseminasi kepada pengguna/

stake holder.

2. Jumlah kerjasama penelitian nasional dan internasional.

Sasaran strategis keenam, meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HKI), serta komersialisasi hasil penelitian, diukur dengan empat indikator kinerja utama yaitu:

1. Jumlah publikasi hasil litbang pertanian. 2. Prosentase perpustakaan digital. 3. Jumlah invensi yang memperoleh HKI. 4. Jumlah lisensi hasil litbang.

2.9 Rencana Kinerja Tahun 2014

Untuk mempertajam rencana pencapaian target kinerja yang tertuang dalam renstra 2010 – 2014, Badan Litbang menetapkan rencana kinerja tahunan. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) merupakan dokumen yang berisi penjabaran dari renstra yang memuat seluruh rencana atau target kinerja yang hendak dicapai dalam satu tahun anggaran dan tertuang dalam sejumlah indikator kinerja strategis yang relevan. Untuk tahun 2014, Balitbangtan telah merencanakan untuk merealisasikan 22 indikator kinerja sebagai penjabaran atas 6 (enam) sasaran strategis dengan rincian sebagai berikut:

(31)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 25

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja RKT

1. Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan

a. Jumlah varietas unggul baru padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya (varietas).

b. Jumlah varietas unggul baru dan tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika, jeruk, buah sub tropika, dan hias) (varietas).

c. Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu (varietas).

d. Jumlah galur unggul/ harapan ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi (varietas).

e. Jumlah benih sumber padi, jagung dan kedelai dengan SMM ISO 9001-2008 (ton). f. Jumlah benih sumber tebu hasil kultur

jaringan (G2) (budset). 19 35 10 13 70 2.5 juta

2. Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan

swasembada berkelanjutan

a. Jumlah teknologi baru pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk (teknologi).

b. Jumlah teknologi/prototipe alat dan mesin pertanian untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, mutu, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian (teknologi).

c. Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan (teknologi).

d. Jumlah teknologi budidaya dan panen (teknologi).n, horti, bun, nak)

e. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim (teknologi).

f. Jumlah teknologi spesifik lokasi (teknologi). g. Jumlah inovasi teknologi berbasis

bioteknologi (teknologi).

h. Jumlah peta tematik sumberdaya lahan tingkat tinjau dan semi detil (peta).

13 7 6 79 6 198 4 14

3. Terciptanya inovasi teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor

Jumlah teknologi penanganan segar produk pertanian, teknologi dan produk diversifikasi pangan, subsitusi pangan impor, dan teknologi pengembangan produk bernilai tambah dan berdaya saing (teknologi).

(32)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 26

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja RKT

4. Tersedianya kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis untuk peningkatan kesejahteraan petani

Jumlah kebijakan untuk penguatan daya saing, perlindungan usaha pertanian, penguatan kelembagaan dan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan sektor pembangunan pertanian (kebijakan).

22

5. Meningkatnya diseminasi dan promosi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan internasional

a. Jumlah teknologi yang terdiseminasi kepada pengguna/stake holder (teknologi). b. Jumlah kerjasama penelitian nasional dan

internasional (kerja sama).

330 300

6. Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HKI), serta komersialisasi hasil penelitian

a. Jumlah artikel hasil litbang pertanian yang diterbitkan (artikel).

b. Persentase perpustakaan digital (persentase). c. Jumlah invensi yang memperoleh HKI

(invensi).

d. Jumlah lisensi hasil litbang (lisesnsi).

188 95 45 15

Sumber data : Dokumen RKT Balitbangtan TA. 2014

Rencana Kinerja Tahunan TA 2014 Balitbangtan telah sesuai dengan Renstra Revisi Balitbangtan 2010 – 2014. Target RKT mendukung sasaran I dengan indikator ‘Jumlah VUB tanaman hortikultura’ pada Renstra tercantum 34 VUB, namun di RKT tercantum 35 VUB, hal ini disebabkan perlunya ditambahkan target penciptaan VUB tanaman hortikultura, mengingat realisasi pada tahun-tahun sebelumnya diatas 100 persen.

2.10 Penetapan Kinerja Tahun 2013

Berdasarkan PERMENPAN Nomor 29 Tahun 2010, dokumen Penetapan Kinerja (PK) merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Dokumen Penetapan Kinerja memuat informasi tentang program, sasaran strategis, indikator kinerja dan target yang akan dicapai serta alokasi anggaran tahun 2014. Seluruh Indikator Kinerja tersebut telah tertuang dalam dokumen PK tahun 2014 dan ditandatangani oleh Kepala Balitbangtan bersama dengan Menteri Pertanian. Pada tahun 2014 terdapat Revisi APBN–P berupa

(33)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 27 pengurangan pagu anggaran untuk memenuhi kekurangan subsidi BBM (penghematan) sebesar Rp.73.235.955.000,- yang disahkan pada tanggal 15 Juli 2014. Sehingga hal ini mengakibatkan adanya perubahan output yang awalnya sudah ditetapkan pada RKT maupun PK. Perubahan terhadap dokumen PK ditetapkan pada tanggal 20 Agustus 2014 dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 5. Penetapan Kinerja Tahunan TA. 2014

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja PK Revisi PK 1. Terciptanya varietas

unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan

a. Jumlah varietas unggul baru padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya (varietas). b. Jumlah varietas unggul baru dan

tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika, jeruk, buah sub tropika, dan hias) (varietas). c. Jumlah varietas/klon unggul

tanaman perkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu (varietas).

d. Jumlah galur unggul/ harapan ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi (varietas). e. Jumlah benih sumber padi, jagung

dan kedelai dengan SMM ISO 9001-2008 (ton).

f. Jumlah benih sumber tebu hasil kultur jaringan (G2) (budset).

20 35 10 25 203 2.5 jt 20 35 10 25 203 2.5 jt 2. Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan

a. Jumlah teknologi baru pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk dan pembenah tanah (teknologi).

b. Jumlah teknologi/prototipe alat dan mesin pertanian untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, mutu, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian (teknologi).

c. Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan (teknologi).

37 11 8 136 6 36 11 8 127 5

(34)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 28 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja PK Revisi PK

d. Jumlah teknologi budidaya dan panen (teknologi).n, horti, e. Jumlah teknologi dan manajemen

antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim (teknologi). f. Jumlah teknologi spesifik lokasi

(teknologi).

g. Jumlah inovasi teknologi berbasis bioteknologi (teknologi). h. Jumlah peta tematik sumberdaya

lahan tingkat tinjau dan semi detil (peta). 250 4 18 250 4 20 3. Terciptanya inovasi teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor

Jumlah teknologi penanganan segar produk pertanian, teknologi dan produk diversifikasi pangan, subsitusi pangan impor, dan teknologi pengembangan produk bernilai tambah dan berdaya saing (teknologi). 18 18 4. Tersedianya rekomendasi kebijakan pertanian bagi stakeholder dalam rangka pembangunan pertanian

Jumlah kebijakan yang terkait dengan penguatan daya saing dan perlindungan usaha, pengelolaan sumberdaya dan infrastruktur, kelembagaan, makro ekonomi, dinamika, serta kebijakan pembangunan pertanian (kebijakan).

22 22

5. Meningkatnya diseminasi dan promosi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan

internasional

a. Jumlah teknologi yang terdiseminasi kepada pengguna/stake holder (teknologi).

b. Jumlah kerjasama penelitian nasional dan internasional (kerja sama). 330 300 329 225 6. Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HKI), serta komersialisasi hasil penelitian

a. Jumlah artikel hasil litbang pertanian yang diterbitkan.

b. Persentase perpustakaan digital. c. Jumlah invensi yang memperoleh

HKI.

d. Jumlah lisensi hasil litbang.

188 95 45 15 188 95 45 15

(35)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 29 Berdasarkan dokumen renstra tahun 2010-2014, Balitbangtan telah menetapkan 22 indikator sebagai target kinerja tahunan. Perubahan yang terjadi adalah adanya pengurangan 2 target output pada sasaran II, yaitu jumlah teknologi pengelolaan SDL dari target 37 menjadi 36 teknologi, dan teknologi budidaya dan panen dari target 136 menjadi 127 teknologi. Walaupun terjadi penghematan anggaran namun penambahan target juga terjadi dalam sasaran II yaitu pada output peta tematik, dari target 18 menjadi 20 peta. Hal ini disebabkan adanya kebutuhan yang mendesak terhadap peta kesesuaian lahan untuk beberapa komoditas. Selanjutnya, pengurangan target output juga terdapat pada sasaran V yaitu jumlah teknologi yang didiseminasikan dari target 330 menjadi 229 teknologi, dan jumlah kerjasama penelitian dari target 300 menjadi 225 kerjasama.

(36)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 30

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Pada Bab ini diuraikan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja telah ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil: > 100%, (2) berhasil: 80 – 100%, (3) cukup berhasil: 60 – 79%, dan tidak berhasil: 0 – 59%. Realisasi sampai akhir tahun 2014 menunjukkan bahwa sasaran telah dapat dicapai dengan rata-rata capaian sebesar 123,84% (sangat berhasil ). Keberhasilan pencapaian sasaran tidak terlepas dari diterapkannya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di UK/UPT lingkup Balitbangtan. Pengawalan kegiatan dilakukan melalui monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian dengan cukup ketat, mulai dari tahap awal hingga tahap akhir kegiatan. Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut juga didorong oleh dukungan manajemen penelitian, baik aspek pelayanan keuangan, pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian.

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan untuk memastikan tercapainya target setiap kegiatan. Metode yang dilakukan adalah dengan memantau capaian kinerja setiap bulan ataupun triwulanan beserta kendala yang dihadapi. Sehingga dengan demikian diharapkan bila tidak tercapainya target suatu indikator dapat diantisipasi sejak awal.

3.1 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2014

Pengukuran kinerja merupakan bagian dari sistem AKIP berupa proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi. Pengukuran kinerja dilakukan melalui kegiatan monitoring dan evaluasi secara periodik, khususnya dengan memantau rencana aksi AKIP triwulanan dari setiap indikator yang tertuang pada PK (dapat dilihat pada lampiran).

(37)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 31 membandingkan antara target dengan capaiannya. Berdasarkan RPJM 2010-2014, Balitbangtan mempunyai 1 (satu) sasaran dan 4 (empat) indikator kinerja utama (IKU) dengan target dan capaian untuk tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Capaian Kinerja Indikator Sasaran RPJMN Balitbangtan Tahun 2014

Sasaran

Indikator Kinerja Utama (IKU)

Uraian Target Capaian %

Meningkatnya inovasi dan diseminasi teknologi pertanian

Jumlah varietas unggul baru tanaman dan galur unggul ternak 76 teknologi 96 teknologi 126,32

Jumlah inovasi teknologi 330 teknologi 452 teknologi 136,97 Jumlah rekomendasi kebijakan pertanian 34 rekomendasi 45 rekomendasi 132,35 Jumlah teknologi pertanian yang terdiseminasikan 330 paket teknologi 329 paket teknologi 99,70

Indikator kinerja berdasarkan RPJMN tersusun dari indikator kinerja yang tersebar pada kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja lingkup Balitbangtan. Untuk

indikator pertama

, yaitu mengenai capaian varietas unggul baru tanaman dan galur unggul ternak merupakan

output

dari kegiatan litbang tanaman pangan, litbang perkebunan, litbang hortikultura dan litbang peternakan. Capaian

indikator kedua

, merupakan

output

dari 8 kegiatan litbang, diantaranya litbang pengolahan pasca panen, litbang sumberdaya lahan pertanian, litbang tanaman komoditas dan peternakan dan sebagainya. Untuk

indikator kinerja ketiga

, target pada RPJMN sebesar 34 rekomendasi. Target tersebut merupakan akumulasi dari target kegiatan litbang sosial ekonomi pertanian, litbang peternakan, litbang sumberdaya lahan pertanian dan litbang mekanisasi pertanian. Capaian

indikator keempat

diperloleh melalui

(38)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 32 kegiatan pengkajian teknologi spesifik lokasi. Target yang tertuang pada indikator keempat adalah sebesar 330 teknologi yang didesiminasikan. Target tersebut adalah target RPJMN 2010 – 2014, sedangkan pada target PK revisi tahun 2014 sebesar 329 teknologi, sehingga capaiannya 100%. Dengan demikian, pada tahun 2014, indikator kinerja RPJMN 2010 – 2014 Balitbangtan telah tercapai seluruhnya, bahkan umumnya tercapai melebihi dari target yang ditetapkan.

3.2 Analisis Capaian Kinerja

3.2.1 Capaian Kinerja 2014 dan 2010 - 2014

Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2014 Balitbangtan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sasaran 1 :

Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan

Untuk mencapai

sasaran pertama

, diukur dengan 6 (enam) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi %

1. Jumlah varietas unggul baru padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya

20 VUB 21 VUB 105,0 2. Jumlah varietas unggul baru tanaman

hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika dan sub tropika, jeruk serta sub tropika, dan hias)

35 VUB 36 VUB 102,9

3. Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu

10 VUB 14 VUB 140,0

4. Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi 25 galur unggul/ harapan 25 galur unggul/ harapan 100,0

(39)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 33

Indikator Kinerja Target Realisasi %

5. Jumlah benih sumber padi, jagung dan kedelai dengan SMM ISO 9001-2008

203 ton 256,14 ton 126,2 6. Jumlah benih tebu hasil kultur jaringan 2.500.000

budset tebu

2.780.000 budset tebu

111,2

Berdasarkan indikator kinerja sasaran pertama yang telah ditargetkan pada tahun 2014, hampir semua melebihi target yang telah ditetapkan, dengan kategori keberhasilan di atas 100 % (sangat berhasil).

Pencapaian

indikator pertama

yaitu telah dilepas 21 varietas unggul baru (VUB) berasal dari tanaman pangan, yaitu 5 VUB padi, 9 VUB aneka kacang dan ubi, dan 7 VUB serealia.

Padi.

Sebanyak 5 VUB padi yang dihasilkan berdasarkan SK Menteri Pertanian sebagai berikut :

 Inpari 34 Salin Agritan berdasarkan SK Menteri Pertanian No.1252/Kpts/SR.120/12/2014,

 Inpari 35 Salin Agritan berdasarkan SK No.1250/Kpts/SR.120/12/2014,

 Inpari Unsoed 79 Agritan berdasarkan SK

No.1251/Kpts/SR.120/12/2014,

 Inpara 8 Agritan berdasarkan SK No.1244/Kpts/SR.120/12/2014,  Inpara 9 Agritan berdasarkan SK No.1245/Kpts/SR.120/12/2014. Inpari 34 Salin Agritan dan Inpari 35 Salin Agritan merupakan varietas padi toleran salin berpotensi hasil tinggi. Seperti diketahui, salah satu fenomena perubahan iklim adalah berkurangnya lahan sawah di pesisir Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara akibat pengaruh salinitas. Dalam rangka menyediakan varietas toleran salinitas yang beradaptasi pada daerah pesisir pantai Pulau Jawa dan Nusa Tenggara, kedua varietas ini teruji memiliki toleransi terhadap salinitas pada fase bibit dan pada cekaman 12 dSm-1. Potensi hasil Inpari 34 Salin Agritan dan Inpari 35 Salin Agritan masing-masing 8,1 t/ha dan 8,3 t/ha yang setara dengan varietas Siak Raya, lebih tinggi daripada varietas Dendang (keduanya telah dilepas beberapa tahun lalu). Keunggulan lain adalah lebih tahan terhadap hama wereng batang coklat biotipe 1 dan 3, dan mutu giling

(40)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 34 setara dengan Siak Raya dan lebih baik daripada Dendang. Kedua varietas tersebut sesuai untuk dikembangkan dan memanfaatkan lahan yang dipengaruhi salinitas di beberapa wilayah di Indonesia. Sedangkan Inpari Unsoed 79 Agritan mempunyai keunggulan umur 109 hari setelah sebar, potensi produksi 8,2 ton/ha, rata-rata hasil 4,9 ton/ha, tahan blas dan agak tahan HDB III, rasa nasi cukup pulen, serta toleransi terhadap salinitas pada fase bibit dan pada cekaman 12 dSm-1.

Gambar 1. Keragaan varietas Inpari 34 Salin Agritan (kiri) dan varietas Inpari 35 Salin Agritan (kanan )

Inpara 8 Agritan dan Inpara 9 Agritan sesuai untuk dikembangkan di lahan rawa yang tersedia cukup luas di Indonesia. Inpara 8 Agritan memiliki potensi hasil 6,0 t/ha dengan rata-rata hasil 4,77 t/ha, berumur genjah, toleran keracunan Fe, agak tahan penyakit blas ras 133, tahan HDB strain IV dan VIII, dan bermutu beras baik dengan kadar amilosa 25,8% dan tekstur nasi pera. Inpara 9 Agritan memiliki potensi hasil 5,6 t/ha dengan rata-rata hasil 4,2 t/ha, berumur 114 HSS, toleran keracunan Fe, bermutu beras baik dengan kadar amilosa 25,7% dan tekstur nasi pera sesuai dengan selera masyarakat di daerah Kalimantan dan Sumatera.

Gambar

Tabel 2.   Perkembangan Komposisi Tenaga Fungsional Balitbangtan Tahun  2012 – 2014
Tabel 3.  Laboratorium Pengujian Terakreditasi KAN
Tabel 5. Penetapan Kinerja Tahunan TA. 2014
Tabel 6.   Capaian Kinerja Indikator Sasaran RPJMN Balitbangtan Tahun 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain menguraikan capaian kinerja periode Tahun 2013, Laporan Akuntabilitas Kinerja juga menyajikan informasi mengenai pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, realisasi

Pada Indikator Kinerja ”Jumlah dokumen perencanaan dan keuangan ketahanan pangan”, realisasinya 100 persen (sangat berhasil) dari target, dengan output yaitu : 39

Proyek ini terdiri dari 3 komponen dengan 9 indikator kinerja output sebagai target, dimana 6 indikator kinerja output telah tercapai pada akhir tahun

Terlihat dalam tabel bahwa pada tahun 2015, pencapaian indikator untuk jumlah penanganan kasus pelanggaran disiplin mengalami penurunan yaitu hanya mencapai 31 kasus yang

Penetapan Sasaran Strategis dan target capaian untuk Indikator Kinerja Utama BBPBAP Jepara telah tercantum pada Penetapan Kinerja BBPBAP Jepara Tahun 2014 sebagai

Dalam pencapaian target Indikator Kinerja “Jumlah Dokumen Perencanaan, Penganggaran, Evaluasi dan Pelaporan Ditjen Perdagangan Dalam Negeri”, pada tahun 2018, Sekretariat Ditjen

Keberhasilan pencapaian sasaran strategis Pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang integratif diperoleh dari pencapaian indikator Persentase Penyakit ikan

Pencapaian kinerja kegiatan diukur dengan membandingkan nilai indikator kinerja masukan (input), keluaran (output) dan hasil (outcome) antara realisasi dengan target, yang