• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA A Pengertian Digitas

Dalam dokumen Laporan SIG acara 1 acara 1 (Halaman 57-62)

DAFTAR PUSTAKA

B. Tujuan Praktikum

II. TINJAUAN PUSTAKA A Pengertian Digitas

Digitasi adalah Proses pemasukan data spasial melalui konversi data analog (hardcopy) ke data digitasi dan disimpan dalam bentuk titik, garis dan poligon atau area. Digitasi dapat dilakukan dengan cara dua hal, antara lain;

1. Digitasi manual

Digitasi manual adalah penelusuran poligon atau kumpulan pixel terklasifikasi pada hardcopy menggunakan digitizer. Adapun langkah-langkah dalam digitasi manual, yaitu tetapkan Titik Ikat Converage (TIC) pada batas area yang akan digitasikan, setelah itu tetapkan batas koordinat area tersebuta, dalu tentukan user identitas (user_id) (Teknomo, 2008).

2. Digitasi on Screen

Digirasi on screen adalah penelusuran batas kenampakan objek pada citra yang akan ditayangkan pada layar monitor. Digitasi on screen merupakan suatu teknik digitasi atau proses konversi dari data format raster ke dalam format vektor. Pada teknik ini, peta yang akan digitasi terlebih dahulu harus dibawa ke dalam format raster baik itu melalui proses scanning dengan alat scanner atau dengan pemotretan (Prahasta, 2005).

Screen digitizing merupakan proses digitasi yang dilakukan di atas layar monitor denganbantuan mouse. Screen digitizing atau sering disebut juga dengan digitasi on screen dapat digunakansebagai alternatif input data digital tanpa

menggunakan meja digitizer. Tiga unsur spasial (feature) yang dapat dibentuk melalui digitasi on screen ini antara lain point (titik), line (garis), dan polygon (area) (Budiyanto, 2002).

Screen digitizing merupakan proses digitasi yang dilakukan di atas layar monitor dengan bantuan mouse. Screen digitizing atau sering disebut juga dengan digitasi on screen dapat digunakan sebagai alternatif input data digital tanpa menggunakan alat digitizer. Tiga unsur spasial (feature) yang dapat dibentuk melalui digitasi on screen ini antara lain point, line, dan polygon. Proses digitasi on-screen adalah digitasi yang dilakukan pada layar monitor komputer dengan memanfaatkan berbagai perangkat lunak sistem informasi geografis seperti Arc View, Map Info, AutoCad Map, dan lain-lain (Murni, 1992).

Data sumber yang akan didigitasi dalam metode ini tidak dalam bentuk peta analog atau hardcopy. Data sumber tersebut terlebih dahulu disiam (scan) dengan perangkat scanner. Penyiaman ini akan membentuk sebuah data yang mirip dengan hardcopy yang disiam, dalam bentuk data raster dengan format file seperti .jpg, .bmp, .tiff, .gif, dan lain-lain (Elly, 2009).

Menurut Prahasta (1980), Arcview GIS mengorganisasikan sistem perangkat lunaknya sedemikian rupa sehingga dapat dikelompokkan ke dalam beberapa komponen-komponen penting sebagai berikut :

1. Project

dokumen tersebut disimpan, selain juga menyimpan informasi- informasi pilihan pengguna (user preferences) untuk project-nya (ukuran, simbol, warna dan sebagainya). Semua dokumen yang terdapat di dalam sebuah project dapat diaktifkan, dilihat, dan diakses melalui project window.

2. Theme

Suatu bangunan dasar sistem ArcView. Themes merupakan kumpulan dari beberapa layer ArcView yang membentuk suatu “tematik” tertentu. Sumber data yang dapat direpresentasikan sebagai theme adalah shapefile, coverage (ArcInfo), dan citra raster.

3. View

Representasi grafis informasi spasial dan dapat menampung beberapa ”layer” atau “theme” informasi spasial (titik, garis, poligon, dan citra raster). 4. Table

Berisi informasi deskriptif mengenai layer tertentu. Setiap baris data (record) mendefinisikan sebuah entry (misalnya informasi mengenai salah satu poligon batas propinsi) di dalam basisdata spasialnya; setiap kolom (field) mendefinisikan atribut atau karakteristik dari entry (misalnya nama, luas, keliling atau populasi suatu propinsi) yang bersangkutan.

5. Chart

Hasil suatu query terhadap suatu tabel data. Bentuk chart yang didukung oleh ArcView adalah line, bar, column, xy scatter, area, dan pie.

6. Layout

Untuk menggabungkan semua dokumen (view, table, dan chart) ke dalam suatu dokumen yang siap cetak (biasanya dipersiapkan untuk pembuatan hardcopy).

7. Script

Bahasa (semi) pemrograman sederhana (makro) yang digunakan untuk mengotomasikan kerja ArcView. ArcView menyediakan bahasa sederhana ini dengan sebutan Avenue. Dengan Avenue, pengguna dapat memodifikasi tampilan (user interface).

B. Pemetaan

Pemetaan adalah suatu proses penyajian informasi muka bumi yang fakta (dunia nyata), baik bentuk permukaan buminya maupun sumbu alamnya, berdasarkan skala peta, system proyeksi peta, serta symbol-symbol dari unsur muka bumi yang disajikan (Paryono, 1994). Kemajuan di bidang teknologi khususnya di bidang computer mengakibatkan suatu peta bukan hanya dalam bentuk nyata (pada selembar kertas, real maps, atau hardcopy), tetapi juga dapat disimpan dalam bentuk digital, sehingga dapat disajikan pada layar monitor yang dikenal dengan peta maya (Virtualmaps atau softcopy).

Pemetaan digital adalah suatu proses pekerjaan pembuatan peta dalam format digital yang dapat disimpan dan dicetak sesuai keinginan pembuatnya baik dalam

1. Raster

Merupakan format data dengan satuan pixel (resolusi/kerapatan) ditentukan dalam satuan ppi (pixel per inch). Tipe format initidak bagus digunakan untuk pembuatan peta digital, karena akan terjadi korupsi data ketika dilakukan pembesaran atau pengecilan. Contoh format data raster : bitmap (seperti tiff, targa, bmp), jpeg, gif, dan terbaru PNG (Budianto, 2010).

2. Vektor

Merupakan format data yang dinyatakan oleh satuan koordinat (titik dan garis termasuk polygon) format ini yang dipakai untuk pembuatan peta digital atau sketsa. Contoh format ini : dxf (autocad), fix (xfig), tgif (tgif), dan ps/eps (postscrift). Oleh karena itu, pekerjaan pemetaan saatini tidak hanya membuat peta saja, tetapi mengelolanya menjadi informasi spasial melalui pengembangan basis data (Budianto, 2010).

Basis data tersebut dapat diolah lebih lanjut sehingga dapat menghasilkan berbagai informasi kebumian (geo informasi) yang dibutuhkan oleh para perencana ataupengambilan keputusan. Karakteristik pemetaan digital sangat cocok untuk perencanaan tata runag yang perubahan informasi spasialnya relative capat perubahan tata ruang dapat langsung direkam sgera mungkin oleh peta digital sehingga informasi yang dibutuhkan oleh perencana selalu dapt mengikuti perubahan di lapangan pada saai ini (Avery, 1989). Adapun Tahap-tahap dalam pemetaan digital : 1. Membangun basis geografi

2. Informasi sistem geologi terdiri dari batas batuan, nama batuan, sesar, kekar, dan morfologi

3. Untuk pemetaan sistem irigasi ini, seluruh data yang dibutuhkan dimasukkan kedalam bentuk digital.

Dalam dokumen Laporan SIG acara 1 acara 1 (Halaman 57-62)

Dokumen terkait