• Tidak ada hasil yang ditemukan

CAPAIAN PENGELOLAAN ANGGARAN MAHKAMAH AGUNG RI TAHUN

Dalam dokumen Laporan Tahunan MA Tahun 2013 (Halaman 191-195)

Graik IV-e : Sebaran SDM Teknis dan Non Teknis

MAHKAMAH AGUNG R

B. ALOKASI ANGGARAN TAHUN

III. CAPAIAN PENGELOLAAN ANGGARAN MAHKAMAH AGUNG RI TAHUN

1. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Mahkamah Agung RI.

Berdasarkan hasil pemeriksaan BPKatas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL) Tahun 2012, Laporan Keuangan Mahkamah Agung RI berhasil mendapat opini Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP) atau Unqualiied Opinion. Ini berarti Laporan

Keuangan Mahkamah Agung RI telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang bersifat material, posisi keuangan (neraca), Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Arus Kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Selanjutnya Menteri Keuangan atas nama Pemerintah Republik Indonesia memberikan penghargaan kepada Mahkamah Agung RI atas keberhasilannya menyusun dan menyajikan laporan keuangan tahun 2012 dengan capaian standar tertinggi dalam akuntansi dan pelaporan keuangan.

Status WTP yang diraih Mahkamah Agung RI pada tahun 2013 menumbuhkan semangat bagi warga pengadilan karena pencapaian ini merupakan buah dari kerja keras seluruh jajaran peradilan. Tetapi status ini tak bisa dijadikan alasan untuk berpuas diri. Pada masa mendatang warga pengadilan diharapkan terus memompa semangat dan terus bekerja keras menuju pengelolaan anggaran yang bersih dan transparan. Upaya mempertahankan opini WTP menjadi tanggungjawab semua pihak di lingkungan Mahkamah Agung RI dan badan peradilan di bawahnya.

Dalam rangka meningkatkan pengelolaan keuangan negara yang baik dimasa mendatang Mahkamah Agung RI berusaha melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Menindaklanjuti segera hasil pemeriksaan BPK, menyelesaikan temuan-temuan, dan menyampaikannya kembali ke BPK sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

b. Mengantisipasi timbulnya temuan yang sama (berulang) atau potensi temuan baru pada Laporan Keuangan mendatang.

c. Menjaga komitmen para pengelola keuangan untuk melaksanakan pengelolaan keuangan negara yang akuntabel, transparan, dan sesuai peraturan perundang-undangan.

d. Meningkatkan efektivitas sistem pengendalian internal dan peran Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) untuk mencegah sedini mungkin penyimpangan pengelolaan keuangan negara. e. Meningkatkan kompetensi SDM bidang pengelolaan keuangan

2. Penyelesaian Kerugian Negara di Mahkamah Agung RI dan Badan Peradilan di bawahnya.

Untuk penyelesaian kerugian negara, Mahkamah Agung RI telah mengeluarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2013 tanggal 14 Agustus 2013 tentang Penyelesaian Kerugian Negara di Lingkungan Mahkamah Agung, sebagai pengganti Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 46 Tahun 2009.Peraturan yang dikeluarkan pada 2013 lebih memberikan kepastian hukum yang kuat bagi penyelesaian kerugian negara di lingkungan Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya.

Berkaitan dengan penyelesaian kerugian negara dan menindaklanjuti Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK atas kerugian negara, Mahkamah Agung RI cq. Biro Keuangan Badan Urusan Administrasi 2013 telah melakukan:

1. Kegiatan penyelesaian kerugian negara

2. Kegiatan penanganan penyelesaian dan Tindak Lanjut Kerugian Negara (TLKN)

Dalam prakteknya, kegiatan di atas dilaksanakan dengan cara mendatangi satker yang mempunyai kasus kerugian negara untuk mendapatkan data dan penyebab kerugian negara disatker tersebut. Kasus kerugian negara yang terjadi di Mahkamah Agung RI dan empat lingkungan peradilan di bawahnya terbagi menjadi tiga, yaitu:

1. Tuntutan perbendaharaan, 2. Tuntutan ganti rugi, dan 3. Tuntutan pihak ketiga.

Sampai dengan 31 Desember 2013, kasus kerugian negara yang diterima dan telah diselesaikan oleh Mahkamah Agung RI c.q. Biro Keuangan Badan Urusan Administrasi adalah sebagai berikut:

Bagian 4 : Manajemen SDM, K

ebijakan MARI dalam P

engelolaan

Anggar

an serta Manajemen

Aset

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

Kerugian Angsuran Selesai Sisa

(Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) I. Sudah Penetapan 1. Tuntutan Perbendaharaan (TP)        4   1.114.246.950,00        2      187.777.941,00        2         37.298.600,00        2      889.170.409,00 2. Tuntutan Ganti Rugi (TGR)      90   1.484.292.264,00      58      523.108.734,00      27      225.910.000,00      63      735.273.530,00 3. Pihak Ketiga (P III)         ‐        ‐         ‐        ‐         ‐        ‐         ‐        ‐ 94         2.598.539.214,00      60      710.886.675,00      29      263.208.600,00      65   1.624.443.939,00 II. Dalam Proses Penelitian 1. Tuntutan Perbendaharaan (TP)         ‐        ‐         ‐        ‐         ‐        ‐         ‐        ‐ 2. Tuntutan Ganti Rugi (TGR)      13         65.800.000,00         ‐        ‐         ‐        ‐      13         65.800.000,00 3. Pihak Ketiga (P III)         ‐        ‐ 13               65.800.000,00         ‐        ‐         ‐        ‐      13         65.800.000,00 III. Informasi Indikasi Kerugian Negara 1. HP BPK   169   3.544.485.622,25        5      109.525.780,00   127   2.423.720.630,69      42   1.011.239.211,56 2. APIP        2         80.807.953,98        2         43.309.174,00         ‐        ‐        2         37.498.779,98 171      3.625.293.576,23        7      152.834.954,00   127   2.423.720.630,69      44   1.048.737.991,54 278      6.289.632.790,23      67      863.721.629,00   156   2.686.929.230,69   122   2.738.981.930,54 JUMLAH    I JUMLAH    II JUMLAH    III JUMLAH TOTAL   (I + II + III) Kasus 2013 JENIS KERUGIAN NO Kasus  Sisa  Kasus  Kasus

Uraian berikut menggambarkan progres yang telah dicapai Mahkamah Agung RI dalam rangka penyelesaian kerugian negara. Jumlah ka- sus kerugian negara yang disebabkan dari tuntutan perbendaharaan atau tuntutan ganti rugi, dan indikasi kerugian negara sebanyak 278 kasus dengan nilai sebesar Rp6.289.632.790,23 dapat diselesaikan hingga 31 Desember 2013 sebesar Rp3.550.650.859,69. Sehingga sisa angsuran hingga 31 Desember 2013 adalah Rp2.738.981.930,54. Dari sisa angsuran tersebut yang merupakan murni tuntutan ganti rugi sebesar Rp1.849.811.521,54. Yang merupakan tuntutan ganti rugi yang sudah ada penetapannya sebesar Rp735.273.530, tuntutan ganti rugi yang belum ditindaklanjuti sebesar Rp65.800.000 dan informasi indikasi kerugian Negara sebesar Rp1.048.737.991,54. Sisa sebesar Rp889.170.409 merupakan tuntutan perbendaharaan yang menjadi wewenang BPK sesuai Peraturan BPK Nomor 3 Tahun 2007.

Penyelesaian kasus kerugian Negara yang diterima dan diselesaikan oleh Mahkamah Agung c.q. Biro Keuangan Badan Urusan Administrasi

mengalami kenaikan dari tahun ke tahun dapat dilihat pada graik

dibawah:

Graik Perkembangan Penyelesaian Kerugian Negara dari tahun 2011 s.d 2013

berdasarkan jumlah kerugian Negara

Keterangan :

- Pada Tahun 2013, terjadi penurunan yang cukup signiikan atas kerugian negara yang masih dalam proses penelitian (dalam arti, kasus kerugian negara ini sudah berhasil ditindak lanjuti), yang pada tahun 2011 berjumlah 54 kasus dengan nilai: Rp388.360.564, pada tahun 2012 berjumlah 42 kasus dengan nilai : Rp1.483.876.124, menjadi 26 kasus dengan nilai Rp154.458.624. Mengalami penurunan sebesar Rp1.329.417.500, (89,59 %), jika dibandingkan dari tahun 2013 dengan tahun 2012.

Dan dapat pula dilihat graik perkembangan Penyelesaian Negara

Bagian 4 : Manajemen SDM, Kebijakan MARI dalam Pengelolaan Anggaran serta Manajemen Aset 169

Keterangan :

- Pada Tahun 2011 jumlah kasus yang ada berjumlah 124 kasus, yang sudah ditindaklanjuti 80 kasus, yang belum ditindaklanjuti sebanyak 44 kasus.

- Pada Tahun 2012 terdapat penambahan kasus sebanyak 69 kasus menjadi 193 kasus, yang sudah ditindaklanjuti 156 kasus, yang belum ditindaklanjuti sebanyak 37 kasus. - Pada Tahun 2013 terdapat penambahan kasus sebanyak 85 kasus menjadi 278 kasus,

yang sudah ditindaklanjuti 267 kasus, yang belum ditindaklanjuti sebanyak 11 kasus.

Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa penyelesaian kerugian Negara dilingkungan Mahkamah Agung Republik Indonesia mengalami peningkatan yang luar biasa. Sehingga kasus yang belum ditindak lanjuti tersisa 11 kasus dengan nilai Rp65.800.000. Dan kasus tersebut akan ditindaklanjuti Triwulan I tahun 2014 sebagai program

kerja bagian veriikasi dan tuntutan ganti rugi.

Daftar nama kasus kerugian negara yang masih dalam proses sebagai berikut:

Graik kasus kerugian Negara dari tahun 2011 s.d. 2013

No. Nama Satker Jenis Kasus Jumlah

Kerugian

1 Lattan Yunus PN

Kefamenanu

TGR Pencurian 1 unit komputer tahun

2012 Belum ada Nilai

2 Yosep Beruat Warin, SE PT Irian Jaya TGR Pencurian Kendaraan Dinas Tahun

2001 Belum ada Nilai

3 Dalim Tata PT Bandung Kehilangan Kendaraan Roda dua Tahun

2012 14.900.000

4 Yudo

Arkasdaroyo/Sukarman Dilmil Jakarta

Kehilangan Kendaraan Roda dua Tahun

2012 Belum ada Nilai

5 Retno Purwandari PN Menggala Kehilangan roda 2 Tahun 2012 Belum ada Nilai

ada Nilai ada Nilai ada Nilai ahun 100.000 ahun 200.000 ahun 500.000 ahun 100.000 DAFTAR KASUS KERUGIAN NEGARA YANG MASIH DALAM PROSES (BLM ADA PENETAPAN)

PADA MAHKAMAH AGUNG RI

Dalam dokumen Laporan Tahunan MA Tahun 2013 (Halaman 191-195)