• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.3. Kinerja Pelayanan SKPD

2.3.3. Capaian Kinerja Tahun 2013

Berdasarkan dokumen Indikator Kinerja Utama yang disusun oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2013, sasaran strategis yang ingin dicapai sebanyak 6 sasaran dengan jumlah Indikator Kinerja Utama sebanyak 13 Indikator.

Pada tahun 2013 hampir semua target kinerja yang telah ditetapkan dapat dicapai sesuai dengan target, bahkan beberapa indikator kinerja utama melampaui target yang telah ditetapkan. Namun demikian, masih ada indikator kinerja utama yang belum sepenuhnya dapat dicapai, yaitu: Rasio retribusi daerah terhadap PAD (%), realisasinya sebesar 1,61% sedangkan target yang ditetapkan dalam penetapan kinerja sebesar 6,1%. Namun, ketidaktercapaian indikator ini lebih karena dipengaruhi oleh faktor eksternal yang sepenuhnya tidak berada di bawah kendali Dinas Pendapatan Daerah. Faktor tersebut adalah adanya pelimpahan kewenangan retribusi ke SKPD masing-masing pada tahun berjalan, artinya penentuan target kinerja sebelum Peraturan Bupati Kutai Kartanegara terkait pelimpahan kewenangan retribusi ditetapkan.

Uraian pencapaian Indikator Kinerja Utama pada masing-masing sasaran sebagai berikut:

Ø Rasio Kemandirian

Indikator ini digunakan untuk mengukur Kinerja Organisasi (Dispenda) dalam upaya menunjukkan kemampuan Pemerintah

pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah. Kemandirian keuangan daerah ditunjukkan oleh besar kecilnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dibandingkan dengan total pendapatan. Realisasi indikator rasio kemandirian pada tahun 2013 sebesar 6,76%, angka ini diperoleh dari Perbandingan Jumlah PAD dibagi dengan Total Pendapatan Daerah dikalikan 100%. Berdasarkan data Rekapitulasi Laporan Realisasi Penerimaan Pendapatan Daerah Per Desember 2013. Jumlah PAD Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar Rp. 404.024.245.373,36 dan Total Pendapatan Daerah sebesar Rp. 5.974.962.493.470,36. Jika dilihat komponen pembentuk PAD, kontribusi terbesar adalah Pendapatan Lain-Lain Yang Sah sebesar 71,01%, kemudian Pajak Daerah sebesar 18,31%, selanjutnya Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dan Retribusi Daerah masing-masing 9,25% dan 1,61%. Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan (4,90%), realisasinya melebihi target yang ditetapkan sebesar 1,86%. Artinya persentase capaian antara realisasi dengan target sebesar 137,96%.

Ø Rasio Efektivitas

Indikator ini digunakan untuk mengukur kinerja organisasi (Dispenda) dalam upaya untuk menggambarkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam merealisasikan PAD yang direncanakan dibandingkan dengan target PAD yang ditetapkan. Realisasi Indikator Rasio Efektivitas pada tahun 2013 menunjukkan angka yang fantastis, yaitu sebesar 127,24%. Hasil ini diperoleh dari perbandingan jumlah realisasi PAD dibagi dengan target PAD yang ditetapkan dikalikan 100%.

Berdasarkan data Rekapitulasi Laporan Realisasi Penerimaan Pendapatan Daerah Per Desember 2013. Jumlah realisasi PAD sebesar Rp.404.024.245.373,36 dan target PAD pada tahun 2013

pembentukan PAD realisasinya melebihi target yang ditetapkan, terbesar adalah Pajak Daerah (171,6%), kemudian Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan (169,9%), selanjutnya Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah (118,3%), dan Retribusi Daerah realisasinya hanya mencapai 63,0%. Namun secara keseluruhan realisasi PAD melebihi target yang telah ditetapkan sebesar 27,24%. Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan (100%), realisasinya melebihi target yang ditetapkan sebesar 27,24%. Artinya persentase capaian antara realisasi dengan target sebesar 127,24%.

Ø Rasio Pajak Daerah Terhadap PAD (%)

Indikator ini digunakan untuk mengukur kinerja organisasi (Dispenda) dalam upaya meningkatkan PAD dari sumber retribusi daerah karena retribusi Daerah merupakan salah satu unsur PAD “asli” yang melekat pada kewenangan Daerah Otonom serta dapat memperlihatkan derajat kemandirian PAD. Rasio pajak daerah terhadap PAD (%) diperoleh dari perbandingan jumlah realisasi pajak daerah dengan total penerimaan PAD dikalikan 100%. Berdasarkan data Rekapitulasi Laporan Realisasi Penerimaan Pendapatan Daerah Per Desember 2013, jumlah realisasi pajak daerah sebesar Rp. 73.258.220.525,00 dan total penerimaan PAD sebesar Rp. 404.024.245.373,36. Dari angka tersebut menunjukkan bahwa rasio pajak daerah terhadap PAD sebesar 18,13%, angka ini melebihi target yang telah ditetapkan sebesar 8,5%, artinya persentase capaian antara realisasi dengan target sebesar 213,29%.

Ø Rasio Retribusi Daerah Terhadap PAD (%)

Indikator ini digunakan untuk mengukur kinerja organisasi (Dispenda) dalam upaya meningkatkan PAD dari sumber retribusi daerah karena retribusi daerah merupakan salah satu unsur PAD “asli” yang melekat pada kewenangan Daerah Otonom serta dapat memperlihatkan derajat kemandirian PAD. Rasio retribusi daerah

terhadap PAD (%) diperoleh dari perbandingan jumlah realisasi retribusi daerah dengan total penerimaan PAD dikalikan 100%.

Berdasarkan data Rekapitulasi Laporan Realisasi Penerimaan Pendapatan Daerah Per Desember 2013, jumlah realisasi retribusi daerah sebesar Rp. 6.487.735.865,00 dan total penerimaan PAD sebesar Rp. 404.024.245.373,36. Dari angka tersebut menunjukkan bahwa rasio retribusi daerah terhadap PAD sebesar 1,61 persen, realisasi ini lebih rendah dari target yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 6,1%, dengan persentase realisasi dengan target sebesar 26,39%. Tidak tercapainya indikator ini dipengaruhi oleh adanya pelimpahan kewenangan retribusi ke SKPD masing-masing pada tahun berjalan, yang dituangkan dalam Peraturan Bupati Kutai Kartanegara.

Ø Cakupan ketersediaan data wajib pajak daerah (%)

Indikator ini digunakan untuk mengukur kinerja organisasi dalam upaya meningkatkan jumlah dan validitas data wajib pajak daerah sehingga diharapkan akan menjadikan penagihan pajak lebih fokus dan lengkap yang pada akhirnya akan meningkatkan perolehan PAD dari sektor pajak daerah. Cakupan ketersediaan data wajib pajak daerah diperoleh dari perbandingan jumlah data wajib pajak yang tersedia secara up to date dengan total jumlah wajib pajak dikalikan 100%. Berdasarkan Data Base WP dan Laporan Pemutakhiran WP, jumlah data wajib pajak yang tersedia upto date sebanyak 1.669 WP dan jumlah total WP sampai dengan tahun 2013 berjumlah 3.419 WP. Dari angka tersebut menunjukkan cakupan ketersediaan data wajib pajak daerah sebesar 48,81%, angka ini melebihi target yang telah ditetapkan sebesar 35%, dengan persentase capaian realisasi dengan target sebesar 139,29%.

Ø Cakupan ketersediaan data wajib retribusi daerah (%)

Indikator ini digunakan untuk mengukur kinerja organisasi dalam upaya meningkatkan jumlah dan validitas data wajib retribusi

daerah sehingga diharapkan akan menjadikan pemungutan retribusi lebih fokus dan lengkap yang pada akhirnya akan meningkatkan perolehan PAD dari sektor retribusi daerah. Cakupan ketersediaan data wajib retribusi daerah diperoleh dari perbandingan jumlah data wajib retribusi dari SKPD dengan total jumlah wajib retribusi dikalikan 100%. Berdasarkan Data Base WR dan Laporan Pemutakhiran WR, jumlah data wajib retribusi dari SKPD sebanyak 1.560 WR dan jumlah total WR sampai dengan tahun 2013 berjumlah 3.319 WR. Dari angka tersebut menunjukkan cakupan ketersediaan data wajib retribusi daerah sebesar 47,00%, angka ini melebihi target yang telah ditetapkan sebesar 40%, artinya persentase capaian antara realisasi dengan target sebesar 117,50%.

Ø Cakupan ketersediaan sistem informasi pelayanan berbasis teknologi informasi (%)

Indikator ini digunakan untuk mengukur kinerja organisasi dalam meningkatkan pelayanan publik sesuai dengan tugas dan fungsinya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi sehingga diharapkan akan tercipta efisiensi dalam pelaksanaannya. Cakupan ketersediaan sistem informasi pelayanan berbasis teknologi informasi diperoleh dari perbandingan jumlah sistem informasi yang telah ada atau dibuat dengan total sistem informasi yang dibutuhkan Dinas dikalikan 100%. Berdasarkan identifikasi kebutuhan sistem informasi masing-masing satuan organisasi, jumlah sistem informasi yang ada sampai saat ini untuk mendukung secara langsung pencapaian sasaran pada Dinas Pendapatan Daerah berjumlah 3 sistem informasi, yaitu: (1) Penyediaan Sistem Informasi Tata Usaha; (2) aplikasi PBB P2 dan BPHTB; dan (3) Sistem Pendapatan Daerah, sedangkan total sistem informasi yang dibutuhkan oleh Dinas Pendapatan Daerah sampai saat ini sebanyak 4 sistem informasi (3 sistem informasi yang sudah tersedia/dibuat sampai saat ini, dan 1

saat ini), sistem informasi yang dibutuhkan, namun belum terealisasi sampai saat ini adalah Sistem Informasi Data Wajib pajak berbasis Web, yang memiliki fasilitas menampilkan data wajib pajak/wajib retribusi, misalnya: data wajib pajak, lokasi pemasangan “reklame”, jenis “rekame”, tarif pembayaran pajak, dan pengolahan data website bagi administrator, dan lain-lain. Sistem informasi tersebut dapat menyesuaikan dengan kondisi yang ada, karena kebutuhan dan perkembangan sistem informasi dapat berubah dengan cepat, selaras dengan dinamika kebutuhan organisasi dimasa mendatang.

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa cakupan ketersediaan sistem informasi pelayanan berbasis teknologi informasi adalah sebesar 75%, angka ini sama dengan target yang ditetapkan, dan persentase capaian realisasi dengan target yang ditetapkan sebesar 100%.

Ø Cakupan ketersediaan Standar Pelayanan Publik/SPP (%)

Indikator ini digunakan mengukur kinerja organisasi dalam meningkatkan pelayanan publik sesuai dengan tugas dan fungsinya

dengan menyusun standar sebagai acuan/pedoman bagi

aparatur/pegawai Dispenda dalam memberikan pelayanan serta menjadi acuan/pedoman bagi masyarakat (Stakeholders) dalam menilai kinerja pelayanan oleh Dispenda. Cakupan ketersediaan standar pelayanan publik/SPP diperoleh dari perbandingan jumlah SPP yang disusun dengan total jumlah SPP yang seharusnya disusun dikalikan 100%.

Berdasarkan Laporan identifikasi pelayanan Dinas dan jumlah SPP yang telah disusun, jumlah SPP yang disusun sebanyak 1 dokumen (14 SPP), yang diselenggarakan pada tahun 2013, dengan kegiatan Penyusunan SPP (Standar Pelayanan Publik) berdasarkan ISO 9001-2008. Jenis SPP yang telah disusun pada tahun 2013, yaitu:

2. Pelayanan Pendataan Wajib Pajak (official Assesment) 3. Pelayanan Pendataan Wajib Pajak (Self Assesment) 4. Pelayanan Penetapan (Official Assesment)

5. Pelayanan Penetapan (Self Assesment) 6. Pelayanan Penetapan (Secara Jabatan) 7. Pelayanan Surat Perjanjian Angsuran 8. Pelayanan Penagihan Pajak

9. Pelayanan Penagihan Non Pajak/Non Retribusi 10. Pelayanan Penerbitan Surat Keputusan Keberatan 11. Pelayanan Penerbitan Surat Benda Berharga UKT 12. Pelayanan Penyetoran (Melalui Kas Daerah)

13. Pelayanan Penyetoran (Melalui Pemegang Kas) 14. Pelayanan Surat Perjanjian Angsuran

Jenis SPP yang disusun tersebut sudah memenuhi kebutuhan/yang seharusnya disusun, sehingga cakupan ketersediaan standar pelayanan publik/SPP sebesar 100%. Angka ini jauh diatas target yang ditetapkan yaitu sebesar 10%, hal ini menunjukkan bahwa persentase capaian realisasi dengan target yang ditetapkan sebesar 1000%.

Ø Cakupan ketersediaan Standard Operating Procedure/SOP (%).

Indikator ini digunakan untuk mengukur kinerja organisasi dalam membenahi tata laksana (business process) Dispenda, sehingga dalam dinilai efektivitas kebijakan dalam meningkatkan kualitas pengambilan keputusan di Dispenda. Cakupan ketersediaan

Standard Operating Procedure/SOP diperoleh dari perbandingan

jumlah SOP Dinas yang telah disusun dengan total jumlah SOP yang seharusnya disusun dikalikan 100%.

Berdasarkan Laporan identifikasi SOP Dinas dan jumlah SOP Dinas yang telah disusun, jumlah SOP yang telah disusun pada tahun 2013 sebanyak 1 dokumen (46 SOP), yaitu:

2. SOP Penyusunan RENJA Tahunan Dinas Pendapatan Daerah 3. SOP Penyusunan RKA Dinas Pendapatan Daerah

4. SOP Penyusunan TAPKIN Dinas Pendapatan Daerah 5. SOP Penyusunan LAKIP Dinas Pendapatan Daerah 6. SOP Penyiapan bahan Penyusunan LKPJ Bupati 7. SOP Penyiapan Bahan Penyusunan LPPD

8. SOP Pengadministrasian Naskah Dinas/Dokumen Masuk

9. SOP Pengadministrasian Naskah Dinas/Dokumen Keluar (Inisiatif Sekretariat)

10. SOP Pengelolaan Naskah Dinas/Dokumen Keluar (Inisiatif Bidang)

11. SOP Pengarsipan Naskah Dinas/Dokumen Dinas Pendapatan Daerah (Arsip aktif)

12. SOP Pengarsipan Naskah Dinas/Dokumen Dinas Pendapatan Daerah (Arsip in aktif)

13. SOP Usulan Kenaikan Pangkat 14. SOP Kenaikan Gaji Berkala 15. SOP Pengurusan Cuti 16. SOP Pembuatan TASPEN

17. SOP Pembuatan Kartu Pegawai

18. SOP Pembuatan Kartu Suami/Kartu Istri 19. SOP Pengajuan Pensiun

20. SOP Penerbitan Surat Perintah Pembayaran (Belanja Tidak Langsung)

21. SOP Pengajuan Surat Perintah Pembayaran (Ganti Uang)

22. SOP Pengajuan Surat Perintah Pembayaran (Uang Persediaan) 23. SOP Pengajuan Surat Perintah Pembayaran (LS-Barang dan Jasa) 24. SOP Penyediaan Benda Berharga Unit Kerja Terkait (UKT)

25. SOP Pelaporan atas Penyetoran Melalui Kas Daerah 26. SOP Pelaporan atas Penerimaan Melalui Pemegang Kas 27. SOP Pembukuan Penerimaan

28. SOP Pembukuan Penetapan

29. SOP Penyusunan Realisasi Penerimaan Pendapatan 30. SOP Penerbitan Surat Keputusan Keberatan

31. SOP Penagihan Pajak Daerah

32. SOP Penagihan Non Pajak/Retribusi Daerah 33. SOP Evaluasi Potensi Pendapatan Daerah 34. SOP Pengawasan Penatausahaan Pendapatan

35. SOP Pengusulan PPTK dan Bendahara Pembantu Kegiatan

36. SOP Penyusunan Naskah Rancangan Peraturan Terkait Perpajakan

37. SOP Pendaftaran Wajib Pajak

38. SOP Pendataan Wajib Pajak (Official Assesment) 39. SOP Pendataan Wajib Pajak (Self Assesment) 40. SOP Penetapan (Official Assesment)

41. SOP Penetapan (Self Assesment) 42. SOP Penetapan (Secara Jabatan)

43. SOP Penyetoran (Melalui Pemegang Kas) 44. SOP Penyetoran (Melalui Kas Daerah) 45. SOP Perjanjian Angsuran

46. SOP Penundaan Pembayaran

Sedangkan jumlah SOP yang seharusnya disusun sebanyak 224 SOP, sehingga cakupan ketersediaan SOP sebesar 20,54%. Angka ini diatas target yang ditetapkan yaitu sebesar 10%, hal ini menunjukkan bahwa persentase capaian realisasi dengan target yang ditetapkan sebesar 205,40%.

Ø Cakupan Ketersediaan Prasarana dan Sarana Sesuai Dengan Kebutuhan (%)

Indikator ini digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan sarana dan prasarana kantor yang tersedia dengan kebutuhan aparatur/pegawai Dispenda sesuai standar kualitas pelayanan yang

kebutuhan diperoleh dari perbandingan jumlah total sarana dan prasarana yang telah tersedia sesuai kebutuhan organisasi dan ketentuan yang berlaku dengan total sarana prasarana yang dibutuhkan dikalikan 100%. Kebutuhan sarana dan prasarana pada kantor Dispenda dibagi kedalam 4 jenis sarana dan prasarana, yaitu: (a) Perlengkapan kantor; (b) Peralatan kantor; (c) Gedung kantor UPT; dan (d) Gedung kantor Dispenda. Untuk perlengkapan kantor; peralatan kantor; dan gedung kantor Dispenda sudah terpenuhi hingga saat ini, namun untuk gedung kantor UPT sampai saat ini masih sewa, sehingga jika dipersentasekan cakupan ketersediaan prasarana dan sarana sesuai dengan kebutuhan mencapai 75%. Angka ini sama dengan target yang ditetapkan, sehingga persentase capaian realisasi dengan target yang ditetapkan sebesar 100%.

Ø Tindak Lanjut Atas Penyimpangan Pengelolaan Pendapatan (%)

Indikator ini digunakan untuk mengukur kinerja organisasi (Dispenda) dalam menjalankan peran quality assurance internal organisasi terkait dengan pengelolaan pendapatan daerah. Tindak lanjut atas penyimpangan pengelolaan pendapatan diperoleh dari perbandingan jumlah laporan penyimpangan yang ditindaklanjuti dengan total jumlah laporan penyimpangan yang terjadi dikalikan 100%. Selama tahun 2013 tidak ada laporan penyimpangan pengelolaan pendapatan yang terjadi, sehingga capaian untuk indikator ini sebesar 100%.

Ø Penerapan SAKIP dan LAKIP (%)

Indikator ini digunakan untuk mengukur kinerja organisasi (Dispenda) dalam rangka meningkatkan akuntabilitas melalui penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) secara komprehensif. Penerapan SAKIP dan LAKIP diperoleh dari perbandingan ketersediaan dokumen SAKIP sesuai dengan ketentuan dibagi dengan total dokumen yang seharusnya tersedia dikalikan 100%. Sampai pada tahun 2013 dokumen-dokumen yang seharusnya

tersedia telah disusun oleh Dinas Pendapatan Daerah, dokumen-dokumen tersebut, diantaranya: Rencana Strategis (RENSTRA); Penetapan Kinerja (TAPKIN); Indikator Kinerja Utama (IKU); Rencana Kerja (RENJA) Dispenda Tahun 2014, dan LAKIP Dispenda tahun 2013, sehingga capaian indikator penerapan SAKIP dan LAKIP sebesar 100%. Angka ini diatas target yang ditetapkan, yaitu sebesar 80%, sehingga persentase capaian realisasi dengan target yang ditetapkan sebesar 125%.

Ø Pegawai yang mengikuti Diklat sesuai dengan kebutuhan organisasi

(%).

Indikator ini penting untuk mengukur kinerja organisasi (Dispenda) dalam upaya meningkatkan kapasitas aparatur/pegawai Dispenda agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan pelaksanaan tugasnya. Berdasarkan Data Base Pegawai dan Laporan Pelaksanaan Kegiatan Diklat Teknis Fungsional dari PPTK, jumlah pegawai yang telah mengikuti Diklatpim dan Diklat Teknis Fungsional sesuai kebutuhan organisasi sampai dengan tahun 2013 sebanyak 2.265 peserta, sedangkan total jumlah pegawai yang seharusnya mengikuti DIKLATPIM dan Diklat Teknis Fungsional sampai tahun 2015 sebanyak 2.857 peserta. Hal ini menunjukkan bahwa Peserta yang mengikuti Diklat sesuai dengan kebutuhan organisasi sebesar 79,28%, dengan persentase capaian realisasi dibandingkan target yang ditetapkan sebesar 93,27%. Capaian 79,28% ini sedikit lebih rendah dari target yang ditetapkan, yaitu sebesar 85%.

Pada tahun 2013 jumlah yang terealisasi sebanyak 1.098 peserta, sesuai dengan target yang ditetapkan. Hal ini menandakan bahwa dalam 1 tahun ada pegawai yang mengikuti beberapa Diklat Teknis Fungsional, yang disesuaikan dengan kebutuhan diklat yang harus diikuti oleh pegawai yang bersangkutan.

kinerja utama yang realisasinya sama/dan atau melampaui target yang ditetapkan mencapai 84,62%. Artinya Kinerja Dinas Pendapatan Daerah pada tahun 2013 dinilai BAIK. Namun, dalam proses pencapaian indikator kinerja utama tersebut tidak sepenuhnya berjalan dengan lancar.

Kendala/hambatan yang dialami selama tahun 2013 terutama terkait dengan pemberlakuan standarisasi belanja dengan sistem Ad Cost pada tahun berjalan, sehingga hal ini kesulitan untuk melakukan penyesuaian anggaran. Selain itu, kendala lainnya adalah ditetapkannya Peraturan Bupati Kutai Kartanegara terkait dengan pelimpahan kewenangan retribusi ke masing-masing SKPD pada tahun berjalan, yang mengakibatkan target pencapaian indikator rasio retribusi daerah terhadap PAD masih rendah/tidak tercapai.

Adapun tindaklanjut dari kendala/hambatan tersebut diatas adalah: pada tahap Perencanaan (dalam hal ini adalah rencana kerja), perlu memperhatikan standarisasi belanja dengan sistem Ad Cost, agar pengalokasian target anggaran; input, dan outcome tepat sasaran. Selain itu, tidak ada lagi keragu-raguan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Kemudian, penentuan target terkait retribusi kedepannya perlu dilakukan penyesuaian dan koordinasi antar SKPD dikarenakan adanya Peraturan Bupati terkait pelimpahan kewenangan retribusi ke masing-masing SKPD.

Jika dilihat dari Penetapan Indikator Kinerja Daerah yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2011-2015, terdapat indikator terkait pajak dan retribusi daerah, yaitu Jumlah dan Macam pajak dan Retribusi daerah. Sesuai dengan tugas dan fungsinya, indikator ini diampu oleh Dinas Pendapatan Daerah. Target Indikator ini yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2011-2015 yaitu:

Indikator 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah dan Macam Pajak dan retribusi daerah

- Pajak 10 10 10 10 10

Indikator ini sudah dapat dicapai. Data tahun 2011 dan 2012 menunjukkan terdapat 10 macam pajak dan 31 macam retribusi yang diberlakukan di Kutai Kartanegara. Data tersebut mengalami peningkatan dari tahun 2010 yaitu 8 macam pajak dan 23 macam retribusi. Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah pada tahun 2012 sebagai berikut:

A. Pajak

1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Pajak Reklame

5. Pajak Penerangan Jalan

6. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan 7. Pajak Parkir

8. Pajak Air Tanah

9. Pajak Pengambilan Sarang Burung Walet 10. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan B. Retribusi Jasa Umum

1. Retribusi Pelayanan Kesehatan

2. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan

3. Retribusi Penggantian Biaya KTP dan Akte Catatan Sipil 4. Retribusi Pelayananan Pemakaman dan Pengabuan Mayat 5. Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum

6. Retribusi Pelayanan Pasar

7. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

8. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran 9. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta

10. Retribusi Penyediaan dan/Penyedotan Kakus 11. Retribusi Pengolahan Limbah Cair

12. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang 13. Retribusi Pelayanan Pendidikan

C. Retribusi Jasa Usaha

1. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 2. Retribusi Pasar Grosir dan Pertokoan 3. Retribusi Tempat Pelelangan

4. Retribusi Terminal

5. Retribusi Tempat Khusus Parkir

6. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa 7. Retribusi Rumah Potong Hewan

8. Retribusi Pelayanan Kepelabuhan

9. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga 10. Retribusi Penyeberangan Di Atas Air

11. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah

12. Penjualan Produksi Usaha Daerah Bidang Perikanan dan Kelautan

D. Retribusi Perizinan Tertentu

1. Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)

2. Retribusi Ijin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol 3. Retribusi Ijin Gangguan

4. Retribusi Ijin Trayek

5. Retribusi Izin Usaha Perikanan

Selanjutnya indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam RPJMD Kutai Kartanegara Tahun 2011-2015 ditetapkan indikator persentase pertumbuhan pendapatan (%), dengan target capaian:

Indikator 2011 2012 2013 2014 2015

Pajak 40 160 103 103 103

Retribusi 30 (20) 4,3 5 5

Bagi Hasil 20 10 10 10 10

Realisasi pajak daerah pada tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebesar 163,57% dan tahun 2013 sebesar 98,95%. Kemudian Retribusi Daerah pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 23,30% dan 27,08% pada tahun 2013. Selanjutnya adalah Bagi Hasil pajak/bagi hasil

mengalami pertumbuhan pada tahun 2012 sebesar 7,53%. Namun pada tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 9,12%. Adapun realisasi pajak daerah; retribusi daerah dan bagi hasil dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.6.

Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara

Komponen PAD 2011 2012 2013

Pajak Daerah 13.970.490.177 36.821.737.919 73.258.220.525

Retribusi Daerah 11.600.273.367 8.897.450.697 6.487.735.865

Kekayaan Daerah Yang dipisahkan 26.717.931.582 21.416.855.887 37.368.612.135 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah

Yang Syah

131.488.615.224 213.489.446.277 286.909.676.849

Tabel 2.7.

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara

URAIAN

ANGGARAN PADA TAHUN KE- REALISASI ANGGARAN PADA TAHUN KE-

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah

8.656.452.350 6.073.607.578 15.020.833.700 11.699.432.606 2.550.000.000 6.020.074.600 4.506.675.400 10.383.504.326 Program Peningkatan Kapasitas

Sumber Daya Aparatur 3.597.962.100 8.398.815.993 9397461350 3.603.075.000 0 3.111.757.750 6.861.473.600 8.404.483.944 Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur 918.789.740 1.928.000.000 2.786.603.656 9.568.350.395 942.033.000 737.496.000 1.447.544.300 2.412.896.794 Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran 10.764.947.585 13.586.072.888 8.835.959.083 8.050.172.824 4.056.431.517 9.383.210.459 11.641.208.483 6.780.513.715 Program Peningkatan Disiplin

Aparatur 500.000.000 0 1.360.487.400 596.025.775 0 406.392.000 - 1.194.309.100 Program Perbaikan Sistem

Administrasi Kearsipan 294.877.400 0 0 0 0 240.062.400 - -

Program Peningkatan

Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

1.144.508.830 9.013.174.430 3.733.478.400 4.482.943.400 375.000.000 955.142.100 7.796.908.015 3.344.600.940

Lanjutan....

URAIAN

RASIO ANTARA REALISASI DAN ANGGARAN

TAHUN KE- RATA-RATA PERTUMBUHAN

1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi 2011 2012 2013 2014 2015 (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah 69,54% 74,20% 69,13% (1.202.043.955) 1.454.476.575 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 86,49% 81,70% 89,43% 86.192.481 1.764.242.065 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 80,27% 75,08% 86,59% (13.763.948) 558.466.931 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 87,16% 85,68% 76,74% (785.891.053) (867.565.581) Program Peningkatan Disiplin Aparatur 81,28% 87,79% (100.000.000) 262.639.033 Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan 81,41% (58.975.480) (80.020.800) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

83,45% 86,51% 89,58% 686.736.932 796.486.280

RATA-RATA 81,37% 80,63% 83,21%

v Anggaran dan Pendanaan Program Tahun 2011

Dari pagu anggaran Belanja Langsung Dinas Pendapatan Daerah tahun 2011 sebesar 25.877.538.005,00 rupiah, penyerapan/realisasi anggaran mencapai 20.854.135.309,00 rupiah (80,59%). Hal ini mengindikasikan upaya Dinas Pendapatan Daerah yang secara optimal berupaya untuk mendayagunakan sumber daya keuangan sesuai dengan pagu guna memaksimalisasi upaya untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Meskipun anggaran tidak terserap sepenuhnya, namun rata-rata target sasaran strategis tercapai 100%. Hal ini mengindikasikan adanya upaya efisiensi penggunaan anggaran.

v Anggaran dan Pendanaan Program Tahun 2012

Dari pagu anggaran Belanja Langsung Dinas Pendapatan Daerah tahun 2012 sebesar Rp. 38.999.670.889; penyerapan/realisasi anggaran mencapai Rp. 32.253.809.798 (82,70%). Dari seluruh kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2012, hanya ada dua kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan yaitu: (1) Sertifikasi Pendidikan dan Pelatihan Juru Sita Pajak bagi Pegawai DISPENDA, dan (2) Peningkatan Pengetahuan Penyitaan Aset Wajib Pajak yang merupakan kegiatan-kegiatan dari Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.

v Anggaran dan Pendanaan Program Tahun 2013

Dari pagu anggaran Belanja Langsung Dinas Pendapatan Daerah tahun 2013 sebesar Rp.41.134.823.589,-penyerapan/realisasi anggaran mencapai Rp.32.520.308.819,- (79,06%).

Hal ini mengindikasikan upaya Dinas Pendapatan Daerah yang secara optimal berupaya untuk mendayagunakan sumber daya keuangan sesuai dengan pagu guna memaksimalisasi upaya untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Meskipun anggaran tidak terserap sepenuhnya, namun persentase indikator kinerja utama yang realisasinya sama/dan atau melampaui target yang ditetapkan mencapai 84,62%. Hal ini mengindikasikan adanya upaya efisiensi penggunaan anggaran sebesar 5,56%.

Jika dilihat dari realisasi anggaran program dalam mewujudkan sasaran yang ditetapkan, alokasi anggaran tertinggi yaitu untuk mencapai

Dokumen terkait