• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.3. Kinerja Pelayanan SKPD

2.3.2. Capaian Kinerja Tahun 2012

Pada Tahun 2012, karena indikator kinerja utama disusun pada tahun 2013 maka beberapa indikator kinerja utama belum ditetapkan pada tahun 2012. Rata-rata tingkat capaian kinerja pada pada tahun 2012 mencapai 118,23 persen. Indikator Rasio Kemandirian terealisasi sebesar 4,58 persen sedangkan Indikator Rasio Efektifitas ditarget sebesar 100 persen, terealisasi sebesar 121,40 persen. Selanjutnya Target awal komposisi pajak daerah dibandingkan dengan total PAD adalah 6,6 persen, yang berhasil direalisasikan 13,12 persen sehingga tingkat capaian target kinerja mencapai 198,79 persen. Secara faktual, dari target pajak daerah Rp 30.650.000.000,00; berhasil direalisasikan Rp 36.821.737.918,70 (120,14 persen). Sementara untuk komposisi retribusi daerah dibandingkan dengan total PAD, dari target 3 persen berhasil direalisasikan 3,17 persen sehingga capaian target kinerja mencapai 105,67 persen. Secara faktual, dari target retribusi daerah Rp 8.478.934.759,00; berhasil direalisasikan 8,897.450.697,00 (104,94 persen) Ketercapaian yang melebihi target kinerja dari dua indikator tersebut, mengindikasikan tercapainya sasaran strategis pada tahun 2012, dengan persentase sebesar 152,23 persen. Pencapaian target kinerja kedua indikator tersebut dilakukan dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dikelompokkan ke dalam Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah serta Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam kelompok Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan yaitu: Intensifikasi Wajib Pajak dan Retribusi Daerah; Pelaksanaan Penagihan Piutang P/R dalam wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara; Pelaksanaan Penagihan Piutang P/R di luar Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Koordinasi serta Konsultasi Mengenai Permasalahan Tunggakan P/R Daerah; Penagihan Non Pajak dan Retribusi yang Berada di dalam dan luar Kabupaten Kutai Kartanegara; serta Intensifikasi BPHTB Kabupaten Kutai

Pengelolaan Keuangan Daerah mencapai 74,20 persen, sedangkan Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan mencapai 70,01 persen. Meskipun realisasi anggaran untuk mencapai sasaran strategis ini rata-rata hanya 72,11 persen; namun terbukti mampu mencapai target kinerja 152,23 persen (melebihi target

yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja 2012)

Realisasi capaian kinerja dari indikator “cakupan ketersediaan data wajib pajak daerah” adalah 25,69 persen; melebihi target yang telah ditetapkan yaitu 25 persen; sehingga persentase pencapaian target adalah 105,67 persen. Sementara realisasi capaian kinerja dari indikator “cakupan ketersediaan data wajib retribusi daerah” adalah 39,04 persen, melebihi target yang telah ditetapkan yaitu 35 persen; sehingga persentase pencapaian target adalah 111,54 persen.

Upaya untuk meningkatkan validitas dan komprehensifitas data wajib pajak dan wajib retribusi daerah dilakukan dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menjadi bagian dari Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain: Pemutakhiran Data WP/WR pada UPT DISPENDA Cabang Muara Jawa; Pemutakhiran Data WP/WR pada UPT DISPENDA Cabang Loa Janan; Pemutakhiran Data WP/WR pada UPT DISPENDA Tenggarong Seberang; Pemutakhiran Data WP/WR pada UPT DISPENDA Tenggarong Kota; Pemutakhiran Data WP/WR pada UPT DISPENDA Kota Bangun; serta Pemutakhiran Data WP/WR pada UPT DISPENDA Muara Badak.

Indikator selanjutnya adalah cakupan ketersediaan sistem informasi berbasis teknologi informasi, target yang ditetapkan sebesar 75 persen, yang berhasil direalisasikan 75 persen sesuai dengan target. Dengan demikian, realisasi pencapaian target adalah 100 persen. Hal ini dicapai dengan melaksanakan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan kegiatan: Pengadaan Software Sistem Pendapatan Daerah Dispenda serta Pengadaan Hardware dan Software PBB.

Indikator cakupan ketersediaan prasarana dan sarana sesuai dengan kebutuhan dimaksudkan sebagai penyediaan prasarana dan sarana kerja yang dapat mendukung dan menciptakan suasana yang kondusif bagi segenap pegawai Dinas Pendapatan Daerah dalam bekerja sehingga diharapkan dapat mewujudkan kinerja yang optimal. Realisasi target indikator kinerja “cakupan ketersediaan prasarana dan sarana sesuai dengan kebutuhan” sesuai dengan target yaitu 75 persen; sehingga pencapaian target kinerjanya adalah 100 persen. indikator kinerja ini dicapai dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dikelompokkan ke dalam Program Pelayanan Administrasi Perkantoran serta Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur: Pada tahun-tahun berikutnya, seiring dengan ketersediaan gedung kantor yang baru, diharapkan kebutuhan akan prasarana dan sarana kerja yang memadai semakin dapat diwujudkan.

Untuk Indikator tindak lanjut atas penyimpangan pengelolaan pendapatan, yang merupakan implementasi dan pengejewantahan

komitmen pimpinan Dinas Pendapatan Daerah untuk selalu

mengedepankan aspek kejujuran dan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur pengelolaan pendapatan daerah (aspek pengawasan melekat). Capaian kinerja tahun 2012 adalah 100 persen, yang harus dimaknai sebagai tidak adanya penyimpangan secara substantif terhadap pengelolaan pendapatan daerah. Selanjutnya indikator penerapan SAKIP dan LAKIP, yang dimaknai secara lebih luas sebagai wujud komitmen pimpinan Dinas Pendapatan Daerah untuk selalu melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance), terutama pada aspek akuntabilitas. Target indikator kinerja ini pada tahun 2012 adalah 75 persen dengan realisasi 75 persen sehingga pencapaian target indikator kinerja mencapai 100 persen. Meskipun pencapaian target indikator kinerja 100 persen (target 75 persen dan realisasi 75 persen); namun target indikator kinerja ini belum mencapai 100 persen, salah satunya karena

Perfomance Indikator (KPI); sementara unsur-unsur SAKIP lainnya telah

ditetapkan sesuai dengan ketentuan, antara lain: rencana strategis SKPD, rencana kerja SKPD, penetapan kinerja SKPD, dan LAKIP SKPD. Kedua indikator ini dicapai dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam kelompok Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

Indikator selanjutnya adalah penerapan merit system dalam manajemen kepegawaian; dan pegawai yang mengikuti Diklat sesuai dengan kebutuhan organisasi. Indikator kedua ini, sebagai perwujudan pimpinan SKPD untuk selalu dan terus menerus secara sistematis meningkatkan kualitas kompetensi segenap aparatur Dinas Pendapatan Daerah. Pemberian kesempatan yang sama untuk mengikuti Diklat yang sesuai dengan kebutuhan untuk melaksanakan tugasnya kepada seluruh pegawai, juga mencerminkan salah satu contoh penerapan merit system secara mikro dalam konteks manajemen kepegawaian di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah. Dengan demikian, logika berpikir yang dianut oleh pimpinan Dinas Pendapatan Daerah adalah memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh pegawai untuk menjalankan tugas-tugas yang diberikan pimpinan sesuai dengan kompetensi masing-masing pegawai sekaligus membuka kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh sumber daya aparatur di lingkungan Dinas Pendapatan untuk selalu meningkatkan kompetensinya dengan mengikuti diklat yang dibutuhkan dalam menunjang pelaksanaan tugas yang diembannya.

Pencapaian kedua indikatornya dilakukan dengan melaksanakan Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, dengan realisasi masing-masing 75 persen dan 97,62 persen; sehingga rata-rata pencapaian target kedua indikator tersebut Realisasi kedua indikator tersebut 115,08 persen. Dari total target 755 sumber daya aparatur yang mengikuti Diklat, berhasil direalisasikan sebanyak 737 orang. Ada dua kegiatan dari Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur yang tidak dapat dilaksanakan yaitu: (1) Sertifikasi Pendidikan dan Pelatihan Juru Sita Pajak

bagi Pegawai DISPENDA, dan (2) Peningkatan Pengetahuan Penyitaan Aset Wajib Pajak; dengan total pagu Rp 658.000.000. Kedua kegiatan tersebut tidak dapat dilaksanakan disebabkan proses menunggu perubahan APBD karena ada penyesuaian pagu anggaran sehingga timing pelaksanaannya menjadi kurang tepat jika tetap akan dilaksanakan. Oleh karena itu, pimpinan Dinas Pendapatan Daerah memutuskan agar kedua kegiatan tersebut ditunda pelaksanaannya.

Dokumen terkait