• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

52 77 97

127 160

197

52 78

121 183

211 242

0 50 100 150 200 250 300

2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tar get 108000 118000 128000 142000 152000

172000

115155 125465 135739 146048 157393 182639

0 50000 100000 150000 200000

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Targe t

(2)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 i

KATA PENGANTAR

uji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia (Sekretariat KKI) Tahun 2015. LAKIP ini berisi informasi tentang capaian kinerja dan pertanggungjawaban atas keberhasilan/kegagalan kegiatan Sekretariat KKI dalam memfasilitasi penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta wewenang Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) termasuk Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) selama tahun 2015 untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan.

Sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) mempunyai tugas melakukan registrasi dokter dan dokter gigi, mengesahkan standar pendidikan, dan melakukan pembinaan dalam rangka penjaminan mutu dan perlindungan pada masyarakat sebagai penerima pelayanan kedokteran/kedokteran gigi.

Amanah undang-undang tersebut di atas diterjemahkan ke dalam RENSTRA KKI 2011 - 2015, yang dijabarkan dalam program jangka pendek, jangka panjang dalam bidang pendidikan, registrasi, pembinaan dan kesekretariatan.

Strategi Utama KKI adalah menerapkan sistem registrasi dan monitoring dokter dan dokter gigi secara online di seluruh Indonesia, menegakkan profesionalisme dokter dan dokter gigi dalam praktik kedokteran, dan memastikan penerapan standar nasional pendidikan profesi dokter dan dokter gigi, serta meningkatkan kemitraan dengan orgasnisasi profesi, instansi pemerintah dan non pemerintah untuk menerapkan praktik kedokteran yang melindungi masyarakat.

P P P

(3)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 ii

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia tahun 2015 ini berpedoman kepada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2416/MENKES/PER/XI/2011 tanggal 01 Desember 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan.

Pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang KKI yang diuraikan dalam LAKIP Sekretariat KKI ini merupakan hasil kerja keras seluruh unsur pimpinan dan anggota Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), Majelis Kehormatan Displin Kedokteran Indonesia (MKDKI) dan seluruh pegawai/karyawan Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, serta kontribusi seluruh stakeholders yang telah bersama-sama berupaya meningkatakan kualitas mutu pelayanan kesehatan.

Akhir kata, dalam kesempatan ini kami patut menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tinggi kepada semua pihak. Semoga LAKIP Sekretariat KKI ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, baik sebagai informasi maupun evaluasi kinerja.

Jakarta, Januari 2015

Sekretaris Konsil Kedokteran Indonesia

drg. ASTRID, MH.Kes NIP. 195701301985032001

(4)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

RINGKASAN EKSEKUTIF ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Maksud dan Tujuan ... 2

C. Tugas Pokok dan Fungsi ... 3

D. Sistematika ... 4

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 5

A. Perencanaan Kinerja ... 5

1. Visi dan Misi ... 5

2. Peta Strategis Konsil Kedokteran Indonesia ... 6

3. Tujuan dan Sasaran ... 6

4. Rencana Strategi 2011 – 2015 ... 7

5. Indikator Kegaitan Pengelolaan KKI……… ... 17

5. Program tahun 2015 ……….. 19

B. Perjanjian Kinerja ... 20

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2011 ... 22

A. Pengukuran Kinerja dan Analisis Pencapaian Kinerja ... 22

1. Pengukuran Kinerja ………. . 23

2. Analisis Pencapaian Kinerja ... 23

B. Kegiatan lain ... 31

1. Target dan Hasil Pencapaiannya ... 31

2. Analisis dan capaian kegiatan ... 32

(5)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 iv

C. Sumber Daya ... 35

1. Sumber Daya Manusia ... 35

2. Sumber Daya Anggaran ... 39

3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana ... 42

BAB IV KESIMPULAN ... 43

LAMPIRAN ... 46

(6)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 v

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Akutabilitas Sekretariat KKI tahun 2015 ini secara garis besar berisikan informasi mengenai rencana kinerja dan

capaian kinerja yang telah dicapai selama satu tahun. Rencana Kinerja (Perfomance Plan) 2015 dan Penetapan Kinerja 2015 merupakan program kerja yang ingin dicapai semalam tahun 2015 yang sepenuhnya mengancu pada Rencana Strategis 2011- 2015 Konsil Kedokteran Indonesia.

Sementara itu, capaian hasil realisasi seluruh

kegiatan selama tahun 2015 yang memang diarahkan bagi pemenuhan target yang ditetapkan dalam Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) Tahun 2015.

Secara keseluruhan, hasil capaian kinerja tahun 2015 menunjukkan bahwa Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia memenuhi Sasaran Strategis yang ditargetkan. Pengukuran keberhasilan kinerja dilakukan dengan membandingkan target yang ingin capai dengan target tahun lalu. Adapun target pencapaian sasaran kinerja Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia yang dituangkan dalam RKP Sekretariat KKI tahun 2015 sebagai berikut :

No Kegiatan Sasaran Indikator Target 2012

1 Pengelolaan Konsil Kedokteran Indonesia

Meningkatnya pelayanan registrasi dan penyelenggaraan standarisasi

pendidikan profesi, pembinaan serta penanganan kasus pelanggaran disiplin Dokter dan Dokter Gigi

1. Jumlah penanganan kasus pelanggaran disiplin Dokter dan Dokter Gigi yang terselesaikan

37

2. Jumlah Surat Tanda Registrasi (STR) Dokter dan Dokter Gigi yang teregistrasi dan terselesaikan tepat waktu

20.000

Secara keseluruhan hasil capaian kinerja tahun 2015 menunjukkan bahwa

Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia

memenuhi sasaran strategis yang

ditargetkan

(7)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 vi

Di dalam mencapai sasaran Renstra KKI dan juga indikator kinerja Sekretraiat KKI dalam Renstra Kementerian kesehatan maka program utama Sekretariat KKI adalah Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya yang dituangkan dalam Kegiatan Dukungan Manajemen Konsil Kedokteran Indonesia tahun 2015 yang dijabarkan dalam 9 (sembilan) output kegiatan sebagai berikut :

No Output Kegiatan

1 Penanganan Kasus Pengaduan Pelanggaran Disiplin Dokter dan Dokter Gigi

2 Laporan Layanan Surat Tanda Regstrasi (STR) Dokter dan Dokter Gigi (PNBP)

3 Pengembangan Media Informasi KKI 4 Kebijakan dan Ketentuan KKI

5 Dokumen Perencanaan, Penganggaran, Program pembinaan dan Evaluasi

6 Layanan Perkantoran

7 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 8 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

9 Gedung/Bangunan

Hasil pencapaian idikator kinerja utama Set KKI yaitu penangannan kasus pengaduan pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi dan jumlah STR dokter dan dokter gigi, dimana untuk indikator pertama tidak bisa memenuhi target dikarenakan adanya penyesuaian dalam penanganan pengaduan dugaan pelanggaran displin dalam menerapkan Perkonsil 32 Tahun 2014 tentang tata cara penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi, sedangkan untuk indikator utama yang kedua melebihi target dikarenakan jumlah lulusan baru tidak dapat diprediksi secara akurat. Sedangkan untuk indikator pedukung hasilnya mencapai target yang ditetapkan. Tabel pencapaian pelaksanaan kegiatan tahun 2015 dapat disampaikan sebagai berikut :

(8)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 vii

Tabel Capaian Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2015

Kegiatan Sasaran Indikator kinerja utama

Target

2015 Capaian %

Pengelolaan Konsil Kedokteran Indonesia

Meningkatnya pelayanan registrasi dan penyelenggaraan standarisasi pendidikan profesi, pembinaan serta penanganan kasus pelanggaran disiplin Dokter dan Dokter Gigi

1. Jumlah

penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi yang

terselesaikan

37 31 83,78

2. Jumlah Surat Tanda Registrasi (STR) dokter dan dokter gigi yang teregistrasi dan terselesaikan tepat waktu

20.000 25246 126,23

Indikator kinerja lain (pendukung)

Target

2015 Capaian %

3. Jumlah

Produk/Kebijakan KKI

7 9 128,57

4. Dukungan Administrasi KKI

100% (12

bln) 12 100,00

Walaupun pencapaian kinerja sudah cukup baik, namun masih ada permasalahan yang menghadang, yaitu antara lain : Belum optimalnya penanganan kasus di daerah, dimana kurangnya dukungan dari aparat kesehatan di daerah (Dinkes Prop/Kab/Kota, Rumah Sakit, serta Organisasi Profesi tingkat wilayah/cabang) dalam hal pelaksanaan keputusan penegakkan disiplin, adanya penyesuaian dalam penanganan pengaduan dugaan pelanggaran disiplin baik dalam menerapkan Perkonsil 32 tahun 2014 tentang tata cara Penanganan Kasus Pelanggaran Disiplin Dokter dan Dokter Gigi.

Pemecahannya adalah dengan koordinasi dan advokasi dengan Organisasi Profesi, Dinas Kesehatan dan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan penegakkan disiplin, melalui rapat koordinasi wilayah, bimbingan teknis, rapat

(9)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 viii

kerja, dan lain-lain. Sehingga aparat kesehatan terkait dapat melaksanakan hasil keputusan penegakkan disiplin sesuai dengan tugas dan perannya sebagaimana tercantum dalam Undang Undang nomor 29 tahun 2004.

Anggaran yang dialokasikan pada tahun 2015 untuk Sekretrariat KKI adalah sebesar Rp. 32,998,882,000,- (tiga puluh dua miyar sembilan ratus sembilan puluh delapan juta delapan ratus delapan puluh dua ribu rupiah). Sedangkan realisasi anggaran untuk kegiatan-kegiatan diatas pada tahun 2015 sejumlah Rp. 22,996,184,555,- (dua puluh dua milyar sembilan ratus sembilan puluh enam juta seratus delapan puluh empat ribu lima ratus lima puluh lima rupiah), prosentase penyerapan anggaran KKI sejumlah 69,69%, hal yang tidak dapat terealisasikan adalah anggaran untuk peningkatan besaran honorarium anggota KKI dan anggota MDKI sebesar Rp. 4.590.162.000,- yang harus dilengkapi dengan data dukung berupa Peraturan Presiden sebagai landasan hukum pemberian besaran honorarium tersebut.

(10)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

alah satu unsur utama dalam sistem pelayanan kesehatan yang prima adalah tersedianya pelayanan profesional oleh dokter dan dokter gigi yang kompeten yang bekerja untuk melindungi masyarakat dengan memberikan pelayanan medik yang aman.

Atas dasar hal tersebut maka diterbitkan Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran yang mengatur praktik dokter dan dokter gigi agar berkualitas baik dan terpelihara mulai dari pendidikan, registrasi dan pembinaannya.

Untuk mewujudkan tujuan di atas, maka UU No. 29/2004 mengamanahkan membentuk sebuah lembaga negara yaitu Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). KKI merupakan suatu badan otonom dan mandiri yang bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia yang mempunyai fungsi pengaturan, pengesahan, penetapan, serta pembinaan dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medis.

Asas praktik kedokteran adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai ilmiah, manfaat, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan serta perlindungan dan keselamatan pasien. Nilai ilmiah yang dimaksud bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi serta etika profesi yang diperoleh baik pendidikan formal maupun non formal secara berkeseimbangan serta pengalaman praktik di lapangan. Penyelenggaraan Praktik Kedokteran harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Praktik kedokteran harus mampu memberikan

(11)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 2 pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya yang terjangkau dan pelayanan yang bermutu.

Kewenangan KKI dalam peningkatan mutu pelayanan medis antara lain dengan menyetujui dan menolak permohonan registrasi dokter dan dokter gigi; menerbitkan dan mencabut surat tanda registrasi dokter dan dokter gigi;

mengesahkan standar kompetensi dokter dan dokter gigi; melakukan pengujian terhadap persyaratan registrasi dokter dan dokter gigi;

mengesahkan penerapan cabang ilmu kedokteran dan kedokteran gigi;

melakukan pembinaan bersama terhadap dokter dan dokter gigi mengenai pelaksanaan etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi profesi; dan melakukan pencatatan terhadap dokter dan dokter gigi yang dikenakan sanksi oleh organisasi profesi atau perangkatnya karena melanggar ketentuan etika profesi. Dalam menjalankan seluruh kewenangannya tersebut dijabarkan dalam peran KKI sebagai regulator, asesor, dan inisiator sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam menjalankan penegakan disiplin kedokteran, sesuai dengan UU No.

29/2004 dibentuk Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia dengan tugas : (1). Menerima pengaduan, memeriksa, dan memutuskan kasus pelangaran disiplin dokter dan dokter gigi yang diajukan; dan (2). Menyusun pedoman dan tata cara penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter atau dokter gigi.

Untuk mendukung pelaksanaan administrasi, sebagaiman UU No. 29/2004 pasal 20, KKI dibantu oleh sekretariat dengan dipimpin oleh seorang sekretaris yang diangkat oleh Menteri Kesehatan. Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No.1442/Menkes/Per/X/2005 tanggal 11 Oktober 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia mempunyai fungsi : (1) pelaksanaan fasilitasi standardisasi pendidikan profesi; (2) pelaksanaan fasilitasi registrasi; (3) pelaksanaan fasilitasi

(12)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 3 pembinaan dan pelayanan hukum; dan (3). Pelaksanaan administrasi umum dan hubungan masyarakat.

B. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja ini dimaksudkan sebagai pertanggung jawaban terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat KKI dalam rangka memfasilitasi penyelenggaraan tugas, fungsi dan wewenang KKI dan MKDKI,

Tujuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja ini adalah merupakan laporan kinerja dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya selama periode Januari sampai dengan 31 Desember 2015 dan merupakan laporan kinerja selama periode 5 (lima) tahun yaitu tahun 2011-2015 Renstra Konsil Kedokteran Indonesia serta laporan kinerja pada Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat KKI tahun 2015 ini disampaikan kepada : (1). Ketua KKI untuk laporan pelaksanaan program KKI secara menyeluruh sebagai bahan evaluasi program; (2). Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat KKI; dan (3). Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal sebagai bahan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Kesehatan Tahun 2015.

C. Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat KKI

Sebagaimana pasal 2 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:

1442/Menkes/Per/X/2005 tanggal 11 Oktober 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat KKI, tugas Sekretariat KKI adalah memberikan dukungan teknis dan administrasi kepada semua unsur di KKI, termasuk MKDKI.

(13)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 4 Dalam melaksanakan tugasnya Sekretariat KKI menyelenggaraan fungsi sebagai berikut :

1. Pelaksanaan fasilitas standarisasi pendidikan profesi;

2. Pelaksanaan fasilitasi registrasi;

3. Pelaksanaan fasilitas pembinaan dan pelayanan hukum;

4. Pelaksanaan administrasi umum dan hubungan masyarakat.

Sekretariat KKI sebagai unsur pembantu pelaksana tugas KKI berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Ketua KKI, dan sebagai penangggung jawab serta pelaksana administrasi dan manajemen KKI Sekretariat KKI juga bertanggungjawab kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan. Maka dalam melaksanakan tugas memberikan dukungan teknis dan administrasi untuk kelancaran pelaksanaan program kegiatan KKI mengacu kepada sasaran dan strategi RENSTRA KKI dan RENSTRA Kemenkes RI.

D. Sistimatika Penulisan

Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat KKI Tahun 2015 sebagai berikut :

Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang Latar Belakang Penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), maksud dan tujuan penulisan laporan, tugas pokok dan fungsi Sekretariat KKI serta sistematika penulisan laporan.

(14)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 5 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Menggambarkan Rencana Strategis (RENSTRA) KKI dan keterkaitan dengan Renstra Kementerian Kesehatan. Diuraikan juga mengenai visi dan misi, tujuan, stratejik termasuk Peta Strategis Konsil Kedokteran Indonesia sasaran tahun 2011-2015, kebijakan dan program kerja Tahun 2015-2019 serta penetapan kinerja tahun 2015-2019.

BAB III ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2014

Menjelaskan mengenai pengukuran kinerja, realisasi pencapaian sasaran tahun 2015-2019, evaluasi dan analisis kinerja 2015-2019 serta realisasi akuntabilitas keuangan.

BAB IV SIMPULAN

LAMPIRAN

(15)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 6

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Perencanaan Kinerja 1. VISI dan MISI

isi dan misi, nilai dan tujuan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) merupakan landasan ideal KKI dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya. Adapun sasaran dan strategi yang tertuang dalam RENSTRA KKI adalah merupakan acuan bagi Sekretariat KKI dalam melaksanakan tugasnya memberikan dukungan teknis dan administrasi kepada semua unsur di KKI dalam rangka terwujudnya visi dan misi yang telah ditetapkan.

Visi

Konsil Kedokteran Indonesia sebagai organisasi mandiri mempunyai Visi

”MENJADI REGULATOR PRAKTIK KEDOKTERAN UNTUK TERWUJUDNYA PROFESIONALISME DOKTER DAN DOKKTER GIGI YANG MELINDUNGI MASYARAKAT”.

Misi

Konsil Kedokteran Indonesia mempunyai Misi :

a. Menjamin penerapan standar tertinggi pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi;

b. Memelihara dan meningkatkan profesionalisme dokter dan dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran melalui upaya pemeliharaan registrasi, pembinaan, dan penegakan disiplin profesi dalam rangka melindungi masyarakat;

c. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas manajemen dalam mendukung penyelenggaraan program KKI.

(16)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 7

2. Peta Strategis Konsil Kedokteran Indonesia

Diagram 1. Peta Strategis

3. Tujuan dan Sasaran

Guna mencapai sebagaimana tergambar dalam peta strategis di atas dan mewujudkan harapan akhir tahun Renstra KKI 2011-2015 yaitu akan terjadi perubahan yang berarti baik dalam sistem pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi, sistem registrasi dokter dan dokter gigi, dan pembinaan praktik dokter dan dokter gigi di Indonesia serta penanganan kasus pelanggaran disiplin praktik kedokteran, maupun sistem administrasi dan keuangan Sekretariat KKI sebagai faktor pendukung maka diperlukan sasaran program, dan kegiatan sebagai berikut.

(17)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 8 Sasaran yang ingin dicapai lima tahun kedepan adalah:

a. terciptanya kepastian hukum tentang pembukaan program studi (prodi) pendidikan kedokteran / kedokteran gigi dan terselenggaranya asesmen kebutuhan dokter / dokter gigi serta asesmen prodi pendidikan kedokteran / kedokteran gigi yang mengacu pada pedoman yang rinci dan berjenjang;

b. seluruh program pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi di Indonesia menerapkan standar pendidikan profesi dan standar kompetensi pada setiap disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi;

c. terselenggaranya peningkatan dan penjagaan mutu pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi secara berkala dan berkesinambungan;

d. tersedianya regulasi bagi dokter dan dokter gigi dalam memperoleh kewenangan tambahan atau kewenangan lain;

e. tersedianya sistem registrasi dokter dan dokter gigi yang terpadu dan sinkron baik secara manual maupun online (E-Registration);

f. tersedianya sistem pembinaan penyelenggaraan praktik kedokteran dan terselenggaranya penanganan pengaduan dugaan pelanggaran disiplin kedokteran dan kedokteran gigi yang efisien dan efektif oleh MKDKI dan MKDKP dengan kualitas keputusan yang tepat;

g. terselenggaranya praktik kedokteran yang baik;

h. meningkatnya penerapan good governance sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Rencana Strategi 2011 – 2015.

Untuk mencapai 8 (delapan) sasaran tersebut, KKI menetapkan strategi bagi masing-masing sasaran, yaitu sebagai berikut

(18)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 9 SASARAN 1

Terciptanya kepastian hukum tentang pembukaan program studi (prodi) pendidikan kedokteran / kedokteran gigi dan terselenggaranya asesmen kebutuhan dokter / dokter gigi serta asesmen prodi pendidikan kedokteran/ kedokteran gigi yang mengacu pada pedoman yang rinci dan berjenjang.

STRATEGI 1

1.1. Mengembangkan sistem analisis pendidikan dokter/dokter gigi, dokter spesialis/dokter gigi spesialis berdasarkan kebutuhan nasional.

Program:

1.1.a. Pengkajian tentang pendidikan dokter/dokter gigi, dokter spesialis/dokter gigi spesialis berdasarkan kebutuhan nasional.

1.1.b. Pengembangan regulasi tentang kebutuhan dan kelayakan prodi serta regulasi tentang pendidikan dokter/dokter gigi, dokter spesialis/dokter gigi spesialis sesuai kebutuhan nasional.

1.2. Mengembangkan kebijakan pemberian rekomendasi pembukaan, pembinaan, dan penutupan prodi pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi.

Program:

1.2.a Pengembangan regulasi pemberian rekomendasi pembukaan pembinaan, dan penutupan prodi baru pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi.

1.2.b. Penyusunan pedoman-pedoman pemberian rekomendasi pembukaan prodi baru pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi.

1.2.c. Pengembangan sistem penilaian kelayakan prodi baru pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi.

(19)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 10 1.2.d. Peningkatan sosialisasi dan diseminasi regulasi dan pedoman-

pedoman pembukaan prodi baru pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi.

SASARAN 2

Seluruh program pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi di Indonesia menerapkan standar pendidikan profesi dan standar kompetensi pada setiap disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi.

STRATEGI 2

2.1. Menyempurnakan standar pendidikan dan standar kompetensi dokter/dokter gigi, dokter spesialis/dokter gigi spesialis.

Program:

2.1.a. Penyempurnaan standar pendidikan dan standar kompetensi dokter/dokter gigi, dokter spesialis/dokter gigi spesialis.

2.1.b. Pengembangan sistem e-learning dalam pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi.

2.1.c. Penyelesaian masalah tumpang tindih dan pencabangan ilmu kedokteran dan kedokteran gigi.

2.1.d. Peningkatan sosialisasi dan diseminasi standar pendidikan dan standar kompetensi.

2.2. Memastikan penerapan standar pendidikan dan standar kompetensi oleh seluruh institusi pendidikan kedokteran /kedokteran gigi.

Program:

2.2.a. Penyelenggaraan koordinasi dengan pemangku kepentingan dalam rangka memastikan penerapan standar pendidikan dan standar kompetensi.

2.2.b. Penyelenggaraan bimbingan teknis penerapan standar pendidikan dan standar kompetensi.

(20)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 11 SASARAN 3

Terselenggaranya penjaminan mutu pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi secara berkala dan berkesinambungan.

STRATEGI 3

3.1. Mengembangkan rumusan jenjang pendidikan profesi kedokteran.

Program:

3.1.a. Pengkajian sistem (termasuk jenjang) pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi.

3.1.b. Pengembangan rumusan jenjang pendidikan profesi kedokteran berikut gelarnya.

3.2. Merumuskan pengembangan sistem akreditasi pendidikan dokter dan dokter gigi termasuk didalamnya rumah sakit pendidikan bersama pemangku kepentingan.

Program:

3.2.a. Pembentukan komite akreditasi mandiri bersama BAN PT.

3.2.b. Penyelenggaraan akreditasi program studi pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi.

3.3. Melakukan evaluasi dokter/dokter gigi lulusan luar negeri.

Program:

3.3.a Penyempurnaan sistem evaluasi dokter/dokter gigi lulusan luar negeri termasuk di dalamnya program adaptasi di institusi pendidikan.

3.3.b. Penyelenggaraan evaluasi dokter/dokter gigi lulusan luar negeri bersama pemangku kepentingan.

3.4. Merumuskan kebijakan reschooling dokter/dokter gigi, dokter spesialis/dokter gigi spesialis yang terkena sanksi pelanggaran disiplin.

(21)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 12 Program:

3.4.a Pengembangan sistem reschooling untuk dokter/dokter gigi, dokter spesialis/dokter gigi spesialis yang terkena sanksi pelanggaran disiplin.

3.4.b. Peningkatan sosialisasi dan diseminasi sistem reschooling.

3.5. Mengembangkan sistem penapisan teknologi kedokteran untuk melindungi keselamatan pasien.

Program:

3.5.a. Pengkajian technology assessment di bidang kedokteran dan kedokteran gigi bersama pemangku kepentingan terkait.

3.5.b. Pengembangan sistem penapisan teknologi kedokteran dan kedokteran gigi bersama pemangku kepentingan terkait.

3.6. Mengembangkan sistem penjaminan mutu lulusan dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis.

Program:

3.6.a. Pengembangan sistem penjaminan mutu lulusan dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis.

3.7. Mengembangkan koordinasi sistem penjaminan mutu pelaksanaan CPD.

Program:

3.7.a. Pengembangan koordinasi sistem penjaminan mutu pelaksanaan CPD.

3.8. Meningkatkan kemampuan leadership & manajemen untuk institusi pendidikan kedokteran (IPK) & institusi pendidikan kedokteran gigi (IPKG).

(22)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 13 Program:

3.8.a. Pengembangan pedoman kemampuan leadership dan manajemen untuk IPK & IPKG.

3.8.b. Penyelenggaraan pelatihan kemampuan leadership dan manajemen untuk IPK & IPKG.

SASARAN 4

Tersedianya regulasi bagi dokter dan dokter gigi dalam memperoleh kewenangan tambahan atau kewenangan lain.

STRATEGI 4

a. Mengembangkan sistem analisis kebutuhan kewenangan tambahan atau kewenangan lain bagi dokter dan dokter gigi.

Program:

4.1.a. Pengkajian tentang kebutuhan kewenangan tambahan atau kewenangan lain di daerah-daerah.

4.1.b. Pengembangan regulasi tentang pemberian kewenangan tambahan atau kewenangan lain.

4.2. Mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan kewenangan tambahan.

Program:

4.2.a. Penyelenggaraan monev pelaksanaan pendidikan dan/atau pelatihan kewenangan tambahan.

4.2.b. Penyelenggaraan monev pemberian dan penerapan kewenangan tambahan.

4.2.c. Peningkatan sosialisasi dan diseminasi regulasi kewenangan tambahan.

(23)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 14 SASARAN 5

Tersedianya sistem registrasi dokter dan dokter gigi yang terpadu baik secara manual maupun online (E-Registration).

STRATEGI 5

5.1. Menyempurnakan regulasi registrasi WNI dan WNA.

Program:

5.1.a. Penyempurnaan regulasi registrasi WNI dan WNA serta penyusunan instrumen dan penyusunan key performance indicator (KPI).

5.1.b. Peningkatan sosialisasi dan diseminasi regulasi registrasi.

5.2. Meningkatan kualitas pelayanan registrasi secara manual, offline, dan online.

Program:

5.2.a Peningkatan kualitas pelayanan registrasi WNI dan WNA 5.2.b. Peningkatan koordinasi implementasi sistem registrasi WNI

dan WNA secara manual, offline, dan online dengan para pemangku kepentingan (stakeholders)

5.2.c. Peningkatan manajemen keadministrasian registrasi dan kualitas SDM

5.3. Mengembangkan sistem manajemen data dan informasi registrasi.

Program:

5.3.a. Pengembangan sistem manajemen data dan informasi registrasi

SASARAN 6

Tersedianya sistem pembinaan penyelenggaraan praktik kedokteran dan terselenggaranya penanganan pengaduan dugaan pelanggaran disiplin

(24)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 15 kedokteran dan kedokteran gigi yang efisien dan efektif oleh MKDKI dan MKDKP dengan kualitas keputusan yang tepat.

STRATEGI 6

6.1. Mengembangkan sistem pembinaan dokter/dokter gigi, dokter spesialis/dokter gigi spesialis, dan masyarakat penerima jasa pelayanan kedokteran dan kedokteran gigi.

Program:

6.1.a. Pengembangan sistem pembinaan dokter/dokter gigi, dokter spesialis/dokter gigi spesialis, dan masyarakat penerima jasa pelayanan kedokteran dan kedokteran gigi.

6.1.b. Penyusunan dan penetapan pedoman komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) bagi masyarakat.

6.2. Mengembangkan sistem kerja sama lintas sektor.

Program:

6.2.a Pengembangan kerja sama lintas sektor.

6.2.b. Pengembangan kerja sama dengan lembaga mediasi sengketa medik.

6.2.c. Peningkatan sosialisasi dan diseminasi penyelesaian sengketa medik melalui mediasi.

6.3. Mengembangkan sistem penegakan disiplin dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis.

Program:

6.3.a. Pengembangan regulasi tentang disiplin dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis serta penegakannya.

6.3.b. Penyempurnaan tata cara penegakan disiplin kedokteran dan kedokteran gigi.

(25)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 16 6.3.c. Pengembangan sistem manajemen data dan informasi

dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis yang melakukan pelanggaran norma etik, disiplin, dan hukum.

6.3.d. Penyelenggaraan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait penegakan disiplin kedokteran dan kedokteran gigi.

6.3.e. Pengembangan sistem/mekanisme pembinaan dan pengawasan terhadap dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis yang dikenakan sanksi disiplin.

6.3.f. Peningkatan sosialisasi dan diseminasi regulasi tentang disiplin dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis serta penegakannya.

6.4. Meningkatkan pemahaman tentang profesionalisme dokter dan dokter gigi.

Program:

6.4.a. Pengembangan berbagai standar dan pedoman praktik kedokteran yang terkait profesionalisme dokter dan dokter gigi.

6.4.b. Peningkatan pemahaman profesionalisme dokter dan dokter gigi.

6.5. Mengembangkan jaringan kerja MKDKI pada tingkat regional.

Program:

6.5.a. Pengembangan regulasi pembentukan MKDKP.

6.5.b. Pembentukan MKDKP.

6.6. Meningkatkan efektivitas penegakan disiplin kedokteran.

Program:

6.6.a. Penatalaksanaan penanganan pengaduan dugaan pelanggaran disiplin kedokteran dan kedokteran gigi.

(26)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 17 6.6.b. Peningkatan kemampuan SDM dalam rangka pelaksanaan

fungsi dan tugas MKDKI dan MKDKP.

SASARAN 7

Terselenggaranya praktik kedokteran yang baik.

STRATEGI 7

7.1. Mengembangkan sistem monev penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik di Indonesia.

Program:

7.1.a. Pengembangan sistem monev penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik.

7.1.b. Pengembangan konsep publikasi tentang praktik kedokteran yang baik.

7.1.c. Peningkatan sosialisasi dan diseminasi penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik.

7.1.d. Penyelenggaraan advokasi penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik.

7.2. Mengembangkan sistem analisis (kajian – kajian) praktik kedokteran dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan nasional dan internasional.

Program:

7.2.a. Penelitian penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik.

7.2.b. Pengembangan sistem analisis (kajian – kajian) praktik kedokteran dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan nasional dan internasional.

7.2.c. Pengembangan kerja sama internasional.

(27)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 18 7.3. Meningkatkan pembentukan dan reviu peraturan perundang-

undangan.

Program:

7.3.a Peningkatan pembentukan dan reviu peraturan perundang- undangan.

SASARAN 8

Meningkatkan penerapan good governance sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

STRATEGI 8

8.1. Meningkatkan kualitas SDM.

Program:

8.1.a. Peningkatan dan pengembangan SDM.

8.2. Mengembangkan konsep tupoksi Sekretariat KKI.

Program:

8.2.a Pengembangan konsep tupoksi Sekretariat KKI.

8.2.b. Perencanaan program dan anggaran tupoksi KKI.

8.3. Meningkatkan pelayanan administrasi dan perkantoran.

Program:

8.3.a. Peningkatan pelayanan administrasi dan perkantoran.

8.3.b. Pembangunan gedung kantor.

8.3.c. Pengembangan infrastruktur informasi dan teknologi (IT) KKI.

5. Indikator Kegiatan Pengelolaan Konsil Kedokteran Indonesia.

Keberadaan KKI walaupun merupakan lembaga independen secara administrasi dan substansi tidak terlepas dari peran Kementerian Kesehatan. Strategi dalam renstra KKI mendorong program kerja dari rencana strategis Kementerian Kesehatan. Dalam renstra Kementerian

(28)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 19 Kesehatan 2015-2019 kegiatan Pengelolaan Konsil Kedokteran Indonesia merupakan bagian dari program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya. Indikator yang ditetapkan dalam renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 untuk kegiatan Pengelolaan Konsil Kedokteran Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Jumlah penanganan kasus pelanggaran disiplin Dokter dan Dokter Gigi yang terselesaikan sebanyak 37 kasus

b. Jumlah Surat Tanda Registrasi (STR) Dokter dan Dokter Gigi yang teregistrasi dan terselesaikan tepat waktu sebanyak 20.000 STR.

Berikut adalah indikator luaran dari Kegiatan Pengelolaan Konsil Kedokteran Indonesia, target per tahun dan serta definisi operasionalnya Kegiatan : Pengelolaan Konsil Kedokteran Indonesia

Sasaran : Terselenggaranya registrasi, pendidikan, profesi, pembinaan serta penanganan kasus dugaan pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi

Tabel 1. Matrik Kinerja Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia

No Indikator Definisi Operasional

Target

2015 2016 2017 2018 2019

1

Jumlah penanganan kasus pelanggaran disiplin

Dokter dan Dokter Gigi

yang terselesaikan

Pengaduan dari masyarakat tentang adanya pelanggaran disiplin profesi kedokteran yang ditangani secara progresif dalam tahapan

penyelesaiannya

37

37

37

37

37

2

Jumlah Surat Tanda

Registrasi (STR) Dokter

dan Dokter Gigi yang teregistrasi dan

terselesaikan tepat waktu

Penerbitan STR sebagai bukti tertulis pengakuan Negara terhadap kewenangan dan kompetensi dr/drg yang akan

menajalankan praktik kedokteran di Indonesia yang dapat diselesaikan

20,000

72,000

35,000

20,000

20,000

(29)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 20

6. Program dan Kegiatan Tahun 2015

Untuk mencapai tujuan dan sasaran lima tahun ke depan KKI, maka secara bertahap ditetapkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dengan program utama Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya yang diimplemtasikan dalam output kegiatan Sekretariat Konsil Kedokteran.

Untuk tahun 2015 Kegiatan Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia merupakan kegiatan yang secara spesifik diadakan untuk mencapai target dan disertai dengan kegiatan-kegiatan pendukung pencapaian target. Kegiatan Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia tahun 2015 yaitu sebagai berikut :

Tabel 2. Kegiatan Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia tahun 2015

Kegiatan Sasaran Output Kegiatan

Pengelolaan Konsil

Kedokteran Indonesia

Meningkatnya pelayanan registrasi dan penyelenggaraan standarisasi pendidikan profesi,

pembinaan serta penanganan kasus

pelanggaran disiplin Dokter dan Dokter Gigi

1. Penanganan Kasus Pengaduan Pelanggaran Disiplin Dokter dan Dokter Gigi

2. Laporan Layanan Surat Tanda Regstrasi (STR) Dokter dan Dokter Gigi (PNBP)

3. Pengembangan Media Informasi KKI

4. Kebijakan dan Ketentuan KKI 5. Dokumen Perencanaan,

Penganggaran, Program

Pembinaan dan Evaluasi 6. Layanan Perkantoran

7. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

8. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

9. Gedung/Bangunan

(30)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 21

B. Perjanjian Kinerja

Penjabaran dari Sasaran dan Program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategi dilaksanakan oleh Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia termasuk ke dalam kegiatan secara tahunan. Perencanaan kinerja tahun 2015 didokumentasikan dalam Rencana Kinerja Tahunan (Annual Performance Plan). Di dalam Rencana Kinerja Tahunan ditetapkan target kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan.

Target kinerja ini akan menjadi komitmen bagi Konsil Kedokteran Indonesia untuk dicapai dalam tahun 2015.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran lima tahun ke depan sebagaimana tersebut diatas, maka telah ditetapkan sasaran, indikator kinerja dan alokasi anggaran Sekretariat KKI tahun 2015, sebagai berikut :

Tabel 3. indikator kinerja dan alokasi anggaran Sekretariat KKI tahun 2015

Kegiatan Sasaran Indikator kinerja utama

Target 2015

Alokasi Anggaran 2015

Pengelolaan Konsil Kedokteran Indonesia

Meningkatnya pelayanan registrasi dan penyelenggaraan standarisasi pendidikan profesi, pembinaan serta penanganan kasus pelanggaran disiplin Dokter dan Dokter Gigi

1. Jumlah penanganan kasus pelanggaran disiplin

Dokter dan Dokter Gigi

yang terselesaikan

37 Rp. 1.250.000.000

2. Jumlah Surat Tanda

Registrasi (STR) Dokter

dan Dokter Gigi yang teregistrasi dan

terselesaikan tepat waktu

20.000 Rp.4.941.300.000

Indikator kinerja lain (pendukung)

Target 2015

Alokasi Anggaran 2015

(31)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 22 Kegiatan Sasaran Indikator kinerja

utama

Target 2015

Alokasi Anggaran 2015

3. Jumlah

Produk/Kebijakan KKI

7 Rp. 5.470.117.000

4. Dukungan Administrasi KKI

100%

(12 bln) Rp. 21.337.465.000

TOTAL Rp.32.998.882.000

(32)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 23

BAB III

AKUNTABILIAS KINERJA TAHUN 2015

A. Pengukuran Kinerja dan Analisis Pencapaian Kinerja 1. Pengukuran Kinerja

engukuran keberhasilan kinerja Sekretariat KKI didasarkan dengan membandingkan capaian kinerja tahun berjalan dengan target serta dengan pencapaian selama 4 (empat) tahun sebelumnya melalui pembandingan jumlah Surat Tanda Registrasi dokter dan dokter gigi yang diterbitkan dan jumlah penanganan pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi. Pencapaian kinerja dari dua indikator tersebut pada tahun 2015, digambarkan dengan tabel di bawah ini.

Tabel 4. Pencapaian Kinerja

Sasaran Indikator

Tahun 2015 Target Capaian

Meningkatnya pelayanan registrasi dan

penyelenggaraan standarisasi

pendidikan profesi, pembinaan serta penanganan kasus pelanggaran disiplin Dokter dan Dokter Gigi

Jumlah penanganan kasus pelanggaran disiplin

Dokter dan Dokter Gigi yang terselesaikan

37 31

Jumlah Surat Tanda Registrasi (STR) Dokter dan Dokter Gigi

yang teregistrasi dan terselesaikan tepat waktu

20.000 25.246

Terlihat dalam tabel bahwa pada tahun 2015, pencapaian indikator untuk jumlah penanganan kasus pelanggaran disiplin mengalami penurunan yaitu hanya mencapai 31 kasus yang terselesaikan dari 37 kasus yang ditargetkan, sedangkan jumlah STR melampaui yang ditargetkan, dari

(33)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 24 target 20.000 STR telah terselesaikan 25.246 STR, yang kelebihannya didominasi oleh dokter/dokter gigi yang melakukan registrasi ulang.

2. Analisis Pencapaian Kinerja

a. Penanganan kasus pelanggaran disiplin profesi dokter dan dokter gigi

Target indikator “Jumlah penanganan kasus pelanggaran disiplin Dokter dan Dokter Gigi yang terselesaikan” berdasarkan Renstra Kemenkes Tahun 2010-2014 merupakan target kumulatif, target penyelesaian kasus yang ditetapkan adalah sebanyak 160 kasus dan telah terealisasi sebanyak 211 kasus atau sebesar 131%. Sedangkan berdasarkan renstra Kemenkes Tahun 2015-2019, telah ditetapkan target sebanyak 37 kasus pertahun, yang mana ditahun 2015 hanya mampu menyelesaikan 31 kasus. Hal tersebut disebabkan oleh adanya pergantian Perkonsil mengenai Tata Cara Penanganan Kasus Pelanggaran Disiplin DOkter/Dokter Gigi dari Perkonsil No 20 tahun 2014 menjadi Perkonsil 32 tahun 2015, yang mengakibatkan perlunya penyesuaian dalam pelaksanaan penanganan pengaduan.

Grafik 2. Capaian indikator “Penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi yang terselesaikan” tahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015 secara komulatif

(34)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 25 Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mendorong pencapaian kinerja indikator dari tahun 2010 - 2015, adalah sebagai berikut :

1) Perbaikan regulasi penanganan kasus termasuk regulasi pelaksanaan keputusan

2) Pembagian kinerja MKDKI (Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia) yang efektif.

3) Sosialisasi fungsi dan peran MKDKI, sehingga berdampak pada peningkatan pengaduan

Sebagai upaya meningkatkan kinerja penanganan pengaduan dugaan pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi, maka pada tahun 2015, telah dilakukan penyusunan penyempurnaan SOP dan kode etik MKDKI. Namun demikian, masih diperlukan waktu untuk internalisasi sehingga dapat diimplementasikan di dalam MKDKI.

Permasalahan :

Dalam menangani pengaduan dugaan pelanggaran disiplin dokter/dokter gigi, masih terdapat beberapa permasalahan / kendala yang terjadi yaitu:

52

77

97

127

160

197

52

78

121

183

211

242

0 50 100 150 200 250 300

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Target Realisasi

(35)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 26 1) Belum optimalnya penanganan kasus di daerah, dimana

kurangnya dukungan dari aparat kesehatan di daerah (Dinkes Prop/Kab/Kota, Rumah Sakit, serta Organisasi Profesi tingkat wilayah/cabang) dalam hal pelaksanaan keputusan penegakkan disiplin.

2) Pengamanan dalam penanganan pengaduan khususnya pada tahapan sidang yang harus dilakukan di daerah masih belum ada, sehingga menjadi rawan khususnya jika kasus yang ditangani berasal dari daerah konflik atau jika kasus tersebut terkait dengan karakter yang keras pihak-pihak tertentu atau penuh dengan desakan pihak-pihak tertentu yang ingin mempengaruhi MKDKI dalam mengambil keputusan.

3) Pengaduan jumlah dugaan kasus dari daerah yang semakin meningkat belum diantisipasi dengan kecukupan alokasi anggaran yang memadai dan sistem penanganan kasus daerah yang belum terbentuk. Ditambah lagi bahwa pembentukan MKDKI Propinsi sulit direalisasikan, karena kurangnya dukungan dari daerah untuk organisasi dan personel seperti yang terjadi pada MKDKI-P Jawa Tengah pada 2013.

4) Adanya penyesuaian dalam penanganan pengaduan dugaan pelanggaran disiplin baik dalam menerapkan Perkonsil 32 tahun 2014 tentang tata cara Penanganan Kasus Pelanggaran Disiplin Dokter dan Dokter Gigi.

5) Ditiadakannya Honor Sidang untuk anggota majelis, sementara pada mejelis belum dilakukan penyesuaian honor bulanan.

Upaya pemecahan masalah:

1) Upaya pertama yang dilakukan adalah terus menerus melakukan koordinasi dan advokasi dengan Organisasi Profesi, Dinas

(36)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 27 Kesehatan dan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan penegakkan disiplin, melalui rapat koordinasi wilayah, bimbingan teknis, rapat kerja, dll. Sehingga aparat kesehatan terkait dapat melaksanakan hasil keputusan penegakkan disiplin sesuai dengan tugas dan perannya sebagaimana tercantum dalam UU nomor 29/2004

2) Meningkatkan independensi majelis dalam pengambilan keputusan sehingga terbebas dari tekanan atau desakan atau pun benturan kepentingan dari pihak manapun, walaupun dengan konsekuensi mengancam keamanan masing-masing personal baik majelis maupun petugas khusus yang ikut menangani penanganan pengaduan tersebut

3) Untuk antisipasi pendanaan penanganan kasus di daerah, dilakukan penambahan anggaran penanganan kasus. Untuk penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi di daerah selanjutnya. KKI dan MKDKI perlu dipikirkan kembali pembentukan MKDKI Propinsi, dimana perlu dilakukan kerjasama dengan Pemerintah Daerah

4) Dilakukan penyamaan persepsi dalam memahami dan mengimplementasikan Perkonsil 32 tahun 2015, yang selanjutnya akan dituangkan kembali dalam penyempurnaan SOP yang pada tahun 2015 belum selesai seutuhnya.

5) Mempercepat pengajuan peningkatan honor bulanan bagi anggota MKDKI sekaligus anggota KKI.

b. Jumlah Surat Tanda Registrasi (STR) Dokter dan Dokter Gigi yang teregistrasi

Target indikator “Jumlah Surat Tanda Registrasi (STR) Dokter dan Dokter Gigi yang teregistrasi dan terselesaikan tepat waktu”

merupakan target pertahun di tahun 2015, target yang ditetapkan

(37)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 28 adalah sebanyak 20.000 STR dan telah terealisasi sebanyak 25.246 STR atau sebesar 126.23 %.

Penambahan jumlah STR pertahun diterbitkan untuk dokter/dokter gigi lulusan baru, atau untuk dokter/dokter gigi asing yang mendapat STR Sementara (untuk praktik kedokteran dan fellowship), STR Bersyarat untuk dokter yang sedang melaksanakan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), STR dokter/dokter gigi yang melakukan Registrasi Ulang dan STR dokter/dokter gigi yang melakukan peningkatan kompetensi.

Selain itu, pencapaian kinerja indikator juga didukung dengan semakin banyaknya jumlah lulusan baru per tahun dan memang diketahui bahwa jumlah FK dan FKG yang meluluskan dokter dan dokter gigi meningkat pada tahun-tahun belakangan. Disamping itu kesadaran penegakkan aturan dan kesadaran terhadap pentingnya perlindungan hukum dalam praktik kedokteran, sehingga STR menjadi hal yang menjadi perhatian penting bagi dokter dan dokter gigi yang tidak dapat diabaikan.

Jika dibandingkan dengan pencapaian tahun – tahun sebelumnya maka target selalu terlampaui, seperti target tahun 2010 yaitu 108.000 dapat terealisasi sebanyak 115.155 dokter dan dokter gigi, sementara pada tahun 2011 dari target sebanyak 118.000 dapat direalisasikan sebanyak 125.465 dokter dan dokter gigi yang teregistrasi, tahun 2012 dari target 128.000 terealisasi sebanyak 135.739 dokter dan dokter gigi yang teregistrasi, pada tahun 2013 dari target 142.000 terealisasi 146.048 dokter dan dokter gigi yang teregistrasi dan pada tahun 2014 dari target 152.000 terrealisasi sebanyak 157.393 dokter dan dokter gigi yang terregistrasi. Dan bila dilihat dari pergerakan kenaikan

(38)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 29 jumlah STR cenderung stabil, hal ini memang sesuai dengan prediksi kenaikan jumlah dokter-dokter gigi baru.

Hal lain yang mendukung keberhasilan pencapaian target yaitu kecepatan penyelesaian penerbitan STR untuk dokter dan dokter gigi lulusan baru mulai dari FK dan FKG, Kolegium, Organisasi Profesi sampai dengan KKI semakin meningkat. Hal ini tidak terlepas dari penyempurnaan sistem, penyiapan regulasi, dan koordinasi dari semua pemangku kepentingan, termasuk KKI. KKI di tahun 2013 telah mendapatkan ISO 9001:2008 untuk pelayanan registrasi yang terakhir resertifikasi tahun 2015, kemudian meluncurkan web KKI yang didalamnya terdapat situs/pelayanan registrasi online, serta mendapatkan ISO 9001:2008 untuk Penerimaan dan Pengelolaan Pendapatan Negara Bukan Pajak yang telah diresertifikasi di tahun 2015.

Grafik 1

Capaian indikator “Jumlah Surat Tanda Registrasi (STR) Dokter dan Dokter Gigi yang teregistrasi “ Tahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015.

Permasalahan :

108000 118000 128000

142000 152000

172000

115155 125465 135739 146048

157393

182639

0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000 180000 200000

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Target Realisasi

(39)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 30 Penerbitan STR di tahun 2015 tidak ada masalah yang berarti, dilihat dari capaian realisasi registrasi dokter dan dokter gigi sudah melampaui target. Dari tahun 2010 sebetulnya capaian penerbitan STR selalu melampaui target, sebagaimana terlihat pada grafik di atas. Angka realisasi merupakan tersebut adalah angka kumulatif.

Dimana penambahan jumlah / angka dokter /dokter gigi teregistrasi berdasarkan oleh pendaftaran baru. Untuk dokter dan dokter gigi yang melakukan registrasi ulang tidak kembali terakumulasi di jumlah tersebut, namun dicatat tersendiri. Dari data yang seharusnya melakukan registrasi ulang di tahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 dan masih ada yang tersisa ditahun 2015. Sampai dengan 31 Desember 2015 tercatat jumlah dokter dan dokter gigi yang belum melakukan registrasi ulang adalah 16.436 dokter/dokter gigi. Namun demikian hal tersebut tidak dapat dikatakan bahwa ada penurunan capaian. Banyak dokter / dokter gigi yang belum melakukan registrasi ulang disebabkan karena peningkatan kompetensi ke spesialis (akan diregistrasi sebagai spesialis dengan nomor registrasi yang sama), dokter dan dokter gigi yang bekerja di Birokrasi sehingga tidak lagi memerlukan STR, dan dokter dokter gigi yang sudah meninggal atau tidak mampu lagi melakukan praktik kedokteran karena usia atau sebab lain.

Masalah yang perlu menjadi perhatian dalam hal registrasi baru dan ulang bagi dokter dan dokter gigi yang berpraktik di Indonesia antara lain:

1) Masih adanya perbedaan persepsi tentang penerbitan STR kewenangan internship bagi dokter terkait dengan pelaksanaan internship.

2) Masalah perlindungan hukum Peserta Didik Dokter Spesialis (PPDS) dan Peserta Didik Dokter Gigi Spesialis (PPDGS). Hampir semua dari mereka tidak melakukan registrasi ulang sebagai dokter / dokter gigi umum karena menunggu lulus dari

(40)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 31 pendidikannya (spesialis), namun demikian masa berlaku STR dokter / dokter gigi umum telah habis pada saat mereka pendidikan, sehingga pada saat masa itu mereka tidak terlindung secara hukum.

3) Belum adanya kesepakatan yang solid tentang domestik regulation baik di tingkat nasional maupun regional untuk dokter dan dokter gigi WNA yang akan berpraktik di Indonesia

4) Benturan kebijakan antar institusi / organisasi yang terkait dengan uji kompetensi profesi dokter/dokter gigi dan penerbitan sertifikat kompetensi, sehingga mempengaruhi proses pengurusan Surat Tanda Registrasi di KKI.

5) Hal lain yang masih belum optimal dari proses registrasi dokter dan dokter gigi adalah, penggunaan registrasi online masih sedikit.

Masih banyak dokter/dokter gigi yang belum tahu pendaftaran registrasi secara online.

Upaya pemecahan masalah :

Upaya-upaya yang dilakukan oleh Konsil kedokteran Indonesia untuk mengatasi beberapa permasalahan / kendala dalam bidang regitrasi dokter / dokter gigi sebagaimana yang disebutkan di atas adalah:

1) Sosialisasi penggunaan registrasi online dalam berbagai rapat dengan stakeholders, melalui web KKI, melalui Buletin KKI, dan lainnya. Sehingga sampai dengan akhir tahun 2014 terjadi peningkatan penggunaan pendaftaran melalui registrasi online yang cukup signifikan khususnya bagi dokter dan dokter gigi baru tercatat pada tahun 2013 registrasi online baru dipergunakan oleh 5 dokter/dokter gigi, sementara di tahun 2014 registrasi online dipergunakan oleh 3.640 dokter/dokter gigi.

2) Melakukan koordinasi dan pertemuan lintas sektor dengan stakeholders khususnya Institusi Pendidikan untuk penyamaan

(41)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 32 persepsi tentang pemberlakuan internship bagi lulusan dokter.

Yang hasilnya diterbitkannya Perkonsil 19 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Perkonsil No. 1/KKI/KEP/X/2010 tentang Registrasi Dokter Program Internship tanggal 27 Pebruari 2014.

3) Diterbitkannya Perkonsil 21 Tahun 2014 tentang Registrasi Dokter dan Dokter Gigi PPDS dan PPDGS untuk melindungi legalitas para peserta didik.

4) Melakukan pertemuan dengan berbagai pihak terkait tentang harmonisasi regulasi dan sistem domestic untuk TKWNA, dan juga secara aktif mengikuti negosiasi-negosiasi terkait dokter/dokter gigi WNA di forum Asean Join Coordinating Committee for Medical Practitioners dan Asean Join Coordinating Committee for Dental Practitioners

5) Melakukan konsolidasi dengan para institusi yang berbenturan kebijakannnya, sehingga tercapai kesepakatan tentang sistem / alur registrasi dokter dan dokter gigi.

B. Kegiatan Lain

1. Target dan Hasil Pencapaiannya

Pada Sekretariat KKI yang memfasilitasi tupoksi KKI, maka selain 2 indikator di atas, dilaksanakan pula program atau kegiatan lain sesuai dengan tupoksi KKI sebagaimana yang diamanahkan dalam UU No. 2009 tahun 2004. Kegiatan lain yang dilakukan di tahun 2015 dan target pencapaiannya pada Sekretariat KKI adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Target dan Capaian Set. KKI

(42)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 33 2. Analisis Capaian Kegiatan

Berikut adalah hal penting tentang pencapaian kinerja kegiatan lain pada Sekretariat KKI

a. Pengembangan Media Informasi KKI / Penyelenggaraan Humas dan Protokol. Dari target 3 (tiga) laporan/output, dihasilkan pula 3 (tiga) laporan/output dengan beberapa catatan yaitu :

1) Terselenggaranya talkshow di media TV (TV One) dan radio (Elshinta) yang bersifat nasional.

2) Terbitnya 5 (lima) edisi newsletter KKI dan 8 (delapan) jenis Banner tentang regulasi/kebijakan KKI.

3) Terselenggaranya 3 (tiga) kali pameran yaitu pada Rakerkesnas Wilayah Indonesia Timur, Hospital Expo dan Hari Kesehatan Nasional ke-51.

b. Kebijakan dan Ketentuan KKI

NO KEGIATAN 2015

Target REALISASI %

1 Pengembangan Media

Informasi KKI 3 laporan 3 laporan 100%

2 Kebijakan dan Ketentuan KKI 7 Regulasi 9 Regulasi 128,57%

3

Dokumen Perencanaan, Penganggaran, Program

Pembinaan dan Evaluasi 10 Dokumen 10 Dokumen 100%

4 Layanan Perkantoran 12 Bulan 12 Bulan 100%

5 Perangkat Pengolah Data dan

Komunikasi 31 Unit 31 Unit 100%

6 Peralatan dan Fasilitas

Perkantoran 5 Unit 5 Unit 100%

7 Gedung/Bangunan 4.430 M2 4.430 M2 100%

(43)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 34 Dalam kegiatan Kebijakan dan Ketentuan KKI dari 7 yang ditargetkan tercapai 9 regulasi yaitu sebagai berikut:

1) Peraturan KKI No. 32 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin Dokter dan Dokter Gigi.

2) Peraturan KKI No. 33 Tahun 2015 tentang Sertifikat Kelaikan Praktik Kedokteran (Certificate Of Good Standing).

3) Peraturan KKI No. 34 Tahun 2015 tentang Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Neurologi Indonesia.

4) Peraturan KKI No. 35 Tahun 2015 tentang Standar Kompetensi Dokter Spesialis Neurologi Indonesia.

5) Peraturan KKI No. 36 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Konsil Kedokteran Indonesia.

6) Peraturan KKI No. 37 Tahun 2015 tentang Standar Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi Dan Terapi Intensif.

7) Peraturan KKI No. 38 Tahun 2015 tentang Standar Kompetensi Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif.

8) Peraturan KKI No. 39 Tahun 2015 tentang Registrasi Ulang Dokter dan Dokter Gigi.

9) Peraturan KKI No. 40 Tahun 2015 Standar Kompetensi Dokter Gigi Indonesia.

c. Dokumen Perencanaan Program, Penganggaran, Program Pembinaan dan Evaluasi

Dalam kegiatan ini output yang ditargetkan tahun 2014 adalah 10 dokumen, dan hasil yang dicapai adalah juga 10 dokumen meliputi : 1) Dokumen Perencanaan

2) Dokumen Kepegawaian

3) Dokumen Laporan SIMAK BMN

4) Dokumen Laporan Keuangan (RM dan PNBP) 5) Dokumen e-monev (triwulan)

(44)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 35 6) Dokumen Laporan Tahunan 2014

7) Dokumen Laporan Laporan Akuntabilitas 2014 8) Juknis Pengelolaan Keuangan Sekretariat KKI 2014

9) Dokumen Standar Operasional Prosedur Pencatatan dan Pelaporan Penerimaan PNBP, Bendahara Pengeluaran, Barang Persediaan, dan Evaluasi Kinerja.

Dalam kegiatan perencanaan program, penganggaran, pembinaan dan evaluasi jumlah dokumen yang dihasilkan sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 10 dokumen.

d. Layanan Perkantoran

Hasil yang dicapai dalam layanan perkantoran adalah terlaksananya Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran selama 12 bulan layanan.

e. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

Pada tahun 2015 Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia mengadakan sejumlah perangkat pengolah data dan komunikasi dengan realisasi pengadaan sebanyak 31 unit.

f. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

Hasil yang dicapai dalam hal pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran adalah terlaksananya penyediaan fasilitas perkantoran sebanyak 5 unit.

g. Tahun 2015 Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia telah menyelesaikan pembangunan penambahan atap gedung guna mengantisipasi kebocoran pada dak lantai atas Gedung Layanan Konsil Kedokteran Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

 Guru menugaskan kepada peserta didik untuk mencari informasi Macam-macam pengolahan makanan hewani berdasarkan hewani yang akan diproduksi maka bahan dasar

Dari data yang ada dilanjutkan dengan perhitungan proporsi metode pengadaan barang, dimana sesuai prinsip pareto bertujuan untuk mengetahui metode mana yang mempunyai

Rambatan 85213262419 Pemuda Tani Obsaheri Ladang Laweh Nagari Sapi Potong 197 Sumatera Barat Tanah Datar Desi Afrianis, S.Pt Jorong Patai Nagari Padang Magek Kec. Tani Sepakat

Data Lapangan Keadaan Pesisir Kota Pariaman GROUN D CHECK INTERVIE W Pendapat Narasumber tentang Pariaman Perubahan Garis Pantai Kemiringan Lahan (Slope) Data

Percobaan ini menggunakan viskometer Ostwald, yang mana pada metode ini dilakukan dengan mengukur waktu alir yang dibutuhkan oleh suatu cairan (fluida) pada konsentrasi tertentu

melalui Penggunaan Media Kartu.” Jurnal Pendidikan IPA.. alat dan bahan tersebut sesuai dengan fungsinya. Ruang praktikum sudah dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan belajar

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSI- KAN DAUR HIDUP HEWAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI

D2.2 pada media teknis molase terhadap kualitas air dan performa pertumbuhan udang vaname menunjukkan tidak adanya pengaruh nyata terhadap kualitas air dalam budidaya