BAB 3 - AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Capaian Kinerja Organisasi
3.1.3. Capaian Kinerja Terhadap Perencanaan Jangka Menengah
Sejalan dengan penggambaran pencapaian kinerja Kementerian PU tahun 2014 terhadap target PK yang ditetapkan, evaluasi pencapaian kinerja terhadap target Renstra dan RPJMN 2010-2014 juga begitu penting untuk mengetahui seberapa besar pencapaian yang telah dilakukan hingga tahun kelima ini. Berikut ini dijelaskan capaian kinerja Kementerian PU dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan target RPJMN. Adapun mandat pelaksanaan RPJMN yang secara tegas ditentukan targetnya dan harus dipenuhi oleh Kementerian PU mencakup bidang infrastruktur pekerjaan umum (subbidang sumber daya air, subbidang bina marga, dan subbidang cipta karya) dan bidang penataan ruang.
3.1.3.1 Bidang Infrastruktur Pekerjaan Umum
Subbidang Sumber Daya Air
Pengelolaan sumber daya air oleh Kementerian PU sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN tahun 2010-2014 mencakup dukungan pendayagunaan air dalam rangka ketahanan pangan, konservasi dan penyediaan air baku dalam rangka ketahanan air, dan pengurangan luas kawasan yang terkena dampak banjir.
Tabel 3.61 Capaian Kementerian PU pada Subbidang Sumber Daya Air terhadap Target Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional
No Indikator Satuan Target 2010-2014 Capaian Gap
RPJMN Renstra RPJMN Renstra
Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya
Pe m ba ng un an / Pe nin gk at an
Jaringan irigasi Hektar 129.380 425.000 426.235 +296.855 +1.235 Jaringan reklamasi rawa Hektar 10.000 225.000 202.386 +192.386 -22.614 Jaringan irigasi air tanah Hektar 70 sumur air
tanah
12.000 7.380 Jaringan tata air tambak Hektar 1.000 38.000 31.706
R
eh
ab
ilit
as
i Jaringan irigasi Hektar 1.340.000 1.700.000 1.999.853 +659.853 +299.853 Jaringan rawa Hektar 450.000 625.000 654.837 +204.837 +29.837 Jaringan irigasi air tanah Hektar 1.875 sumur/
37.500 Ha
38.000 42.131
Jaringan tata air tambak Hektar 175.000 60.000 83.060 -91.940 +23.060
O pe ra si/ P em eli ha ra
an Jaringan irigasi Hektar 2.315.000 2.315.000 2.429.377 +114.377 Jaringan reklamasi rawa Hektar 1.200.000 1.100.000 1.184.667 -15.333 +84.667 Jaringan irigasi air tanah Hektar 2.192 sumur/
43.840 Ha
43.840 43.480
Jaringan tata air tambak Hektar - 72.000 154.597 +82.597
Pengelolaan dan konservasi waduk, embung, situ serta bangunan penampung air lainnya
Waduk yang dibangun Waduk 11 selesai
1 dalam peaksanaan 21 waduk dilaksanakan 8 selesai 21 waduk dilaksanakan (11 selesai) Embung/situ/bangunan
penampung air lainnya yang dibangun
Buah
158 730 1.074 +916 +344
No Indikator Satuan Target 2010-2014 Capaian Gap
RPJMN Renstra RPJMN Renstra
Embung/situ/bangunan penampung air lainnya yang direhabilitasi
Buah 298 300 317 +19 +17
Waduk/embung/situ/bangunan penampung air lainnya yang dioperasikan dan dipelihara
Buah 166 1.200 1.199 +1.033 -1
Kawasan sumber air yang dilindungi/dikonservasi
Kawasan 15 36 36 +21 -
Penyediaan dan pengelolaan air baku
Prasarana dan sarana air baku yang terbangun
m3/detik 43,40 56,00 51,43 +8 -5
Prasarana air baku yang direhabilitasi
m3/detik 12,30 24,00 34,08 +22 +10
Prasarana dan sarana air baku yang dioperasikan dan dipelihara
m3/detik 44,75 44,75 47,47 +3 +3
Pengendalian banjir, lahar gunung berapi, dan pengamanan pantai
Pe m ba ng un an / Pe nin gk at an
Sarana dan prasarana pengendali banjir
Km 216 1.450 1.448 +1.232 -2
Sarana dan prasarana pengendali sedimen/lahar
Buah 100 150 179 +79 +29
Sarana dan prasarana pengaman pantai Km 30 270 277 +247 +7 R eh ab ilit as i
Sarana dan prasarana pengendali banjir
Km 386 1.100 1.122 +736 +22
Sarana dan prasarana pengendali sedimen/lahar
Buah 85 140 138 +53 -2
Sarana dan prasarana pengamanan pantai Km 50 20 18 -32 -2 O pe ra si/ P em eli ha ra
an Sarana dan prasarana pengendali banjir
Km 2.000 2.000 2.079,01 +79
Sarana dan prasarana pengendali sedimen/lahar
Buah 150 150 291,00 +141
Sarana dan prasarana pengamanan pantai
Km 50 100 142,03 +92 +42
Sumber: Laporan Kinerja DJSDA tahun 2014
Seluruh kegiatan yang ada dalam indikator kinerja pengelolaan dan konservasi waduk, embung situ serta bangunan penampungan air lainnya tercapai terhadap target RPJMN. Namun, terdapat 2 kegiatan tidak tercapai terhadap target renstra yaitu waduk yang direhabilitasi dan waduk embung/situ bangunan penampungan air lainnya yang dioperasikan dan dipelihara.
Dari hasil pembangunan periode 2010-2014, maka total kapasitas air baku yang tersedia sampai dengan tahun 2014 sebanyak meningkat signifikan dari tahun 2009 yang tersedia sebanyak 21,27 m³/detik. Namun demikian kemampuan Operasi dan Pemeliharaan baru mencapai 64,58% dan kemampuan Rehabilitasi 50,84% dari total infrastruktur yang telah terbangun.
AKUNTABILITAS KINERJA Halaman 117 | 147 Untuk meningkatkan ketersediaan dan menjaga kelestarian air, sampai dengan tahun 2014 telah diselesaikan pembangunan 11 waduk yaitu waduk Gonggang (selesai tahun 2011), Rajui (2012), Marangkayu (2013), Payaseunara (2013), Jatigede (2014), Jatibarang (2014), Pandanduri (2014), Bajulmati (2014), Titab (2014), Diponegoro (2014) dan waduk Nipah (2014). Penyelesaian 11 waduk tersebut telah jauh melampaui target di dalam RPJMN maupun di dalam Renstra. Demikian halnya dengan waduk yang saat ini sedang dilaksanakan sebanyak 28 buah. Pencapaian ini telah menambah jumlah waduk yang berfungsi penuh di Indonesia dari 284 buah pada tahun 2009 menjadi 287 buah pada tahun 2014.
Adapun untuk embung/situ dan bangunan penampung air lainnya telah dibangun sebanyak 1.074 buah yang juga jauh melampaui terget yang ditetapkan di dalam RPJMN maupun di dalam Renstra. Dengan demikian sampai akhir tahun 2014 jumlah embung/situ/bangunan penampung air lainnya akan mencapai 1.962 buah, meningkat tajam dari tahun 2009 sebanyak 887 buah.
Untuk rehabilitasi waduk telah dilaksanakan sebanyak 82 buah yang juga melampaui target RPJMN, namun tidak mencapai target Renstra sebanyak 91 buah. Hal ini disebabkan oleh beberapa kendala antara lain kesulitan di dalam mobilitas alat yang akan digunakan dan faktor kerusakan yang menghambat pelaksanaan kegiatan rehabilitasi.Sedangkan untuk rehabilitasi embung/situ dan bangunan penampung air lainnya telah melampuai target RPJMN maupun target Renstra yaitu sebanyak 317 buah telah berhasil direhabilitasi.
Subbidang Bina Marga (Jalan dan Jembatan)
Penanganan jalan dan jembatan oleh Kementerian PU sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN 2010-2014 mencakup pelaksanaan preservasi dan peningkatan kapasitas jalan termasuk pembinaannya, serta fasilitasi jalan bebas hambatan dan perkotaan.
Adapun capaian pada tahun 2014 terhadap target RPJMN selama lima tahun, maka terdapat gap yang menjadi kekurangan pada jumlah jalan yang dipreservasi sepanjang 3.377,82 Km, jumlah jalan yang ditingkatkan kapasitasnya (pelebaran) sepanjang 328 Km, dan jumlah jalan tol yang dibangun sepanjang 74,76 Km. Secara umum tidak tercapainya hal itu disebabkan oleh permasalahan dan ketidakpastian pembebasan lahan serta perubahan alokasi anggaran yang disebabkan oleh pemotongan/penghematan atau perubahan prioritas.
Tabel 3.62 Capaian Kementerian PU pada Subbidang Bina Marga terhadap Target Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional
No Substansi Inti/ Kegiatan Prioritas Indikator Total Capaian 2010-2014 Gap
1. Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan
dan Jembatan Nasional
Terjaganya kualitas jalan dan jembatan sepanjang 171.695 Km
Jumlah jalan yang dipreservasi sepanjang:
171.695 Km 168.318,03 -3.377,82
Jumlah jembatan yang dipreservasi sepanjang:
602.944,40 meter 1.301.203.13 +698.258,75
Meningkatnya kapasitas dan
No Substansi Inti/ Kegiatan Prioritas Indikator Total Capaian 2010-2014 Gap
19.407,27 Km jalan nasional dan 26.957,83 meter jembatan
sepanjang 19.370 Km Jumlah jalan lingkar/bypass yang dibangun sepanjang
36,65 Km 1.268,33 +1.231,69
Jumlah jembatan yang
dibangun sepanjang 16.157,83
meter 41.639,52 +25.481,69
Jumlah flyover/underpass yang dibangun sepanjang 10.800
meter 20.959,02 +10.159,02
Jumlah jalan strategis di lintas selatan Jawa, perbatasan, terpencil dan terluar dibangun sepanjang 1.377,94 Km
2.664,42 +1.286,47 2. Pembinaan Pelaksanaan dan Peningkatan Kapasitas Jalan
dan Fasilitasi Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan
Meningkatnya kapasitas jalan
tol sepanjang 120,35 Km Jumlah jalan tol yang dibangun sepanjang 120,35 Km 45,59 -74,76 Sumber: Laporan Kinerja DJBM tahun 2014
Tidak terpenuhi target preservasi jalan disebabkan sebagian pemeliharaan rutin ditangani melalui Extended Warranty Period.
Subbidang Cipta Karya (Air Minum, Sanitasi dan Permukiman)
Pembinaan dan pengembangan infrastruktur pekerjaan umum sebagaimana menjadi amanat RPJMN 2010-2014 mencakup air minum, sanitasi dan permukiman. Adapun capaian pelaksanaan selama lima tahun terhadap target RPJMN adalah sebagi berikut:
Tabel 3.63 Capaian Kementerian PU pada Subbidang Cipta Karya terhadap Target Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional
No. Indikator Satuan Target Capaian
2010-2014
Gap s.d 2014
RPJMN Renstra RPJMN Renstra
1. Peningkatan jumlah pelayanan air minum
Liter/detik - - 34.499 IKK 820 872 1.192 +372 +320 2. Pembinaan kemampuan Pemda/PDAM PDAM 185 505 540 +355 +35 3. Peningkatan jumlah pelayanan sanitasi Kabupaten/ Kota 260 674 726 +466 +52 Kawasan 471 1.297 2.711 +2.240 +1.414 4. Pembangunan Rusunawa Twin Block 270 250 250 -20 Terpenuhi 5. Revitalisasi kawasan
permukiman dan penataan bangunan
AKUNTABILITAS KINERJA Halaman 119 | 147
No. Indikator Satuan Target Capaian
2010-2014 Gap s.d 2014 RPJMN Renstra RPJMN Renstra 6. Peningkatan infrastruktur permukiman perdesaan/ kumuh/ nelayan Kelurahan/ desa 30.787 36.361 59.036 +28.249 +22.675
Sumber: Laporan Kinerja DJCK tahun 2014
Jika dibandingkan dengan Renstra ataupun RPJMN, 6 (enam) indikator kinerja telah terealisasi dengan sangat memuaskan, yaitu diatas 100%.
Apabila dibandingkan dengan target RPJMN, capaian indikator kinerja pembangunan rusunawa sampai dengan tahun 2014 telah mencapai 92,59% (-20 TB) dan revitalisasi kawasan permukiman dan penataan bangunan telah mencapai 108,31% (+102 kawasan). Tidak maksimalnya pencapaian RPJMN untuk pembangunan rusunawa, dikarenakan adanya keterbatasan anggaran untuk memenuhi target outputnya. Pada awalnya selisih Rusunawa tersebut akan dipenuhi melalui sisa lelang tahun 2014.
Pencapaian sasaran peningkatan infrastruktur permukiman telah mencapai 162,36% terhadap target Rencana Strategis dan 181,76% (59.036 desa dari target 30.787 desa) terhadap RPJMN.
3.1.3.2 Bidang Penataan Ruang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 merupakan dokumen perencanaan yang menjadi acuan dalam pelaksanaan pembangunan nasional selama 5 (lima) tahun. Dokumen tersebut melingkupi berbagai area pembangunan termasuk didalamnya bidang penyelenggaraan penataan ruang dan bidang pembangunan perkotaan. Ditjen Penataan Ruang memiliki andil terhadap pencapaian target RPJMN 2010-2014 terutama untuk bidang penyelenggaraan penataan ruang dan pembangunan perkotaan.
Dalam RPJMN 2010-2014, bidang penyelenggaraan penataan ruang memiliki 4 (empat) fokus prioritas yang terdiri dari:
1. Penyesuaian peraturan perundangan sesuai amanat Undang-Undang Penataan Ruang; 2. Peningkatan kualitas produk rencana tata ruang;
3. Sinkronisasi program pembangunan sesuai dengan rencana tata ruang; 4. Peningkatan kesesuaian pemanfaatan lahan dengan rencana tata ruang.
Tabel 3.64 Capaian Prioritas Bidang Penyelenggaraan Penataan Ruang RPJMN II (2010-2014)
No Fokus Prioritas/
Kegiatan Prioritas/Indikator
Target
2010-2014 Realisasi s.d 2014 Keterangan
I. Penyesuaian Peraturan Perundangan sesuai amanat Undang-Undang Penataan Ruang
1. Penyiapan dan Penetapan Materi Peraturan Perundang-undangan dan NSPK Bidang
a. Meningkatnya (Presentase) Penyelesaian PP Sesuai Amanat UU 26/2007
60 NSPK 55 NSPK (91,67%)
Backlog yang tidak dapat terpenuhi sebanyak 5 NSPK (8,33%)
2. Perencanaan, Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Nasional Termasuk
Melakukan Koordinasi dan Fasilitasi Proses Penetapan Dokumen-dokumen yang dihasilkan a. Meningkatnya Penyelesaian
Perpres sesuai Amanat UU
7 RTR Pulau dan
7 RTR Pulau (100%) dan
1. Pencapaian Perpres RTR Pulau: seluruhnya telah
No Fokus Prioritas/ Kegiatan Prioritas/Indikator Target 2010-2014 Realisasi s.d 2014 Keterangan 26/2007 69 Perpres KSN 15 Perpres KSN (21,74%)
ditetapkan menjadi Perpres 2. Pencapaian Perpres RTR
KSN: 15 RTR telah menjadi Perpres; sedangkan, 60 RTR masih dalam proses penetapan
3. Fasilitasi Penyusunan Substansi Raperda RTRW dan Rencana Rincinya
a. Meningkatnya Penyelesaian Perda Provinsi dan Kabupaten sesuai Aamanat UU 26/2007 109 RTRW (Persub Raperda) RTRW Prov: Persub:33 (100%) Perda:25 (75,76%) RTRW Kabupaten: Persub:398 (100%) Perda:321 (80,65%) RTRW Kota: Persub: 93 (100%) Perda: 82 (88,17%)
Fasilitasi penyusunan Raperda RTRW dilaksanakan melalui kegiatan Percepatan Penyelesaian Penyusunan RTRW melalui Konsultan Manajemen Regional (KMR) – 26 KMR di 2011, dan 6 KMW di 2012
II. Peningkatan Kualitas Produk Rencana Tata Ruang
1. Peningkatan kualitas hasil penyelenggaraan penataan ruang
a. Jumlah kegiatan stocktaking tata ruang provinsi 8 kegiatan 2 Kegiatan (25%)
Discontinue dan telah
diakomodasi di RTRW Provinsi
b. Jumlah kabupaten yang mendapatkan bantek peningkatan pelaksanaan penataan ruang kabupaten pemenang PKPD 15 kabupaten 15 kabupaten (100%) Tahun 2011: 4 Kab Tahun 2012: 2 Kab Tahun 2013: 6 Kab Tahun 2014: 3 Kab
c. Jumlah kabupaten yang mendapatkan bimbingan teknis penataaan ruang wilayah kabupaten
220 kabupaten 398 kabupaten
(100%)
Bimbingan teknis diberikan secara menerus dengan topik yang berbeda untuk setiap tahunnya.
d. Jumlah kabupaten yang mendapatkan bimbingan teknis pengembangan
wilayah/kawasan perdesaan dan agropolitan
28 kawasan
28 Kawasan (100%)
Kegiatan ini dilaksanakan melalui program P2KPB yang konsepnya baru disusun mulai 2012.
e. Jumlah kegiatan bimbingan teknis pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi
22 kegiatan 6 Kegiatan (27,27%) Tahun 2011: 1 Kegiatan Tahun 2012: 2 Kegiatan Tahun 2013: 1 Kegiatan Tahun 2014: 2 Kegiatan f. Jumlah kawasan andalan/koridor yang mendapatkan arahan pengembangan wilayah lintas provinsi 15 Kawasan/ koridor 12 Kawasan/ Koridor (80%)
Sudah termuat dalam RTR Pulau sehingga tidak perlu kegiatan khusus ini. Pada dokumen-dokumen
sebelumnya menggunakan satuan koridor.
g. Jumlah wilayah sungai yang mendapatkan fasilitasi penataan ruang lintas wilayah
69 WS 7 WS
(10%)
Discontinue.
Kegiatan ini selanjutnya sudah diakomodasi dalam RTRW prov, dan pulau/kepulauan (32 persub RTRW Prov - 14 sudah perda dan 7 raperpres RTR Pulau/Kepulauan - 4 sudah
AKUNTABILITAS KINERJA Halaman 121 | 147
No Fokus Prioritas/
Kegiatan Prioritas/Indikator
Target
2010-2014 Realisasi s.d 2014 Keterangan
2. Pengembangan kapasitas dan pelembagaan penyelenggaraan penataan ruang
a. Jumlah kegiatan bidang penataan ruang yang dilaksanakan 29 kegiatan 29 Kegiatan (100%) Dilaksanakan melalui penyelenggaraan diklat dan peningkatan kapasitas kelembagaan, serta pembentukan jabfung penata ruang
III. Sinkronisasi program pembangunan sesuai dengan rencana tata ruang
1. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan Ruang Wilayah Nasional termasuk
melakukan koordinasi dan fasiltasi proses penetapan dokumen-dokumen yang dihasilkan a. Jumlah rencana tata ruang yang
telah disinkronkan program pembangunannya
33 Provinsi
32 Provinsi di luar DKI
Jakarta (97%)
Dilaksanakan melalui penyelenggaraan kegiatan SKPD Dekonsentrasi bidang penataan ruang di 32 provinsi. Untuk prov DKI Jakarta langsung ditangani oleh pusat
IV Peningkatan kesesuaian pemanfaatan lahan dengan rencana tata ruang
1. Pembinaan PPNS bidang Penataan Ruang
a. Jumlah (orang) PPNS yang dibina
500 orang
600 orang (120%)
Jumlah PPNS yang dilatih hingga 2012 berjumlah 347 orang dan pada tahun 2013 jumlah PPNS yang dilatih berjumlah 96 orang. Pada tahun 2014, jumlah PPNS yang berhasil dibina sebanyak 157 orang.
2. Perumusan Kebijakan, Program dan Anggaran, Kerjasama Luar Negeri serta Evaluasi Kinerja
Pelaksanaan Kegiatan
a. Jumlah kegiatan evaluasi kinerja pnyelenggaraan penataan ruang
40 kegiatan
40 Kegiatan
(100%)
Pelaksanaan kegiatan hingga tahun 2014:
Penyusunan dokumen Renstra 2010-2014, (10 keg)
Penyelenggaraan koordinasi penyusunan program tahunan, (10 keg)
Administrasi kegiatan hibah LN, (10 keg)
Penyiapan dokumen LAKIP dan PKPD, (10 keg)
Sumber: Laporan Kinerja DJPR tahun 2014
Capaian fokus prioritas penyesuaian peraturan perundangan sesuai amanat Undang-Undang Penataan Ruang sampai dengan tahun 2014 tercermin dari kinerja kegiatan prioritas penyiapan dan penetapan materi peraturan perundang-undangan dan NSPK Bidang sebanyak 55 NSPK (91,67%); perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional termasuk melakukan koordinasi dan fasilitasi proses penetapan dokumen-dokumen yang dihasilkan sebanyak 7 RTR Pulau (100%) dan 15 Perpres KSN (21,74%); fasilitasi penyusunan substansi raperda RTRW dan rencana rincinya melalui kegiatan Konsultan Manajemen Regional (KMR) sebanyak 26 KMR (2011), dan Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) 6 KMW (2012).
Adapun untuk fokus prioritas peningkatan kualitas produk rencana tata ruang, terlihat dari kinerja capaian kegiatan prioritas pengembangan kapasitas dan pelembagaan penyelenggaraan penataan ruang sebanyak 29 kegiatan (100%) serta peningkatan kualitas hasil penyelenggaraan penataan ruang yang terdiri dari:
1. Jumlah kegiatan stocktaking tata ruang provinsi sebanyak 2 kegiatan (25%);
2. Jumlah kabupaten yang mendapatkan bantek peningkatan pelaksanaan penataan ruang kabupaten pemenang PKPD sebanyak 15 kabupaten (100%);
3. Jumlah kabupaten yang mendapatkan bimbingan teknis penataan ruang wilayah kabupaten 398 kabupaten (100%);
4. Jumlah kabupaten yang mendapatkan bimbingan teknis pengembangan wilayah/kawasan perdesaan dan agropolitan sebanyak 28 kawasan (100%);
5. Jumlah kegiatan bimbingan teknis pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi sebanyak 6 kegiatan (27,27%);
6. Jumlah kawasan andalan/koridor yang mendapatkan arahan pengembangan wilayah lintas provinsi sebanyak 12 kawasan/koridor (80%);
7. Jumlah wilayah sungai yang mendapatkan fasilitasi penataan ruang lintas wilayah sebanyak 7 WS (10%).
Kemudian, kinerja fokus prioritas sinkronisasi program pembangunan sesuai dengan rencana tata ruang tercermin dari capaian kegiatan prioritas perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional termasuk melakukan koordinasi dan fasilitasi proses penetapan dokumen-dokumen yang dihasilkan sebanyak 32 Provinsi di luar DKI Jakarta (97%).
Lebih lanjut, capaian fokus prioritas peningkatan kesesuaian pemanfaatan lahan dengan rencana tata ruang terlihat dari kinerja kegiatan prioritas pembinaan PPNS bidang penataan ruang sebanyak 600 orang (120%) dan perumusan kebijakan, program dan anggaran, kerjasama luar negeri, serta evaluasi kinerja pelaksanaan kegiatan sebanyak 40 kegiatan (100%).