• Tidak ada hasil yang ditemukan

CEDERA MEDULA SPINALIS

Dalam dokumen SPM Neurologi (Halaman 89-94)

Definisi

Cedera Medula Spinalis (CMS) atau cedera spinal adalah cedera pada tulang belakang yang menyebabkan penekanan pada medula spinalis sehingga menimbulkan myelopati dan merupakan keadaan darurat neurologi yang memerlukan tindakan yang cepat, tepat dan cermat untuk mengurangi kecacatan. Prognosis penyembuhan tergantung pada 2 faktor yaitu :

a). beratnya defisit neurologis yang timbul dan

b). lamanya defisit neurologis sebelum dilakukan tindakan dekompresi CMS merupakan kasus emergensi neurologi dan perlu mendapat perhatian lebih, oleh karena satu kali medulla spinalis rusak, sebagian besar fungsinya tidak dapat kembali normal.

GEJALA DAN TANDA KLINIS

Cedera Medula Spinalis mempunyai gambaran klinik yang berbeda tergantung letak dan luas lesi, secara garis besar dapat dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu :

Tabel : Sindroma Mayor Cedera Spinal

Tabel : Sindroma Mayor Cedera Spinal

Sindroma Kausa Utama Gejala & Tanda Minis Hemicord (Brown Sequard syndrome) Sindroma Spinalis Anterior Sindroma Spinalis Sentral Sindroma Spinalis Posterior

Cedera tembus, kompresi ekstrinsik

Infark a.spinalis anterior

‘watershed' (T4-T6), Iskemik

akut, , HNP

Syrinqomyelia, Hypo[ensive spinal cord ischemic, Trauma

spinal (fleksi-ekstensi) Tumor Spinal

Trauma, Infark a.spinalis posterior

Gg sensorik kontralateral, parese ipsilateral, gg propioseptif ipsilat, rasa raba normal

Ggn sensorik bilateral, propioseptif normal, parese UMN dibawah lesi, parese LMN setinggi lesi, disfungsi sphincter

Parese LMN pada lengan, parese tungkai (bervariasi tk kelumpuh annya), dan spastisitas. Nyeri hebat dan hiperpati, gg sensorik pada lengan, disfungsi sphincter atau retensio urin.

Ggn propioseptif bilateral, nyeridan parestesi pada leher, punggung dan bokong, parese ringan

Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium

a. Darah Perifer Lengkap

b. Gula Darah Sewaktu, Ureum dan Kreatinin 2. Radiologi

a. Foto vertebra posisi AP/LAT dengan sentrasi sesuai dengan letak lesi

b. CT Scan atau MRI jika diperlukan tindakan operasi 3. Neurofisiologi Klinik - EMG, NCV, SSEP

PENATALAKSANAAN 1. Umum

a). Jika ada fraktur atau dislokasi kolumna vertebralis servikalis, segera pasang kerah fiksasi leher, jangan gerakkan kepala atau leher

b). Jika ada fraktur kolumna vertebralis torakalis, angkut pasien dalam keadaan tertelungkup, lakukan fiksasi torakal (pakai korset)

c). Fraktur daerah lumbal, fiksasi dengan korset lumbal

d). Kerusakan medula spinalis dapat menyebabkan tonus pembuluh darah menurun karena paralisis fungsi sistem saraf ortosimpatik dengan akibat menurunnya tekanan darah. Beri infus, bila mungkin plasma atau darah, dextran-40 atau eskpafusin. Sebaiknya jangan diberi caitan isotonik seperti NaCI 0,9% atau glukosa 5%. Bila perlu diberikan 0,2 mg adrenalin s.k, boleh diulang 1 jam kemudian. Bila denyut nadi < 44 kali/menit, berikan sulfas atropin 0,25 mg i.v.

e). Gangguan pernafasan, kalau perlu beri bantuan dengan respirator atau cara lain. Jaga jalan nafas tetap lapang.

f). Jika lesi diatas C-8, termoregulasi tidak ada, mungkin terjadi hiperhidrosis, usahakan suhu badan tetap normal.

g). Jika ada gangguan miksi pasang kondom kateter atau dauer kateter dan jika ada gangguan defekasi, berikan laksan / klisma.

2. Medikamentosa

a). Berikan metil-prenisolon 30 mg/kgBB, i.v perlahan-lahan selama 15 menit. 45 menit kemudian per infus 5 mg/kgBB selama 24 jam. Kortikosteroid mencegah peroksidasi lipid dan peningkatan sekunder asam arakidonat.

b). Bila terjadi spastisitas otot : * diazepam 3 x 5-10 mg / hari

* baklofen 3 x 5 mg hingga 3 x 20 mg / hari c). c). Bila ada rasa nyeri dapat diberikan :

* Analgetika

* antidepresan : amitriptilin 3 x 10 mg / hari * antikonvulsan : neurontin 3 x 300 mg / hari

d). Bila terjadi hipertensi akibat gangguan saraf otonom (tensi > 180/100 mmHg), pertimbangkan pemberian obat antihipertensi.

3. Operasi

Tindakan operatif dilakukan bila :

* ada fraktur, pecahan tulang menekan medulla spinalis * gambaran neurologis progresif memburuk

* fraktur, dislokasi yang labil

* terjadi herniasi diskus intervertebralis yang menekan medulla spinalis PENYULIT

Tergantung beratnya dan waktu datang ke rumah sakit (lewat 'waktu emas' ), tidak dapat sembuh sempurna

KONSULTASI

- Bedah Saraf / Bedah lainnya tergantung indikasi - Neuroemergensi - Neurorestorasi/Neurorehabilitasi JENIS PELAYANAN - Rawat Inap - Rawat Jalan TENAGA

Perawat, Dokter Umum, Dokter Spesialis Saraf, Terapis LAMA PERAWATAN

- Sampai masa akut lewat dan selesainya tindakan yang diperlukan, biasanya 7 hari sampai 1 bulan

- terkadang penyembuhan tidak sempurna, ada gejala sisa dan membutuhkan perawatan khusus karena kecacatan yang cukup berat

NEUROPATI

Definisi :

Proses patologi yang mengenai susunan saraf perifer, berupa proses demielinisasi atau degenerasi aksonal atau kedua-duanya. Sususan saraf perifer mencakup saraf otak, saraf spinal dengan akar saraf serta cabang-cabangnya, saraf tepi dan bagian-bagian tepi dari susunan saraf otonom.

Etiologi :

1. Metabolik

* Neuropati diabetic :

- Polineuropati : komplikasi diabetes melitus yang paling sering terjadi

Gejala & tanda : - gangguan motorik tungkai lebih sering terkena daripada tangan

- gangguan sensorik kaos kaki dan sarung tangan berupa gangguan rasa nyeri & suhu, vibrasi serta posisi.

- Otonom neuropati :

Gejala & tanda : keringat berkurang, hipotensi ortostatik, nokturnaldiare, inkontinensi alvi, konstipasi, inkontinensi Et retensio urin, gastroparesis dan impotensi.

- Mononeuropati :

Gejala & tanda : terutama mengenai nervi kranialis (terutama nervi untuk pergerakan bola mata) dan saraf tepi besar dengan gejala nyeri.

* Polineuropati uremikum :

Terjadi pada pasien uremia kronis (gagal ginjal kronis)

Gejala & tanda : - gangguan sensorimotor simetris pada tungkai & tangan - rasa gatal, geli Et rasa merayap pada tungkai dan paha

memberat pada malam hari, membaik bila kaki digerakkan (restless leg syndrome).

2. Nutrisional

* Polineuropati defisiensi :

1. Piridoksin : pada penggunaan Izoniazid (INH)

Gejala & tanda : neuropati sensorimotor dan neuropati optika

2. Asam folat : sering pada penggunaan fenitoin > a intake asam folat yang kurang 3. Niasin : pada pasien defisiensi multiple

* Polineuropati alkoholik : Neuropati karena defisiensi multivitamin dan thiamin

Gejala & tanda : gangguan sensorimotor simetris terutama tungkai tahap lanjut mengenai tangan.

3. Toksik:

* Arsenik : keracunan arsen secara kronik (akumulasi kronik)

Gejala & tanda : - gangguan sensoris berupa nyeri & gangguan motorik yang berkembang lambat

- gangguan GIT mendahului ganggauan neuropati oleh karena intake arsen.

* Merkuri : .

Gejala & tanda : menyerupai keracunan arsen 4. Drug induced

* Obat antineoplasma : (Cisplastin, carboplastin, vincristin)

Gejala & tanda : - Banyak sebagai gangguan sensorik polineuropati setelah beberapa minggu terapi seperti parestesia

- Gangguan proprioseptif, vibrasi sering terganggu sampai mengenai kolum posterior

- Gangguan motorik tertutama tungkai bawah * Antimikrobial :

- Kloramfenikol & metronodazole : gangguan sensoris ringan/ akral parestesia, kadang optik neuropati.

5. Keganasan / paraneoplastic polyneuropathy

Gejala & tanda : - Banyak dalam bentuk distal simetrikal sensorimotor polineuropati akibat ”remote effect” keganasan seperti: mieloma multipel, limfoma - Gejala motorik seperti ataksia, atrofi tingkat lanjut kelumpuhan. 6. Trauma : neuropati jebakan.

KRITERIA DIAGNOSIS

* Klinis : - gangguan sensorik : parestesia, nyeri, terbakar, penurunan rasa raba, vibrasi dan posisi.

- gangguan motorik : kelemahan otot-otot - reflek tendon menurun

- fasikulasi * Laboratorium :

- Gula darah puasa, fungsi ginjal, kadar vitamin B1, B6, B12 darah, kadar logam berat, fungi hormon tiroid

- Lumbal pungsi : sesuai indikasi * Gold Standard :

- ENMG : degenerasi aksonal & demielinisasi - Biopsi saraf

DIAGNOSIS BANDING : - miopati

- motor neuron disease - multipel sklerosis TATALAKSANA - Terapi kausa

- Simptomatis : analgetik, antiepileptik

- Neurotropik vitamin : B1, B6, B12, asam folat - Fisioterapi

PENYULIT

- Penyakit dasar : progresifitas & komplikasinya

- Perawatan & fisioterapi yang kurang cermat menimbulkai atrofi, dekubitus, infeksi saluran kencing dan kontraktur.

KONSULTASI

- Penyakit dalam (sesuai penyakit dasar) - Bedah saraf / bedah lainnya (sesuai kausa) - Fisioterapi

JENIS PELAYANAN - Rawat jalan

- Rawat inap : sesuai penyakit dasar TENAGA

- Perawat, dokter umum & dokter spesialis saraf LAMA PERAWATAN

- antara 2 minggu s/d 1 bulan bila dirawat - kadang-kadang penyembuhan tidak sempurna

Dalam dokumen SPM Neurologi (Halaman 89-94)

Dokumen terkait