• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 - PENUTUP

4.2. Rekomendasi

Berdasarkan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja Kementerian PU tahun 2010-2014 secara umum dan khususnya pada tahun 2010-2014, maka terdapat beberapa hal yang membutuhkan perhatian dalam rangka peningkatan kinerja kedepan, yaitu:

Perhatian dan langkah tindak yang diperlukan kedepan secara umum Kementerian PUPR

 Merubah atau memperbaiki rumusan Indikator Kinerja Utama atau Indikator Kinerja Sasaran Strategis, terutama dengan terjadinya perubahan struktur organisasi akibat

meleburnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perumahan Rakyat pada akhir tahun 2014 menghadapi pelaksanaan perencanaan jangka menengah nasional ketiga tahun 2015-2019. Dalam hal tersebut termasuk memperbaiki dan mengembangkan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di lingkungan Kementerian PUPR dalam kaitannya dengan Peraturan Presiden nomor 29 tahun 2014 tentang SAKIP.

 Mempercepat proses pembebasan lahan dengan mengembangkan metode yang lebih efektif dengan tetap berdasarkan pada undang-undang dan peraturan yang berlaku. Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pengadaan lahan, antara lain: i) Adanya tim khusus yang bersifat ad-hoc dengan tugas utama mengatasi permasalahan birokrasi (debottlenecking) pada proses pembebasan lahan; ii) Menyusun peraturan teknis yang menjabarkan implementasi UU Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum; iii) meningkatkan koordinasi antar instansi;

 Memberikan kepastian kepada para pihak yang diajak bekerjasama, terutama pihak yang memberikan loan sehingga pelaksanaannya dapat sesuai jadwal kesepakatan. Hal ini terkait juga dengan pembebasan lahan dan proses persetujuan revisi desain dari pemberi loan. Selain itu, perlu mempertajam penyiapan kriteria pendanaan yang dibiayai dana Pinjaman Luar Negeri, mempercepat proses persetujuan proses pelelangan ataupun percepatan perjanjian dengan cara membagi 2 (dua) tahap perjanjian Engineering Service Phase dan Construction Phase;

 Menyusun rencana pelaksanaan program dan kegiatan serta penetapan target kinerja yang lebih akurat dengan mempertimbangkan tujuan organisasi, kemampuan SDM, faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan alokasi anggaran dan faktor terkait lainnya. Termasuk dukungan monitoring dan evaluasi kinerja secara reguler dan berkala untuk dapat mengendalikan kinerja dengan mengembangkan dan memperbaharui basis data infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang sudah terlaksana dan sedang dilaksanakan.

 Meningkatkan kemampuan, kompetensi, dan kapasitas sumber daya aparatur dalam bidang infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat, baik secara teknis (perencanaan dan pelaksanaan, serta penelitian dan pengembangan) maupun non teknis (berupa dukungan manajemen dan pengawasan). Hal itu dapat dilaksanakan melalui pelatihan, pendidikan vokasi, recruitment dan pengelolaan jenjang karir.

 Meningkatkan kinerja pengelolaan aset/proses alih status/hibah BMN, terkait pengelolaan aset, pembinaan, pendampingan percepatan proses hibah BMN, verifikasi kelengkapan dokumen pendukung proses Hibah BMN serta sosialisasi proses hibah kepada pejabat/aparat terkait dari pemerintah yang akan meneriman hibah BMN.  Berkurangnya jumlah pegawai yang masuk masa pensiun, meninggal, berhenti dan atau

pindah pada tahun (2011: 746 orang; 2012: 758 orang; 2013: 779 orang dan tahun 2014: 256 orang), disisi lain pemerintahan baru memberlakukan moratorium PNS/CPNS baru.

 Percepatan Proses Pengadaan, Upaya percepatan proses pengadaan telah dilakukan dengan dukungan dari Unit Layanan Pengadaan (ULP) yang secara rutin melakukan pemantauan terhadap proses pengadaan.

 Menyusun rencana pengawasan dengan menyesuaikan pada pembangunan jangka menengah, menerapkan Risk Base Internal Audit, meningkatkan penerapan Sistem

PENUTUP Halaman 129 | 147 Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) dan pedoman kendali mutu audit, serta pelibatan/partisipasi masyarakat dalam pengawasan.

 Meningkatkan koordinasi dengan aparat penegak hukum (Kejaksaan Agung dan Kepolisian) dalam penanganan tindak lanjut hasil pengawasan yang terkait dengan tindak pidana korupsi maupun dalam penanganan pengaduan masyarakat., serta dengan aparat pengawasan fungsional lainnya (BPKP dan Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota) untuk menghindari pemeriksaan yang berulang-ulang dalam satu objek pemeriksaan.

Perhatian dan langkah tindak yang diperlukan kedepan secara khusus bidang infrastruktur pekerjaan umum

 Standar Operasional Prosedur untuk tiap-tiap jenis pekerjaan perlu disusun dan disahkan untuk mengikat tanggung jawab sehingga dapat diperoleh kinerja yang lebih baik.

 Pembatalan pembatalan Undang-Undang Nomor 7/2004 tentang Sumber Daya Air (SDA) oleh Mahkamah Konstitusi berdasarkan judicial review, sehingga pengaturan terkait dikembalikan pada UU no 11/1974 tentang Pengairan.

Beberapa kegiatan multiyears terkendala lambatnya izin yang dikeluarkan. Hal ini perlu diantisipasi sehingga seluruh kegiatan dapat dilaksanakan tepat waktu. Selain itu, koordinasi dalam satu BBWS/BWS yang terdiri dari beberapa satker perlu ditingkatkan agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan baik.

 Mengantisipasi sejumlah penyebab kerusakan dini pada infrastruktur jalan. Dimana menurut hasil kajian pada tahun 2011 kerusakan secara umum adalah: i) untuk perkerasan lunak: diakibatkan oleh: overload (47%), pemeliharaan (20%), kualitas konstruksi (15%), faktor desain dan lainnya (18%); dan ii) untuk perkerasan kaku, diakibatkan oleh: overload (38%); kualitas konstruksi (29%); pemeliharaan (5%); faktor desain dan lainnya (29%). Khusus untuk Jalur Pantai Utara dan Lintas Timur, berdasarkan hasil survey WIM (Weight In Motion) didapatkan bahwa kelebihan muatan di Pantura dan Jalintim berkisar antara 10% s/d 100% dengan rata-rata 60% dari beban standar. Hal tersebut mengakibatkan umur rencana jalan yang semula 10 tahun mengalami penurunan signifikan menjadi 1,1 tahun;

 Meningkatkan kerjasama yang lebih baik dengan pemerintah daerah dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang bagian-bagian jalan serta tata ruang sepanjang jalan nasional. Hal ini terutama terkait dengan hambatan samping di jalan nasional yang masih tinggi, seperti masih banyaknya jalan atau bahkan persil (bidang tanah dengan batas tertentu) yang mengakses langsung ke jalan nasional. Selain itu masih banyaknya kegiatan lokal yang tumbuh di sepanjang jalan nasional, sehingga menyebabkan kecepatan tempuh di jalan nasional tidak sesuai dengan rencana;

 Menyempurnakan konsep intermoda dalam angkutan penumpang dan barang di Indonesia, dimana menurut kajian Sistem Logistik Nasional (Sislognas) oleh Pusat Pengkajian Logistik dan Sistem Rantai Pasok Institut Teknologi Bandung bahwa sektor jalan masih mempunyai sharing berkisar 84,13% untuk pengangkutan penumpang dan 90,34% untuk pengangkutan barang.

 Fasilitasi penguatan kelembagaan stakeholder di daerah (pemerintah daerah dan masyarakat) dalam penerimaan ataupun pemanfaatan infrastruktur terbangun,

sehingga tingkat pemanfaatannya dapat dioptimalkan. Hal itu dapat dilakukan diantaranya dengan memberikan acuan pelaksanaan.

 Menjamin keberlanjutan dan kebermanfaatan program melalui pedoman yang ditetapkan sebagai arahan, petunjuk dan panduan bagi berlangsungnya proses pelaksanaan program.

Meningkatkan sinergi sumber pembiayaan Corporate Social Responsibility (CSR) melalui penyusunan database dan mengembangankan kerjasama dengan perusahaan yang potensial membiayai pembangunan infrastruktur, terutama pada subbidang Cipta Karya. Hal itu perlu walaupun kebijakan pendanaan melalui APBN, PHLN dan CSR dibatasi sebesar 30% dari total pembangunan infrastruktur keciptakaryaan, sehingga sisanya harus dibiayai dari dana APBD daerah yang bersangkutan.

 Memperbaiki dan menyempurnakan mekanisme tingkat pengembalian dana bergulir dalam Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat. Hal itu mengingat pada pelaksanaan P2KP sebelumnya, hanya 30% dari total dana bergulir yang dapat bermanfaat dalam peningkatan kapasitas usaha masyarakat miskin.

 Mengembangkan metode pelaksanaan pembinaan kompetensi tingkat konstruksi dengan mobilisasi dukungan semua pihak seluruh stakeholder jasa konstruksi baik di pusat maupun di daerah. Termasuk didalamnya dengan penyusunan dan penerapan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum untuk penyelenggaraan Continuing Profesional

Development (CPD) serta infrastrukturnya;

 Mengembangkan database tenaga kerja konstruksi dan sistem informasi pelatihan konstruksi, sehingga informasi dan tahapan peningkatan kompetensi tenaga kerja dapat dilakukan secara simultan dan berkelanjutan. Hal itu sekaligus memberikan feedback untuk mengukur tingkat capaian outcome dalam hal pembinaan konstruksi;

LAMPIRAN Halaman 131 | 147

LAMPIRAN

Tabel Rencana Kinerja Tahun 2014

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

1 Meningkatnya Layanan

Jaringan Irigasi dan Rawa Luas Cakupan Layanan Jaringan Irigasi dan Rawa (dibangun/ditingkatkan dan dioperasikan/dipelihara) 137.486,68 ha (dibangun/ditingkatkan) 3.458.840 ha (dioperasikan/dipelihara) 2 Meningkatnya Keberlanjutan

dan Ketersediaan Air untuk Memenuhi Berbagai Kebutuhan

Kapasitas Tampung Sumber Air yang Dibangun/ Ditingkatkan dan Dijaga/ Dipelihara 133.948.541,46 m3 (dibangun/ditingkatkan) 194.723.000 m3 (dioperasikan/dipelihara) Prosentase Pencapaian Penyelenggaraan Pengelolaan SDA Terpadu oleh Balai-Balai SDA

15 Wilayah Sungai

9 Wilayah Sungai Debit Air Layanan

Sarana/Prasarana Air Baku untuk Memenuhi Kebutuhan Domestik, Perkotaan dan Industri dibangun/ ditingkatkan dan dioperasikan/dipelihara) 16,43 m3/detik (dibangun/ditingkatkan) 44,75 m3/detik (dioperasikan/dipelihara) 3 Berkurangnya Luas Kawasan

yang Terkena Dampak Banjir Luas Kawasan yang Terlindung dari Bahaya Banjir (dibangun/ditingkatkan dan operasi/ pemeliharaan) 22.096 ha (dibangun/ditingkatkan) 200.000 ha (dioperasikan/dipelihara) 4 Meningkatnya Kualitas

Layanan Jalan Nasional dan Pengelolaan Jalan Daerah

Tingkat Kemantapan Jalan 94 %

Tingkat Fasilitasi

Penyelenggaraan Jalan Daerah

Menuju 60% Kondisi Mantap 100 % Tingkat Penggunaan Jalan

Nasional

91,55 Milyar Kendaraan Kilometer 5 Meningkatkan Kapasitas Jalan

Nasional Panjang Peningkatan Struktur/ Pelebaran Jalan 4.459 Km Panjang Jalan Baru yang

Dibangun 129 Km

6 Meningkatnya Kualitas Layanan Air Minum dan Sanitasi Permukiman Perkotaan

Peningkatan Jumlah Pelayanan

Air Minum 8.179 Liter/detik 308 IKK Peningkatan Jumlah Pelayanan

Sanitasi

66 Kawasan 45 Kabupaten/Kota Jumlah Pemda/PDAM yang Dibina

Kemampuannya PDAM 42

7 Meningkatnya Kualitas Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang

Jumlah Rusunawa yang Dibangun Twin Block 30 Jumlah Kawasan Permukiman

dan Penataan Bangunan yang Direvitalisasi 55 Kawasan 8 Meningkatnya Kualitas Infrastruktur Permukiman Perdesaan/Kumuh/ Nelayan dengan Pola Pemberdayaan Masyarakat

Jumlah Kelurahan/Desa yang Ditingkatkan Infrastruktur Permukiman Perdesaan/ Kumuh/Nelayan

10.000 Desa

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

9 Terwujudnya Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan dan Standarisasi Teknis Bidang Penataan Ruang

Jumlah Rencana Tata Ruang dan Rencana Terpadu Program Pengembangan Infrastruktur Jangka Menengah Pulau/

Kepulauan dan Kawasan Strategis Nasional 7 RAPERPRES 14 RPI2JM Jumlah Propinsi/Kabupaten/

Kota yang Mendapat Pembinaan Penyelenggaraan Penataan Ruang

12 RR RTRW Kabupaten 11 RR RTRW Kota 10 Meningkatnya Koordinasi,

Administrasi dan Kualitas Perencanaan, Pengaturan, Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN)

Jumlah Dokumen Perencanaan dan Pemrograman (Jangka Menengah dan Tahunan)

8 Renja Satminkal 1.315 RKAKL 1 RKP 1 Nota Keuangan 21 Dokumen Kajian Kebijakan Penyusunan Dokumen Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja, Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) dan Laporan Triwulan

1 Laporan Keuangan Kementerian 11 Dokumen Evaluasi 3 Laporan BMN Kementerian PU Jumlah Peraturan

Perundang-Undangan Bidang PU dan Permukiman

20 Dokumen 11 Meningkatnya Kualitas

Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur

Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur yang Mendapat Pendidikan dan Pelatihan

7.168 Pegawai Jumlah Pegawai yang Terlayani

Administrasi Kepegawaian serta Jumlah Tata Laksana Standar Operasional Prosedur (SOP) yang Disusun

30.129 Pegawai

13 SOP 12 Meningkatnya Kualitas

Prasarana, Pengelolaan Data, Informasi dan Komunikasi Publik

Jumlah Peta Profil Infrastruktur dan Jaringan Local Area Network (LAN)

588 Peta Tematik

4.000 Orang Jumlah Layanan Informasi Publik

230 Buku

190 Temu Pers Luas Bangunan Gedung Kantor

Kementerian PU yang Ditingkatkan dan Dipelihara

37.623 m² 1 Unit Gedung 13 Terwujudnya Peningkatan

Kepatuhan dan Akuntabilitas Kinerja Penyelenggaraan Infrastruktur yang Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)

Prosentase Menurunnya Tingkat Kebocoran dalam Pembangunan Infrastruktur di Lingkungan Kementerian PU

60 % Prosentase Menurunnya Temuan

Administratif dalam

Pembangunan Infrastruktur di Lingkungan Kementerian PU

50 % 14 Meningkatnya Kapasitas dan

Kinerja Pembina Jasa Konstruksi Pusat dan Daerah

Jumlah Provinsi dan

Kabupaten/Kota yang Terbina Sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan

4 Provinsi 56 Kabupaten/ Kota Jumlah Sumber Daya Manusia 15.000 Orang

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

(SDM) Jasa Konstruksi yang Terlatih

Tingkat Daya Saing Industri Konstruksi Nasional dalam Skala Global

1 Point

Infrastructure GCI

15 Meningkatnya IPTEK dan

NSPM (K) Siap Pakai Prosentase IPTEK yang Masuk Bursa Teknologi Bidang PU 28,26 % Prosentase penambahan SPMK

yang diberlakukan oleh Menteri

PU 30,00 %

Prosentase Pelayanan Teknis

yang Diterima Stakeholder 50,85 % Prosentase Teknologi Tepat Guna

Dokumen terkait