• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan SIG acara 1 acara 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan SIG acara 1 acara 1"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sistem informasi geografi (SIG) dikenal dengan nama Geography Information System yang berguna dalam mengumpulkan, mengolah, dan menginformasikann data-data yang berkaitan dengan geografis. Sistem informasi yang berkaitan dengan catatan permukaan bumi secara konvensional telah dilakukan oleh berbagai instansi sejak lama dalam bentuk peta, tabel, dan laporan yang disimpan dalam lemari dan filling cabinet.

Sekarang ini SIG lebih berorientasi kepada penggunaan komputer dan teknologi penginderaan jauh. Oleh karena itu SIG dapat dikatakan sebagai komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data, dan sumber daya manusia yang bekerja sama secara efektif dalam suatu system untuk menginformasikan kenampakan dan fenomena permukaan bumi sesuai tujuan tertentu. Adapun dalam SIG dikenal beberapa software yang digunakan untuk penginderaan jauh antara lain ER Mapper dan Arc View.

(2)

B. Tujuan Praktikum

1. Mengetahui jenis dan kegunaan menu utama program ER Mapper serta Arc View.

2. Mengetahui informasi dasar citra.

3. Menginterpretasikan beberapa objek dalam citra

4. Melakukan klasifikasi citra dengan kunci interpretasi serta teknik supervised classification.

C. Manfaat Praktikum 1. Dapat menjalankan program SIG dalam penginderaan jauh

2. Memperdalam pengetahuan dan kegunaan menu utama program ER mapper serta Arc View

3. Menggunakan informasi dasar citra berdasarkan tujuan tertentu.

4. Agar praktikan dapat mengaplikasikan dan memanfaatkan SIG dalam kegiatan sehari-hari.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah SIG

(3)

lingkungan dalam bentuk yang masih sederhana. Baru pada tahun 1838 muncul The Atlas to accompany : the second report of the Irish railway commissioner, yang berisi informasi mengenai penduduk, geologi dan topografi (Sutanto, 1994).

Setiap lembar peta dibuat dalam batas daerah dan skala yang sama, melalui tumpang susun peta-peta tematik tertentu, sehingga dapat diperoleh lokasi terbaik untuk jalur angkutan. Atlas tersebut belum merupakan suatu sistem yang padu (integrated) seperti kemampuan yang ada dalam SIG, meski demikian Atlas tersebut dianggap sebagai produk SIG pertama (Paryono, 1994).

Sebelum tahun 1940-an analisis geografis dilakukan dengan melakukan tumpung tindih (overlay) beberapa jenis peta pada area tertentu. Namun sejak tahun 1950-an dikembangkan sistem digital untuk melakukan analisis dalam memecahkan permasalahan keruangan. Hingga kini berbagai peranan Sistem Informasi Geografis telah berkembang yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai aspek permasalahan yang berkaitan dengan ruang (Zulkifli, 2007).

Pemetaan serta analisis tentang keruangan yang berbasis komputerisasi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan di berbagai bidang, Salah-satunya adalah dalam pengelolaan sumberdaya alam. Teknologi yang berbasis sistem informasi geografis (SIG) ini telah menjadi alat bantu atau sarana yang digunakan untuk mendukung proses pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan dalam pengelolaan sumber daya alam (Waljiyanto, 2000).

(4)

dalam jumlah terbatas, tetapi bila peta yang hendak ditumpang susunkan jumlahnya banyak (4 atau lebih), maka pekerjaannya akan menjadi rumit. SIG manual bersifat statis, keluarannya tidak dapat diubah-ubah secara cepat, dan tidak dapat ditambah dengan informasi baru secara dinamis. SIG yang bersifat dinamis pertama kali dikembangkan oleh CGIS (Canadian Geographic Information Systems) dipelopori oleh Roger Thomlinson pada dekade 1960-an (Sutanto, 1994).

Perkembangan ini didorong oleh terciptanya SDMS (Spatial data management system), yakni suatu bahasa pemograman yang dapat digunakan untuk pengklasifikasian kembali atribut, menghapus garis, batas poligon, mengubah skala, mengukur luas, membuat poligon baru, mencari tanda, membuat daftar, dan melakukan tumpang susun poligon secara efisien. Perkembangan lebih lanjut dipacu dengan diketemukannya sistem grid sel (Cell Grid System) yang dapat mengubah format peta kedalam sistem grid sel yang dapat dibaca oleh komputer (Dulbahri, 1997).

(5)

dalam system yang lebih baik membuat SIG menjadi lebih terpercaya. Pada dekade ini berkembang pesat teori-teori SIG, bermunculannya berbagai perkumpulan profesional, dan pendirian pusat-pusat penelitian SIG, seperti Cosir, SSD, SDH, dan lain-lain (Sutanto, 1994).

Perkembangan SIG pada dekade 1990-an dinyatakan sebagai periode terobosan (breakthrough), sejak orientasi objek dalam sistem dan desain database makin baik, didiringi dengan makin meluasnya pengakuan terhadap aktivitas SIG sebagai aktivitas profesional dan berkembang pesatnya teori-teori informasi spasial sebagai dasar teori SIG. Saat ini, telah beredar berbagai macam perangkat lunak SIG komersial, seperti ERDAS, IDRISI, ILWIS, ARC/INFO, MAP INFO, AutoCad Map, ArcView, ArcGIS, E-View, dan lain-lain dalam berbagai versi. Perusahaan SIG komersial yang kini banyak menguasai pasar dunia adalah Intergraph dan ESRI (Paryono, 1994).

B. Pengertian SIG

Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem (berbasis komputer) yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena-fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis (Prahasta 2004). Definisi SIG selalu berkembang, bertambah, dan bervariasi. Hal ini terlihat dari banyaknya definisi SIG yang telah berkembang.

(6)

memiliki referensi geografis atau acuan lokasi (Johnson 1996). Secara teknis, SIG juga merujuk pada suatusistem informasi yang menggunakan komputer dan mengacu pada lokasi geografis yangberguna untuk membantu pengambilan keputusan (Puspisc, 2004).

Beberapa pengertian SIG diantaranya : 1. Menurut ESRI (1990) dalam Prahasta (2004)

SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi.

2. Rice (1920) dalam Prahasta (2004)

SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasuukan (capturing), menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi di muka bumi.

3. Basic (1920) dalam Prahasta (2004)

SIG adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang memungkinkan untuk mengelola, menganalisa, memetakan informasi spasial berikut daya atributnya (data deskriftif) dengan akurasi kartografi. 4. Demers (1997) dalam Prahasta (2004)

SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasikan dan menganalisa informasi-informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi.

5. Foote (1995) dalam Prahasta (2004).

(7)

kemampuan khusus untuk data yang tereferensi secara geografis berikut sekumpulan operasi – operasi yang mengelola data tersebut.

C. Kegiatan dalam SIG

SIG menurut Aronoff (1989) dalam Prahasta (2004) merupakan sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan, mengelola, memanipulasi dan menganalisa data serta memberi uraian. Beberapa kegiatan yang berkaitan diantaranya :

1. Input Data

Kegiatan ini meliputi mengumpulkan, mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber, dan bertanggung jawab dalam mengkonversi format data-data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG.

Data grafis atau data spasial adalah data digital yang menggambarkan peta (permukaan bumi) yang meliputi koordinat, garis, dan simbol yang menunjukkan elemen-elemen kartografis. Data atribut atau data tabular adalah tabel yang menggambarkan karakteristik, kualitas, atau hubungan kenampakan peta dan lokasi geografis (Suharyadi & Danoedoro 2004, Johnson 1996).

(8)

2. Output Data

Kegiatan ini berupa menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti: tabel, grafik, peta dan lain-lain.

3. Managemen Data

Manajemen data bertujuan untuk mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diupdate, dan diedit.

4. Manipulasi dan Analisis Data

Kegiatan ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

D. Komponen SIG

Kemudian terdapat beberapa komponen SIG menurut Yuliadji et al. (1994) diantaranya :

1. Perangkat Keras

Berupa komputer (PC), mouse, digitizer, printer, plotter, dan scanner. 2. Perangkat Lunak

Berupa sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular dimana basis data memegang peranan kunci.

3. Data dan Informasi Geografi

SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung maupun secara langsung dengan cara mendijitasi data spasialnya dari peta.

(9)

Suatu proyek SIG akan berhasil jika dimanage dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan.

E. Model Data SIG

Secara umum bentuk representasi entity spasial adalah konsep raster dan vektor, sehingga untuk menyajikan entity spasial digunakan dua model data yakni:

1. Model Data Raster

Model data raster menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid. Akurasi model data ini sangat bergantung pada resolusi atau ukuran pikselnya (sel grid) di permukaan bumi. Entity spasial raster disimpan di dalam layers yang secara fungsionalitas direlasikan dengan unsur-unsur petanya. Model data raster memberikan informasi spasial apa yang terjadi dimana saja dalam bentuk gambaran yang digeneralisir (Haryanto, 2004). 2. Model Data Vektor

(10)

F. Pengenalan Software

Adapun software – software yang digunakan untuk mengolah data citra satelit dan foto udara untuk melakukan pengindraan jauh dan sistem informasi geografi (SIG), yaitu ER Mapper dan Arc View.

1. Er Mapper

ER Mapper adalah salah satu software Global Mapper yang bisa digunakan dalam mengolah data raster. Untuk kemudahan proses data spasial, data spasial dari klien harus di geser atau dipindahkan ke sistem proyeksi utm. Global Mapper menyediakan cara mudah memindahkan data spasial (yang telah ditambahkan sebagai layer) berdasarkan koordinat atau berdasarkan jarak dan sudut tertentu. Dalam pemindahan data, hampir seluruh tipe format data spasial ke lokasi geografis yang baru di Global Mapper, baik raster maupun vektor. Serta dapat memindahkan citra satelit, data DEM, shapefile, DWG, DXF dsb dengan menggunakan tool yang sama, dan proses yang relatif lebih cepat untuk file berukuran besar (Anonymous, 2011).

(11)

diedit dalam suatu file algoritma yang dapat digunakan untuk tahapan pengolahan data citra lainnya (Tim SIG, 2014).

ER Mapper didesain khusus untuk penanganan data – data yang berkaitan dengan masalah kebumian dan meliputi industri yang bergerak di bidang kebumian pula. Berikut ini adalah bidang – bidang yang dapat menggunakan aplikasi EM Mapper, antara lain: (i) pemantauan lingkungan, (ii) Manajemen dan perencanaan kota dan daerah urban, (iii) Manajemen sumber daya hutan, (iv) layanan informasi dan manajemen pemanfaatan lahan, (v) Eksplorasi mineral, (vi) Pertanian dan perkebunan, (vii) Manajemen sumber daya air, (viii) Manajemen sumber daya pantai dan laut, (ix) Oseanografi, (x) Eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, dll (Tim SIG, 2014).

(12)

suatu tampilan yang lebih berarti bagi pengguna, dapat memberikan informasi kuantitatif suatu obyek, serta dapat memecahkan masalah.Data digital disimpan dalam betuk barisan kotak kecil dua dimensi yang disebut pixels (picture elements). Masing-masing pixel mewakili suatu wilayah yang ada dipermukaan bumi. Struktur ini kadang juga disebut raster, sehingga data citra sering disebut juga data raster. Data raster tersusun oleh baris dan kolom dan setiap pixel pada data raster memiliki nilai digital (Gisiger, 1996).

ER Mapper adalah salah satu nama perangkat lunak pengolahan citra dijital (geografis) yang sering digunakan di Indonesia dan di banyak Negaralainnya. Perangkat lunak yang memiliki moto helping people manage the earth dan menjadiproprietary Earth ResourceMapping Ltd.ini sejakawalnya telah dilengkapi denganlingkungan pengembangan (user interface) yang menarik dan dikembangkan dengan menggunakan pendekatan skema sistem pemrosesan citra digital non-tradisional dengan menciptakan konsep algorithm (Prahasta, 2008).

Dengan ER Mapper, kita dapat menyimpan pemrosesan citra dari awal hingga akhir dalam sebuah algorithm dengan ukuran file yang kecil. Dengan memisahkan penyimpanan file proses pengolahan dan hasilnya, kita akan dapat menghemat isi hardisk. Untuk pengolahan citra resolusi tinggi seperti IKONOS, QUICKBIRD, ALOS, AVIRIS, dan lain-lain, ER Mapper mampu menanganinya (Putra, 2011).

(13)

Arc View GIS merupakan salah satu perangkat lunak dekstop Sistem Informasi Geografis dan pemetaan yang telah dikembangkan oleh ESRI. Dengan Arc View GIS, pengguna dapat memiliki kemampuan-kemampuan untuk melakukan visualisasi meng-explore, menjawab query (baik basis data spasial maupun non spasial), menganalisis data secara geografis dan sebagainya (Yousman, 2004).

Kekuatan SIG tampak pada kemampuannya menganalisis data spasial dan atribut secara bersamaan. Disinilah SIG menunjukkan kemampuannya mengolah data peta, seperti pemetaan yang terotomatisasi dengan menggunanakan system komputer. Kemampuan analisis SIG ini antara proses klasifikasi lahan, operasi overlay, operasi neighbourhood, dan fungsi konektifitas (Kadir, 2003). Adapun kemampuan perangkat Arc View ini secara umum dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Pertukaran data: membaca dan menuliskan data dari dan ke dalam format perangkat lunak SIG lainnya.

b. Arc View dapat membaca data spasial raster yang dituliskan dalam format-format perangkat lunak SIG dan pengindraan jauh; misalnya JPEG, BMP, TIFF, GeoTIFF, BSQ, BIL, BIP, ERDAS (LAN & GIS, ERDAS imagine, GRID ArcInfo (data grid-cell), raster SUN, dan sebagainya.

(14)

d. Arc View dapat menliskan basisdata spasial vektornya (converage dan savpe files) baik ke dalam format shape file sendiri maupun ke perangkat lunak lunak SIG lainnya.

Kemampuan Arcview GIS pada berbagai serinya tidaklah diragukan lagi. Arcview GIS adalah software yang dikeluarkan oleh ESRI (Environmental Systems Research Institute). Perangkat lunak ini memberikan fasilitas teknis yang berkaitan dengan pengelolaan data spasial. Kemampuan grafis yang baik dan kemampuan teknis dalam pengolahan data spasial tersebut memberikan kekuatan secara nyata pada Arcview untuk melakukan analisis spasial. Kekuatan analisis inilah yang pada akhirnya menjadikan Arcview banyak diterapkan dalam berbagai pekerjaan, seperti analisis pemasaran, perencanaan wilayah dan tata ruang, sistem informasi persil, pengendalian dampak lingkungan, bahkan untuk keperluan militer (Budiyanto, 2010).

Arc View GIS mengorganisasikan sistem perangkat lunaknya sedemikian rupa sehingga dapat dikelompokkan ke dalam beberapa komponen-komponen, beberapa komponen penting menurut Nuarsa (2005) adalah sebagai berikut : a. Project (suatu unit organisasi tertinggi di dalam Arc View GIS)

(15)

b. Theme (suatu bangunan dasar sistem Arc View)

Themes merupakan kumpulan dari beberapa layer ArcView yang membentuk suatu „tematik tertentu. Sumber data yang dapat‟ direpresentasikan sebagai theme adalah shapefile, coverage (Arc Info), dan citra raster.

c. View

Merupakan representasi grafis informasi spasial dan dapat menampung beberapa ”layer” atau “theme” informasi spasial (titik, garis, poligon, dan citra raster).

d. Table

Berisi informasi deskriptif mengenai layer tertentu. Setiap baris data (record) mendefinisikan sebuah entry di dalam basisdata spasialnya; setiap kolom (field) mendefinisikan atribut atau karakteristik dari entry (misalnya nama, luas, keliling atau populasi suatu propinsi) yang bersangkutan.

e. Chart (hasil suatu query terhadap suatu tabel data)

Bentuk chart yang didukung oleh Arc View adalah line, bar, column, xy scatter, area, dan pie.

(16)

Untuk menggabungkan semua dokumen (view, table, dan chart) ke dalam suatu dokumen yang siap cetak (biasanya dipersiapkan untuk pembuatan hardcopy).

g. Script

Berupa bahasa (semi) pemrograman sederhana (makro) yang digunakan untuk mengotomasikan kerja ArcView. ArcView menyediakan bahasa sederhana ini dengan sebutan Avenue. Dengan Avenue, pengguna dapat memodifikasi tampilan (user interface).

Software Arcview memiliki modul – modul aplikasi yang dapat digunakan untuk melakukan analisis tertentu, yaitu:

a. Modul Standart, yang merupakan paket Arcview yang dapat digunakan untuk membangun dan mengelola data spasial dan data atribut.

b. Modul Spatial Analysis, yang dapat melakukan berbagai anaisis spasial seperti yang dapat melakukan pada Arclnfo.

c. Modul Network, yang dipakai untuk melakukan analisis data jaringan.

d. Modul 3D analisis, yang memiliki kemampuan untuk melakukan analisis data– data 3D.

e. Modul Image analysis, yang digunakan untuk melakukan display dzn analisis– analisis standart terhadap data – data citra satelit. (Tim SIG, 2014).

G. Penginterpretasian Citra

(17)

proses membaca. Dengan menggunakanberbagai sensor kita mengumpulkan data dari jarak jauh yang dapat dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang obyek, daerah, ataufenomena yang di teliti (Lillesand dan Kiefer,1990).

Secara umum penginderaan jauh menunjukkan pada aktifitas perekaman, pengamatan dan penangkapan obyek atau peristiwa dari jarak jauh. Dalam pengideraan jauh, sensor tidak langsung kontak dengan obyek yang diamati. Informasi tersebut membutuhkan alat penghantar secara fisik untuk perjalanan dari obyek kesensor melalui medium. Dalam hal ini penginderaan jauh lebih dibatasi pada suatu teknologi perolehanin formasi permukaan bumi (laut dan daratan) dan atmosfer dengan menggunakan sensor diatas platform airborne(pesawa tudara, balon udara) dan spaceborne(satelit, pesawat ruang angkasa) (Barkey et.al., 2009).

(18)

Citra (imageatauscene) merupakan representasi dua dimensi dari suatu objek didunia nyata. Khusus pada bidang remote sensing (dan pengolahan citra digital), citra merupakan gambaran (se)-bagian permukaan bumi sebagaimana terlihat dari ruang angkasa (satelit) atau dari udara (pesawat terbang).Citra ini dapat diimplementasikan kedalam dua bentuk umum: analog atau dijital. Foto udara atau peta foto (hardcopy) adalah salah satu bentuk dari citra analog, sementara citra-citra satelit yang merupakan data hasil rekaman system sensor-sensor (radar, detector, radiometer, scanner,dan lain sejenisnya) hampirs emuanya merupakan bentuk citra dijital(Prahasta, 2008).

Metode pengindraan jauh banyak menghasilkan layers yang informasinya bersifatkomprehensif dan cenderung relatif aktual terutama dalam bentuk digital. Namun demikian, orde aktualisasinya masih akan bergantung pada waktu perekaman data yang bersangkutan. Sejakperekaman, data digital tersebut mengalami tahap-tahap preprosessing, pemeriksaan lapangan(sampel), intepretasi, proses kartografis, produksi dan pemasaran. Produk asli atau hasil perekaman teknik pengindraan jauh tentu saja masih mengandung beberapa kesalahan. Dengandemikian, meskipun pengolahan citra digital tidak selalu berhubungan dengan data spasial, tetapipada aplikasi kebumian teknik pengindraan jauh selalu berdampingan dengan membutuhkan PCD.Sehubungan dengan hal ini, maka sistem perangkat lunak bidang pengindraan jauh jugamerupakan sistem pengolahan citra (Burrough, 1986).

(19)

remote sensing yang merupakan ilmu atau seni dalammendapatkan informasi objek, luasan atau bahkan suatu fenomena alamiahmelalui suatu analisis terhadap data yang diperoleh dari perangkat (sensor&platform) tanpa kontaklangsung dengan objek-objeknya. Teknik-teknik ini pada umumnya dapat dipisahkan melalui tipeplatform yang digunakan: satelit, pesawat terbang, atau yang lainnya. Tipe-tipe platform ini beserta sensor-sensor terkait memiliki karakteristik yang khas dan nampak tidak mudah untukdibandingkan secara sederhana dan bersamaan (John, 2003).

Citra digital merupakan reprentasi dua dimensi dari suatu objek didunia nyata. Khususnyapada bidang remote sensing. Citra merupakan gambaran sebgaian permukaan bumi sebagaimana terlihat dari luar ruang angkasa atau darri udara. Citra ini dapat di implementasikan kedalam duabentuk umum: analog atau digital. Citra digital pada dasarnya merupakan data rekaman sensordalam bentuk raster, master atau grid.dua dimensi: setiap elemenya disebut pixel yang nilai koordinaatnya diketahui dalam setiap intensitasnya dan diwakili suatu nilai atau bilangan bulat.Sistem citra digital berwarna dengan sistem RGBnya. Sistem ini sangat mirip dengan cara kerjamata manusia dalam membedakan warna dengan menggunakan reseptor r, g dan b yang terdapatpada retinanya. Oleh karena itu, pada citra berwarna, digital number akan ditranformasikan kedalam pixel-pixel RGB untuk ditampilkan pada layar monitor komputer. (Burrough 1986 )

(20)

intensitas sebesar 2 (0-255) bagi (komponen) warna primer ( merah, kuning, biru). Pada implementasinya setiap (file) citra 24-bit diatas ( atau bahkan citra/band hasil pengamatan sensor-sensor satelit remote sensing) dapatditempuh dengan beberapa cara: sebuah citra dengan 3 byte berpixel, BIL, atau tiga citra dengan 1byte perpixel. Sehubungan dengan hal ini dalam menampilkan citra digital berwarna 24-bitperangkat lunak pengolahan citra akan lebih dahulu menanyakan urutan byte atau layer yang akandiasumsikan sebagai band-band merah, hijau, dan biru (Philippe Rigaux et.al, 2002)

(21)

III. METODE PRAKTIKUM A. Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum Sistem Informasi Geografi dilaksanakan di Laboratorium Sistem Informasi Geografi Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto yang bertepatan pada tanggal 3 April 2014.

B. Bahan dan Alat

Bahan–bahan yang digunakan adalah data spasial berupa citra satelit multi spektral, lembar pengamatan, dan software SIG berupa ER Mapper dan Arc View. Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah perangkat keras komputer berupa monitor, keyboard, CPU, CD Room, USB Mass Storage Device Manager dan mouse.

(22)

1. Perangkat lunak ER Mapper dibuka kemudian dicatat menu dan kegunaannya yang ada pada perangkat lunak tersebut dalam bentuk table pengamatan. 2. Perangkat lunak Arc View dibuka kemudian dicatat menu dan kegunaannya

yang ada pada perangkat lunak tersebut dalam bentuk table pengamatan. 3. Citra multi spectral dipanggil memalui perangkat lunak ER Mapper. 4. Dilakukan kalkulasi statistik pada citra.

5. Kotak algoritma diaktifkan pada tool bar.

6. Menu edit dipilih pada kotak algoritma untuk melihat informasi data.

7. Menu view pada menu bar dan submenu Geopsition di pilih untuk melihat informasi citra.

Membuat Citra Komposit 751 dan Interpretasi Objek pada Citra

1. Jalankan perangkat lunak ER Mapper dengan mengklik ikon pada desktop. 2. Panggil citra landsat yang akan diolah.

3. Aktifkan kotak dialog algoritma. 4. Lakukan kalkulasi statistic.

5. Aktifkan mode tampilan RGB dan akan muncul 3 lapisan saluran yang bisa diubah.

6. Pada saluran merah, hijau, biru diubah inputnya berturut turut menjadi daluran 7, saluran 5, dan saluran 1.

7. Lakukan pemilihan dan pemotongan citra dengan mengatur ukuran kotak peta serta menarik kursor pada lokasi yang diinginkan.

8. Gunakan klik kanan pada kotak citra untuk memanggil menu tambahan. 9. Aktifkan menu cell value profile untuk mengetahui rona objek yang disorot

pointer.

10. Aktifkan menu cell coordinate untuk mengetahui koordinat objek yang disorot pointer.

11. Sorot berbagai macam objek yang berbeda penampakannya pada citra. 12. Simpan citra yang telah diolah sebagai citra baru.

(23)

3. Pembuatan lapisan vektor dilakukan dengan mengklik tombol open map composition pada kotak algoritma.

4. Pembuatan kunci interpretasi dilakukan dengan menggambar sebuah bidang pada suatu daerah di citra yang mewakili klasifikasi tertentu.

5. Penggambaran bidang dapat dilakukan dengan polygon pada kotak perangkat. 6. Simpan bidang yang telah digambar sebagai raster region pada citra yang

akan diklasifikasikan.

Klasifikasi Citra dengan teknik Supervised Classification

1. Panggil kembali citra komposit yang telah dibuat kunci interpretasinya. 2. Lakukan kalkulasi statistik pada citra.

3. Pengklasifikasian peta dilakukan dengan mengaktifkan menu supervised classification di sub menu process di menubar.

4. Isi kotak output dengan nama file baru.

5. Gunakan tipe klasifikasi maximum classification standard. 6. Klik “ok” untuk memulai klasifikasi.

7. Panggil citra yang telah diklasifikasikan.

8. Aktifkan mode classification pada kotak lapisan.

9. Warna untuk setiap kelas pada citra bias diubah melalui menu edit pada menubar.

(24)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ResolusiSpasial 30 m X 30 m

(25)
(26)

Kelas Jumlah Sel Luas Area Kelas

Hutan 3232 Area in Hectares: 290.880Area in Acres: 718.780

Pemukiman 2668 Area in Hectares: 241.920Area in Acres: 597.797

Sawah 3328 Area in Hectares: 299.520Area in Acres: 740.130

Laut 2640 Area in Hectares: 237.600

Area in Acres: 587.122

(27)

Tabel1.InformasiDasar Citra

(28)
(29)

Kelas Jumlah Sel Luas Area Kelas

Stasiun Kereta 7968 Area In Hectares: 0.797Area In Acres: 1.969

Pemukiman 2668 Area In Hectares: 241.920Area In Acres: 597.797

Sawah Irigasi 3328 Area In Hectares: 299.520Area In Acres: 740.130

Sungai 2640 Area In Hectares: 237.600

Area In Acres: 587.122

(30)

Tabel1.InformasiDasar Citra

Nama File SPOT5XSCLP.ers dan SPOT5PanCLP.ers

Jenis File Raster

Alamat File H:\Bahan Praktik SIG 2013\SPOT5XSCLP.ers dan H:\Bahan Praktik SIG 2013\SPOT5PanCLP.ers

Tipe Citra SPOT

Tipe Data Citra Raster

(31)

Tabel 2. Interpretasi Citra

Jenis Lokasi Warna Tekstur (3x3px) Kesimpulan

(32)

Tabel 3. Klasifikasi Citra

Kelas Jumlah Sel Luas Area Kelas

Pertamina 3984 Area In Hectares: 24903656599.556Area in Acres:61538280254.984

Hutan 7312 Area IN Hectares: 45706711108.441Area in Acres: 112943751311.357

Kebun 3088 Area IN Hectares: 24303568488.733Area in Acres: 600554301228.358

Sawah 9232 Area IN Hectares: 57708473325.095

(33)

B. Pembahasan

Pada dasarnya, istilah sistem informasi geografis merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem, informasi, dan geografis. SIG merupakan salah satu sistem informasi dan SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur "Informasi Geografis” mengenai bumi: permukaan dua atau tiga dimensi. SIG merupakan sejenis perangkat lunak yang dapat digunakan untuk pemasukkan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya (Budianto, 2010).

ER Mapper adalah salah satu software (perangkat lunak) yang digunakan untuk mengolah data citra atau satelit. Masih banyak perangkat lunak yang lain yang juga dapat digunakan untuk mengolah data citra, diantaranya adalah Idrisi, Erdas Imagine, PCI dan lain-lain. Masing-masing perangkat lunak mempunyai keunggulan dan kelebihannya sendiri. ER Mapper dapat dijalankan pada workstation dengan sistem operasi UNIX dan komputer PCs (Personal Computers) dengan sistem operasi Windows 95 ke atas dan Windows NT.

(34)

Data digital disimpan dalam betuk barisan kotak kecil dua dimensi yang disebut pixels (picture elements). Masing-masing pixel mewakili suatu wilayah yang ada dipermukaan bumi. Struktur ini kadang juga disebut raster, sehingga data citra sering disebut juga data raster. Data raster tersusun oleh baris dan kolom dan setiap pixel pada data raster memiliki nilai digital

ER Mapper mengembangkan metode pengolahan citra terbaru dengan pendekatan yang interaktif, dimana kita dapat langsung melihat hasil dari setiap perlakuan terhadap citra pada monitor komputer. ER Mapper memberikan kemudahan dalam pengolahan data sehingga kita dapat mengkombinasikan berbagai operasi pengolahan citra dan hasilnya dapat langsung terlihat tanpa menunggu komputer menuliskannya menjadi file yang baru. Cara pengolahan ini dalam ER Mapper disebut Algoritma.

Algoritma adalah rangkain tahap demi tahap pemrosesan atau perintah dalam ER Mapper yang digunakan untuk melakukan transformasi data asli dari hard disk sampai proses atau instruksinya selesai. Dengan Algoritma, kita dapat melihat hasil yang kita kerjakan di monitor, menyimpannya ke dalam media penyimpan (hard disk, dll), memanggil ulang, atau mengubahnya, setiap saat. Oleh karena Algoritma hanya berisi rangkaian proses, maka file dari algoritma ukurannya sangat kecil, hanya beberapa kilobyte sampai beberapa megabyte, tergantung besarnya proses yang kita lakukan, sehingga sangat menghemat ruang hard disk.

(35)

a. Didukung dengan 130 format pengimpor data

b. Didukung dengan 250 format pencetakan data keluaran c. Visualisasi tiga dimensi dan adanya fasilitas Dynamic Links

Dynamic Links adalah fasilitas khusus ER Mapper yang membuat pengguna dapat langsung menampilkan data file eksternal pada citra tanpa perlu mengimportnya terlebih dahulu. Selain kelebihan-kelebihan di atas, ER Mapper memiliki keterbatasan, yaitu :

a. Terbatasnya format Pengeksport data

b. Data yang mampu ditanganinya adalah data 8 bit.

ER Mapper didesain khusus untuk penanganan data – data yang berkaitan dengan masalah kebumian dan meliputi industri yang bergerak di bidang kebumian pula. Berikut ini adalah bidang – bidang yang dapat menggunakan aplikasi EM Mapper, antara lain: (i) pemantauan lingkungan, (ii) Manajemen dan perencanaan kota dan daerah urban, (iii) Manajemen sumber daya hutan, (iv) layanan informasi dan manajemen pemanfaatan lahan, (v) Eksplorasi mineral, (vi) Pertanian dan perkebunan, (vii) Manajemen sumber daya air, (viii) Manajemen sumber daya pantai dan laut, (ix) Oseanografi, (x) Eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, dll(Tim SIG, 2014).

ER mapper memiliki banyak menu di dalamnya termasuk di dalamnya toolbar – toolbar yang memiliki fungsi tersendiri. berikut adalah beberapa menu yang ada pada ER mapper :

1. view

(36)

pixel, posisi koordinat lainya. Beberapa perintah penting pada menu view adalah sebagai berikut:

a. Algorithm : Membuka algorithm dialog box. Perintah dapat dipersingkat dengan menekan tombol.

b. Quick Zoom : Memperbesar atau memperkecil tampilan citra. Perintah dapat dipersingkat dengan menekan tombol-tombol berikut:

a) Statistic : Menampilkan nilai –nilai statistic dari data citra

b) Cell Value Profile : Menampilkan nilai piksel (Digital Number/DN) pada setiap band dalam data citra

c) Cell Coordinat : Memberikan informasi mengenai letak geografis suatu obyek titik pada citra

2. process

Menu Process berisi menu-menu pemrosesan didalam ER Mapper seperti klasifikasi, konversi data, rektifikasi, penghitungan nilai statistic dan laimnya. a. Raster Cell to Vektor Polygons : Merubah data raster menjadi bentuk data

vector

b. Calculate Statistic : Menghitung nilai-nilai statistic data citra c. Classification : Menjalankan proses klasifikasi data citra satelit d. Rectification : Melakukan koreksi geometric

3. edit

(37)

b. Edit/Create Regions : Membuat dan melakukan editing pada data vector, perintah ini juga digunakan untuk membuat training area pada proses klasifikasi terbimbing (supervised classification)

c. Edit ARC/INFO Coverage : Membuat dan melakukan editing pada data vektor yang berformat ARC/INFO Workspace.

d. Edit Class Region Color and Name : Membuat dan melakukan perubahan nama atau warna pada kelas-kelas hasil proses klasifikasi. Hanya dapat digunakan pada data citra yang telah terklasifikasi.

Fungsi dari toolbar yang sering dipakai adalah :

 alghoritm, toolbar ini ada dalam menu view yang fungsinya adalah membuka algorithm dialog box. Perintah dapat dipersingkat dengan menekan tombol.

 RGB, adalah singkatan dari Red, Green, Blue yang mana berfungsi memberikan warna dasar pada peta atau data spasial lainnya.

 Save as, yaitu toolbar yang berfungsi memunculkan dialog save as yang mana berfungsi untuk menyimpan data dengan nama yg berbeda.

 Magic Wand : untuk membuat seleksi yang mempunyai warna sama (Dibyosaputro, 1997).

ESRI Arc View merupakan salah satup roduk software GIS dari ESRI yang banyak digunakan oleh berbagai kalangan pada saat ini. Software ini sebagaimana software GIS lainnya banyak digunakan untuk mengelola data spasial dan memproduksi peta digital maupun hardcopy.

(38)

melakukan pertukaran data, operasi-operasi matematik, menampilkan informasi spasial maupun atribut secara bersamaan, membuat peta tematik, menyediakan bahasa pemograman (script) serta melakukan fungsi-fungsi khusus lainnya dengan bantuan extensions seperti spasial analyst dan image analyst (ESRI).

ArcView dalam operasinya menggunakan, membaca dan mengolah data dalam format Shapefile, selain itu ArcView jaga dapat memanggil data-data dengan format BSQ, BIL, BIP, JPEG, TIFF, BMP, GeoTIFF atau data grid yang berasal dari ARC/INFO serta banyak lagi data-data lainnya. Setiap data spasial yang dipanggil akan tampak sebagai sebuah Theme dan gabungan dari theme-theme ini akan tampil dalam sebuah view. ArcView mengorganisasikan komponen-komponen programnya (view, theme, table,chart, layout dan script) dalam sebuah project. Project merupakan suatu unit organisasi tertinggi di dalam ArcView.

ArcView sangat dimungkinkan untuk dapat dimodifikasi dengan menggunakan pemrograman berbasis obyek. Hal ini dikarenakan ArcView dibangun dengan menggunakan pemrograman berbasis obyek sehingga cukup reliable untuk dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi dengan merubah terminologi yang digunakan dalam interface, mengatur operasi-operasi atau membuat interface baru untuk melakukan akses ke data tertentu.

Dalam perkembangannya banyak aplikasi-aplikasi yang dikembangkan untuk membantu melakukan analisa ataupun memudahkan pekerjaan GIS. Aplikasi ini dalam Arc View lebih dikenal sebagai extention. Beberapa extention yang sangat penting dalam pengelolaan data spasial diantaranya adalah:

(39)

3. 3d analyst, digunakan untuk membuat model tiga dimensi dataspasial sehingga akan terlihat gambaran nyata dipermukaan bumi.

Kegunaan ArcView :

1. Mengelola data spasial (membuka, mengedit dan menyimpan kembali) layer (unsur-unsur pembentuk peta) seperti point, garis maupun line beserta attribut datanya.

2. Melakukan konversi data dari berbagai format antara lain dxf, adrg dan lain-lain. 3. Membaca raster file seperti citra/image yang berextention Jpeg, TIFF, jpg, bmp

dll

4. Melakukan modelling spasial untuk berbagai aplikasi atau kepentingan. Dengan ArcView, kita dapat melakukan beberapa kegiatan seperti 1. Menampilkan data ARC/INFO maupun autocad

2. Menampilkan data tabular

3. Mengimpor data tabular dan menggabungkannya dengan data yang sedang ditampilkan

4. Menggunakan fasilitas Standard Query Language(SQL)untuk mengambil record-record suatu basis data untuk kemudian menampilkan petanya

Interpretasi citra adalah perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi obyek dan menilai arti pentingnya obyek tersebut. Ada tiga rangkaian kegiatan yang diperlukan dalam pengenalan obyek yang tergambar pada citra.

(40)

2. Identifikasi, adalah upaya mencirikan obyek yang telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup. Misalnya berdasarkan bentuk, ukuran, dan letaknya, obyek yang tampak pada sungai tersebut disimpulkan sebagai perahu motor

3. Analisis, yaitu pengumpulan keterangan lebih lanjut. Misalnya dengan mengamati jumlah penumpangnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa perahu tersebut perahu motor yang berisi dua belas orang (Philippe Rigaux et.al, 2002).

Dalam penginderaan jauh, data atau hasil observasi yang didapat disebut citra. Citra dapat diartikan sebagau gambaran yang tampak dari suatu objek yang sedang diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau. Menurut Avery (1989) citra merupakan gambaran rekaman suatu objek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang didapat dengan cara optik, elektro optik, optik mekanik, atau elektromekanik. Pada umumnya hal itu digunakan apabila radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan dari suatu objek tidak langsung direkam dalam film.

1. Jenis Citra

Citra dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu citra foto dan citra non foto.

a. Citra Foto

(41)

1) Berdasarkan spectrum elektromagnetik yang digunakan Pada waktu memotret objek di permukaan bumi, orang dapat memilih salah satu atau beberapa spectrum elektromagnetik berdasarkan kepentingannya. Citra foto berdasarkan spektrumnya dapat dibedakan menjadi :

- Foto pankromatik adalah citra foto dari udara yang dibuat dengan menggunakan seluruh spectrum tampak mata mulai dari warna merah hingga ungu. Foto udara ini sering disebut foto udara konvensional. Ciri foto pankromatik adalah pada warna objek sama dengan kesamaan mata manusia, sehingga baik untuk mendeteksi pencemaran air, kerusakan banjir, penyebarab air tanah, dan air permukaan.

- Foto ultraviolet adalah citra foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum ultraviolet dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer. Foto ini tidak menyadap banyak informasi tetapi untuk beberapa objek dari foto ini proses pengenalannya mudah karena kontras yang besar. Foto ini sangat baik untuk mendeteksi tumpahan minyak di laut, membedakan atap logam yang tidak dicat, jaringan jalan aspal, dan batuan kapur.

(42)

- Foto inframerah asli adalah citra foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum inframerah dekat hingga panjang gelombang 0,9-1,2 mikrometer yang dibuat secara khusus. Ciri foto inframerah asli adalah dapat mencapai bagian dalam daun, sehingga rona pada foto inframerah tidak ditentukan warna daun tetapi oleh sifat jaringannya, sehingga baik untuk mendeteksi berbagai jenis tanaman termasuk tanaman yang sehat atau yang sakit.

- Foto inframerah modifikasi adalah citra foto yang dibuat dengan inframerah dekat dan sebagia spectrum tampak pada saluran merah dan sebagian saluran hijau.

2) Berdasarkan sumbu kamera dibedakan menjadi dua jenis yaitu.

- Foto vertikal adalah foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi.

- Foto condong adalah foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi. Foto condong dibedakan sebagai berikut: foto sangat condong yakni bila pada foto tampak cakrawala. Foto agak condong yakni bila cakrawala tidak tampak pada foto

3) Berdasarkan jenis kamera

- Foto tunggal, yaitu foto yang dibuat dengan kamera tunggal. Tiap daerah liputan foto hanya tergambar oleh satu lembar foto.

- Foto jamak, yaitu beberapa foto yang digunakan pada waktu yang sama dan menggambarkan daerah liputan yang sama.

4) Berdasarkan warna yang digunakan

(43)

vegetasi yang berwarna hijau dan banyak memantulkan spectrum tampak merah, akan tampak merah pada foto.

- Foto warna asli (true color), yaitu foto pankromatik berwarna. 5) Berdasarkan sistem wahana dibedakan menjadi:

- Foto udara, yaitu foto yang dibuat dari pesawat/balon udara. - Foto satelit atau foto orbital, yaitu foto yang dibuat dari satelit. b. Citra Non Foto

Citra nonfoto adalah gambaran yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera (Sutanto, 1994). Citra non foto dibedakan menjadi :

1) Spektrum elektromagnetik yang digunakan, berdasarkan spectrum elektromagnetik, citra nonfoto dibedakan atas :

- Citra inframerah termal adalah citra nonfoto yang dibuat dengan menggunakan spectrum inframerah termal. Pemanfaatan spectrum itu di dasarkan atas beda temperature tiap objek yang dipantulkan ke kamera atau sensor.

- Citra gelombang mikro dan Citra Radar adalah citra nonfoto yang dibuat dengan menggunakan spectrum gelombang mikro atau radar. Citra gelombang mikro menggunakan sumber energi alamiah (system pasif), sedangkan citra radar menggunakan sumber energi buatan (system aktif). 2) Sensor yang digunakan berdasarkan sensor yang digunakan, citra nonfoto

dibedakan atas :

- Citra tunggal, yaitu citra yang dibuat dengan sensor tunggal dengan saluran lebar.

(44)

Spektral Scanner), sensornya dapat menggunakan spektrum tampak maupun spektrum inframerah termal. Citra ini dapat dibuat dari pesawat udara.

3) Wahana yang digunakan:

- Citra dirgantara (Airbone Image), yaitu citra non foto yang dibuat dengan wahana yang beroperasi di udara (dirgantara)

- Citra Satelit (Satellite/Spaceborne Image), yaitu citra nonfoto yang dibuat oleh sensor dari satelit yang mengitari bumi.

2. Unsur-unsur citra

Adapun unsur-unsur interpretasi pada citra atau foto udara terdiri atas sembilan macam, yaitu sebagai berikut.

1. Rona dan Warna Rona (Tone)

Rona dan Warna Rona (Tone), yaitu yaitu tingkat kegelapan atau kecerahan suatu objek pada citra.Adapun Warna (Colour), yaitu wujud yang tampak pada mata dengan menggunakan spektrum tampak yang lebih sempit. Misalnya, warna biru, hijau, merah, dan warna yang lainnya.

2. Tekstur (Texture)

Tekstur (Texture) adalah frekuensi perubahan rona pada citra yang dinyatakan dengan kasar, sedang, dan halus. Misalnya, hutan bertekstur kasar, semak belukar bertekstur sedang, sedangkan sawah bertekstur halus.

(45)

Bentuk (Shape) adalah konfigurasi atau kerangka gambar dari suatu objek yang mudah dikenali. Misalnya, persegi empat teratur dapat diidentifikasi sebagai komplek perkantoran, sedangkan bentuk persegi tidak teratur dapat diidentifikasi sebagai kompleks permukiman penduduk. Bentuk lainnya antara lain gedung sekolah pada umumnya berbentuk huruf I, L, dan U atau persegi panjang.

4. Ukuran (Size)

Ukuran (Size) adalah ciri objek berupa jarak, luas, lereng, dan volume. Ukuran objek pada citra dikalikan dengan skala meng hasilkan jarak yang sebenarnya.

5. Pola (Pattern)

Pola (Pattern) adalah susunan keruangan yang dapat menandai bahwa suatu objek merupakan bentukan oleh manusia atau bentukan alamiah. Misalnya, pola garis teratur merupakan pola jalan, sedang kan pola garis yang berkelok-kelok merupakan sungai. Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu ukuran rumah dan jaraknya seragam, serta selalu menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun kelapa, dan kebun kopi mudah dibedakan dengan hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya.

6. Situs (Site)

(46)

alam, atau sepanjang tepi jalan. Adapun persawahan banyak terdapat di daerah dataran rendah dan berdekatan dengan aliran sungai. Jadi, situs sawah berdekatan dengan situs sungai.

7. Bayangan (Shadow)

Bayangan (Shadow) Bayangan (Shadow) adalah sifat yang menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah gelap. Bayangan juga dapat merupakan kunci pengenalan yang penting dari beberapa objek yang justru dengan adanya bayangan menjadi lebih jelas. Misalnya, lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan, begitu juga cerobong asap dan menara, tampak lebih jelas dengan adanya bayangan. Foto-foto yang sangat condong biasanya memper lihatkan bayangan objek yang tergambar dengan jelas.

8. Asosiasi (Association)

Asosiasi (Association) adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya. Misalnya, stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api. Adapun permukiman penduduk berasosiasi dengan jalan.

9. Konvergensi Bukti

(47)

Data Citra satelit sebagai hasil dari perekaman satelit memiliki beberapa karakter yaitu:

1. Karakter spasial atau yang lebih dikenal sebagai resolusi spasial, bahwa data citra penginderaan jauh memiliki luasan terkecil yang dapat direkam oleh sensor. Sebagai contoh untuk Landsat TM memiliki luasan terkecil yang mampu direkam adalah 30 x 30 m dan mampu merekam daerah selebar 185 km. 1 Scene citra landsat memiliki luas185 km x 185 km.

2. Karakteristik spektral atau lebih sering disebut sebagai resolusi spektral, Data penginderaan jauh direkam pada julat panjang gelombang tertentu. Masing-masing satelit biasanya membawa lebih dari satu jenis sensor dimana tiap sensor akan memiliki kemampuan untuk merekam julat panjang gelombang tertentu. 3. Karakteristik Temporal, Bahwa citra satelit dapat merekam suatu wilayah

secara berulang dalam waktu tertentu, sebagai contoh satelit Landsat 3 dapat melakukan perekaman ulang terhadap satu wilayah setelah selang 18 hari.

Sedangkan data penginderaan jauh berdasarkan jenis produk datanya dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1. Citra foto.

Citra foto dihasilkan oleh alat perekam kamera dengan detektor berupa film, dengan mekanisme perekaman serentak, biasanya direkam dalam spektrum tampak atau perluasannya, dewasa ini berkembang teknologidigital yang dapat menggantikan peran film sebagai media penyimpanan obyek.

(48)

Citra non foto dihasilkan oleh sensor non kamera mendasarkan pada penyiaman atau kamera yang detektornya bukan film, proses perekamannya parsial dan direkam secara elektronik.

Secara umum pengolahan citra terbagi kedalam:

1. Pre-processing citra, merupakan pengolahan awal sebelum proses pengklasifikasian. Dalam kegiatan ini, koreksi citra (geometrik dan radiometrik) dilakukan.

Gambar.1 Diagram pre-prosesingcitra

(49)

Gambar.2 Diagram Klasifikasi citra Metoda Klasifikasi secara umum terbagi menjadi dua:

1. Klasifikasi tidak terbimbing (un-supervised classification), merupakan metoda klasifikasi yang memberikan keleluasaan bagi computer untuk mengklasifikasikan citra secara mandiri.

2. Klasifikasi terbimbing (supervised classification), merupakan metoda klasifikasi yang memberikan bimbingan kepada computer dalam proses klasifikasinya.

Adapun hal-hal yang dilakukan dalam praktikum acara 1 (interpretasi citra), yaitu: (i) Menginterpretasi jenis objek dan area dengan menentukan lokasi, warna

pada RGB, mencari tekstur (3x3px) dengan rumus Smpl = , dan

menyimpulkan sebuah citra dengan ketentuan apabila smpl > 1; kasar, smpl< 1; halus, dan jika smpl= 1; sangat halus dalam bentuk tabel. (ii) Mengklasifikasi citra dengan mencari kelas. Jumlah sel, dan luas area kelas dalam bentuk tabel.

Langkah – langkah dalam praktikum acara 1 interpretasi citra pada LandsatTM6band dapat dijelaskan sebagai berikut:

(50)

2. Setalah itu, klik GRB agar wana menjadi nyata Gambar 2. Peta Landsat TM6band

3. Setelah itu, Klik prosecc lalu pilih calculate statistic.

4. Lalu dilanjutkan kembali klik View pada menu bar, lalu pilih geoposition, setekah itu pilih exten, dan nila X nya diganti menjadi 600 dna Ynya menjadi 800, lalu pilih lokasi yang ingin dilakkan klasifikas unsupervised.

Gambar 3. Klasifikasi Unsupervised Landsat TM6band

5. Setelah selesai, klik kanan pada citra, lalu nama Landsat ditambahkan dibelakangnya “crop” , lalu d save dengan model *udf. lalku klik ok lalu close 6. Lalu buka kembali Landsat yang sudah di crop tadi, lalu lakukan lakukan RGB

(51)

7. Setelah itu pilih process, pilih isoclass Unsupervised clasification..setelah jendela terbuka, lalu isi semua keterangan yan dibutuhkan. lalu di centang ada auto resampling lalu klik OK dan ditutup.

8. Setelah panggil kembali landsat yan sudah dilakukan klasifikasi, pada saat ini jangan dilakukan RBG, namun tetap dilakukan Calculate statistic.

9. Setelah itu, klik kanan pada pseudo layer, dan pilih class clasification. 10. Lalu klin process, pilih clasification, dan lalu pilih edit class.

11. Setalh itu, klik autogen lalu centang bagian full saturation, lalu klik kembalik autogen, dan di save lakukan refresh.

12. setelah terjadi perubahan, kita ubah warna sesuai keinginan kita, dan lalu kita beri nama pada setiap masing-masing warna. setelah sesuai keinginan kita, disave lalu d close lakukan refresh, maka akan timbul citra seperti ini.

Gambar 4. Landsat TM6band

(52)

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Penginderaan jauh informasi georgrafi sudah dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) yang mendukungnya. Perlunya pengenalan berbagai perangkat yang mendukung SIG sangat menentukan manfaat bagi manusia di kehidupan sehari-hari namun masih dalam batasab tujuan tertentu. Oleh karena itu, pengenalan software dan data geografis sangat penting dalam menentukan penyebaran informasi geografis suatu daerah yang akan diamati.

B. Saran

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Barkey et.al., 2009. Buku Ajar Sistem Informasi Spasial Kehutanan. FakultasKehutanan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Budianto, Eko. 2010. Sistem Informasi Geografis dengan Arc View GIS. Andi Offset. Yogyakarta.

Dulbahri. 1997. Sistem Informasi Geografis. Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Burrough, P.1986. Principle of Geographical Information System for Land Resources Assesment. Claredon Press : Oxford.

Elly, M. Jafar. 2009. Sistem Informasi Geografis. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Gisiger, Anne. 1996. “A Spatial Analysis of Regional Human Adaptation Patterns Using Continental-Scale Data”, Thesis, revised version.University of Arkansas. Kadir, Abdul. 2003. Konsep dan Tuntunan Praktis Basisdata. Penerbit Andi.

Yogyakarta.

Kartasasmita, M. 2001. Prospek dan Peluang Industri Penginderaan Jauh di Indonesia.LISPI.Jakarta.

Lillesand dan Kiefer. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Gadjah Mada University Press. Yogjakarta

(54)

Paryono, Petrus. 1994. Sistem Informasi Geografis. Penerbit Andi. Yogyakarta. Philippe Rigaux et.al, 2002. Spatial Databases With Application to GIS. Morgan

Kaufman : San Francisco

Prahasta, Eddy. 2004. Konsep-Konsep Dasar Sistem Indormasi Geografis. Informatika. Bandung.

Prahasta, Edy. 2008. Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar (Perspektif geodesi & geomatika). Informatika. Bandung

Putra, E.H. 2011.Penginderaan Jauh dengan ERMapper. Graha Ilmu. Yogyakarta Suharyadi,R. & Danoedoro,P. (2004). Sistem Informasi Geografis : Konsep Dasar dan

BeberapaCatatan Perkembangannya SaatIni. Dalam Danoedoro,P. (Editor),Sains Informasi Geografis, DariPerolehan dan Analisis Citrahingga Pemetaan dan PemodelanSpasial. Jurusan Kartografi danPenginderaan Jauh FakultasGeografi UGM.Yogyakarta

Sutanto. 1994. Penginderaan Jauh. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Walkiyanto, 2000. Sistem Basis Data : Analisis dan Pemidelan Data. J & J Learning. Yogyakarta.

Yousman, Yeyep. 2004. Sistem Informasi Geografis dengan ArcView3.3 Professional. Andi Offset. Yogyakarta.

(55)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Digitasi adalah proses pengubahan data grafis analog menjadi data grafis Dalam struktur data vector yang disimpan dalam bentuk titik, garis, dan area. Objek, area, atau, fenomena yang didelinasi merupakan objek, area atau fenomena yang telah diinterpretasi sebelumnya sesuai kepentingan. Digitasi merupakan salah satu proses input data yang dilakukan setelah data grafis dapat ditayangkan pada layar monitor dalam format JPEG/JPG atau GeoTiFF/TiFF.

Penyimpanan data grafis menggunakan format JPEG/JPG akan kehilangan kordinat grafisnya, penyimpanan data grafis dengan format GeoTiFF/TiFF kordinat geografisnya masih tetap utuh. Data grafis yang dapat didigitasi dapat diperoleh melalui kopi data atau atau melalui scanning. Umunya sebelum dilakukan digitasi data grafis dalam bentuk raster tersebut dibuka, diolah, dan disimpan dalam menggunakan ER Mapper.

(56)

1. Melakukan digitasi “on-screen” pada citra sesuai dengan peruntukan peta. 2. Mengetahui dan mampu melakukan teknik-teknik penyuntingan data vektor.

C. Manfaat

1. Memberikan wawasan mengenai software ArcView yang berbasiskan pemetaan dan sekaligus mampu mengoperasikan software ArcView dalam melakukan digitasi on-screen pada peta digital dan penyuntingan data vektor.

(57)

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Digitasi

Digitasi adalah Proses pemasukan data spasial melalui konversi data analog (hardcopy) ke data digitasi dan disimpan dalam bentuk titik, garis dan poligon atau area. Digitasi dapat dilakukan dengan cara dua hal, antara lain;

1. Digitasi manual

Digitasi manual adalah penelusuran poligon atau kumpulan pixel terklasifikasi pada hardcopy menggunakan digitizer. Adapun langkah-langkah dalam digitasi manual, yaitu tetapkan Titik Ikat Converage (TIC) pada batas area yang akan digitasikan, setelah itu tetapkan batas koordinat area tersebuta, dalu tentukan user identitas (user_id) (Teknomo, 2008).

2. Digitasi on Screen

Digirasi on screen adalah penelusuran batas kenampakan objek pada citra yang akan ditayangkan pada layar monitor. Digitasi on screen merupakan suatu teknik digitasi atau proses konversi dari data format raster ke dalam format vektor. Pada teknik ini, peta yang akan digitasi terlebih dahulu harus dibawa ke dalam format raster baik itu melalui proses scanning dengan alat scanner atau dengan pemotretan (Prahasta, 2005).

(58)

menggunakan meja digitizer. Tiga unsur spasial (feature) yang dapat dibentuk melalui digitasi on screen ini antara lain point (titik), line (garis), dan polygon (area) (Budiyanto, 2002).

Screen digitizing merupakan proses digitasi yang dilakukan di atas layar monitor dengan bantuan mouse. Screen digitizing atau sering disebut juga dengan digitasi on screen dapat digunakan sebagai alternatif input data digital tanpa menggunakan alat digitizer. Tiga unsur spasial (feature) yang dapat dibentuk melalui digitasi on screen ini antara lain point, line, dan polygon. Proses digitasi on-screen adalah digitasi yang dilakukan pada layar monitor komputer dengan memanfaatkan berbagai perangkat lunak sistem informasi geografis seperti Arc View, Map Info, AutoCad Map, dan lain-lain (Murni, 1992).

Data sumber yang akan didigitasi dalam metode ini tidak dalam bentuk peta analog atau hardcopy. Data sumber tersebut terlebih dahulu disiam (scan) dengan perangkat scanner. Penyiaman ini akan membentuk sebuah data yang mirip dengan hardcopy yang disiam, dalam bentuk data raster dengan format file seperti .jpg, .bmp, .tiff, .gif, dan lain-lain (Elly, 2009).

Menurut Prahasta (1980), Arcview GIS mengorganisasikan sistem perangkat lunaknya sedemikian rupa sehingga dapat dikelompokkan ke dalam beberapa komponen-komponen penting sebagai berikut :

1. Project

(59)

dokumen tersebut disimpan, selain juga menyimpan informasi- informasi pilihan pengguna (user preferences) untuk project-nya (ukuran, simbol, warna dan sebagainya). Semua dokumen yang terdapat di dalam sebuah project dapat diaktifkan, dilihat, dan diakses melalui project window.

2. Theme

Suatu bangunan dasar sistem ArcView. Themes merupakan kumpulan dari beberapa layer ArcView yang membentuk suatu “tematik” tertentu. Sumber data yang dapat direpresentasikan sebagai theme adalah shapefile, coverage (ArcInfo), dan citra raster.

3. View

Representasi grafis informasi spasial dan dapat menampung beberapa ”layer” atau “theme” informasi spasial (titik, garis, poligon, dan citra raster). 4. Table

Berisi informasi deskriptif mengenai layer tertentu. Setiap baris data (record) mendefinisikan sebuah entry (misalnya informasi mengenai salah satu poligon batas propinsi) di dalam basisdata spasialnya; setiap kolom (field) mendefinisikan atribut atau karakteristik dari entry (misalnya nama, luas, keliling atau populasi suatu propinsi) yang bersangkutan.

5. Chart

(60)

6. Layout

Untuk menggabungkan semua dokumen (view, table, dan chart) ke dalam suatu dokumen yang siap cetak (biasanya dipersiapkan untuk pembuatan hardcopy).

7. Script

Bahasa (semi) pemrograman sederhana (makro) yang digunakan untuk mengotomasikan kerja ArcView. ArcView menyediakan bahasa sederhana ini dengan sebutan Avenue. Dengan Avenue, pengguna dapat memodifikasi tampilan (user interface).

B. Pemetaan

Pemetaan adalah suatu proses penyajian informasi muka bumi yang fakta (dunia nyata), baik bentuk permukaan buminya maupun sumbu alamnya, berdasarkan skala peta, system proyeksi peta, serta symbol-symbol dari unsur muka bumi yang disajikan (Paryono, 1994). Kemajuan di bidang teknologi khususnya di bidang computer mengakibatkan suatu peta bukan hanya dalam bentuk nyata (pada selembar kertas, real maps, atau hardcopy), tetapi juga dapat disimpan dalam bentuk digital, sehingga dapat disajikan pada layar monitor yang dikenal dengan peta maya (Virtualmaps atau softcopy).

(61)

1. Raster

Merupakan format data dengan satuan pixel (resolusi/kerapatan) ditentukan dalam satuan ppi (pixel per inch). Tipe format initidak bagus digunakan untuk pembuatan peta digital, karena akan terjadi korupsi data ketika dilakukan pembesaran atau pengecilan. Contoh format data raster : bitmap (seperti tiff, targa, bmp), jpeg, gif, dan terbaru PNG (Budianto, 2010).

2. Vektor

Merupakan format data yang dinyatakan oleh satuan koordinat (titik dan garis termasuk polygon) format ini yang dipakai untuk pembuatan peta digital atau sketsa. Contoh format ini : dxf (autocad), fix (xfig), tgif (tgif), dan ps/eps (postscrift). Oleh karena itu, pekerjaan pemetaan saatini tidak hanya membuat peta saja, tetapi mengelolanya menjadi informasi spasial melalui pengembangan basis data (Budianto, 2010).

(62)

2. Informasi sistem geologi terdiri dari batas batuan, nama batuan, sesar, kekar, dan morfologi

3. Untuk pemetaan sistem irigasi ini, seluruh data yang dibutuhkan dimasukkan kedalam bentuk digital.

C. Penyuntingan Data Vektor

Pengeditan (editing) merupakan bentuk pengolahan data masukkan untuk memperbaiki data spasial dari berbagai kesalahan pada waktu proses pemasukan data dan atau pada waktu digitasi. Kesalahan pada data raster (peta, foto udara,dan citra) dapat diedit menggunakan program Er Mapper melalui proses restorasi citra, baik restorasi radiometrik maupun restorasi geometrik. Kesalahan pada data vektor hasil digitasi dapat diedit menggunakan program Arc View melalui digitasi ulang, atau menggunakan Arc Info melalui fasilitas ARCEDIT. Beberapa kesalahan yang timbul pada waktu digitasi adalah : (1) garis yang belum tersambung atau poligon yang belum tertutup (undershoot); (2) garis dan poligon yang berlebih (overshoot); (3) poligon yang belum diberi label; (4) poligon yang memiliki lebih dari satu label; (5) user_id yang salah atau tidak sama dengan user_id yang digunakan (Philippe Rigaux et.al, 2002).

(63)

(tahap penambahan atribut secara detail terhadap hasil dari tahap labelling) adalah proses-proses yang terjadi dalam tahap selanjutnya.

Informasi yang disajikan dalam SIG merepresentasikan data yang telah diolah. Data dalam SIG merupakan hasil pencitraan ulang dari model permukaan bumi yang ada dan dinyatakan dalam empat notasi, yakni Titik (node), Garis (arc), dan luasan atau polygon (polygon).

1. Titik (Node)

Notasi titik adalah pencitraan objek atau benda tunggal, tanpa panjang dan tanpa luasan serta ditampilkan dengan koordinat tunggal. Misalnya letak lokasi suatu, dan letak pohon.

2. Garis (Arc)

Notasi garis merupakan pencitraan terhadap beberapa notasi titik yang terhubung menjadi garis, mempunyai panjang namun tanpa luasan, mempunyai koordinat awal dan akhir, dapat mewakili suatu koordinat diskrit. Misalnya jalan dan sungai.

3. Luasan atau Poligon (Polygon)

(64)

Editing data grafis dilakukan untuk memperbaiki coverage akibat adanya kesalahan yang dibuat pada waktu digitasi. Editing dalam SIG dapat dilakukan menggunakan program ARC_VIEW dan menggunakan program ARC_INFO. Kesalahan digitasi berupa : a) kelebihan garis (overshoot); b) garis yang belum menyambung (undershoot); c) poligon yang belum diberi label; d) poligon yang kelebihan label; e) adanya gap antara dua garis atau dua poligon yang belum tertutup; dan f) Nilai User-ID (Paryono, 1994).

Data Spasial terdiri dari data vektor dan data raster dan merupakan suatu data yang mengacu pada posisi, obyek, dan hubungan diantaranya dalam ruang bumi. Data vektor ialah informasi posisi point, garis dan polygon disimpan dalam bentuk x,y koordinat. Suatu lokasi point dideskripsikan melalui sepasang koordinat x,y. Bentuk garis, seperti jalan dan sungai dideskripsikan sebagai kumpulan dari koordinat-koordinat point. Bentuk poligon, seperti zona projectdisimpan sebagai pengulangan koordinat yang tertutup. Data raster ialah model data ini terdiri dari sekumpulan grid/sel seperti peta hasil scanning maupun gambar/image. Masing-masing grid/sel atau pixel memiliki nilai tertentu yang bergantung pada bagaimana image tersebut digambarkan. Sebagai contoh, pada sebuah image hasil penginderaan jarak jauh dari sebuah satelit (Mulders,1987).

III. METODE PRAKTIKUM

(65)

Praktikum Sistem Informasi Geografi dilaksanakan di Laboratorium Sistem Informasi Geografi Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto yang bertepatan pada tanggal 7 April 2014.

B. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan adalah data spasial berupa citra yang telah diklasifikasi, lembar pengamatan, dan software SIG berupa ER Mapper dan Arc View. Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah perangkat keras komputer berupa monitor, keyboard, CPU, mouse dan alat tulis.

C. Cara kerja Digitasi “On-Screen”

8. Program ArcView dijalankan dengan mengklik ikon yang ada di desktop.

9. Dipanggil citra yang telah dikalisifikasikan pada acara ke-2 melalui cara Add Theme yang ada pada tool bar.

10. Diatur properti tampilan untuk unit-unit jarak dan jarak peta secara berurutan menjadi meter dan kilometer.

11. Dibuat tema Polygon baru melalui menu New Theme pada menu bar.

12. Dibuat bidang persegi empat disekeliling citra yang hendak di digitasi denagn menggunakan rectangle pada tool bar.

13. Dimulailah mendigitasi citra sesuai dengan klasifikasi yang telah ditentukan. 14. Hasil digitasi disimpan kedalam dua file yakni Project (*.apr) dan Shape File

(66)

1. Arc View 3.3 dibuka dan peta RBI yang telah disimpan dalam format GeoTiff / TiFF atau BIL ditampilkan dengan cara klik sub menu add theme lalu pilih data yang akan ditampilkan.

2. Kemudian dianjutkan langkah-langkah dalam editing, dipilih menu file > klik sub menu extentions > cek list Edit Tools (ET) lalu klik OK.

3. kemudian diklik Edit Tools kemudian klik icon EDIT THEM > Show Edit Tools maka akan muncul gambar berikut :

4. Dilakukan pengeditan sesuai kasus yang ada.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

(67)
(68)

B. Pembahasan

Digitasi adalah proses pengubahan data grafis anolog (gambar) menjadi data grafis digital (numerik) dalam struktur data vektor yang disimpan dalam bentuk titik (point), garis (line), dan area (polygon). Obyek, area atau fenomena yang dideliniasi atau didigitasi merupakan obyek, area atau fenomena yang telah diinterpretasi sebelumnya sesuai kepentingannya.

Didgitasi merupakan salah satu proses input data yang dilakukan setelah data grafis dapat ditayangkan pada layar monitor dalam format JPEG/JPG atau Geo TiFF/TIFF. Penyimpanan data grafis menggunakan format JPEG/JPG akan kehilangan koordinat geografisnya, penyimpanan data grafis dengan format Geo TiFF/TIFF koordinat geografisnya masih tetap utuh. Data grafis yang dapat didigitasi diperoleh melalui copy data atau melalui pelarikan (scanning). Umumnya sebelum dilakukan digitasi data grafis dalam bentuk raster tersebut dibuka, diolah dan disimpan menggunakan Er Mapper.

(69)

bagi penggunanya, yaitu selain mudah dikerjakan hasilnya secara langsung dapat diedit dan ditanyangkan bersama-sama dengan data grafisnya. Dengan demikian tingkat kesalahan digitasi adalah sangat kecil.

Akurasi data vektor yang telah dihasilkan dari pengolahan data raster terhadap kondisi lapang dapat ditingkatkan dengan melakukan penyuntingan (editing). Penyuntingan pada data vektor merupakan pengubahan bentuk bidang dengan memanfaatkan logika dan algoritma tertentu yang dilakukan oleh pengolah data secara langsung maupun dengan bantuan komputer. Objek vektor yang ada dalam penyuntingan meliputi titik (point), garis (line), dan bangun (polygon). Ada banyak teknik dalam penyuntingan data vektor, tetapi semua teknik itu mendasarkan pada emapt hal yaitu memisahkan, menggabungkan, memindahkan dan menghapus.

1. Pemisahan

Pemisahan pada data vektor dilakukan ketika suatu bidang memiliki atribut yang berbeda dan akan disajikan secara demikian. Bidang yang bisa dipisah harus memiliki ukuran maka dari itu, objek vektor yang dapat dipisah hanya garis dan bangun. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam memisah suatu bidang yaitu bagian yang hendak dipisah dan relevansi pemisahnya. Contoh teknik penyuntingan data vektor dengan dasar pemisahan yaitu split line with polygon, split polygon with line dan explore.

(70)

Penggabungan data vektor dilakukan ketika dua atau lebih bidang memiliki atribut yang sama. Tujuan penggabungan data vektor yaitu mempermudah pembaca dengan mengurangi jumlah bidang tanpa mengubah ukurannya. Contoh teknik penyuntingan pada vektor dengan dasar penggabungan yaitu merge, overlay, dan union.

3. Pemindahan

Pemindahan data vektor yaitu merubah posisi nodal bidang. Pengubahan posisi nodal bidang dapat dilakukan secara terpisah untuk mengubah bentuk dan ukuran bidang maupun secara menyeluruh untuk menyesuaikan posisi bidang. Contoh teknik penyuntingan pada vektor dengan dasar pemindahan yaitu warp shape, register and transform dan drag and drop.

4. Penghapusan

Pengahapusan data vektor hanya dilakukan jika suatu bidang tidak diperlukan atau tidak sesuai dengan tujuan pembentukannya. Penghapusan suatu bidang mendasarkan pada pertimbangan penganalisis data dan relevansinya terhadap algoritma penghapusan jika dilakukan dengan bantuan komputer. Contoh teknik penyuntingan pada vektor dengandasar pengahapusan yaitu delete shape, clip shape dan clip line with polygon.

Gambar

Tabel 1.Informasi Dasar Citra
Tabel 3. Klasifikasi Citra
Tabel1.InformasiDasar Citra
Tabel 3. Klasifikasi Citra
+7

Referensi

Dokumen terkait

(2) Setiap kelompok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Bupati, dan bertanggung jawab kepada masing-masing

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Ayu Sari dan Rina Harimurti dengan judul Sistem Pakar untuk Menganalisis Tingkat Stres Belajar pada Siswa

1) Kinerja secara berurut dari terbesar ke terkecil dipengaruhi oleh motivasi, budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan locus of control. Sedangkan insentif

Hasil penelitian yang diperoleh sejalan dengan beberapa hasil penelitian, diantaranya: Sunarsi (2009), diperoleh kesimpulan bahwa kesalahan-kesalahan yang dilakukan

Industri Norwegia yang sebagian besar (94%) adalah industri kecil dan telah berkembang menjadi industri modern yang berbasis pengalaman dan kemampuan ketika masih

byte double implements private threadsafe byvalue else import protected throw case extends instanceof public throws catch false int return transient car final interface short true

Sedangkan menurut responden yang menganggap Amang Gaga sebagai wali majdzûb, menjelaskan bahwa seorang wali yang majdzûb ialah seorang wali yang langsung diambil

Hasil pengujian yang sudah dilakukan terhadap sistem klasifikasi gangguan jiwa skizofrenia menggunakan algoritme support vector machine menghasilkan akurasi terbaik