• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Inspektorat Utama

Dalam dokumen L K I P INSPEKTORAT UTAMA TAHUN ANGGARAN (Halaman 87-100)

Potret Kinerja Inspektorat

IKS 6 : Jumlah satker BPS yang telah berpredikat WBK (berdasarkan SK Kepala BPS) Sebagai implementasi Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional

3.4. Kegiatan Inspektorat Utama

Kegiatan adalah tindakan nyata dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh Instansi Pemerintah dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu sesuai dengan kebijakan dan program yang telah disepakati. Selain Audit, Evaluasi atas Implementasi SAKIP, dan Reviu Laporan Keuangan yang telah dijelaskan dalam Indikator Kinerja Sasaran Inspektorat Utama, dan kegiatan dalam upaya peningkatan peran Inspektorat Utama se-bagai konsultan, katalisator, Quality Assurance, berikut ini merupakan kegiatan yang telah dil-aksanakan Inspektorat Utama pada tahun 2017 dalam meningkatkan sistem pengawasan kinerja dan pengawasan intern dalam pelaksanaan Kegiatan Unit kerja dengan cara:

1) Audit

Pada tahun 2017 audit yang telah dilaksanakan Inspektorat antara lain:

a) Audit Pengelolaan Keuangan Negara

Secara Keseluruhan Audit Pengelolaan Keuangan Negara sebanyak 78 Penugasan pada 157 satker, antara lain: Wilayah I sebanyak 31 penugasan pada 58 satker, wilayah II : sebanyak 19 Penugasan pada 44 satker, dan Wilayah III sebanyak 28 Penugasan pada 55 satker. Jumlah tersebut melebihi target yang ditetapkan pada awal tahun yaitu 126 satker. Beberapa penugasan diantaranya, dilakukan atas 2 tahun anggaran, yaitu ta-hun 2016 dan triwulan I tata-hun 2017. Audit Pengelolaan Keuangan Negara tersebut mengalami perubahan yang signifikan, terutama dalam hal objek audit, dan lebih mengoptimalkan survei pendahuluan sebelum penugasan dilakukan. Hal ini

L K I P Inspektorat Utama BPS Tahun 2017 70

kan adanya perubahan jumlah hari pengawasan dari sebelumnya 13 hari pengawasan, menjadi 7-8 hari pengawasan (termasuk perjalanan PP). Sehingga dalam hal pem-biayaan, Inspektorat Utama dapat menghemat dari sisi penginapan dan uang harian, dan dapat lebih mengoptimalisasi pembiayaan tersebut untuk kegiatan lain yang adhoc. Misalnya: Pertemuan Koordiinasi antara Inspektorat Utama dengan Kesesta-maan dan Kepala Bagian Tata Usaha seluruh Indonesia.

b) Audit Dengan Tujuan Tertentu (ADTT)

Dilakukan dengan cara pemeriksaan Khusus (Audit Investigatif) terhadap Kasus pen-gaduan Masyarakat, yang bertujuan untuk mengungkapkan terjadi atau tidaknya suatu perbuatan dan pelakunya guna dilakukan tindakan hukum selanjutnya. Audit ini pelaksanaannya banyak didasarkan pada pengaduan dari masyarakat atau pegawai, baik melalui Layanan Pengaduan BPS maupun langsung kepada Kepala BPS atau Pe-jabat BPS lainnya dan telah dilakukan pada beberapa satuan kerja di BPS Provinsi, Ka-bupaten maupun Kota. Laporan pengaduan tersebut ada yang terbukti benar dan ada yang terbukti tidak benar. Kegiatan Audit investigasi selama tahun 2017 telah dil-akukan pada 2 (dua) satker di BPS Provinsi dan BPS Kabupaten. Hasil audit investigsi digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan Sestama, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS.

c) Audit Kinerja Pengelolaan Kegiatan dan Keuangan.

Lokus dari kegiatan ini adalah Biro Umum di Badan Pusat Statistik untuk Triwulan I Tahun 2017. Pelaksanaannya pada tanggal 25 April s.d 22 Mei 2017 dan kegiatannya meliputi pengumpulan bukti-bukti audit dan pengujian substantive, penilaian atas pengendalian intern serta penilaian atas ketaatan terhadap peraturan perundangan yang berlaku. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menentukan tingkat kesesuaian antara realitas dengan kriteria yang distandarkan serta mengukur kinerja operasional yang berkaitan dengan ekonomis, efisiensi dan efektifitas.

d) Audit Perencanaan Pagu Definitif BPS TA 2018

Ruang lingkup pelaksanaan audit ini adalah pemeriksaan pada Program Pening-katan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara dan Program Penyediaan dan

L K I P Inspektorat Utama BPS Tahun 2017 71

yanan Informasi Statistik untuk akun 521219 (Belanja Barang Non Operasional Lainnya) akun 524114 (Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota) dan akun 524119 (Belanja Perjalanan DinasPaket Meeting Luar Kota) dengan dokumen pemerik-saan meliputi penyusunan dokumen rencana keuangan yang bersifat tahunan berupa RKA K/L unit eselon I dan dokumen pendukungnya.

e) Probity Audit atas Kegiatan SE2016 Lanjutan Pendataan UMK-UMB.

Probity Audit ini bertujuan meyakinkan bahwa proses kegiatan SE2016 Lanjutan Pendataan UMK-UMB telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang didasarkan pada prinsip-prinsip integritas, kebenaran dan kejujuran (probity). Efektifitas Probity Audit SE2016 lebih tinggi dari Audit Kinerja dalam upaya meminimalkan resiko penyimpangan. Probity Audit dilaksanakan pada saat kegiatan berlangsung, meliputi penelaahaan dokumen, wawancara, konfirmasi, analisis, observasi lapangan pada saat kegiatan berlangsung dan prosedur lainnya yang dianggap perlu sesuai dengan keadaan. Pelaksanaannya mulai bulan Agustus s.d September 2017 yaitu 16 Satker BPS Kab/Kota:

1. BPS Provinsi Jawa Timur 9. BPS Kota Administrasi Jakarta Utara 2. BPS Kabupaten Demak 10.BPS Kota Administrasi Jakarta Barat 3. BPS Provinsi Kalimantan Selatan 11.BPS Kota Administrasi Jakarta Timur 4. BPS Kabupaten Banjar 12. BPS Kota Malang

5. BPS Kabupaten Kendal 13. BPS Kota Bandar Lampung 6. BPS Kota Kudus 14. BPS Kabupaten Lampung Tengah 7. BPS Kota Tangerang 15. BPS Kota Semarang

8.BPS Kota Serang 16.BPS Kabupaten Demak

f) Probity Audit atas Kegiatan Belanja Modal.

Kegiatan ini, pelaksanaannya diintegrasikan/merupakan bagian dari kegiatan audit pengelolaan keuangan Negara dengan satuan kerja terpilih untuk menjadi objek audit yaitu satker yang memiliki program PSPA (Peningkatan Sarana dan Prasarana Apara-tur) dengan nilai cukup besar.

1. BPS Provinsi DKI Jakarta 11. BPS Kabupaten Takalar 2. BPS Kota Adm Jakarta Timur 12. BPS Kabupaten Bulukumba

L K I P Inspektorat Utama BPS Tahun 2017 72

3. BPS Kota Adm Jakarta Barat 13. BPS Kabupaten Kuningan

4. BPS Kabupaten Lamongan 14. BPS Kabupaten Cirebon

5. BPS Kota Madiun 15. BPS Kabupaten Lombok Tengah 6.BPS Kabupaten Tabanan 16. BPS Kabupaten Lombok Utara 7.BPS Kabupaten Buleleng 17. BPS Kabupaten Sambas

8. BPS Kota Tebing Tinggi 18. BPS Kabupaten Tapanuli Tengah 9. BPS Kabupaten Landak 19. BPS Kabupaten Sekadau

10. BPS Kabupaten Ketapang

g) Audit Pengadaan Barang dan Jasa.

Sebagai dukungan kegiatan tersebut, pada bulan Mei 2017 Kepala BPS telah menerbitkan Peraturan Nomor 45 Tahun 2017 tentang Pedoman Current Audit Pen-gadaan Barang/Jasa bagi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah di Lingkungan Ba-dan Pusat Statistik.

Sasaran dari audit ini adalah untuk memastikan dan memberikan keyakinan atas telah terselenggaranya kegiatan pengadaan barang dan jasa yang menjadi tanggung jawab subject matter di masing-masing kedeputian. Periode audit dibatasi hanya un-tuk pengadaan yang dilaksanakan hingga Semester I tahun 2017. Sumber daya, wak-tu dan banyaknya kegiatan yang wak-tumpang tindih, merupakan hambatan dalam pelaksanaan audit ini.

h) Audit Pengadaan DRC dan Perangkat Pendukung Pengolahan SE2016.

Audit ini meliputi seluruh kegiatan proses pengadaan DRC tahap I, pengadaan perangkat pendukung pengolahan SE2016 serta penghitungan nilai garansi peralatan pengolahan SE2016 BPS Kab/Kota dan peralatan pengolahan SE2016 BPS Pusat/Prov/Kab/Kota, yang kegiatannya dilaksanakan pada tahun anggaran 2015 dan 2016 sebagai pemenuhan rekomendasi atas temuan hasil pemeriksaan BPK RI.

i) Audit Dokumen Realisasi Dari POK Terhadap Pemotongan Anggaran BPS TA 2017.

Audit ini berupa pengujian atas konsistensi antara anggaran self blocking dengan usulan anggaran penghematan tahun 2017 termasuk pengajuan dari subject matter

L K I P Inspektorat Utama BPS Tahun 2017 73

BPS, dengan tujuan untuk memberikan keyakinan terbatas (limited assurance) mengenai pemotongan anggaran yang dilakukan oleh BPS.

j) Audit lainnya yang juga dilaksanakan juga yaitu: Audit Kinerja BMN tahun 2016; Audit STATCAP Cerdas tahun 2016 di Badan Pusat Statistik; Audit Persediaan Topi, Rompi dan ATK Sensus Ekonomi 2016 dan Audit Kinerja keuangan Tahun 2016 di Badan Pusat Statistik, belanja Akun Statcap CERDAS; 524, 521211, 521211.

2). Reviu

Reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan yang memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana dan norma yang telah ditetapkan.

a) Reviu Laporan Keuangan (LK)

b) Reviu Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA K/L)

Reviu Penyusunan perencanaan anggaran tahun 2018, dalam rangka meningkatkan penyusunan perencanaan anggaran Badan Pusat Statistik tahun 2018, Inspektorat Utama akan melaksanakan kegiatan reviu penyusunan perencanaan anggaran tahun 2018 di mas-ing-masing unit utama atau satuan kerja di Lingkungan Badan Pusat Statistik. Oleh karena itu, Inspektorat Utama di bawah komando Inspektur Wilayah II melakukan penelaahan ter-hadap perencanaan anggaran terlebih dahulu sebelum dilakukan penelaahan oleh Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan.

Reviu RKA-K/L bertujuan untuk memberi keyakinan terbatas mengenai akurasi, keanda-lan dan keabsahan bahwa informasi dalam RKA-K/L sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Rencana Kerja (Renja) K/L dan pagu anggaran serta kesesuaian dengan standard biaya, kebijakan pemerintah dan kaidah-kaidah penganggaran lainnya serta telah dilengkapi dengan dokumen pendukungnya, sehingga dapat dikatakan bahwa keterlibatan Inspektorat Utama dalam meneliti RKA-K/L adalah untuk meningkatkan kualitas perencanaan K/L dan menjamin kepatuhan terhadap kaidah-kaidah penganggaran sebagai

L K I P Inspektorat Utama BPS Tahun 2017 74

quality assurance. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No.

94/PMK.02/2013.

Reviu RKA-K/L dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu: 1). Pada saat penyusunan RKA-K/L setelah ditetapkannya Pagu Anggaran (Juni-Juli) dan 2). Pada saat penyesuaian RKA-KL setelah diperolehnya alokasi anggaran (Sept-Okt).

Reviu dilaksanakan secara paralel bersamaan dengan pembahasan RKA-K/L unit eselon I dan Sekretariat Utama (c.q Biro Bina Program). Hal ini dilakukan agar pelaksanaan reviu dapat berjalan dengan efisien dan efektif mengingat keterbatasan waktu penyampaian RKA-K/L kepada Kementerian Keuangan.

c) Reviu Laporan Kinerja (Lakin)

Sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Re-publik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 dan Peraturan Kepala BPS No. 9 Tahun 2015 ten-tang Pedoman Penyusunan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Inspektorat Utama sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah diwajibkan melaksanakan Reviu atas Laporan Kinerja BPS Tahun Anggaran 2016 untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016. Sebagai tindak lanjut Peraturan tersebut, dibentuklah Tim Reviu Lakin sesuai dengan Surat Tugas Inspektur Wilayah I Nomor: B-098/BPS/8010/02/2017 Tanggal 21 Februari 2017 untuk melaksanakan reviu.

Rangkaian aktivitas dalam pelaporan reviu dititikberatkan pada pertanggungjawaban pelaksanaan reviu yang pada pokoknya mengungkapkan prosedur reviu yang dilakukan, kesalahan atau kelemahan yang ditemui, langkah perbaikan yang disepakati, langkah per-baikan yang telah dilakukan dan saran perper-baikan yang tidak atau belum dilaksanakan, laporan tersebut merupakan dasar penyusunan pernyataan telah direviu.

Hasil pelaporan reviu merupakan dasar bagi pereviu untuk membuat pernyataan telah direviu, yang antara lain menyatakan bahwa: 1) Reviu telah dilakukan atas laporan kinerja untuk tahun yang bersangkutan; 2) Reviu telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman reviu laporan kinerja; 3) Semua informasi yang dimuat dalam laporan reviu adalah penyajian ma-najemen; 4) Tujuan reviu adalah untuk memberikan keyakinan mengenai akurasi, keanda-lan dan keabsahan informasi kinerja dalam laporan kinerja kepada pimpinan instansi pemerintah; 5) Simpulan reviu yaitu apakah laporan kinerja telah menyajikan informasi

L K I P Inspektorat Utama BPS Tahun 2017 75

kinerja yang handal, akurat dan absah; 6) Paragraph penjelas (apabila diperlukan) yang menguraikan perbaikan penyelenggaraan SAKIP dan koreksi atas penyajian laporan kinerja yang belum atau belum selesai dilakukan oleh unit pengelola kerja.

Keluaran dari kegiatan ini berupa Catatan Hasil Reviu dan Laporan Hasil Reviu yang mengungkapkan tujuan dan alasan pelaksanaan reviu, prosedur reviu, kesalahan atau kelemahan yang ditemui, langkah perbaikan yang disepakati, langkah perbaikan yang telah dilakukan serta saran perbaikan yang tidak atau belum dilakukan. Hasil reviu dituangkan da-lam bentuk “Pernyataan Telah Direviu” yang dida-lampirkan pada saat penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja BPS Tahun 2017 kepada Kementerian PAN-RB untuk Reviu Lakin.

d) Reviu Pengelolaan Aset untuk Pengamanan aset dan mendorong terselenggaranya pena-tausahaan dan tata kelola aset sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta mengawal proses hibah BMN pada masing-masing unit utama di lingkungan BPS.

e) Reviu Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara (RKBMN)

Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara (BMN) adalah dokumen perencanaan BMN untuk periode 1 (satu) tahun yang memuat informasi berupa unit BMN yang di-rencanakan untuk dilakukan pengadaan atau pemeliharaan BMN pada Badan Pusat Statistik yang disusun secara berjenjang dengan berpedoman pada Renstra Reviu Kedua Badan Pusat Statistik 2015-2019, Standar Barang dan Standar Kebutuhan (SBSK), serta dilengkapi dengan dokumen pendukung lain. Penyusunan RKBMN untuk pengadaan BMN memper-hatikan ketersediaan BMN yang ada pada Badan Pusat Statistik, sedangkan penyusunan RKBMN untuk pemeliharaan BMN memperhatikan daftar barang yang memuat informasi mengenai status dan kondisi barang. RKBMN untuk pengadaan BMN diusulkan oleh Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang terhadap BMN yang telah terdapat Standar Barang dan Standar Kebutuhan.

Berdasarkan PMK Nomor 150/PMK.06/2014 pasal 14 menyatakan bahwa APIP di-harapkan melakukan reviu terhadap kebenaran dan kelengkapan usulan RKBMN serta kepatuhan terhadap penerapan ketentuan perencanaan kebutuhan BMN. Sejak tahun 2015, Inspektorat Utama telah melakukan reviu RKBMN.

Tujuan dari dilaksanakannya reviu Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara (RKBMN) Badan Pusat Statistik Tahun Anggaran 2019 adalah untuk (i) membantu terlaksananya

L K I P Inspektorat Utama BPS Tahun 2017 76

dokumen RKBMN yang bersifat tahunan, (ii) memberi keyakinan terbatas (limited assur-ance) mengenai kesesuaian RKBMN dengan ketentuan penyusunan RKBMN yang berlaku kepada pimpinan lembaga, sehingga dapat menghasilkan RKBMN yang berkualitas.

f) Reviu Penyerapan Anggaran dan Pengadaan Barang/Jasa

Kegiatan reviu penyerapan anggaran dan pengadaan barang/jasa (PB/J) dilakukan oleh Inspektorat Utama sebagai pemenuhan perannya dalam memberikan early warning dan quality assurance dalam proses pengadaan barang/jasa. Pelaksanaan reviu meliputi Real-isasi anggaran (Penyerapan Anggaran) Triwulanan atas Belanja Barang dan Belanja Modal serta Proses PB/J Triwulanan yang dibiayai dengan Belanja Modal dan Belanja Barang yang dilakukan melalui pelelangan yang dilakukan secara berkesinambungan dengan didampingi oleh Tim Pendamping dari BPKP. Tujuan dari Reviu ini adalah untuk:

1) Mengetahui jumlah anggaran dan realisasi belanja barang, belanja modal.

2) Mengetahui jumlah atau posisi Belanja Modal dan Belanja Barang BPS Tahun Anggaran 2017 yang telah dilakukan pelelangan, ditetapkan pemenang, ditandatangani kontrak, dan tingkat penyelesaian paket pekerjaan pada setiap akhir Triwulan Tahun Anggaran 2017.

3) Mengidentifikasi hambatan dan memberikan solusi/saran perbaikan atas hambatan penyerapan anggaran dan pelaksanaan pengadaan barang/jasa.

Sedangkan informasi yang diperoleh dari proses reviu ini berupa Data Pelaksanaan PB/J di BPS per triwulan dan besaran penyerapan anggarannya beserta hambat-an/penyebab rendahnya penyerapan anggaran dan pelaksanaan PB/J beserta solusi atas hambatan/penyebab tersebut.

g) Kegiatan Reviu Lainnya

Selain Reviu yang telah dijelaskan diatas, selama tahun 2017, Inspektorat utama juga telah melakukan berbagai macam reviu sebagai berikut :

1) Reviu Peraturan Kepala BPS Nomor 175 Tahun 2014 tentang Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan BPS;

2) Reviu Perka BPS tentang standar Honorarium Pelaksanaan Kegiatan di Lingkungan Pusdiklat BPS Tahun 2017;

L K I P Inspektorat Utama BPS Tahun 2017 77

3) Reviu Draft KAK Pengadaan Penyelenggaraan Kegiatan KSK Berprestasi BPS Tahun

2017;

Ruang lingkup reviu ini adalah pengujian atas penyusunan dokumen rencana keuangan berupa KAK Penyelenggaraan kegiatan KSKP 2017, mencakup pengujian terbatas atas dokumen sumber, namun tidak mencakup pengujian atas SPI yang biasanya dil-aksanakan dalam suatu audit. Hasil reviu ini diharapkan dapat memberikan saran per-baikan KAK sesuai dengan standard biaya, kaidah-kaidah penganggaran dan dilengkapi dokumen pendukung.

4) Reviu Kemajuan Pelaksanaan Inpres No.10 tahun 2016 Terkait Transportasi dan Akunta-bilitas Pengadaan Barang/Jasa; dan

5) Reviu Pengelolaan Keuangan dan Barang di BPS Provinsi Papua Barat.

3). Evaluasi

a) Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) BPS Pusat dan Daerah

Pada tahun 2017, Evaluasi SAKIP yang dilakukan Inspektorat Utama mengalami pen-ingkatan yang Luar biasa dalam jumlah satker yang dievaluasi dari tahun sebelumnya yaitu telah dilakukannya evaluasi SAKIP pada 512 satker, antara lain:

1. 33 satker BPS Provinsi (field evaluation)

2. 477 satker BPS Kabupaten/Kota (33 satker dilakukan secara field evaluation) dan 444 satker dilakukan secara desk evaluation)

3. Pusdiklat dan STIS (field evaluation)

b) Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) BPS Pusat

Pada tahun 2017, untuk pertama kalinya Inspektorat Utama bersama subject matter di BPS Pusat, melakukan Pemetaan dan Penilaian Risiko atas Kegiatan pada subject mat-ter, untuk mendeteksi adanya risiko secara dini dan membangun pengendalian Resiko tersebut.

4). Kegiatan Pengawasan Lainnya a) Pelatihan di Kantor Sendiri

Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan pengetahuan auditor serta penyamaan persepsi atau pemahaman yang sama dalam menilai suatu permasalahan di lingkup In-spektorat Utama, pada tahun 2017 telah dilaksanakan sebanyak 17 (tujuh belas) kali

L K I P Inspektorat Utama BPS Tahun 2017 78

pelatihan di kantor sendiri. Materi yang disajikan antara lain: Zona Integritas, SPIP, Pembekalan pengelolaan PBJ, Reviu Laporan Keuangan, Penyusunan Program dan Ang-garan, Audit Investigasi, PMPRB, Bimtek Pembinaan JFA & Angka Kredit, SIRUP LKPP, Pemeriksaan Ijazah Palsu, SAIBA, Reviu RKA/KL, Evaluasi SAKIP 2017, Probity Audit SE'2016, e_Audit, Penilaian WBK/WBBM, Whistle Blowing System (WBS). Materi disam-paikan oleh 1-2 orang narasumber/penyaji dan dipimpin oleh seorang moderator.

b) SPI On Line

Inspektorat Utama memantau pelaksanaan pengadministrasian keuangan yang dil-akukan para pengelola anggararan di daerah melalui SPI On Line. Terdapat 16 variabel yang harus diterima Inspektorat Utama untuk dicatat kelengkapan dan ketepatan waktu pengirimannya. Variabel-variabel tersebut nantinya harus di analisa kebenaran, kewajaran dan konsistensinya oleh auditor penanggung jawab wilayahnya masing-masing. Output dari SPI On Line ini digunakan sebagai salah satu dasar risk based audit tahun berikutnya dan bahan penilaian DP3 BPS Provinsi.

c). Study Banding/Konsultasi

Untuk menghindari terjadinya kesalahan maupun kekurangan dalam pelaksanaan sua-tu kegiatan, Inspektorat Utama telah melakukan beberapa konsultasi dengan instansi terkait sebagai berikut :

1) Konsultasi terkait Sistem Aplikasi SIHARKA di KemenPAN RB.

2) Konsultasi mengenai WBK/WBBM di Kementria PAN dan RB 3) Konsultasi ke BPKP terkait Fungsional Auditor

4) Konsultasi Mengenai Diklat Mandiri Di BPKP

Dalam hal Peningkatan Opini Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik menuju Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), melalui Pemeriksaan oleh BPK RI untuk melakukan Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan BPS Tahun 2016 dan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) atas kegiatan PDB dan PDRB di BPS dan, Inspektorat Utama telah mengantisipasinya dengan melakukan berbagai kegiatan sebagai berikut:

1) Membentuk Tim Pendampingan atau laisson officer BPK RI untuk memfasilitasi komunikasi dan proses pelaksanaan pemeriksaan oleh Tim Pemeriksa BPK RI;

L K I P Inspektorat Utama BPS Tahun 2017 79

2) Melakukan audit terhadap dokumen permintaan BPK RI sebelum diserahkan dengan tujuan

untuk mengeliminir temuan terhadap pemeriksaan BPK RI.

3) Melakukan pendampingan ke daerah bersama BPK RI saat melaksanakan audit pada satuan kerja yang terpilih sebagai sample yaitu: BPS Provinsi Jawa Timur, BPS Prov Kep Riau, BPS Prov Kalimantan Selatan, STIS, BPS Provinsi Jawa Barat, BPS Kab Garut, BPS Prov DKI Jakar-ta, BPS Kota Jakarta Utara.

4) Meningkatkan Monitoring tindak lanjut hasil pengawasan Internal maupun eksternal, tercermin dari pemantauan dan pemutakhiran data, serta dilakukan bimbingan teknis da-lam rangka memberikan masukan kepada satker untuk penyelesaian tindak lanjut hasil au-dit yang dilakukan secara berkala.

Pemeriksaan keuangan terhadap laporan keuangan BPS dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu (PDTT) telah dilakukan BPK sejak tahun 2005 hingga saat ini. Dari pemerik-saan tersebut dihasilkan temuan berikut rekomendasi yang harus ditindaklanjuti dan Ses-tama BPS menyusun rencana aksi tindak lanjutnya. Dalam kegiatan ini, tugas Inspektorat Utama adalah memonitor progress dari rencana aksi tersebut ke setiap unit kerja yang terkait dengan rekomendasi serta memfasilitasi penyelesaian tindak lanjut yang terkait dengan pihak ketiga. Untuk memudahkan dan mempercepat proses penyelesaian tindak lanjut dari entitas masing-masing, BPK RI telah mengundang Kementerian/Lembaga dalam acara overview Sistem Informasi Pemantauan Tindak Lanjut (SIPTL). Aplikasi ini akan di launching di awal tahun 2018. Dengan aplikasi ini, setiap ada progress tindak lanjut, dapat langsung di inputasi dan secara langsung dapat dimonitor status penyelesaian tindak lanjutnya. Pembahasan dan perubahan terhadap posisi tindak lanjut temuan BPK RI pada BPS untuk periode 2005-Semester I 2017 terhadap 27 Laporan Hasil Pemeriksaan telah dil-akukan.

Laporan Hasil Pemantauan atas Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan BPK sampai dengan Semester I Tahun 2017 pada BPS, menunjukkan bahwa dari total temuan sebanyak 267 dengan nilai sebesar Rp2.346.929.067.005,52 dan US$45.262,55 dengan 498 senilai Rp15.227.593.350,27 dan US$45.262,55, dengan status 361 rekomendasi (72,29%) senilai Rp12.533.209.656,67 telah “sesuai”, 92 rekomendasi (18,68%) senilai Rp2.110.967.613,60 dan US$45.262,55 “belum sesuai dan masih dalam proses tindak lanjut”, 29 rekomendasi (5,83%) senilai Rp0,00 “belum ditindaklanjuti” dan 16 rekomendasi (3,21%) senilai Rp583.416.080,00 “tidak dapat ditindaklanjuti dengan alas an yang sah”.

L K I P Inspektorat Utama BPS Tahun 2017 80

Nilai penyerahan aset atau uang yang telah disetorkan ke kas Negara sebesar Rp8.251.573.311,96 atau 54,39% dari total rekomendasi dalam LHP BPK RI.

Peningkatan kompetensi SDM

Dengan berbagai Kegiatan yang dilakukan oleh Inspektorat Utama selama tahun 2017, dan menjawab tantangan di masa yang akan datang maka diperlukan adanya peningkatan profesional-isme dan kompetensi auditor, sebagaimana yang disebutkan dalam Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), maka di-anggap perlu diadakan program yang berkesinambungan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap aparatur pengawasan (auditor) untuk dapat melaksanakan tugas pengawasan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan kebutuhan instansi.

Pada tahun 2017 Inspektorat Utama mendapatkan tambahan 6 (enam) orang pegawai pinda-han dari unit kerja lain di BPS dan 1 (satu) orang pindah ke unit kerja lain. Untuk meningkatkan kualitas auditor dalam rangka tersedianya auditor yang kompeten dan handal serta responsif, In-spektorat Utama telah mengirimkan auditornya untuk mengikuti tugas belajar pada Program Pasca Sarjana sebanyak 2 (dua) orang. Keikutsertaan auditor pada berbagai jenis diklat di tahun 2017, dapat lihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.27 Jumlah keikutsertaan auditor pada Diklat tahun 2017

Jenis/Nama Diklat Jumlah

A Fungsional Auditor (BPKP)

1. Penjenjangan Auditor Madya 2

2. Penjenjangan Auditor Muda 11

3. Pembentukan Auditor Ahli/Alih Jabatan 8

4. Pembentukan Auditor Terampil 1

B Teknis Substantif (BPKP)

1. Audit Kinerja 1

2. Evaluasi SAKIP 5

3. Audit Investigasi 3

4. Audit Pengadaan Barang/Jasa 8

L K I P Inspektorat Utama BPS Tahun 2017 81

Selain kegiatan diklat tersebut diatas, Inspektorat Utama juga mengirimkan Inspektur dan

L K I P Inspektorat Utama BPS Tahun 2017 81

Selain kegiatan diklat tersebut diatas, Inspektorat Utama juga mengirimkan Inspektur dan

Dalam dokumen L K I P INSPEKTORAT UTAMA TAHUN ANGGARAN (Halaman 87-100)