• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4 Pelaksanaan Perencanaan Obat di Instalasi Farmasi

4.4.5 Cara Pemilihan Jenis Obat

Berdasarkan hasil wawancara mengenai pemilihan jenis obat yang diperoleh informasi meliputi cara memilih jenis obat yang digunakan di rumah sakit dengan hasil berikut

“Obat yang ada di rumah sakit kita usahakan harus sesuai dulu sama e-katalog. Diutamakan obat-obat yang ada di e-katalog itulah, namun tidak semua obat yang kita butuhkan ada di e-katalog itu tadi, ya

Disflatyl 40 mg ini termasuk obat yang tidak ada di dalam e-katalog, itu berdasarkan dari form permintaan dokter” (informan 2)

Informasi yang sama juga diungkapkan informan 4 berikut ini

“Obat yang digunakan di rumah sakit disesuaikan dengan e-katalog.

Ada juga dari form permintaan obat yang diberikan kepada seluruh user, dokter, Pemilihan jenis obat yang di pakai hanya berdasarkan pada pemakaian sebelumnya dan usulan dari dokter, walaupun formularium telah disusun sedemikian rupa tetapi masi ada dokter yang merasa kesulitan dalam menuliskan resep obat yang sesuai rumah sakit, salah satu kesulitannya adalah karena tidak tersedianya obat di apotek rumah sakit” (informan 4)

Berdasarkan pernyataan informan tersebut, diperoleh informasi bahwa pemilihan jenis obat yang digunakan di rumah sakit dilakukan dengan menyesuaikan jenis obat dengan yang ada pada e-katalog dan diutamakan menggunakan obat yang generik, karena dalam pemesanan obat saat ini dilakukan melalui e-katalog. Selain itu juga berdasarkan pada form permintaan dari dokter.

Pemilihan jenis obat di yang lakukan RSU Haji Medan dengan menyesuaikan jenis obat berdasarkan obat yang ada pada e-katalog dan juga form permintaan dari para dokter. Penggunaan obat di RSU Haji Medan juga diutamakan menggunakan obat generik. Hal ini sesuai dengan Permenkes RI No.

HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang kewajiban menggunakan obat generik di

untuk rumah sakit pemerintah, dan sebagai unit pelayanan milik pemerintah, RSU Haji Medan wajib mengikuti keputusan ini walaupun tidak menutup kemungkinan untuk pengadaan obat paten, apabila obat generik tidak tersedia. Pertimbangan lain dalam pemilihan obat generik adalah karena harganya yang relatif murah, khasiat dan keamanannya pun cukup terjamin.

Menurut Kemenkes RI2010b), pemilihan jenis obat dilakukan agar obat yang tersedia benar-benar diperlukan sesuai dengan jumlah pasien/kunjungan dan pola penyakit di rumah sakit. Dengan tersedianya jenis obat yang tepat maka penyakit yang diderita pasien dapat segera disembuhkan. Pemilihan obat di rumah sakit merujuk kepada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) sesuai dengan kelas rumah sakit masing-masing, Formularium Rumah Sakit, standar pengobatan/pedoman diagnosa dan terapi, Formularium Jaminan Kesehatan bagi masyarakat miskin, Daftar Plafon HargaObat (DPHO) Askes dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek).

Pemilihan jenis obat yang di gunakan di RSU Haji Medan jika dibandingkan dengan pemilihan jenis obat menurut Kemenkes RI (2010) dinilai belum sesuai karena belum merujuk kepada standart pengobatan / pedoman terapi

4.4.6 Kendala dalam Perencanaan Obat

Kekosongan stok (stock out) merupakan jumlah akhir obat sama dengan nol. Stok obat di gudang mengalami kekosongan dalam persediaannya sehingga bila ada permintaan tidak bisa terpenuhi. Apabila jumlah permintaan atau kebutuhan lebih besar dari tingkat persediaan yang ada, maka akan terjadi kekurangan persediaan atau disebut stock out. Kekosongan stok menjadi salah

satu kendala yang dapat menurunkan kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di rumah sakit.

“Iya ada kekosongan obat. Itu bisa karena pasien kan banyak. Bisa juga kadang-kadang stok habis, jadi artinya kita setting perencanaan untuk tiga bulan stok bertahan. Inikan tergantung penggunaan. Makin banyak pasien, makin banyak penggunaan obat itu. Jadi yang harusnya stoknya tiga bulan, jadi dua bulan. Kita usul lagi ini untuk pemesanan berikutnya” (informan 4)

“kadang obat yang di pesan lama nyampe, maka terjadilah kekosongan obat, karena anggaran kita tidak mencukupi , ya solusinya kita disini ada apotek pelengkap kita kerja samalah sama mereka”(informan 3)

Berdasarkan pernyataan informan tersebut, diperoleh informasi bahwa kekosongan stok obat di rumah sakit terjadi antara lain karena keterlambatan obat yang dipesan untuk sampai ke rumah sakit, jika obat yang diajukan permintaankebutuhannya tidak dapat diadakan, anggaran rumah sakit yang tersedia tidak mencukupi untuk pembelian obat, dan jika ada obat yang tidak masuk dalam e-katalog. sehingga mengakibatkan terjadinya kekosongan stok obat di rumah sakit.

“Ya kalau kendalanya ya mungkin keterlambatan obat yang masuklah. Keterlambatan biasanya bisa sekitar sebulan, dua bulan terlambat obat masuk. Kadang ada obat yang kita minta bisa

“kendalanya satu kadang anggaran kita tidak sesuai dengan kebutuhan, jadi banyak obat yang tak terbeli pada akhir tahun jadi fluktuasi anggaran” (informan 2)

Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa terdapat beberapa jenis obat yang mengalami kekosongan obat di rumah sakit dapat disebabkan karena berbagai hal, antara lain karena terjadinya keterlambatan obat yang dipesan untuk sampai ke rumah sakit, obat yang diajukan permintaan kebutuhannya tidak dapat diadakan, alokasi dana yang tidak dapat mencukupi kebutuhan pembelian obat dan jika obat yang dibutuhkan tidak masuk ke dalam e-katalog. Selain itu juga dapat diakibatkan karena terjadi peningkatan kunjungan pasien, sehingga stok obat yang ada di gudang farmasi habis. Hal ini menunjukkan adanya ketidak tepatan dalam melakukan perencanaan obat karena masih terjadi kekurangan stok obat.

Selain kekosongan obat, perencanaan yang tidak baik juga terlihat dari adanya jumlah obat yang belum atau tidak digunakan selama 3 bulan terakhir atau lebih. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa hal seperti karena pola penyakit tertentu pada satu periode yang menyebabkan obat tidak terpakai pada periode selanjutnya. Hal ini dapat menyebabkan kerugian yaitu perputaran uang menjadi tidak lancar, obat menumpuk di gudang farmasi dalam waktu yang lama dan dikhawatirkan akan menjadi rusak dan dapat menyebabkan obat tersebut kadaluarsa. Jika dibiarkan terus terjadi rumah sakit akan mengalami kerugian secara terus menerus.

Menurut data penggunaan obat di instalasi farmasi RSU Haji Medan diketahui terdapat beberapa jenis obat yang belum atau tidak digunakan selama 3 bulan terakhir atau lebih. Hal ini terlihat dari data, ditemukan jumlah obat yang tetap dan tidak berkurang selama satu tahun tersebut. Hal ini dapat disebabkan karena obat yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan dan KFT yang kurang berperan aktif dalam membantu pengelolaan obat di instalasi farmasi rumah sakit.

Hal ini dapat dijadikan bahan evaluasi bagi pihak perencanaan obat di RSU Haji Medan untuk mengurangi jumlah atau menghapus sama sekali obat yang tidak terlalu dibutuhkan.

Berdasarkan data yang diperoleh di instalasi farmasi RSU Haji Medan, diketahui bahwa terdapat beberapa jenis obat yang mengalami kadaluarsa. Jumlah ini tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan, bahwa idealnya persentase nilai obat rusak dan kadaluarsa di gudang haruslah berjumlah 0% atau tidak ada sama sekali.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, diketahui bahwa obat yang kadaluarsa dikarenakan obat yang slow moving, pola penyakit berubah sehingga obat menumpuk dan obat yang expired date nya kurang dari 2 tahun. Di gudang farmasi RSU Haji Medan akan melakukan return atau pemulangan ke pihak distributor dan akan diganti dengan obat yang baru sebelum 3 bulan masa obat tersebut expired.jika sudah lebih maka akan di lakukan pemusnahan. Dan dalam melakukan permusnahan obat pihak farmasi sering kali mengulur-ulur waktu karena mereka menganggap banyak pekerjaan yang lebih penting lagi. Jika

gudang farmasi dan instalasi farmasi tidak cukup menampung obat barulah obat yang expired date diasingkan dari obat yang lain

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam perencanaan obat di RSU Haji Medan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Tidak adanya tim perencanaan obat yang dibentuk di rumah sakit, perencanaan obat hanya dilakukan oleh kepala instalasi farmasi, kepala gudang farmasi, penanggung jawab alat kesehatan, dokter, dan staff di gudang farmasi, tanpa adanya Surat Keputusan penunjukan secara tertulis, sehingga perencanaan obat tidak terlaksana dengan optimal.

2. Data yang digunakan untuk membuat rencana kebutuhan obat belum lengkap, data yang belum dimiliki antaranya adalah stok pengaman , dan alokasi dana selain itu untuk proses penyusunan formularium rumah sakit sudah melibatkan para dokter tetapi tidak semua dokter mematuhi formularium Rumah Sakit tersebut

3. Metode yang digunakan dalam menyusun rencana kebutuhan obat adalah metode konsumsi dan metode epidemiologi, tetapi instalasi farmasi RSU Haji Medan lebih menggunakan metode konsumsi dari pada metode epidemiologi berdasarkan pola pemakaian obat pada periode sebelumnya, metode konsumsi ini digunakan karena metode yang paling mudah namun metode konsumsi yang diterapkan tidak menggambarkan metode konsumsi maupun metode epidemiologi yang sebenarnya.

4. Pemilihan jenis obat yang digunakan dirumah sakit berdasarkan dengan e-katalog dan form permintaan dokter. Perhitungan jumlah kebutuhan obat belum efektif karena perhitungan masih dilakukan dengan melihat pemakaian obat sebelumnya ditambah sekitar 10%

5.2 Saran

Adapun beberapa saran yang dapat diberikan untuk pelaksanaan perencanaan kebutuhan obat yang tepat di RSU Haji Medan adalah:

1. Diharapkan kepada pihak rumah sakit agar :

membentuk tim perencanaan obat terpadu dan membuat Surat Keputusan penunjukan tenaga perencana obat di rumah sakit secara tertulis agar perencanaan obat dapat terlaksana lebih optimal.

2. Meningkatkan peran aktif para dokter di mulai dari penyusunan, pelaksanaan, pengawasan sampai dengan evaluasi formularium dan menjamin ketersediaan obat yang terdapat di dalam buku formularium rumah sakit.

3. Melakukan perhitungan jumlah kebutuhan obat yang tepat sesuai dengan cara perhitungan yang ditetapkan dalam pedoman pengelolaan obat di rumah sakit agar didapatkan rencana kebutuhan obat yang mendekati sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga. Jakarta :Binarupa Aksara

Depkes RI, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.

2007.Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Daerah Kepulauan. Jakarta

Febriawati, H. 2013. Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit. Yogyakarta:

Gosyen Publishing

Hasibuan, Malayu, S.P. 2009. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Penerbit PT. Bumi Aksara. Jakarta

Kemenkes RI, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2010a.

Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota. Jakarta

Kemenkes RI, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2010b.

Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. Jakarta Menteri Kesehatan RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang KewajibanMenggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah.Jakarta

________________________. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Jakarta

________________________. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta

Miles, Matthew dan Huberman.2009. Analisis Data Kualitatif: Buku Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UI-press

Pane Nisya, DA . 2017. Analisis Perencanaan Obat di RSUD Sultan Sulaiman Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2017. Skripsi. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Notoadmodjo Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :

Profil Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2013

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 153. Sekretariat Negara. Jakarta.

Satibi. 2016. Manajemen obat di Rumah Sakit. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Sinuraya, E.C. 2014. Analisis Manajemen Obat dan Kaitannya dengan Ketersediaan Obat di RSUD Dr. Hadrianus Sinaga Kabupaten Samosir Tahun 2013. Tesis. Medan : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Siregar, C.J.P dan Amalia Lia. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan.Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

World Health Organization. 2011. The World Medicines Situation 2011. Geneva : WHO

Lampiran 1

SURAT PERMOHONAN

BERSEDIA MENJADI INFORMAN PENELITIAN Informan yang saya hormati,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rustia Afriana NIM : 141000096

adalah mahasiswi Program Studi S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara akan melakukan penelitian yang berjudul : “ANALISIS PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSU HAJI MEDAN TAHUN 2018”. Oleh karena itu, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi informan penelitian serta bersedia untuk saya wawancara. Identitas dan jawaban Bapak/Ibu akan saya jaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan, saya mengucapkan terima kasih.

Medan,

...2018 Peneliti,

(Rustia Afriana)

Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN

BERSEDIA MENJADI INFORMAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Jabatan :

Pendidikan terakhir :

menyatakan bersedia berpartisipasi menjadi informan dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari Rustia Afriana mahasiswi Program Studi S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang berjudul : “ANALISIS PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN TAHUN 2018”.

Saya menyadari bahwa penelitian ini bermanfaat untuk kepentingan ilmiah.Identitas informan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sukarela dan penuh kesadaran tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Medan, ...2018

(...)

Lampiran 3

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

ANALISIS PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN TAHUN 2018

I. Identitas Informan

Nama :

Umur : tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan Pendidikan Terakhir :

Lama bekerja : Tanggal Wawancara :

II. Daftar Pertanyaan untuk Informan kepala instalasi farmasi

1. Apakah ada dibentuk panitia perencana obat untuk melakukan perencanaan obat di rumah sakit?

2. Siapakah yang melakukan perencanaan obat di rumah sakit?

3. Apakah tugas dan tanggung jawab Ibu dalam melakukan perencanaan obat di rumah sakit?

4. Apakah Ibu ada mendapatkan pelatihan mengenai perencanaan obat?

5. Bagaimanakah alur tahapan perencanaan obat di rumah sakit ini?

6. Apakah perencanaan obat dilakukan untuk waktu satu tahun yang akan datang?

7. Menurut Ibu, metode apa yang digunakan untuk merencanakan kebutuhan obat?

8. Menurut Ibu, data apa saja yang dibutuhkan untuk menyusun rencana kebutuhan obat di rumah sakit ini?

9. Bagaimana cara memilih jenis obat yang dibutuhkan di rumah sakit?

10. Apakah formularium rumah sakit berjalan?

11. Bagaimana cara melakukan perhitungan jumlah kebutuhan obat yang akan

12. Obat apa saja yang kadaluarsa? Apa yang dilakukan terhadap obat kadaluarsa tersebut?

13. Apakah ada terjadi kekosongan obat di rumah sakit? Bagaimana cara mengatasinya?

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

ANALISIS PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN TAHUN 2018

I. Identitas Informan

Nama :

Umur : tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan Pendidikan Terakhir :

Lama bekerja : Tanggal Wawancara :

II. Daftar Pertanyaan untuk Informan penanggung jawab gudang instalasi farmasi

1. Apakah ada dibentuk panitia perencana obat untuk melakukan perencanaan obat di rumah sakit?

2. Siapakah yang melakukan perencanaan obat di rumah sakit?

3. Apakah tugas dan tanggung jawab Ibu dalam melakukan perencanaan obat di rumah sakit?

4. Apakah Ibu ada mendapatkan pelatihan mengenai perencanaan obat?

5. Bagaimanakah alur tahapan perencanaan obat di rumah sakit ini?

6. Apakah perencanaan obat dilakukan untuk waktu satu tahun yang akan datang?

7. Menurut Ibu, metode apa yang digunakan untuk merencanakan kebutuhan obat?

8. Menurut Ibu, data apa saja yang dibutuhkan untuk menyusun rencana kebutuhan obat di rumah sakit ini?

9. Bagaimana cara memilih jenis obat yang dibutuhkan di rumah sakit?

10. Apakah formularium rumah sakit berjalan?

11. Bagaimana cara melakukan perhitungan jumlah kebutuhan obat yang akan

12. Obat apa saja yang kadaluarsa? Apa yang dilakukan terhadap obat kadaluarsa tersebut?

13. Apakah ada terjadi kekosongan obat di rumah sakit? Bagaimana cara mengatasinya?

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

ANALISIS PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN TAHUN 2018

I. Identitas Informan

Nama :

Umur : tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan Pendidikan Terakhir :

Lama bekerja : Tanggal Wawancara :

II. Daftar Pertanyaan untuk Informan Penanggung Jawab Alat Kesehatan 1. Apakah ada dibentuk panitia perencana obat untuk melakukan

perencanaan obat di rumah sakit?

2. Siapakah yang melakukan perencanaan obat di rumah sakit?

3. Apakah tugas dan tanggung jawab Ibu dalam melakukan perencanaan obat di rumah sakit?

4. Bagaimanakah alur tahapan perencanaan obat di rumah sakit ini?

5. Apakah perencanaan obat dilakukan untuk waktu satu tahun yang akan datang?

6. Menurut Ibu, data apa saja yang dibutuhkan untuk menyusun rencana kebutuhan obat di rumah sakit ini?

7. Obat apa saja yang kadaluarsa? Apa yang dilakukan terhadap obat kadaluarsa tersebut?

8. Apakah ada terjadi kekosongan obat di rumah sakit? Bagaimana cara mengatasinya?

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

ANALISIS PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN TAHUN 2018

I. Identitas Informan

Nama :

Umur : tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan Pendidikan Terakhir :

Lama bekerja : Tanggal Wawancara :

II. Daftar Pertanyaan untuk Informan Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan

1. Apakah ada dibentuk panitia perencana obat untuk melakukan perencanaan obat di rumah sakit?

2. Siapakah yang melakukan perencanaan obat di rumah sakit?

3. Apakah tugas dan tanggung jawab Ibu dalam melakukan perencanaan obat di rumah sakit?

4. Bagaimanakah alur tahapan perencanaan obat di rumah sakit ini?

5. Apakah perencanaan obat dilakukan untuk waktu satu tahun yang akan datang?

6. Menurut Ibu, data apa saja yang dibutuhkan untuk menyusun rencana kebutuhan obat di rumah sakit ini?

7. Apakah formularium rumah sakit berjalan?

8. Apakah ada terjadi kekosongan obat di rumah sakit? Bagaimana cara mengatasinya?

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

ANALISIS PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN TAHUN 2018

I. Identitas Informan

Nama :

Umur : tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan Pendidikan Terakhir :

Lama bekerja : Tanggal Wawancara :

II. Daftar Pertanyaan untuk Informan Staf Perencanaan Bagian Obat

1. Apakah ada dibentuk panitia perencana obat untuk melakukan perencanaan obat di rumah sakit?

2. Siapakah yang melakukan perencanaan obat di rumah sakit?

3. Apakah tugas dan tanggung jawab Ibu dalam melakukan perencanaan obat di rumah sakit?

4. Bagaimanakah alur tahapan perencanaan obat di rumah sakit ini?

5. Apakah perencanaan obat dilakukan untuk waktu satu tahun yang akan datang?

6. Bagaimana cara memilih jenis obat yang dibutuhkan di rumah sakit?

7. Obat apa saja yang kadaluarsa? Apa yang dilakukan terhadap obat kadaluarsa tersebut?

Lampiran 4

Matriks wawancara

Tabel Matriks 1 Sumber Daya Manusia

Informan Pernyataan

Apakah ada di bentuk tim perencana obat untuk melakukan perencanaan obat di rumah sakit? penanggung jawab gudang farmasi, Kepala bidang pelayanan medik dan staff gudang farmasi kemudian perencanaan diperiksa oleh kepala instalasi farmasi Apa tugas dan tanggung jawab Anda dalam melakukan perencanaan obat?

Informan 1

Informan 2

Informan 4

Informan 5

Tugas dan tanggung jawab ibu dalam perencanaan adalah mengumpulkan data untuk dibuat perencanaan.

Memantau pengeluaran obat yang ada di farmasi ini.

Melihat kebutuhan obat apa-apa saja nantikan didata dan di rekap, kemudian kami usulkan berapa jumlah kebutuhan obat yang di perlukan

Tugas dan tanggung jawab ibu dalam perencanaan adalah merekap dari semua usulan yang ada. Kalau secara mendasar, dari farmasi di usulkan ke bagian perencanaan, finalnya disana. berapa jumlah yang bisa dipesan oleh perencanaan dikoordinasikan ke kami lagi

Tugas saya Cuma mengusulkan semua permintaan dari dokter-dokter, kemudian nanti saya sampaikan ke bagian farmasi

Tugas dan tanggung jawab bagian staf perencanaan adalah menerima usulan kebutuhan obat yang diajukan farmasi. Dari jumlah kebutuhan yang diajukan farmasi, selama anggaran kita cukup, kita pesan

Tabel Matriks 2 Data

Data apa saja yang dibutuhkan untuk menyusun rencana kebutuhan obat?

Informan 1

Informan 5

Informan 1

Informan 2

Informan 5

Data-data itu ada di gudang farmasi semuanya, dari kartu stok. Untuk daftar obat yang dibutuhkan itu datanya kami dapat dari form permintaan dokter. Kalo perkembangan pola kunjungan ini didapat dari apotik depan, data jumlah penduduk yang dilayani

Data-data yang kami pakai untuk menyusun perencanaan itu ada daftar obat, stok awal, penerimaan, pengeluaran, sisa stok, obat yang kadaluarsa, obat yang kosong, pemakaian rata-rata tahunan, perkembangan pola kunjungan, data jumlah penduduk yang dilayani, data jumlah kunjungan kasus penyakit, daftar obat esensial nasional

pihak farmasi ada melakukan evaluasi dan evaluasi biasanya dilakukan pada akhir tahun itu kita lihat berdasarkan rekapan harian dan bulanan untuk acuan perencanaan berikutnya

Dari konsumtif itu kita lihat pemakaian obat mana yang slow moving dan obat yang fast moving.

Berdasarkan data obat yang ingin di pesan dari pihak gudang

kalau merencanakan kebutuhan obat itu kita pakai data pemakaian yang lalu, kemudian lihat dari epidemiologinya untuk tahun ini kira-kira apasih pola penyakit tahun ini yang paling banyak , karena kita pakai metode konsumsi dan epidemiologi, kita lihat dari pemakaian rutinnya saja

kebutuhan skala prioritas, kita koordinasikan dengan farmasinya lagi

Apakah ada diberikan pelatihan kepada perencana obat?

Informan 1

Informan 5

sudah ada saya pernah ikut seminar mengenai rencana kebutuhan obat yang di buat dinas provinsi, dan tidak semua staf mengikuti seminar itu

saya belum pernah ikut pelatihan perencanaan obat