• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cara kerja Melayout Peta

Dalam dokumen Laporan SIG acara 1 acara 1 (Halaman 110-131)

DAFTAR PUSTAKA

C. Cara kerja Melayout Peta

Membuka Layout terdapat 2 cara, yakni : a. Membuka layout dari pulldown menu view : 1. Klik pulldown menu View

2. Klik sub menu Layout.

1. Dari menu project, pilih dokumen Layout. 2. Klik button New.

a. Memberi nama layout & un-check snap to grid. 1. Dari pulldown menu Layout, pilih Properties. 2. Maka akan muncul jendela Layout Properties.

3. Beri nama Layout, misal Penggunaan Lahan Kota Banyumas. 4. Un-check snap to grid.

5. Klik OK. b. Mengatur Page Setup

1. Dari pulldown menu Layout, pilih Page Setup. 2. Maka akan muncul jendela Page Setup.

3. Tentukan ukuran kertas layout. 4. Tentukan orientasi kertas layout. 5. Tentukan batas margin kertas layout. 6. Klik OK.

c. Menampilkan View Frame

1. Dari button tools, pilih button view frame.

2. Pada blank layout yang tersedia, klik dan drag sesuai tampilan peta yang diinginkan.

3. Maka akan muncul jendela View Frame Properties.

4. Tentukan pilihan peta (sebaiknya pilih User Specifield Scale).

5. Tentukan perbandingan skala yang sesuai, misalkan isikan 1:125,000. 6. Klik OK.

d. Setup Graticule & Measure Grid

1. Memunculkan Ekstension Graticule and Measure Grids yakni dengan cara pilih menu file, pilih ekstension, maka akan muncul kotak Extension.

2. Check list Graticule and Measure Grid, kemudian pilih OK.

3. Dari button menu pilih button Graticule and Measure Grid untuk mengaktifkan, maka jendela Graticule and Measure Grid Wizard akan terbuka.

4. Tentukan View Frame yang akan dibuat gridnya, dalam hal ini viewnya adalah pengukuran Lahan Kota Banyumas.

5. Check list Create Graticule. 6. Klik Next.

7. Tentukan pilihan untuk jenis gridnya, misalkan pilih atau check list Labels only.

8. Kemudian tentukan nilai interval grid. Karena koordinat menggunakan sistem decimal degrees, maka kita harus menentukan besar interval dari kolom Degrees baik latitude (kiri) dan longitude (kanan) dengan angka 0;

9. Kemudian kolom Minutes dengan angka 5, dan 10. Untuk kolom Second dengan angka 0.

11. Tentukan pilihan grid layout, bingkai atau tanpa bingkai. 12. Klik Preview kemudian finish.

Langkah selanjutnya adalah mengedit tulisan angka koordinat. Dapat terlihat bahwa koordinat yang dihasilkan secara otomatis tersebut tidak memberi keterangan mengenai informasi bujur dan lintangnya sehingga peta menjadi kurang informatif. Seharusnya terdapat informasi lintang dan bujur pada angka-angka koordinat dalam suatu peta, semisal 107°00 BT (Bujur Timur), 06°30’LS (Lintang Selatan), dll.

Oleh karena itu, perlu dilakukan pengeditan terhadap tulisan koordinat tersebut dengan menggunakan cara Ungroup. Langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Klik kiri bingkai koordinat hingga bingkai koordinat terblok (muncul 8 titik di pinggir-pinggir kotak/bingkai koordinat) sehingga ikon Ungroup muncul/hidup pada kotak ikon menu.

2. Kemudian pilih Ungroup dengan klik kiri sebanyak 2 kali pda ikon menu bar. Setelah itu bingkai/kotak koordinat akan terpisah-pisah komponennya (un- group) dengan tampilan dimana semua komponennya terblok. Klik kiri diluar

petea untuk menghilangkan blok di semua komponen tersebut hingga tak ada lagi komponen yang ter-blok.

3. Setelah itu, blok angka dalam kotak koordinat yang akan kita edit hingga muncul titik-titik di setiap sisi-sisinya.

4. Pilih Graphics pada menu, kemudian pilih Properties hingga mucul kotak Text Properties.

5. Edit tulisan pada kolom di dalam kotak Text Properties. 6. Setelah itu, pilih OK.

Kemudian lakukan hal serupa untuk semua angka koordinat (edit angka koordinat).

Memberi judul peta

1. Dari button tools, pilih button text. Klik dimana teks akan dituliskan.

2. Maka akan muncul jendela Text Properties. Tuliskan judul peta pada box yang tersedia.

3. Jika diperlukan, Alignment (rataan), spasi dan sudut rotasi judul peta dapat diatur.

4. Letakkan judul peta pada tempat yang sesuai, yakni dengan cara klik kiri pada judul peta hingga judul peta terblock dan kursor berubah menjadi berbentuk mata angin, kemudian drag judul peta ke tempat yang ditentukan, misalnya di tengah peta.

5. Ukuran, warna, jenis, serta style text dari judul peta dapat dirubah bila diperlukan. Caranya yakni klik kiri judul peta, kemudian pilih window pada menu, kemudian pilih Show Symbol Window. Maka akan muncul kotak Font Palette.

Mengeluarkan frame arah utara dan skala

1. Dari button tools pilih button North Arrow. Klik & drag diamana arah utara akan ditempatkan.

2. Maka akan muncul jendela North Arrow Manager. Pilihlah salah satu yang tersedia.

3. Sudut rotasi arah utara dapat diatur jika diperlukan. 4. Klik OK.

Mengeluarkan skala peta

1. Dari button tools pilih button skala bar frame. Klik & drag diamana arah utara akan ditempatkan.

2. Maka akan muncul jendela Scale Bar Properties. Tentukan View Frame yang akan di layout (Peng Lahan Banyumas).

3. Style skala, unit satuan skala dan interval dapat diatur jika diperlukan. 4. Klik OK

Mengeluarkan legenda peta

1. Dari button tools pilih button Legend Frame 2. Klik & drag dimana legenda akan ditempatkan.

3. Maka akan muncul jendela Legend Frame Properties. Tentukan View Frame yang akan dibuat legendanya.

4. Klik OK

5. Atur legenda yang diperlukan seperti membuat judul Legenda.

Langkah berikutnya adalah simplify legenda, hal ini bertujuan untuk memisahkan komponen (un-group) sehingga kita dapat mengatur dan mengedit legenda.

Dalam hal ini, nama theme (Landuse_Kota Banyumas.shp) ikut serta muncul atau diganti dengan judul legenda/keterangan.

Caranya adalah klik legenda peta hingga terblok (muncul 4 titik di sudut-sudut legenda).

1. Pilih Graphics pada menu, kemudian pilih Simplify. Maka, legenda akan terpecah dan dapat diedit untuk setiap komponen dalam legenda.

2. Kemudian klik kiri diluar legenda untuk menghilangkan blok.

3. Kemudian pilih komponen yang akan diedit atau dirubah (misal, nama theme/layer legenda Landuse_Kota_Banyumas.shp) dengan cara klik hingga terblok.

4. Pilih Graphics pada menu, kemudian pillih Properties hingga muncul Text Properties.

5. Setelah itu rubah text-nya pada kotak Text Properties, misalkan merubah tulisan Landuse_Kota_Banyumas.shp menjadi Keterangan.

6. Kemudian klik OK.

Setelah text berubah, atur posisi letaknya. Kemudian atur style tulisan atau ukuran textnya dengan menggunakan Show Symbol Window pada menu Graphic.

Langkah berikutnya adalah memberi ornamen garis, seperti garis bingkai pada peta dengan menggunakan draw rectangle. Caranya yakni pillih button draw rectangle pada menu. Kemudian buat garis dengan cara drag kursor sehingga garis akan terbentuk.

Ekspor Peta

File peta dapat diekspor ke dalam beberapa ekstensi atau format. Salah satunya adalah format gambar (*JPEG). Caranya yakni :

1. Klik pulldown File kemudian pilih sub menu Export.

2. Tentukan tipe file eksport yang diinginkan, misal pilih JPEG.

4. Kemudian tentukan resolusi (DPI) yang diinginkan. 5. Klik OK.

6. Beri nama file hasil eksport.

7. Kemudian simpan dalam folder yang diinginkan. 8. Klik OK.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

B. Pembahasan

Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembacara menerima.

Layout digunakan untuk menggabungkan semua dokumen (view, tabel, dan chart) ke dalam suatu dokumen yang siap cetak Dalam layout dapat dilakukan penambahan berbagai atribut peta sesuai dengan kaedah-kaedah kartografi yang berlaku. Pembuatan layout peta pada dasarnya adalah merupakan langkah untuk mempersiapkan peta ke dalam satu format tampilan agar dapat dipresentasikan kedalam format cetakan untuk kemudian dicetak melalui printer. Untuk mengaktifkan layout peta adalah dengan mengeksekusi perintah layout dan kemudian dapat diseting sesuai dengan penampiilan peta yang diinginkan (Prahasta, 2004).

Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu system proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Istilah yang berasal dari peta Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh kain atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari dua

Peta berdasarkan penurunan dan penggunaan, terdiri dari:

1. Peta dasar, digunakan untuk membuat peta turunan dan perencanaan umum maupun pengembangan suatu wilayah. Peta dasar umumnya menggunakan peta topografi.

2. Peta tematik, dibuat atau diturunkan berdasarkan peta dasar dan memuat tema- tema tertentu, seperti peta tata batas, peta perkembangan penunjukan kawasan hutan, peta illegal logging, peta kebakaran hutan, peta perambahan, peta tempat kejadian, peta sebaran satwa dan lain-lain

Hal-hal yang dapat diatur dalam layout peta adalah; ukuran cetakan, view peta, legenda, skala, dan orientasi peta. Langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah : 1. Klik menu view lalu pilih layout. Klik pada pull down menu Layout, pilih

Page Setup, pilih orientasi Landscape 2. Blok semua bagian pada peta, lalu tekan del 3. Klik view lalu pilih netland sesuai keinginan.

4. Untuk mengisikan gambar dalam layout, lakukan perintah berikut : Klik kiri pada

icon (View Frame) lalu bentuklah rectangle pada layout dan akan muncul window pertanyaan. Pada menu pilihanView, klik View 1 lalu klik OK. 5. Pilih Icon T untuk menulis judul pada peta tersebut.

6. Klik & tahan icon globe , pilih (Legend Frame), bentuklah rectang di bawah gambar yang ada lalu akan muncul window pertanyaan. Pada View Frame, klik View1 lalu klik OK kemudian akan muncul gambar legenda dari View 1.

7. Klik & tahan icon globe , pilih icon (Scale Bar Frame), bentuklah rectang pada area yang kosong lalu muncul window pertanyaan. Pilih salah satu gambar yang ada lalu klik OK dan akan muncul skala dari View 1.

8. Klik & tahan icon globe , pilih icon (North Narrow), bentuklah rectang di bawah gambar yang ada lalumuncul window pertanyaan. Pilih salah satu gambar yang ada lalu klik OK dan akan muncul orientasi utara dari View 1. 9. Klik icon T untuk memasukan identotas si pembut peta, dan sumber citra dari

mana.

10. Setelah itu pilih granuler untuk memasukan garis lingtang dan ujur pada peta. 11. Setelah sudah jadi semua, blok semua bagian peta, lalu klik icon group. agar

apabila ingin digeser, semua bagian pete tergeser semua

12. Lalu Klik menu file lalu pilih ekport to JPEG (Puspics UGM, 2004).

Peta yang benar dan baik harus memenuhi persyaratan kartpgrafi, diantaranya adalah:

1. Peta harus cinform, artinya bentuk daerah , pulau, benua yang digambar pada peta harus sama bentuknya dengan kenyataan dilapangan.

2. Peta harus equivalent artinya daerah yang digambar sama luasnya jika dilakukan dengan skala peta.

3. Peta equidistant, artinya jarak – jarak yang digambar di peta harus tepat perbandingannya dengan jarak sesungguhnya di lapangan.

4. Peta harus jelas, rapi, bersih, tidak membingungkan dan mudah dipahami. Peta harus ada indeks, daftar isi, keterangan/ legenda

Output yang dikehendaki oleh sebagian besar adalah layout peta yang menarik dan mudah dimengerti serta mengandung presisi yang baik. Setidaknya dalam suatu layout peta, seperti judul peta, skala peta, arah utara, koordinat/grid, legenda peta, tahun pembuatan, penerbit peta, dan index peta (Purwanto, 2004). Berikut ini adalah keterangan mengenai komponen layout peta, antara lain :

1. Judul Peta

Mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya di bagian atas tengah, atas kanan, atau bawah. Walaupun demikian, sedapat mungkin diletakan di kanan atas.

2. Skala Peta

Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di lapangan. Skala ditulis di bawah judul peta, di luar garis tepi, atau di bawah legenda.

3. Orientasi/Tanda Arah

Pada umumnya, arah utara ditunjukkan oleh tanda panah kea rah atas peta. Letaknya di tempat yang sesuai jika ada garis lintang dan bujur, koordinat dapat sebagai petunjuk arah.

4. Koordinat/grid

Sistem koordinat yang biasa digunakan adalah Universal Transverse Mercator (UTM) dan sistem koordinat geografis yang menunjukan suatu titik di bumi berdasarkan garis lintang dan bujur.

Legenda adalah keterangan dari symbol-simbol yang merupakan kunci untuk memahami peta.

6. Simbol Peta

Simbol Peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya, jenis-jenis symbol peta antara lain :

 Symbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat.

 Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan dengan jarak.

 Simbol area, digunakan untuk mewakili suatau area tertentu dengan symbol yang mencakup area tertentu.

Komposisi peta adalah cara menempatkan informasi lain (informasi tepi) disamping peta itu sendiri. Informasi tepi tersebut antara lain berupa:

Erwin Raiz (1948) mengemukakan bahwa peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil sebagai kenampakannya jika dilihat dari atas dengan ditambah tulisan-tulisan sebagai tanda pengenal. R.M. Soetardjo Soerjosoemamo (1970) peta adalah suatu lukisan dengan tinta dari seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diperkecil dengan perbandingan ukuran yang disebut skala atau kedar. Sedangkan menurut International Cartographic Association (ICA,1984) a map is a representation, normally to scale and on a plate medium, of selection of materials or abstract features in relation to the earth surface or of the celestial body. Kurang lebih artinya bahwa peta adalah suatu gambaran yang biasanya berskala pada suatu bidang datar, dari material-material yang sudah dipilih atau kenampakan-kenampakan yang abstrak dalam hubungannya dengan permukaan bumii atau jagat raya.

Peta mempunyai fungsi untuk mencatat atau menggambarkan secara sistematis lokasi data permukaan bumi, baik data yang bersifat fisik maupun data budaya yang sebelumnya telah ditetapkan. Peta menggambarkan fenomena geografikal dalam wujud yang diperkecil dan mempunyai kegunaan yang luas apabila didesain dengan tujuan khusus. Menurut Sinaga (1992) kegunaan peta antara lain untuk kepentingan pelaporan, peragaan, analisis, dan pemahaman dalam interaksi dari obyek atau kenampakan secara keruangan (spatial relationship).

Pada praktikum yang kami lakukan, peta rempoah yang telah didigitasi dibuat layoutnya begitupula pada peta fungsi kawasan. Kedua peta yang dibuat diberi keterangan legenda, skala, mata angin, dan keterangan informasi lainnya yang

membantu memudahkan pembaca. Kemudian layout yang ditampilkan disesuaikan dengan format yang ada sesuai dengan peta RBI yang ada di Indonesia.

Layout ini akan bermanfaat untuk memperjelas peta dan memperindah secara tampilan, selain itu tujuan yang lebih penting mengenai layout peta adalah sebagai atribut pelengkap yang mampu menjelaskan isi peta, yang merupakan informasi- informasi penting. Tanpa adanya layout, sebuah peta tidak akan berarti apa-apa, dan hanya bermakna sebagai gambar biasa. Pentingnya layout ini pada sebuah peta, sehingga perlu dilakukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mendesain layout yang baik (Kang-Tsung Chang, 2002).

Adapun langkah-langkah dalam pembuatan layout peta, antara lain : 1. Tampilkan peta yang akan di layout kedalam Arc View.

2. Setting View Propertiesnya, sehinga sekalanya muncul. 3. Masuk ke project window.

4. Pilih Layout.

5. Kemudian buat layout baru dengan menggunakan tombol New. 6. Gunakan icon View Frame untuk menampilkan peta.

7. Klik pada pojok kiri atas dan tahan, kemudian tarik ke arah pojok kanan bawah. 8. Peta yang ditampilkan pada Layout Window sesuai dengan tampilan pada View

Window.

9. Aktifkan Extensions Graticules And Measured Grids sehingga akan muncul icon Graticules And Grids

10.Klik peta dengan menngunakan kursor pointer.

11. Klick icon Graticules And Grids sehingga muncul kotak diolog.

12.Pilih View Frame yang akan diberi ditambah grid pada combo box, kemudian Next.

13.Pilih icon Legend Frame, untuk mengubah icon dari View Frame ke Legend Frame yaitu dengan klik View Frame dan tahan, sehingga muncul beberapa icon

14.Selain View Frame dan Legend Frame ada beberap tool lain yang lain yang bisa di manfaatkan (Danoedoro, 1996).

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Peta menggambarkan permukaan bumi dengan ukuran skala tertentu. Pada peta dikenal istilah layout yang mendesain bentuk peta yang akan dipublikasikan. Pada layout yang ada diharapkan dapat memudahkan pembaca baik dari kalangan pelajar maupun bukan pelajar. Pada praktikum yang kami lakukan, peta rempoah dibuat dalam bentuk layout dan diberi informasi tambahan yang mendukung peta tersebut. oleh karena itu, layout sangat dibutuhkan guna memperjelas isi peta yang dibuat.

B. Saran

Alangkah baiknya praktikum dilaksanakan lebih teratur dan dilaksanakan pada waktu yang tepat. Sehingga praktikan dapat datang dan menyelesaikan praktikum dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Danoedoro, P. 1996. Pengolahan Citra Digital Teori dan Aplikasinya dalam Bidang Penginderaan Jauh. Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Elly, M. Jafar. 2009. Sistem Informasi Geografis. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Kang-Tsung Chang, 2002. Introduction to Geographic Information System, Mc.Graw-Hill. Singapore.

Karim, Syaeful dan Djauharry Noor. 2006. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Geografis Sebagai Alat Bantu Pembuat Keputusan Alokasi Industri Di Wilayah Kota Depok. Universitas Bina Nusantara. Yogyakarta.

Murni, A. 1992. Pengantar Pengolahan Citra. Elex Media Komputindo. Jakarta. Paryono, Petrus. 1994. Sistem Informasi Geografis. Penerbit Andi. Yogyakarta. Prahasta, Eddy. 2002. Sistem Informasi Geografis. Informatika. Bandung.

Purwanto, Taufik. 2004. Analisis Data Spasial. Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Ramakhrisnan, Johannes, Raghu and Gehrke. 2000. Database Management Systems. McGraw-Hill. Singapore.

Yuliadji RW, Suryono GF, Ruben A. 1994. Aplikasi SIG untuk Pemetaan Informasi Pembangunan. Gramedia. Jakarta.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Survei lapangan atau fieldwork merupakan salah satu bagian dari proses kegiatan pemetaan yang memiliki peranan penting dalam membantu memahami ilmu sains kebumian maupun lingkungan (Cotingham,2002). Pada dasarnya kegiatan survei lapangan merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan maupun ditinggalkan dalam segala bentuk kegiatan pemetaan sekalipun pada saat telah berkembang berbagai macam disiplin ilmu maupun teknologi yang memungkinkan seseorang mampu mengidentifikasi suatu obyek tanpa harus bersentuhan langsung dengan obyeknya. Kegiatan survei lapangan mampu memberi pemahaman baik sifatnya makro, meso, maupun mikro terhadap obyek yang dipetakan maupun dianalisis sehingga melengkapi setiap bagian analisa dan pemecahan masalah yang sedang dikaji maupun diteliti.

Setiap kegiatan survei lapangan memiliki tujuan dan metode yang berbeda beda dalam teknik akusisi data, penyimpanan mapun pemrosesan data. Sebagian teknik survei lapangan yang dilakukan pada masa sekarang masih cenderung cukup konvensional meskipun telah dikombinasikan dengan teknologi yang sudah ada dan berkembang. Kertas sebagai peta maupun checklist dianggap suatu instrumen dalam survey lapangan yang sudah cukup mampu mewakili proses akusisi data, pengambilan sampel, maupun sebagai dasar analisa suatu obyek atau masalah yang

dikaji, akan tetapi instrumen tersebut tidak lepas dari beberapa kelemahan yang berpengaruh terhadap kualitas data yang diambil serta output yang dihasilkan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Integrasi teknologi penginderaan jauh dengan sistem informasi geografis telah dipercaya mampu menghasilkan peta yang memiliki koordinat, luasan area, maupun kajian analisis hasil dari pengolahan data maupun di lapangan. Akan tetapi untuk survei lapangan masih menggunakan instrumen berupa peta dari kertas dan GPS dimana peta kertas tersebut tidak menunjukkan lokasi absolut suatu area kajian mapun titik sampel yang representatif dan tidak memiliki substansi data attribut di dalamnya sehingga pengolahan, editing, penyusunan basisdata spasial maupun analisis tidak dapat dilakukan secara maksimal di lapangan. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknologi sistem informasi geografis yang juga terintegrasi dengan posisi koordinat suatu obyek di muka bumi dengan menggunakan Global Positioning System atau GPS. Sistem Informasi ini disebut juga Mobile GIS atau Sistem Informasi Geografis berbasis Mobile atau MobileGIS. Dalam struktur disiplin ilmu sains informasi geografis, sistem Mobile-GIS dapat diklasifikasikan sebagai fungsi/ perangkat SIG yang memiliki kapabilitas mobilisasi tinggi, terkoneksi dengan perangkat digital, mampu meneirma, memproses, dan menampilkan data spasial secara digital (Mohammed Eleiche,2009). Sistem ini terintegrasi dengan perangkat bergerak seperti Personal Digital Assistant maupun smartphone yang memiliki kemampuan dalam menyimpan data dalam format digital, mengolah,

berintergrasi dengan GPS sehingga sistem informasi geografis yang berbasis mobile ini diharapkan meningkatkan akurasi dan efisiensi dalam kegiatan survei lapangan, kemampuan dalam perolehan data dengan cukup cepat, mengurangi biaya, efisiensi waktu lapangan, lebih akurat dalam pengamatan dan data akusisi di lapangan sehingga dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan maupun analisis di lapangan serta mampu menggantikan teknologi kertas dengan instrumen.

B. Tujuan Praktikum

1. Mampu melakukan navigasi darat berdasarkan informasi geografis

2. Melakukan cek lapang untuk menyesuaikan informasi peta dan kenyataan lapang 3. Mengetahui omisi dan komisi peta yang dibuat

4. Menentukan akurasi peta yang dibuat dengan uji omisi dan komisi

C. Manfaat Praktikum

Dalam dokumen Laporan SIG acara 1 acara 1 (Halaman 110-131)

Dokumen terkait