• Tidak ada hasil yang ditemukan

NO SKALA CAPAIAN KINERJA KATEGORI

A.1. Capaian Kinerja Tahun 2021

Pengukuran capaian kinerja atas Perjanjian Kinerja Dinas ESDM Provinsi Banten Tahun 2021 dengan metodologi sebagaimana diuraikan diatas, dilakukan dengan mengacu pula pada Definisi Operasional (DO) dari masing-masing indikator kinerja yang tercantum dalam Peraturan Gubernur Banten Nomor 36 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Banten Nomor 16 Tahun 2018 tentang lndikator Kinerja Utama Pemerintah Provinsi Banten dan Indikator Kinerja Utama Perangkat Daerah Provinsi Banten Tahun 2017- 2022.

Pengukuran kinerja dilakukan terhadap 3 (tiga) Indikator Kinerja Sasaran Strategis atau Indikator Kinerja Utama (IKU) yang terdapat dalam dokumen Perjanjian Kinerja (PERKIN) Dinas ESDM Provinsi Banten Tahun 2021, dengan hasil pengukuran sebagai berikut, yaitu :

Tabel 3.2

Realisasi Capaian Indikator Kinerja Sasaran (Eselon II) dalam Perjanjian Kinerja

80

80

Indikator Kinerja : Capaian SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) OPD Target Tahun 2021 : Nilai : 85

SASARAN STRATEGIS 3 :

Meningkatnya Penyelenggaraan Pemerintahan yang Akuntabel, Efektif, dan Efisien

Memperhatikan data realisasi dan capaian kinerja dari 3 (tiga) indikator kinerja Sasaran Strategis (IKU) untuk target tahun 2021 sebagaimana dinyatakan pada tabel. 3.2, terlihat bahwa pencapaian kinerja IKU Dinas ESDM Provinsi Banten, seluruh 3 (tiga) IKU yang telah diukur pencapaiannya, tercapai lebih dari target yang ditetapkan (>100%), dengan rata-rata capaian dari ketiga IKU tersebut adalah 102,84.

Dibawah ini disampaikan analisis dan penjeleasan teknis dari realisasi dan capaian 3 (tiga) indikator kinerja Sasaran Staregis (IKU) sebagaimana disebutkan diatas diatas :

Capaian SAKIP OPD merupakan indikator kinerja utama untuk mengaktualisasi sasaran strategis

“Meningkatnya Penyelenggaraan Pemerintahan yang Akuntabel, Efektif, dan Efisien”. Indikator kinerja ini menggambarkan akuntabilitas aparatur pemerintah daerah di perangkat daerah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. IKU ini merupakan IKU wajib bagi seluruh perangkat daerah dalam rangka mendukung ketercapaian sasaran strategis utama perangkat daerah sesuai TUPOKSI dan target RPJMD Provinsi Banten Tahun 2017-2022. Aktualisasi dan implementasi dari IKU ini adalah program dan kegiatan di unit kerja Sekretariat/Bagian Tata Usaha Perangkat Daerah.

Pengukuran realisasi target dari indikator kinerja ini dilakukan dengan menggunakan Definisi Operasional (DO) yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Banten Nomor 36 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Banten Nomor 16 Tahun 2018 tentang lndikator Kinerja Utama Pemerintah Provinsi Banten dan Indikator Kinerja Utama Perangkat Daerah Provinsi Banten Tahun 2017- 2022 dengan persamaan sebagai berikut, yaitu :

Tabel 3.3

Definisi Operasional dan Perhitungan Realisasi Indikator Kinerja Capaian SAKIP OPD

81

81 Untuk pengukuran realisasinya pada tahun 2021, karena sampai dengan naskah laporan ini disusun belum dilakukan Revieu atas Pelaksanaan SAKIP DESDM Tahun 2021 oleh Inspektorat Provinsi Banten (dijadwalkan bulan Februari 2021), maka nilai realisasi “capaian SAKIP OPD” sementara diberikan sama dengan target yang diamanatkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja DESDM untuk Esselon II, yaitu sebesar Nilai 85.

Asumsi realisasi tersebut dilandasi oleh nilai capaian SAKIP DESDM tahun 2020 yang mendapatkan nilai 86,43 dan nilai tersebut akan dicoba untuk dipertahankan di tahun 2021 melalui proses reviu yang akan dilakukan oleh Inspektorat Provinsi Banten di bulan Februari 2021. Berikut adalah hasil pengukuran realisasi capaian IKU untuk Indikator Kinerja Capaian SAKIP OPD dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Banten Tahun 2020 berdasarkan hasil review Inspektorat Provinsi Banten yang tertuang dalam Berita Acara Penilaian Hasil Monitoring LKIP Perangkat Daerah Tahun 2020, sebagaimana terlihat pada tabel 3.4 dibawah ini, sebagaimana terlihat pada tabel 3.4 dibawah ini :

Tabel 3.4

Hasil review Inspektorat Provinsi Banten terhadap Capaian SAKIP OPD Dinas ESDM Provinsi Banten Tahun 2020

Upaya Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Banten dalam upaya mempertahankan penilaian implementasi SAKIP Perangkat Daerah pada tahun 2021 diatas adalah melalui :

 Penyediaan dokumen perencanaan, evaluasi, dan pelaporan perangkat daerah yang akuntabel dan memiliki kesesuaian dengan parameter penilaian

 Penatausahaan keuangan dan penyediaan laporan keuangan yang akuntabel dan mendukung kelancaran tugas dan fungsi perangkat daerah;

 Penyediaan Sarana Prasarana Perkantoran yang mendukung kelancaran tugas dan fungsi administrasi perangkat daerah;

 Peningkatan kapasitas sumberdaya Aparatur yang mendukung kelancaran tugas dan fungsi SKPD;

82

82 Upaya-upaya sebagaimana tersebut diatas, diimplementasikan pada tahun 2021 melalui pelaksanaan 1 (satu) program, 8 (delapan) kegiatan dan 28 (dua puluh delapan) sub kegiatan dengan anggaran yang direalisasikan untuk melaksanakannya sebesar Rp. 22.958.450.539,- atau terserap 95,66% dari pagu alokasi sebesar Rp. 23.999.367.000,- dengan rincian sebagaimana terlihat pada tabel 3.5 dibawah ini :

83

Tabel 3.5. Capaian Indikator Kinerja dan Anggaran dari Program dan Kegiatan untuk implementasi Indikator Sasaran Strategis “Capaian SAKIP OPD”

84

85

85 Rasio Elektrifikasi merupakan indikator kinerja utama untuk mengaktualisasi sasaran strategis

“Meningkatnya Pelayanan kelistrikan dan energi terbarukan yang optimal”. Indikator kinerja ini menggambarkan tingkat prosentase masyarakat yang telah terakses infrastruktur listrik, baik secara konvensional (PT. PLN) atau pun melalui pembangkit energi baru terbarukan (EBT), dalam bentuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), atau yang lainnya.

Sampai dengan tahun 2020, Rasio Elektifikasi Banten telah mencapai 99,46%, lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 99,20% sesuai Press Release Kementerian ESDM Nomor 014.Pers/04/SJI/2021 tanggal 13 Januari 2021 dengan isi berita : Capaian Kinerja Ketenagalistrikan 2020, Rasio Elektrifikasi Capai 99,20%.

Namun untuk 2021, karena adanya penyusunan Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Tahun 2023-2026, dimana data Rasio Elektrifikasi Banten Tahun 2021, akan menjadi baseline data rencana kinerja RPD Provinsi Banten Tahun 2023-2026, maka telah dilakukan survey ulang di semua wilayah kabupaten/kota terhadap jumlah rumah tangga sasaran (RTS) yang telah dan belum mendapatkan akses energi listrik.

Hasilnya adalah bahwa data Rasio Elektrifikasi Banten tersebut justru mengalami penurunan hanya sebesar 97,41%.

Keberadaan data baseline Rasio Elektrifikasi Tahun 2021 update tersebut membuat data-data hasil pengukuran RE di 2018-2020 tidak digunakan lagi sebagai acuan.

Berdasarkan data pengukuran Rasio Elektrifikasi di tahun 2018, jumlah rumah tangga yang belum berlistrik adalah 33.020 RTS. Jumlah ini akan berkurang dengan realisasi LISDES 2019, 2020 dan 2021 sebesar 30.037 RTS menjadi hanya 2.983 RTS di akhir 2021, sehingga RE Banten seharusnya berada di kisaran 99,90%

(asumsi data jumlah Rumah Tangga tetap seperti di 2019), sebagaimana terlihat di data baseline pengukuran RE 2018-2021 dibawah ini.

Indikator Kinerja : Rasio Elektrifikasi Target Tahun 2021 : 100,00%

SASARAN STRATEGIS 1 :

Meningkatnya Pelayanan kelistrikan dan energi terbarukan yang optimal

86

86 Kondisi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu :

1. Data baseline rumah tangga sasaran (RTS) untuk pengukuran Rasio Elektrifikasi adalah berdasarkan data rumah tangga di Banten dalam Angka Tahun 2019 yang pada tahun 2021 mungkin telah mengalami pertumbuhan;

2. Proses pengukuran Jumlah RTS yang telah dinyatakan berlistrik sampai dengan tahun 2020, mungkin ada penghapusan terkait perpindahan penduduk atau rumah tangga yang kembali menjadi tidak berlistrik akibat bencana alam seperti gempa bumi, tsunami atau tanah longsor yang terjadi di periode waktu pengukuran (tahun 2017-2022).

Angka Rasio Elektrifikasi sebesar 97,41% tersebut telah ditetapkan dan dipublikasikan secara resmi oleh Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral di media lokal Banten (gambar 3.1) pada tanggal 13 Nopember 2021 dan akan menjadi baseline data Rasio Elektrifikasi untuk perencanaan pembangunan daerah pada periode berikutnyaUntuk pengukuran capaian IKU tersebut, digunakan definisi operasional sebagai berikut, yaitu :

Gambar 3.1 Update data Rasio Elektrifikasi Banten Tahun 2021 hasil survey

Realisasi capaian Rasio Elektrifikasi diatas lebih rendah dari target kinerja yang direncanakan dalam RENSTRA Perangkat Daerah maupun RPJMD Provinsi Banten yang menargetkan rasio elektrifikasi Banten sebesar 100,00% pada tahun 2021 dan juga dibawah rata-rata sementara nasional sesuai Press Release Kementerian ESDM Nomor 410.Pers/04/SJI/2021 tanggal 19 Nopember 2021 dengan isi berita : Capaian Kinerja Ketenagalistrikan 2021 Triwulan III, Rasio Elektrifikasi Nasional Capai 99,40%.

87

87 Untuk pengukuran capaian IKU tersebut, digunakan definisi operasional sebagai berikut, yaitu :

Sedangkan untuk realisasinya di tahun 2021, berdasarkan data hasil survey Rasio Elektrifikasi Banten Tahun 2021 sebagaimana dirinci pada tabel 3.6, maka diperoleh capaian kinerja IKU sebagai berikut, yaitu :

 Jumlah RTS Tahun 2021 : 3.352.162 RTS

(sumber DESDM 2021, tabel 3.6)

 Jumlah RTS telah Berlistrik Tahun 2021 : 3.265.326 RTS

(sumber DESDM 2021, tabel 3.6)

Tabel 3.6.

Data Update Rasio Elektrifikasi Provinsi Banten hasil survey Tahun 2021

Berdasarkan data tersebut diatas, untuk tahun 2021, realisasi indikator kinerja sasaran Rasio Elektrifikasi adalah sebesar 97,41%, sebagaimana tersirat dalam perhitungan persamaan dibawah ini:

88

88 Dengan Rasio Elektrifikasi sebesar 97,41% sebagaimana perhitungan tersebut diatas, maka target IKU tahun 2021 sebesar 100%, tidak tercapai sesuai target Perjanjian Kinerja DESDM untuk Esselon II, yaitu hanya mencapai 99,41%. Capaian ini lebih kecil untuk 2021 dibandingkan dengan capaian 2020, dimana target 99% terealisasi 99,46% atau tercapai 100,46.

Upaya Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Banten dalam mewujudkan peningkatan Rasio Elektrifikasi Banten pada tahun 2021 diatas adalah melalui :

 Pembangunan listrik perdesaan dan pengembangan infrastruktur energi baru terbarukan;

 Penyusunan perencanaan dan kajian teknis di bidang ketenagalistrikan;

 Pelayanan pengusahaan ketenagalistrikan melalui penerbitan Rekomtek Ketenagalistrikan, baik untuk Perijinan maupun Non Perijinan

 Koordinasi terpadu dengan pelaku kebijakan di bidang ketenagalistrikan, baik di tingkat Pusat, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa, maupun dengan PT. PLN (persero) selaku leading sector penyediaan infrastruktur ketenagalistrikan.

 Pembinaan dan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan konservasi energi (penggunaan energi hemat, penggunaan energi alternatif), ketentuan peraturan perundang-undangan tentang ketenagalistrikan, serta peningkatan kompetensi aparatur di bidang ketenagalistrikan.

Upaya-upaya sebagaimana tersebut diatas, diimplementasikan pada tahun 2021 melalui pelaksanaan 1 (satu) program, 4 (empat) kegiatan dan 5 (lima) sub kegiatan dengan anggaran yang direalisasikan untuk

melaksanakannya sebesar Rp. 19.861.384.406,- atau terserap 79,38% dari pagu alokasi sebesar Rp. 25.019.985.500, dengan rincian target dan realisasi masing-masing indikator kinerja (IKU, Outcome, dan

Output) serta penganggarannya sebagaimana terlihat pada tabel 3.7 dibawah ini :

59,00

2002 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Gambar 3.2. Peningkatan Rasio Elektrifikasi Banten (2002-2021)

89

Tabel 3.7. Capaian Indikator Kinerja dan Anggaran dari Program dan Kegiatan untuk implementasi Indikator Sasaran Strategis “Rasio Elektrifikasi”

90

90

Indikator Kinerja : Konstribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB Target Tahun 2021 : 0,63%

Meningkatnya Pengendalian, Geologi, Air Tanah, Mineral dan Batubara yang efektif SASARAN STRATEGIS 2 :

Konstribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB merupakan indikator kinerja utama untuk mengaktualisasi sasaran strategis “Meningkatnya Pengendalian, Geologi, Air Tanah, Mineral dan Batubara yang efektif”. Indikator kinerja ini dimaksudkan untuk menggambarkan upaya konsistensi dari kontribusi sektor pertambangan terhadap peningkatan perekonomian yang diukur melalui indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik. Indikator ini merupakan pengganti untuk indikator kinerja Sasaran Strategis sebelumnya di RPJMD Provinsi Banten Tahun 2017-2022 Sebelum Perubahan, yaitu Pertumbuhan Sektor Sumber Daya Mineral (%). IKU ini diukur capainnya untuk tahun 2018 dan 2019 dengan menggunakan data pertumbuhan Rekomendasi Teknis Perijinan sector ESDM yang dikeluarkan oleh perangkat daerah untuk masing-masing tahunnya, dengan asumsi bahwa investasi di sektor ESDM yang diukur melalui REKOMTEK perijinan sektor ESDM tersebut akan menjadi media untuk pertumbuhan perekonomian di wilayah perijinan yang direkomendasikan dan menciptakan lapangan kerja baru. Dapat dijelaskan bahwa seiring dengan disusunnya Perubahan RPJMD Provinsi Banten Tahun 2017-2022, IKU pertumbuhan sektor sumber daya mineral dengan mengukur pertumbuhan investasi melalui REKOMTEK Perijinan sektor ESDM ini telah disadari tidak efektif sebagai alat ukur indikator kinerja pertumbuhan ekonomi dari sektor sumber daya mineral.

Untuk itu, setelah berkoordinasi dengan BAPPEDA Provinsi Banten dan DIRJEN Bina BANGDA Kementerian Dalam Negeri, IKU ini telah diubah dalam Perubahan RPJMD Provinsi Banten Tahun 2017-2022 (PERDA No. 10 Tahun 2019) menjadi "KONSTRIBUSI SEKTOR PERTAMBANGAN TERHADAP PDRB", dengan data-data yang menjadi acuan adalah data-data PDRB Provinsi Banten yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. IKU revisi ini mulai berlaku tahun 2020 untuk diukur capaiannya, sedangkan untuk tahun 2018 dan 2019 masih dengan menggunakan IKU dan target-target di RPJMD/RENSTRA sebelum perubahan.

Untuk pengukuran capaian IKU pertumbuhan sektor sumber daya mineral (%) tersebut, digunakan definisi operasional sebagai berikut, yaitu :

91

91 Berdasarkan hasil koordinasi data PDRB Tahun 2021 dengan Badan Pusat Statistik, diperoleh data-data PDRB Tahun 2010-2021, dengan data tahun 2021 yang diperoleh adalah untuk realisasi sampai dengan Triwulan IVsebagaimana terlihat pada tabel 3.8 :

Tabel 3.8.

Data PDRB Provinsi Banten serta PDRB Sektor Pertambangan dan Penggalian beserta Pengukuran Konstribusinya Tahun 2010-2021

Dari data pada tabel 3.8 tersebut diatas diperoleh data-data sebagai berikut, yaitu :

 Jumlah PDRB Provinsi Banten : Rp. 665.921.915.451.694,00

 Jumlah PDRB Provinsi Banten

Sektor Pertambangan dan Penggalian : Rp. 4.633.266.452.903,63

Berdasarkan data tersebut diatas, untuk tahun 2021, realisasi indikator kinerja sasaran Konstribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB adalah sebesar 0,70%, sebagaimana tersirat dalam perhitungan persamaan dibawah ini :

92

92 Dengan Konstribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB sebesar 0,70% sebagaimana perhitungan tersebut diatas, maka target IKU tahun 2021 sebesar 0,63%, tercapai bahkan melebihi target, sebesar 111,11%.

Dibandingkan capaian IKU di tahun 2020 sebesar 0,68, maka realisasi IKU ini di tahun 2021 adalah juga lebih besar diperbandingkan dengan capaian untuk IKU di Sasaran Staregis terkait dengan tahun 2020.

Angka capaian 0,68% Kontribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB Provinsi Banten di tahun 2021 ini mengindikasikan bahwa produksi dan pergerakan perekonomian dari sector pertambangan masih tetap berjalan di masa pandemic COVID-19, sementara sector-sektor lain agak sedikit menurun PDRB-nya sampai dengan pengukuran di periode tersebut dibanding tahun sebelumnya akibat dampak pandemic COVID-19, sehingga secara total kontribusi sector pertambangan terhadap PDRB Provinsi Banten justru meningkat dibanding tahun sebelumnya (2020) yang hanya 0,68% (lihat tabel 3.8 terkait trend kontribusi sector pertambangan terhadap PDRB tahun 2010-2021)

Upaya Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Banten dalam upaya mempertahankan konsistensi Kontribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB Provinsi Banten pada tahun 2021 diatas adalah melalui :

 Pelayanan pengusahaan Air Tanah melalui penerbitan Rekomendasi Teknis, baik untuk Perijinan maupun Non Perijinan

 Pengawasan, pengendalian, pemantauan dan pembinaan pengusahaan Air Tanah;

 Pengendalian dan pembinaan Penambang Tanpa Ijin (PETI);

 Pengembangan potensi dan penyediaan sumber data MINERBA, Air Tanah, Geowisata, dan Mitigasi Bencana;

 Koordinasi terpadu dengan pelaku kebijakan di bidang MINERBA, Geologi dan Air Tanah, baik di tingkat Pusat, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa, maupun dengan unsur swasta selaku pelaku usaha, investor, maupun penyedia IPTEK.

Pembinaan dan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan good mining praktice, ketentuan peraturan perundang-undangan tentang MINERBA, Geologi dan Air Tanah terkini, serta peningkatan kompetensi aparatur teknis terkait.

Upaya-upaya sebagaimana tersebut diatas, diimplementasikan pada tahun 2021 melalui pelaksanaan 2 (dua) program, 6 (enam) kegiatan dan 13 (tiga belas) sub kegiatan dengan anggaran yang direalisasikan

untuk melaksanakannya sebesar Rp. 2.132.457.087 atau terserap 91,77% dari pagu alokasi sebesar Rp. 2.323.798.000 dengan rincian sebagaimana terlihat pada tabel 3.9 dibawah ini :

93

Tabel 3.9. Capaian Indikator Kinerja dan Anggaran dari Program dan Kegiatan

untuk implementasi Indikator Sasaran Strategis “Konstribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB”

94

95

95 A.2. Perbandingan Capaian Kinerja IKU Tahun 2021 dengan Tahun-Tahun

Sebelumnya pada Periode RENSTRA/RPJMD Tahun 2017-2022

Pada tabel 3.10. disampaikan perbandingan capaian kinerja dari indikator kinerja Sasaran Strategis (IKU) Tahun 2021 dengan tahun-tahun sebelumnya pada periode RENSTRA/RPJMD Tahun 2017-2022 untuk 4 (empat) tahun hasil pengukuran kinerja capaian, yaitu 2018, 2019, 2020 dan 2021.

Tabel 3.10.

Perbandingan capaian kinerja IKU Tahun 2021 dengan Tahun Sebelumnya

Sebagai catatan dan penjelasan atas perbandingan di tabel tersebut diatas bahwa :

1. Indikator kinerja sasaran point 1 (Capaian SAKIP OPD), setelah hanya terealisasi Nilai : 63,86 dari target Nilai : 70,00 atau hanya tercapai 91,23% pada tahun 2018, capaian indikator kinerja ini, di 2 (dua) tahun berikutnya, 2019 dan 2020, selalu diatas 100% atau selalu melampaui target yang ditetapkan pertahunnya. Sedangkan untuk besaran nilai realisasi, untuk realisasi di tahun 2020 tersebut adalah lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya di 2020. Untuk tahun 2021 belum dapat diukur keberhasilan atau kegagalannya karena data yang disajikan masih sementara, dengan mengasumsikan realisasi = target.

2. Untuk indikator kinerja point 2 (Rasio Elektrifikasi), capaiannya di 3 (tiga) tahun periode RENSTRA/RPJMD, yaitu untuk tahun 2018, 2019 dan 2020 selalu diatas 100% atau selalu melampaui target yang ditetapkan pertahunnya. Untuk tahun 2021, realisasi tidak mencapai target, yaitu hanya 97,41% dari target yang ditetapkan sebesar 100% karena adanya survey ulang atas data-data pengukurannya sesuai kondisi sebenarnya di seluruh wilayah Kabupaten/Kota.

3. Indikator kinerja sasaran point 3 (Konstribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB capaiannya di 2 (dua) tahun periode RENSTRA/RPJMD, yaitu untuk tahun 2020 dan 2021 selalu diatas 100% atau selalu melampaui target yang ditetapkan pertahunnya. Sedangkan untuk besaran nilai realisasi, untuk realisasi di tahun 2021 adalah lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya di 2020.

96

96 A.3. Perbandingan Capaian Kinerja IKU Tahun 2021 dengan Target Akhir

RPJMD/RENSTRA Tahun 2017-2022

Pada tabel 3.11. disampaikan perbandingan capaian kinerja dari indikator kinerja Sasaran Strategis (IKU) Tahun 2021 dengan target akhir dari periode RENSTRA/RPJMD Tahun 2017-2022, sebagai berikut, yaitu :

Tabel 3.11

Perbandingan capaian kinerja IKU Tahun 2021 dengan Target Akhir RPJMD/RENSTRA

Sebagai catatan dan penjelasan atas perbandingan di tabel tersebut diatas bahwa :

1. Indikator kinerja sasaran point 1 (Capaian SAKIP OPD), realisasinya di tahun 2020 adalah sudah mencapai Nilai : 86,43, meningkat sedikit sebesar 0,22 point dibandingkan realisasi di tahun 2019 sebesar Nilai : 86,21. Berdasarkan realisasi di tahun 2019 dan 2020 tersebut, sebenarnya untuk target akhir RPJMD/RENSTRA untuk indikator kinerja ini telah terlampaui dan hanya menjadi tugas perangkat daerah untuk menjaga konsistensinya di 2 (dua) tahun periode RPJMD/RENSTRA berikutnya, yaitu tahun 2021 dan 2022. Untuk tahun 2021 belum dapat diukur keberhasilan atau kegagalannya karena data yang disajikan masih sementara, dengan mengasumsikan realisasi = target.

2. Indikator kinerja point 2 (Rasio Elektrifikasi) realisasinya di tahun 2020 adalah sudah mencapai 99,46% di tahun 2020, sedangkan target akhir di dokumen RPJMD/RENSTRA adalah 100%. Masih ada 2 tahun bagi perangkat daerah untuk merealisasikannya dengan fokus memaksimalkan komintmen bersama antara pemerintah Pusat dan Daerah dalam merealisasikan Rasio Elekterifikasi secara Nasional 100% di tahun 2021. Namun demikian, dengan adanya data update Rasio Elektrifikasi hasil survey lapangan di tahun 2021 dalam rangka penciptaan baseline untuk RPD Provinsi Banten Tahun 2023-2026, dimana Rasio Elektrifikasi Banten ada pada angka 97,41, maka target 2021 dan 2022, Rasio Elektrifikasi Banten tidak akan tercapai karena masih ada sekitar 85 ribu lagi RTS di Banten yang belum mendapatkan akses listrik.

97

97 3. Indikator kinerja sasaran point 3 (Konstribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB), kecenderungan

realisasi per tahunnya dari Konstribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB yang dirilis BPS Provinsi Banten, sebagaimana terlihat pada tabel 3.8 adalah menurun, sehingga perencanaan indikator kinerja ini diplot menurun di RPJMD/RENSTRA oleh perangkat daerah, namun untuk tahun 2020 dan 2021, justru realisasi indikator kinerja ini meningkat dibanding tahun 2019 (2021 = 0,70%, 2020 = 0,68%, sementara 2019 = 0,66%).

A.4. Perbandingan Capaian Kinerja IKU Tahun 2021 dengan Standar Nasional Pada tabel 3.12. disampaikan perbandingan capaian kinerja dari indikator kinerja Sasaran Strategis (IKU) Tahun 2021 dengan realisasi untuk indikator kinerja yang sama di tingkat Nasional, sebagai berikut, yaitu :

Tabel 3.12

Perbandingan capaian kinerja IKU Tahun 2021 dengan Standar Nasional

Sebagai catatan dan penjelasan atas perbandingan di tabel tersebut diatas bahwa :

1. Indikator kinerja sasaran point 1 (Capaian SAKIP OPD) tahun 2021, tidak dapat diperbandingkan dengan capaian indikator kinerja terkait di tingkat Nasional, karena target indikator kinerja ini adalah diperuntukkan bagi perangkat daerah secara organisasi yang ditetapkan secara regional.

2. Indikator kinerja point 2 (Rasio Elektrifikasi) realisasinya di tahun 2021 adalah mencapai 97,41%, sedangkan di tingkat Nasional mencapai 99,40%, berdasarkan Press Release Kementerian ESDM Nomor 410.Pers/04/SJI/2021 tanggal 19 Nopember 2021 dengan isi berita : Capaian Kinerja Ketenagalistrikan 2021 Triwulan III, Rasio Elektrifikasi Nasional Capai 99,40%. Perbandingan ini menyiratkan bahwa Rasio Elektrifikasi di Banten lebih tinggi dari rata-rata Rasio Elektrifikasi Nasional

98

98 3. Indikator kinerja sasaran point 3 (Konstribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB), realisasinya di

tahun 2021 sebesar 0,70% di Banten adalah sangat jauh lebih kecil dibandingkan dengan konstribusinya di tingkat Nasional, dimana sektor pertambangan memberikan konstribusi sebesar 4,15% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Hal ini bisa dipahami mengingat, sumber daya pertambangan di Indonesia secara keseluruhan sebenarnya sangat melimpah, dan itu bukan berada di Provinsi Banten.

A.5. Analisis Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan Kinerja serta