• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4 Pelaksanaan Perencanaan Obat di Instalasi Farmasi

4.4.4 Perhitungan Obat

Menurut Kemenkes RI (2010b), langkah-langkah dalam menghitung perkiraan jumlah kebutuhan obat adalah dimulai dengan menghitung pemakaian nyata per tahun, menghitung pemakaian rata-rata per bulan, menghitung kekurangan obat, menghitung kebutuhan obat sesungguhnya per tahun,

menghitung kebutuhan obat tahun yang akan datang, menghitung waktu tunggu, menentukan stok pengaman,menghitung kebutuhan obat yang akan diprogramkan untuk tahun yang akan datang, dan menghitung jumlah obat yang diadakan pada tahun anggaran yang akan datang. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa proses penentuan dan perhitungan kebutuhan obat di peroleh informasi meliputi bagaimana cara yang di digunakan untuk melakukan perhitungan kebutuhan dengan hasil sebagai berikut

1. menghitung pemakaian nyata per tahun yaitu dengan menggunakan data stok awal ditambah dengan jumlah yang diterima dikurang dengan sisa stok yang dihitung per 1 November dan dikurang dengan jumlah obat yang hilang/rusak/kadaluarsa (Kemenkes RI, 2010b).

“seandainya selesai akhir tahun januari sampai desember inikan pemakaiannya sudah ada ini lah lah yang menjadi pemakaian kami pertahun,” (informan 2)

Berdasarkan pernyataan informan tersebut, diperoleh informasi bahwa perhitungan pemakaian pertahun di peroleh dari pemakaian obat selama bulan Januari sampai dengan bulan Desember, perhitungan pemakaian nyata per tahun tidak dilakukan sesuai dengan yang seharusnya, karena perhitungan sisa stok didapatkan dari stock opname yang dibuat tiap akhir bulan, lalu akan

didapatkan jumlah akhirnya untuk per 31 Desember.

2. Langkah kedua adalah menghitung pemakaian rata-rata per bulan. Pihak farmasi memperoleh angka pemakaian rata-rata per bulan dari hasil rekapitulasi pengeluaran resep setiap bulannya dan dibagi dua belas bulan

“kalau pemakaian rata – rata perbulan kita lihat dari data pemakaian pertahun tadi kemudian di bagi dengan 12 maka hasil tersebutlah yang menjadi pemakaian rata – rata perbulan” (informan 2)

Berdasarkan pernyataan informan tersebut maka di peroleh informasi bahwa menghitung pemakaian rata perbulan di peroleh dari hasil pemakaian rata-rata- pertahun kemudian di bagi dengan 12, Hal ini tidak sesuai dengan yang seharusnya, dimana berdasarkan pedoman pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit, perhitungan pemakaian rata-rata per bulan tidak dibagi 12 bulan melainkan dibagi berdasarkan pemakaian bulan lalu

3. Langkah ketiga yaitu dengan menghitung kekurangan obat yaitu jumlah obat yang diperlukan saat terjadi kekosongan obat, dengan cara mengalikan waktu kekosongan obat dengan pemakaian rata-rata per bulan

“Tidak melakukan perhitungan kekurangan obat jika terjadi kekurangan kita pinjam dulu ke kimia farma”(informan 2)

Berdasarkan pernyataan informan tersebut maka di peroleh informasi bahwa perhitungan kekurangan obat tidak pernah melakukan perhitungan kekurangan obat, tetapi mereka hanya mengetahui jenis obat yang kosong saja.

4. Langkah keempat yaitu dengan menghitung kebutuhan obat sesungguhnya

per tahun dengan cara menjumlahkan angka pemakaian nyata per tahun dengan angka kekurangan obat.

“ lihat data pemakaian tahun lalu, untuk acuan perencanaan obat tahun berikutnya tapi kita lihat dari data bulan terakhirnya”(informan 2)

Berdasarkan pernyataan informan tersebut maka di peroleh informasi bahwa perhitungan kebutuhan obat tidak menggunakan Tetapi pihak farmasi tidak melakukan perhitungan kebutuhan obat sesungguhnya per tahun, karena tidak ada dilakukan perhitungan kekurangan obat. Menghitung kebutuhan obat sesungguhnya pertahun dengan cara menjumlahkan angka pemakaian nyata pertahun dengan angka kekurangan obat.

5. Langkah kelima adalah menghitung kebutuhan obat tahun yang akan datang yaitu dengan cara menambahkan angka kebutuhan obat sesungguhnya per tahun dengan peningkatan jumlah penduduk yang akan dilayani

“kita selama ini tidak ada menghitung pemakaian obat menggunakan rumus seandainya akhir tahun nanti sudah selesai itu lah yang menjadi p`emakaian rata-rata kami untuk selanjutnya, sehingga bisa kami “…..prediksi untuk kebutuhan tahun depan dengan menambahkan 10% -15% dari tahun sebelumnya” (informan 2)

Berdasarkan pernyataan informan tersebut maka di peroleh informasi bahwa perhitungan kebutuhan obat tahun yang akan datang dilakukan dengan melihat

pemakaian tahun yang akan datang dilakukan dengan melihat pemakaian tahun lalu kemudian ditambah 10% - 15% dari pemakaian tahun sebelumnya.

6. Langkah keenam adalah menghitung waktu tunggu dengan cara mengalikan pemakaian rata-rata per bulan dengan waktu yang dibutuhkan sejak rencana kebutuhan obat diajukan sampai dengan obat diterima

“kalau untuk waktu tunggu kita lihat dari mulai kita memesan obat itu melalui e-catalogue itu tadi sampai obat di terima oleh rumah sakit, kitakan sudah tau pemesanan yang lalu berapa lama sampainya, jadi di prediksikan saja, kira-kira paling lama itu nambah satu bulan dari sebelumnya” (informan 2)

Berdasarkan pernyataan informan tersebut maka di peroleh informasi bahwa pihak farmasi tidak melakukan perhitungan waktu tunggu. Melainkan hanya memprediksi dari waktu tunggu sebelumnya kemudian di tambah dengan satu bulan.

7. Langkah ketujuh adalah menentukan stok pengaman yang diperoleh berdasarkan pengalaman dari monitoring dinamika logistik. Pihak farmasi tidak melakukan perhitungan stok pengaman obat, mereka hanya menambahkan sekitar 10-20% jumlah obat dari pemakaian sebelumnya.

Hal ini di picu karena mereka bisa melakukan pemesanan obat kapan saja.

“untuk masalah buffer stok itu sebenarnya harus ada, Cuma kondisi sekarang kalau beberapa item kita memang tetapkan itu 10% untuk

obat yang fast moving untuk jaga-jaga di awal tahun selanjutnya”

(informan 2)

Berdasarkan pernyataan informan tersebut maka di peroleh informasi bahwa pihak farmasi tidak melakukan perhitungan stok pengaman obat, mereka hanya menambahkan sekitar 10% jumlah obat dari sebelumnya. Hal ini karena mereka bisa melakukan pemesanan obat kapan saja

8. Langkah kedelapan adalah menghitung kebutuhan obat yang akan diprogramkan untuk tahun yang akan datang dengan cara menjumlahkan angka kebutuhan obat tahun yang akan datang dengan waktu tunggu dan stok pengaman.

“ada, kami pakai RKO (rencana kebutuhan obat) itu nanti kami buat dengan acuan data obat pemakaian tahun yang lalu dengan penambahan yang ada dari tiap poli jika ada penambahan untuk obat yang penyakitnya baru” (informan 2)

Berdasarkan pernyataan informan tersebut maka di peroleh informasi perhitungan kebutuhan obat yang akan diprogramkan untuk tahun yang akan datang dapat diketahui bahwa dalam proses menghitung kebutuhan obat sebagai acuan pada obat yang akan di programkan adalah pemakaian obat tahun lalu ditambah daftar obat yang diusulkan untuk diadakan karena adanya perubahan pola penyakit

9. langkah kesembilan adalah menghitung jumlah obat yang perlu diadakan pada tahun anggaran yang akan datang adalah dengan cara mengurangi kebutuhan obat yang diprogramkan dengan sisa stok.

“itu dilihat dari stok obat juga sama konsumsi tahun sebelumnya untuk obat yang akan dianggarkan” (informan 2)

Berdasarkan pernyataan informan tersebut maka di peroleh informasi bahwa obat yang dianggarkan dilihat dari sisa stok obat dan dari data konsumsi tahun sebelumnya, masalah anggaran farmasi tidak tahu karena orang keuangan yang tahu masalah anggaran tersebut

Perhitungan perkiraan jumlah kebutuhan obat yang akan datang di RSU Haji Medan dilakukan kepala gudang farmasi. Perhitungan jumlah obat yang dilakukan tersebut dinilai belum sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Kemenkes RI (2010b) pada pedoman pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit. Hal ini disebabkan karena farmasi tidak melakukan perhitungan jumlah kebutuhan obat dengan menggunakan rumus dan cara yang tepat