• Tidak ada hasil yang ditemukan

Capaian Kinerja Inspektorat Utama tahun 2017

Dalam dokumen L K I P INSPEKTORAT UTAMA TAHUN ANGGARAN (Halaman 53-59)

Potret Kinerja Inspektorat

3.1. Capaian Kinerja Inspektorat Utama tahun 2017

Capaian kinerja Inspektorat Utama tahun 2017 merupakan pencapaian dari indikator-indikator tujuan dan sasaran strategis selama tahun 2017, dihitung berdasarkan perbandingan antara realisasi dengan target Indikator Kinerja Utama pada masing-masing tujuan maupun sasa-ran, yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017 (reviu terakhir). Semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin tingginya kinerja atau semakin rendah realisasi akan menunjukkan semakin rendahnya kinerja menggunakan rumus:

Simpulan hasil pengukuran dibagi menjadi 4 (empat) skala pengukuran dengan kategori sebagai berikut:

a. 100% atau lebih = sangat baik (A) b. 75% sampai 99 = Baik (B) c. 55% sampai 74% = Cukup (C)

Capaian indikator kinerja = Realisasi x 100%

Rencana

L K I P Inspektorat Utama BPS Tahun 2017 36

d. Kurang dari 54% = Kurang (K)

Capaian Kinerja Tujuan dan Sasaran Strategis

Inspektorat Utama mempunyai 1 (satu) tujuan, yaitu “Peningkatan birokrasi yang akunta-bel”. Tujuan tersebut dapat diukur dengan indikator “Persentase tingkat ketaatan satker dalam akuntabilitas keuangan dan kinerja”. Untuk mencapai tujuan tersebut, Inspektorat Utama harus mencapai sasaran strategis, yaitu: “Meningkatnya ketaatan satker dalam akuntabilitas Keuangan dan Kinerja”. Capaian kinerja dari indikator yang mengukur tujuan dan sasaran strategis tersebut dapat dilihat pada tabel 3.4 di bawah:

Tabel 3.4 Rata-rata Capaian Kinerja Per Tujuan dan Sasaran Strategis

Uraian Target Realisasi Capaian

Rata-rata Capaian Kinerja Tujuan 96 108 112,50 Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran

Strategis

96 108 112,5

Berdasarkan tabel di atas, rata-rata capaian kinerja tujuan dan sasaran sebesar 112,50 per-sen. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan sasaran strategis tujuan telah tercapai.

Namun, jika dilihat dari masing-masing indikator, ada indikator sasaran strategis yang menunjuk-kan capaiannya kurang dari 100 persen, yaitu indikator “Tingkat rekomendasi Inspektorat yang telah selesai ditindaklanjuti” capaian kinerjanya sebesar 95 persen.

Capaian kinerja dari indikator yang mengukur tujuan dan sasaran strategis tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

L K I P Inspektorat Utama BPS Tahun 2017 37

Tabel 3.5 Capaian Kinerja Tujuan dan Sasaran Strategis Tujuan tahun 2017

Tujuan/Sasaran Strategis/Indikator Satuan Target Realisasi

Capaian Kinerja (%)

(1) (2) (3) (4) (5)

T1. Peningkatan birokrasi yang akuntabel

Tingkat ketaatan satker dalam akuntabilitas keuangan dan kinerja

Persen 96,00 108% 112,50%

SS1. Meningkatnya ketaatan satker dalam akuntabilitas keuangan Tingkat rekomendasi Inspektorat yang telah selesai ditin-daklanjuti

Persen 100% 95% 95%

Tingkat satker yang memiliki penyimpangan dengan batas maksimal 3% DIPA (dari 126 satker yang diperiksa)

Persen 92,86% 126,98% 120%

Tingkat satker yang telah menyusun Laporan Keuangan yang sesuai dengan SAP (dari 36 satker yang diperiksa)

Persen 100% 150% 120%

Tingkat penyelesaian Proses penanganan pengaduan dari pegawai, masyarakat dan organisasi /lembaga swadaya

Persen 100% 100% 100%

Tingkat satker yang mendapatkan nilai evaluasi SAKIP Kate-gori Baik (dari satker yang diperiksa)

Persen 83,33% 127,78% 120%

Jumlah satker BPS yang telah berpredikat WBK (berdasarkan SK Kepala BPS RI)

Satker 3 5 120%

Jumlah Satker BPS yang telah berpredikat WBBM (berdasar-kan SK Kepala BPS RI)

Satker n.a n.a n.a

Rata-rata Capaian Indikator Sasaran 112,50%

Hasil pengukuran menunjukkan kinerja Inspektorat Utama pada tahun 2017 untuk tujuan dan sasaran mencapai 112,50%.

Sasaran : Meningkatnya Pengawasan dan Akuntabilitas Kinerja Aparatur

Untuk mencapai tujuan “Tingkat ketaatan Satker dalam Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja” Inspektorat Utama mempunyai 1 (satu) sasaran yaitu “Meningkatnya Pengawasan dan Akuntabilitas Kinerja Aparatur” dan untuk mengukur Sasaran tersebut, Inspektorat Utama

L K I P Inspektorat Utama BPS Tahun 2017 38

mempunyai 6 (enam) indikator kinerja sasaran. Pengukuran dan Evaluasi Capaian Sasaran Strategis tersebut direalisasikan pencapaiannya sebagaimana terlihat dibawah ini:

IKS.1.1 : Tingkat rekomendasi Inspektorat yang telah selesai ditindaklanjuti

Audit Pengelolaan Keuangan Negara merupakan salah satu fungsi utama dari tugas In-spektorat dalam pelaksanaan pengawasan internal. Pelaksanaan audit ini dilakukan oleh Tim Audi-tor yang ditugaskan oleh InspekAudi-torat Utama/Inspektur Wilayah sesuai dengan PKPT tahun 2017 melalui Tim Audit Internal BPS untuk Tahun Anggaran 2017 terhadap STIS, Pusdiklat dan BPS Provinsi/Kab/Kota pada 157 satuan kerja (auditan), atau 28,46% dari total satker Lingkungan BPS sebanyak 513 satker yang ada di BPS atau 157,34% dari target yang hanya 126 satker. Hasil audit ini berupa temuan yang dirangkum oleh Tim Auditor dalam bentuk Laporan Hasil Audit (LHA) yang dikirimkan kembali kepada auditan untuk ditindaklanjuti.

Rekomendasi hasil audit kinerja diukur melalui pendekatan “tingkat rekomendasi Inspektorat yang telah selesai ditindaklanjuti”. Hal ini berkaitan dengan pelaksanaan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) tahun 2017 yaitu kegiatan Audit atas penyusunan dan pelaksanaan anggaran, audit terhadap penerimaan hingga penggunaan anggaran, aspek pengelolaan keuangan serta aspek pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) dan aspek pengendalian.

Dalam setiap audit yang dilakukan oleh Inspektorat Utama selalu diberikan rekomendasi atas temuan hasil audit yang harus ditindaklanjuti oleh Satker (auditan), baik yang berkaitan dengan Kepatuhan atas perundang-undangan, Sistem Pengendalian Internal dan 3 E (efektif, efisien, ekonomis). Selanjutnya proses penyelesaian tindak lanjut rekomendasi temuan hasil audit tersebut dipantau oleh Inspektorat Utama BPS dalam kegiatan Pemutakhiran Data Tindak lanjut rekomen-dasi temuan hasil audit yang diselenggarakan 14 (empat belas) hari kerja setelah Penugasan untuk mengetahui sejauh mana kelengkapan data/dokumen tindaklanjut yang telah diselesaikan oleh satker yang diaudit.

Pada tahun 2017, temuan yang paling banyak terjadi adalah kelemahan administrasi. Adanya temuan terkait kelemahan administrasi berarti masih terjadi kesalahan dalam penatausahaan dan pengelolaan keuangan pada satker yang diaudit. Hal ini merupakan gambaran bahwa kemam-puan sumber daya manusia (SDM) yang mengelola administrasi (tata usaha/bendahara) belum sesuai harapan sehingga harus selalu ditingkatkan agar mampu melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku dan dapat meminimalisir kesalahan. Rekomendasi yang biasanya diberikan untuk temuan terkait adanya kelemahan administrasi adalah memerintahkan Kepala Satker

L K I P Inspektorat Utama BPS Tahun 2017 39

meningkatkan sistem pengendalian internal dan memberi teguran kepada SDM yang bersangku-tan atas kelalaiannya dalam melaksanakan tugas.

Tabel 3.6 Perbandingan target dan Realisasi Indikator tingkat rekomendasi Inspektorat yang telah selesai ditindaklanjuti

Tujuan/Sasaran Strategis/Indikator Satuan Target Realisasi Capaian Kinerja (%)

(1) (2) (3) (4) (5)

SS1. Meningkatnya ketaatan satker dalam akuntabilitas keuangan Tingkat rekomendasi Inspektorat yang telah selesai ditin-daklanjuti

Persen 100% 95% 95%

Dalam Perjanjian kinerja Inspektorat Utama tahun 2017, ditetapkan bahwa Target tingkat rek-omendasi Inspektorat yang telah selesai ditindaklanjuti untuk tahun 2017 sebesar 100% dan real-isasinya juga sebesar 95%, sehingga capaian kinerjanya mencapai 95%. Target tersebut tidak bisa tercapai 100% dikarenakan ada beberapa kendala. Adapun kendala dan solusi IKS adalah sebagai berikut:

Kendala:

1. Penyelesaian tindak lanjut terhadap temuan yang belum sepenuhnya dapat dilaksanakan oleh auditan dan bahkan sering tidak tepat waktu atau mengalami keterlambatan;

2. Keterlambatan Satker dalam menyelesaikan tindak lanjut (14 hari kerja setelah evaluasi akhir);

3. Kurangnya pemahaman auditan terhadap temuan yang harus ditindaklanjuti dan kurangnya pemahaman data dukung atas tindak lanjut temuan hasil audit;

4. Belum ada SOP yang mengatur mengenai lama waktu penyelesaian penyusunan laporan tindak lanjut; dan

5. Belum adanya keseragaman format laporan tindak lanjut di Inspektorat Utama, sehingga mas-ing-masing auditor mempunyai masmas-ing-masing format pemantauan tindak lanjut dari satker yang diperiks.

Solusi :

1. Meningkatkan pemantauan terhadap pelaksanaan tindaklanjut kepada auditan (monitoring);

2. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan auditan dan/atau BPS Provinsi dalam penyelesaian tindaklanjut rekomendasi;

L K I P Inspektorat Utama BPS Tahun 2017 40

3. Bila diperlukan, akan dilakukan teguran kepada satker yang belum selesai menindaklanjuti

rekomendasi Inspektorat Utama;

4. Membentuk tim untuk merancang aplikasi monitoring online, SOP, dan forrmat penyelesaian tindak lanjut; dan

5. Penyelesaian peraturan yang mengatur jangka waktu penyelesaian penyusunan laporan tindak lanjut tersebut.

IKS.1.2 : Tingkat satker dengan penyimpangan dengan batas maksimal 3% DIPA (dari 126 satker yang diperiksa)

Pengukuran atas IKS “tingkat satker dengan penyimpangan dengan batas maksimal 3%

DIPA” dilakukan dengan cara total temuan dalam rupiah dibandingkan dengan DIPA satker yang diaudit. Total temuan dimaksud adalah temuan ketidakpatuhan terhadap peraturan berupa keru-gian negara. Pada tahun 2017, target presentase satker yang memiliki penyimpangan dengan ba-tas maksimal 3% dari DIPA adalah 92,86% dengan realisasinya sebesar 100 %. Dari total 126 satker yang diperiksa, terdapat 157 satker yang memiliki penyimpangan dengan batas maksimal 3% dari DIPA, sehingga capaian kinerja “tingkat satker dengan penyimpangan dengan batas maksimal 3%

DIPA sebesar 107,69%.

Tabel 3.7 Target dan Realisasi Indikator Tingkat Satker yang Memiliki Penyimpangan Dengan Batas Maksimal 3% DIPA

Tujuan/Sasaran Strategis/Indikator Satuan Target Realisasi

Capaian Kinerja (%)

(1) (2) (3) (4) (5)

SS1. Meningkatnya ketaatan satker dalam akuntabilitas keuangan Tingkat satker yang memiliki penyimpangan

dengan batas maksimal 3% DIPA (dari 126 satker yang diperiksa)

Persen 92,86% 126,98% 120%

Upaya pencapaian keberhasilan ini diantaranya dikarenakan bertambahnya frekuensi audit dan penetapan audit berbasis risiko, serta adanya sinergitas BPS Provinsi dengan Inspektorat Uta-ma berupa undangan BPS Provinsi kepada Auditor untuk menjadi narasumber. SelaUta-ma tahun

L K I P Inspektorat Utama BPS Tahun 2017 41

2017, Inspektorat Utama dibantu BPS Provinsi, menyelenggarakan workshop/bimtek dengan ma-teri temuan berulang hasil audit Inspektorat, SPIP dan Evaluasi SAKIP pada 8 (delapan) BPS Provinsi yang pesertanya adalah KPA, PPK dan Kasubag TU BPS Kabupaten/Kota (selain pejabat dan pengelola keuangan di BPS Provinsi) .

Dalam perannya sebagai konsultasi (consulting), Inspektorat Utama melalui auditornya juga banyak melayani (by phone) beragam konsultasi dari satuan kerja yaitu terkait tertib pengelolaan keuangan dan BMN, kegiatan kerjasama antara BPS dengan K/L/I lain termasuk Pemerintah Dae-rah.

Kendala:

1. Perbedaan persepsi dalam memahami peraturan antara auditor dan auditan;

2. Kurang tersosialisasinya peraturan terbaru serta kebijakan internal dalam BPS kepada au-ditan;

3. Perbedaan rekomendasi yang diberikan auditor atas temuan yang sama;

4. Belum mempunyai mekanisme konsultansi yang terdokumentasi dengan baik; dan 5. Masih ditemukan temuan berulang pada satker yang sama.

Solusi :

1. Menyelesaikan Petunjuk Teknis Kebijakan Keuangan di lingkungan Badan Pusat Statistik;

2. Dilakukan Pelatihan di Kantor Sendiri (PKS) sebagai sharing knowledge dan persamaan per-sepsi dari auditor yang telah mengikuti diklat, maupun sebelum penugasan dilakukan;

3. Menambah jumlah auditor dan meningkatkan kualitas auditor yang ada dengan berbagai diklat dan PKS agar maksimal dalam melaksanakan pembinaan pada satker tersebut;

4. Ketika temuan berulang pada satker yang sama, maka rekomendasi yang diberikan lebih te-gas dari rekomendasi sebelumnya;

5. Meningkatkan pembinaan dari Inspektorat Utama kepada satker; dan

6. Meningkatkan koordinasi/pembinaan dari BPS Provinsi ke BPS Kabupaten/kota.

IKS 1.3 : Tingkat satker yang telah menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan SAP (dari 36

Dalam dokumen L K I P INSPEKTORAT UTAMA TAHUN ANGGARAN (Halaman 53-59)