• Tidak ada hasil yang ditemukan

CEMENT BUSINESS PT SEMEN PADANG (SP)

Dalam dokumen Laporan Tahunan | Semen Indonesia (Halaman 100-105)

SP dimiliki oleh Perseroan dengan persentase kepemilikan 99,99%, berlokasi di Indarung, Padang, Sumatera Barat. Lokasi SP sangat strategis untuk mendistribusikan semen di daerah pasar utama SP di wilayah Sumatera dan menjadikan SP sebagai pemasok kebutuhan semen terbesar di wilayah Sumatera dan sebagian Jawa. Di samping itu, SP juga melakukan ekspor ke Srilanka. SP merupakan pintu utama ekspor Perseroan karena lokasinya paling dekat dengan tujuan ekspor. Untuk mendukung pemasarannya, SP mengoperasikan beberapa fasilitas pengantongan semen di daerah pasar seperti Padang, Banda Aceh, Medan, Batam, Jakarta, Banten dan Dumai.

SEMEN PADANG MERUPAKAN PINTU UTAMA EKSPOR PERSEROAN KE BEBERAPA NEGARA KARENA LOKASINYA PALING DEKAT DENGAN TUJUAN EKSPOR. Semen Padang is the Company’s main export gateway for several countries thanks to its proximity to export markets.

Jenis semen yang diproduksi oleh SP mencakup Ordinary Portland Cement (OPC), Portland Pozzolan Cement (PPC), Portland Composite Cement (PCC), Oil Well Cement (OWC), Super Masonry Cement (SMC).

SP mempunyai kapasitas produksi terpasang sebesar 6.300.000 ton per tahun yang dihasilkan oleh 4 (empat) unit pabrik. Selama tahun 2011,SP memproduksi semen sebanyak 6.151.636 ton, dengan tingkat utilisasi sebesar 97,6%. Produksi ini , yaitu :

CEMENT BUSINESS

PT SEMEN PADANG (SP)

SP is 99.99% owned by the Company and is located in Indarung, Padang, West Sumatera. SP is very strategically located for cement distribution in its main market area of Sumatera, while it is also the supplier for cement distributed across Sumatera and parts of Java. In addition, SP also exports to Srilanka. It is the Company’s main export gateway due to its proximity to export markets. To support its marketing, SP also operates several cement packaging facilities in market areas including Padang, Banda Aceh, Medan, Batam, Jakarta, Banten and Dumai.

The types of cement produced by SP include Ordinary Portland Cement (OPC), Portland Pozzolan Cement (PPC), Portland Composite Cement (PCC), Oil Well Cement (OWC), and Super Masonry Cement (SMC).

SP has an installed production capacity of 6,300,000 tons per year produced by its 4 (four) factories. During 2011, SP produced 6,151,636 tons of cement, at a utilization level of 97.6%.

Ikhtisar Kinerja Keuangan

Tabel ikhtisar kinerja keuangan SP selama 2011 dibanding 2010 disajikan sebagai berikut:

(dalam Rp juta)

Produksi dan Penjualan

Tahun 2011, produksi semen SP mencapai 6.151.636 ton atau naik 8,39% dari tahun 2010, sebesar 5.675.227 ton. Peningkatan tersebut disebabkan karena Perseroan berhasil mengatasi dampak bencana alam gempa bumi di Padang yang sempat menyebabkan peralatan produksi mengalami gangguan operasi, dan telah selesainya pelaksanaan program debottlenecking di salah satu unit produksi.

Di pasar domestik SP mencatat volume penjualan sebesar 6,2 juta ton atau naik 8,77% dari 5,7 juta ton pada tahun lalu, sedangkan di pasar ekspor turun 90,14 % menjadi 19.197 ton dibandingkan 194.770 ton di tahun sebelumnya. Penurunan penjualan ke pasar ekspor ini dikarenakan SP lebih memprioritaskan penjualan di pasar domestik yang memiliki marjin lebih baik.

Profitabilitas

Total pendapatan SP mencapai Rp.4.775 miliar atau naik sebesar 12,1 % dari tahun 2010 sebesar Rp4.261 miliar, hal ini dikarenakan adanya kenaikan harga jual rata-rata sebesar 6,7 %.

Setelah memperhitungkan beban pokok pendapatan sebesar Rp3.377miliar dan beban usaha sebesar Rp437 miliar, maka diperoleh laba usaha sebesar Rp961 miliar atau meningkat 10,0% dari Rp874 miliar di tahun sebelumnya. Marjin operasi menjadi sebesar 20,1% atau turun 0,3% dari 20,4% pada tahun 2010.

EBITDA naik 11,3% menjadi Rp1.136 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp1.021 miliar sehingga

Nama Pabrik 2011 2010 Perubahan % Change %

Indarung II 700 660 6.1

Indarung III 780 760 2.6

Indarung IV 1,920 1,620 18.5

Indarung V 2,900 2,860 1.4

Total Kapasitas Total Capacity 6,300 5,900 6.8

Produksi Production 6,152 5,675 8.4

Tingkat Utilisasi (%) Level of Utilization (%) 97.6 96.2 1.4

Keterangan Description 2011 2010 Perubahan Change

Pendapatan Revenues 4,775,240 4,261,251 12.1

Beban Pokok Pendapatan Cost of Revenues 3,376,950 3,007,688 12.3

Laba Bruto Gross Profit 1,398,290 1,253,562 11.6

Beban Usaha Operating Expenses 436,906 379,830 15.0

Laba Usaha Operating Profit 961,384 873,733 10.3

EBITDA 1,136,155 1,020,835 11.3

Laba Bersih Net Profit 728,976 647,845 12.5

Ekuitas Equity 2,601,732 2,195,035 18.5

ROE (%) 28.02 29.51 -5.1

Net Margin (%) 15.3 15.2 0.1

TINGKAT KENAIKAN PRODUKSI SEMEN DARI SEMEN TONASA DI TAHUN 2011. Level of increased production from Semen Tonasa in 2011.

6.1%

Financial Performance Highlights

SP’s financial performance review for 2011 compared to 2010 is presented below:

(in millions Rp)

Production and Sales

In 2011, cement production at SP reached 6,151,636 tons or an increase of 8.39% over 2010 at 5,675,227 tons. This increase was due to the Company successfully managing the effects of the earthquake in Padang, which saw disruption of some production equipment, as well as completion of the de-bottlenecking program at one of its production units.

In the domestic market, SP recorded sales of 6.2 million tons, an increase of 8.77% over the 5.7 million tons last year, while the export market decreased 90.14% to 19,197 tons, compared to the 194,770 tons the previous year. This reduction in sales to export markets was due to SP prioritizing domestic sales with a better margin.

Profitability

Total revenue for SP reached Rp4,775 billion, a rise of 12.1% over the Rp4,261 billion in 2010, due to an increased selling price of an average 6.7%.

Af ter accounting for cost of revenue at Rp3,377 billion and operating expenses at Rp437 billion, an operating profit of Rp961 billion was achieved, a 10.0% increase over the Rp874 billion of the previous year. The operating margin was 20.1%, a decrease of 0.3% from 20.4% in 2010.

EBITDA increased 11.3% to Rp1,136 billion from the previous year’s Rp1,021 billion, with

marjin EBITDA menjadi 23,7% atau turun 0,2%. Peningkatan EBITDA terutama berasal dari peningkatan penjualan.

Penghasilan lain-lain (bersih) adalah sebesar Rp22 miliar dan beban pajak sebesar Rp252 miliar, sehingga laba bersih mencapai Rp729 miliar atau meningkat 12,5% dari Rp648 miliar pada tahun sebelumnya. Kenaikan laba bersih terutama karena keberhasilan SP meningkatkan penjualan.

Dengan demikian Net Margin sebesar 15,3% atau meningkat 0,1% di atas tahun 2010 yang sebesar 15,2%. Pencapaian ini menghasilkan Return on Equity pada tahun 2011 sebesar 28,0% menurun 1,5% dibanding tahun 2010, sebesar 29,5%. Lain-lain

Kantor Akuntan Publik telah memberikan opini wajar dalam semua hal yang material atas laporan keuangan konsolidasian SP dan entitas anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.

SP telah mendapatkan akreditasi manajemen mutu ISO 9001 : 2000 berupa sertifikat No. QSC 00517 dari Sucofindo ICS, pengakuan terhadap mutu jenis semen OWC dari American Petroleum Institute (API) berupa sertifikat No. 10A-0044 pada tahun 1995, dan akreditasi sistim manajemen lingkungan ISO 14001: 2004, sertifikat No. EMS 00013 dari Sucofindo ICS serta SMK3, OHSAS 18001 dan ISO 17025.

SP memiliki entitas anak: - PT Sepatim Batamtama (SB)

SB berlokasi di Batam, Riau, yang bergerak di bidang perdagangan umum, pengantongan semen, kontraktor, jasa dan pengangkutan umum. Penyertaan SP sebesar 85% dan Dana Pensiun Semen Padang sebesar 15%. Nilai aset SB pada akhir tahun 2011 sebesar Rp.24,75 miliar. Nilai penjualan SB di tahun adalah sebesar Rp.65,62 miliar dengan perolehan rugi bersih sebesar Rp.0,26 miliar (sebelum eliminasi). Laporan keuangan SB dikonsolidasikan ke laporan keuangan SP.

- PT Bima Sepaja Abadi (BSA)

BSA berlokasi di Tanjung Priok, Jakarta. Bidang usaha BSA meliputi perdagangan umum dan peragenan (perwakilan) perusahaan lain, pengantongan semen, dan kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan semen. SP memiliki saham sebesar 80% dan PT. Bima IntanKencana sebesar 20%. Nilai aset BSA pada akhir tahun 2011 sebesar Rp. 96,72 miliar. Nilai penjualan SB di tahun adalah sebesar Rp.317,72 miliar dengan perolehan laba bersih sebesar Rp.11,48 miliar (sebelum eliminasi). Laporan keuangan SB dikonsolidasikan ke laporan keuangan SP.

- PT Igasar

Merupakan entitas asosiasi SP yang berlokasi di Padang, Sumatera Barat. Bidang usaha PT

the EBITDA margin at 23.7%, or a decrease o f 0 . 2 % . T h e i n c r e a s e i n E B I T DA w a s predominantly due to increased sales. Other income (net) amounted to Rp22 billion with tax expenses of Rp252 billion, thus new profit reached Rp729 billion, an increase of 12.5% from Rp648 billion the previous year. The increase in net profit was predominantly due to SP’s success in increasing sales. Therefore, Net Margin amounted to 15.3%, an increase of 0.1% over 2010’s 15.2%. This achievement resulted in Return on Equity in 2011 reaching 28.0%, a decrease of 1.5% compared to 2010 at 29.5%.

Miscellaneous

The Public Accounting Firm gave its opinion as fair in all material aspects for the consolidated financial statements of SP and its subsidiaries for the year ending December 31, 2011.

SP has attained ISO 9001:2000 accreditation for quality management in the form of certificate No. QSC 00517 from Sucofindo ICS, acknowledgment of the quality of its OWC cement from the American Petroleum Institute (API) in the form of certificate No. 10A-0044 in 1995, and ISO 14001:2004 environmental management system accreditation with certificate No. EMS 00013 from Sucofindo ICS, as well as SMK3, OHSAS 18001 and ISO 17025 accreditation.

SP owns subsidiaries:

- PT Sepatim Batamtama (SB)

SB is located in Batam, Riau, and is active in the fields of general trading, cement packaging, contracting, service provision and public transportation. SB is 85% owned by SP and 15% by the Semen Padang Pension Fund. As of end 2011, SB’s asset value was Rp24.75 billion. Sales value for the year amounted to Rp65.62 billion with a net loss of Rp0.26 billion (prior to eliminations). SB’s financial statements are consolidated with SP’s financial statements.

- PT Bima Sepaja Abadi (BSA)

BSA is located in Tanjung Priok, Jakarta. Its fields of business include general trading and agency (representation) for other companies, cement packaging, and activities related to trading cement. SP owns 80% of BSA shares, while PT Bima Intan Kencana owns 20%. BSA’s asset value as of end 2011 amounted to Rp96.72 billion. Sales value at SB for the year amounted to Rp317.72 billion with net profit of Rp11.48 billion (prior to eliminations). BSA’s financial statements are consolidated with those of SP.

- PT Igasar

PT Igasar is an associate company to SP located in Padang, West Sumatera. Its fields

Igasar meliputi: Distribusi semen, transportasi dan alat berat; Produksi bahan bangunan; Perdagangan umum.

Saham PT Igasar dipegang oleh Koperasi Karyawan Semen Padang sebesar 68%, Yayasan Igasar sebesar 20% dan SP sebesar 12%. - PT Sumatera Utara Perkasa Semen

PT Sumatera Utara Perkasa Semen (“SUPS”), dahulu PT Deli Semen, adalah entitas asosiasi PT Semen Padang dan tempat kedudukan di Medan, Sumatera Utara. Bidang usaha SUPS meliputi jasa pengantongan dan pembuatan kantong semen.

Saham SUPS dipegang oleh Husman Painan sebesar 68%, Dana Pensiun Semen Padang sebesar 18%, SP sebesar 10% dan PT PPI sebesar 4%.

PT SEMEN TONASA (ST)

Saham ST dimiliki oleh Perseroan sebesar 99,99%, bergerak di industri persemenan dan berlokasi di Biringere, Pangkep, Sulawesi Selatan. ST mempunyai kapasitas produksi terpasang sebesar 4,3 juta ton per tahun yang dihasilkan oleh 3 (tiga) unit pabrik, yaitu; Tonasa II, Tonasa III dan Tonasa IV.

(dalam ribuan ton)

of business include: cement distribution, transpor t ation and heav y equipment; production of building supplies; general trading.

Shares in PT Igasar are held by the Semen Padang Employees’ Cooperative at 68%, Igasar Foundation at 20% and SP at 12%. - PT Sumatera Utara Perkasa Semen

PT Sumatera Utara Perkasa Semen (“SUPS”), previously PT Deli Semen, is an associate company to PT Semen Padang and located in Medan, North Sumatera. SUPS’ field of business includes packaging services and production of cement bags.

Shares in SUPS are held by Husman Painan with 68%, the Semen Padang Pension Fund with 18%, SP with 10% and PT PPI with 4%.

PT SEMEN TONASA (ST)

The Company owns 99.99% of ST, a cement producer located in Biringere, Pangkep, South Sulawesi. ST has an installed production capacity of 4.3million tons per year produced by 3 (three) factories; Tonasa II, Tonasa III and Tonasa IV.

(in thousands of tons)

Nama Pabrik 2011 2010 Perubahan % Change %

Tonasa II 700 650 7.7

Tonasa III 700 650 7.7

Tonasa IV 2,900 2,800 3.6

Total Kapasitas Total Capacity 4,300 4,100 4.9

Produksi Production 3,869 3,648 6.1

Tingkat Utilisasi (%) Level of Utilization (%) 90.0 89,0 1.1

Jenis semen yang diproduksi oleh ST mencakup jenis semen Ordinary Portland Cement (OPC), Portland Composite Cement (PCC) dan Portland Pozzolan Cement (PPC). ST sedang membangun pabrik semen baru, Tonasa V dengan kapasitas sebesar 2,5 juta ton per tahun. Unit pabrik baru tersebut direncanakan akan mulai beroperasi tahun 2012. Disamping itu ST juga sedang membangun pembangkit listrik dengan kapasitas 2x35 MW dan direncanakan akan beroperasi pada tahun 2012. Lokasi ST sangat strategis untuk mendistribusikan semen di daerah pasar utama Perseroan di wilayah Indonesia bagian Timur. Daerah pasar ST antara lain wilayah Sulawesi, Kalimantan dan Nusa Tenggara. Untuk mendukung pemasarannya, ST mengoperasikan beberapa fasilitas pengantongan semen antara lain di Bitung, Samarinda, Banjarmasin, Bali, Ambon dan Palu.

Ikhtisar Kinerja Keuangan

Tabel ikhtisar kinerja keuangan ST selama 2011 dibandingkan 2010 disajikan dalam tabel berikut:

The types of cement produced by ST include Ordinary Portland Cement (OPC), Portland Composite Cement (PCC) and Por tland Pozzolan Cement (PPC). ST is currently building a new cement factory, Tonasa V with a capacity of 2.5 million tons per year. Production at the new factory is expected to commence in 2012. In addition, ST is also building a power plant with a capacity of 2 x 35 , which is expected to go into operation in 2012.

ST is very strategically located to distribute cement to the Company’s main market areas in eastern Indonesia. ST’s market areas include Sulawesi, Kalimantan and Nusa Tenggara. In support of its marketing, ST operates several cement packaging plants, including in Bitung, Samarinda, Banjarmasin, Bali, Ambon and Palu.

Financial Performance Highlights

Financial Performance Highlights for ST during 2011 in comparison to 2010 are presented in the following table:

(dalam Rp juta)

Keterangan Description 2011 2010 Perubahan % Change %

Pendapatan Revenues 3,039,863 2,723,864 11,6

Beban Pokok Pendapatan Cost of Revenues 1,964,029 1,682,722 16,7

Laba Bruto Gross Profit 1,075,834 1,041,142 3,3

Beban Usaha Operating Expenses 338,979 302,983 11,9

Laba Usaha Operating Profit 736,855 738,159 (0,2)

EBITDA 846,348 840,401 0,3

Laba Bersih Net Profit 544,889 542,996 0,3

Ekuitas Equity 2,238,279 1,941,683 15,3

ROE (%) 24,3 28 (3,7)

Net Margin (%) 17,9 19,9 (2,0)

Produksi Dan Penjualan

Selama tahun 2011 produksi semen ST mencapai 3.868.704 ton atau naik 6,1% dari tahun 2010, sebesar 3.648.159 ton. Peningkatan tersebut didukung oleh semakin lancarnya aktifitas operasi dengan mengoptimalkan program total preventive maintenance secara rutin untuk mendukung stabilitas produksi pabrik Tonasa II, III, dan IV. Seiring dengan peningkatan permintaan kebutuhan semen di pasar domestik, penjualan ST mencapai volume 3,8 juta ton, atau naik 8,6% dari penjualan sebesar 3,5 juta ton di tahun 2010, sedangkan penjualan ekspor mencapai 77 ribu ton, turun dari volume sebesar 103 ribu ton di tahun sebelumnya.

Khusus untuk pasar Sulawesi ST mampu memasok semen sebesar 2.118 ribu ton atau meningkat 15,2% dibanding tahun 2010 sebesar 1.838 ribu ton. Hal ini seiring dengan peningkatan kebutuhan semen di Sulawesi yang mencapai 3.521 ribu ton atau meningkat 15,8% dari tahun 2010 yang sebesar 3.041 ribu ton.

Keberhasilan ST dalam meningkatkan volume penjualan di pasar domestik ini membuat pangsa pasar ST menjadi 7,9% dari demand nasional Profitabilitas

Pada tahun 2011, ST berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp3.040 miliar atau naik 11,6% dari tahun 2010 yang sebesar Rp2.724 miliar. Peningkatan dicapai berkat kontribusi naiknya volume penjualan total sebesar 8,6% dan naiknya harga jual rata-rata sebesar 3,3% dari tahun sebelumnya.

Setelah memperhitungkan beban pokok pendapatan sebesar Rp1.964 miliar dan beban usaha sebesar Rp339 miliar, diperoleh laba usaha sebesar Rp737 miliar atau turun 2,0% dari tahun 2010, sebesar Rp738 miliar dengan marjin operasi sebesar 24,2% lebih rendah dari nilai 27,1% di tahun tahun 2010.

Pencapaian ini menghasilkan EBITDA sebesar Rp846 miliar dan Marjin EBITDA sebesar 27,8% atau turun 0,7% dari tahun sebelumnya, sebesar 27,1%. Interest Coverage Ratio pada tahun 2011 naik menjadi 140 kali, sebagai dampak dari bertambahnya outstanding pinjaman sehubungan

(in millions Rp)

Production and Sales

During 2011, cement production at ST reached 3,868,704 tons, an increase of 6.1% over 2010, which amounted to 3,648,159 tons. This increase was supported by smoother operations resulting from the total preventive maintenance optimization program being routinely implemented to support production stability at Tonasa II, III, and IV factories. In line with the increasing demand for cement on the domestic market, ST’s sales reached a volume of 3.8 million tons, up 8.6% from the previous sales volume of 3.5 million tons in 2010, while export sales reached 77 thousand tons, a decrease from the sales volume in the previous year of 103 thousand tons.

Specifically for the Sulawesi market, ST supplied 2,118 thousand tons of cement, or an increase of 15.2% compared to 2010 which reached 1,838 thousand tons. This is in line with rising cement requirements in Sulawesi which reached 3,521 thousand tons or an increase of 15.8% over 2010, which amounted to 3,041 thousand tons.

ST’s success in increasing its sales volume in the domestic market meant it took 7.9% market share from national demand.

Profitability

In 2011, ST recorded income of Rp3,040 billion, or a rise of 11.60% from 2010, which amounted to Rp2,724 billion. This increase was achieved thanks to an increased contribution from total sales volume of 8.6% and an increase in sales price of an average 3.3% on the previous year.

After calculating cost of income at Rp1,964 billion and operating expenses of Rp339 billion, operating profit amounted to Rp737 billion, or a decrease of 2.0% over 2010’s Rp738 billion with an operating margin of 24.2%, lower than the 27.1% in 2010.

This achievement resulted in EBITDA of Rp846 billion and EBITDA margin of 27.8%, or a decline of 0.7% from the previous year’s 27.1%. Interest Coverage Ratio in 2011 increased to 140 times, as a result of additional outstanding loans related to

dengan pelaksanaan pembangunan pabrik baru dan unit pembangkit listrik baru.

Setelah memperhitungkan pendapatan lain- lain (bersih) sebesar Rp5,2 miliar dan beban pajak sebesar Rp198 miliar, maka diperoleh laba bersih sebesar Rp545 miliar atau meningkat 0,3% dari laba tahun 2010, sebesar Rp543 miliar. Pencapaian ini menghasilkan Net Margin sebesar 17,9% atau turun sebesar 2% dari tahun lalu, 19,9%. Pencapaian ini juga memberikan Return on Equity pada tahun 2011 menjadi sebesar 24,3% turun 3,7% dari tahun 2010, sebesar 28,0%. Pencapaian kinerja yang baik tersebut merupakan hasil dari semakin baiknya sinergi dalam grup.

Lain-lain

Kantor Akuntan Publik telah memberikan opini wajar dalam semua hal yang material atas laporan keuangan ST untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.

ST telah mendapatkan akreditasi manajemen mutu ISO 9001:2000, sistem manajemen lingkungan ISO 14001:2004 dari SGS Yarsley International Sertification Services Limited, sertifikasi keselamatan kerja di areal pelabuhan dan kapal laut dengan telah diraih ISPS Code dan telah menerapkan SMK3.

Dalam dokumen Laporan Tahunan | Semen Indonesia (Halaman 100-105)

Dokumen terkait