• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

3. Chemistry Edutainment Games

8

chemistry periodic table, chemistry ionic puzzle, chemistry lewis’s balls dan

chemistry lollipop molecule.

D.Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Adakah perbedaan motivasi belajar kimia peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran kimia chemistry edutainment games?

2. Adakah perbedaan motivasi belajar antara peserta didik pada pembelajaran kimia chemistry edutainment games dengan peserta didik pada pembelajaran kimia konvensional ?

3. Adakah perbedaan prestasi belajar antara peserta didik pada pembelajaran kimia chemistry edutainment games dengan peserta didik pada pembelajaran kimia konvensional jika pengetahuan awal dikendalikan secara statistik?

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui adakah perbedaan motivasi belajar kimia peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran kimia chemistry edutainment games.

2. Untuk mengetahui adakah perbedaan motivasi belajar antara peserta didik yang diberi pembelajaran chemistry edutainment games dengan peserta didik yang diberi pembelajaran konvensional

9

3. Untuk mengetahui adakah perbedaan prestasi belajar antara peserta didik yang diberi pembelajaran chemistry edutainment games dengan peserta didik yang diberi pembelajaran konvensional jika pengetahuan awal dikendalikan secara statistik.

F. Kegunaan Penelitian 1. Bagi Peneliti

a. Mendapat pengalaman meneliti proses pembelajaran dengan metode chemistry edutainment games

b. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan pada pembelajaran kimia saat peneliti menjadi guru.

2. Bagi Peserta Didik

a. Meningkatkan pemahaman materi pelajaran kimia yang kompleks dan abstrak b. Mempunyai alternatif cara belajar yang lebih menyenangkan dan tidak

membosankan 3. Bagi Pendidik

a. Dapat dijadikan alternatif bagi pendidik dalam pemilihan metode pembelajaran yang menyenangkan

b. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran oleh pendidik sehingga peserta didik aktif

4. Bagi Sekolah

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Deskripsi Teori

1. Belajar

Proses belajar memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar-mengajar. Kegiatan mengajar yang dilakukan guru hanya bermakna apabila terjadi kegiatan belajar murid. Oleh karena itu penting sekali bagi setiap guru mamahami sebaik-baiknya tentang proses belajar peserta didik, agar dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.

Belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku dan sikap (Suyono dan Hariyanto, 2012). Hamalik (2009) mengungkapkan pendapatnya juga bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melelui interaksi dengan lingkungan, sedangkan Mustaqim (2012) berpendapat bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap karena latihan dan pengalaman.

Belajar juga dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan

11

(Djamarah, 2011:2). Thobroni dan Mustofa (2013) juga mengatkan bahwa belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. Keberhasilan proses belajar juga dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu daalam hal ini Purwanto (2014) mengungkapkan bahwa faktor yang erat kaitannya dengan proses belajar adalah kematangan, penyesuaian diri/adaptasi, menghafal/mengingat, pengertian, berpikir dan latihan. Sehubungan dengan ini Slameto ( 2010) mengungkapkan prinsip - prinsip belajar sebagai berikut.

a. Setiap peserta didik yang belajar harus diusahakan berpartisipasi aktif, guru bertugas meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapi tujuan instruksional

b. Belajar harus menimbulkan reinforcement dan motivasi belajar yang kuat pada peserta didik untuk mencapai tujuan instruksional.

c. Belajar perlu lingkungan yang menantang sehingga peserta didik mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif. d. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut

perkembangannya.

e. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery.

f. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan.

g. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur penyajian yang sederhana, sehingga peserta didik mudah menangkap pengertiannya. h. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertetu.

12

i. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga peserta didik dapat belajar dengan tenang.

j. Belajar perlu di ulang berkali-kali agar peserta didik mengerti secara keseluruhan (repetisi)

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan sebelumnya, pada intinya teori-teori belajar menerangkan tentang apa yang terjadi selama peserta didik belajar. Namun yang sangat perlu diperhatikan untuk pendidik mengenai teori belajar adalah tentang prinsip belajar, bagaimana dapat menciptakan proses belajar yang bermakna,tepat dan mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik yang nantinya akan menghasilkan peserta didik yang berprestasi.

2. Pembelajaran Kimia

Pembelajaran merupakan bagian atau elemen yang memiliki peran sangat dominan untuk mewujudkan kualitas baik proses mapupun lulusan (output) pendidikan. Pembelajaran juga memiliki pengaruh yang menyebabkan kualitas pendidikan menjadi rendah. Artinya pembelajaran sangat tergantung dari kemampuan guru dalam melaksanakan atau mengemas proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan secara baik dan tepat akan memberikan kontribusi sangat dominan bagi siswa, sebaliknya pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara yang tidak baik akan menyebabkan potensi siswa sulit dikembangkan atau diberdayakan.

Pembelajaran merupakan suatu proses atau cara yang dilakukan agar seseorang dapat melakukan kegiatan belajar. Dalam hal ini pembelajaran diartikan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Pembelajaran merupakan proses

13

utama yang diselenggarakan dalam kehidupan sekolah. Kegiatan pembelajaran melibatkan komponen guru, siswa, metode, lingkungan, media, sarana dan prasarana pembelajaran yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Arifin, M. (2005) juga menyatakan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar yang ditinjau dari sudut kegiatan siswa, yang direncanakan guru untuk membangun pengetahuan baru dan mengaplikasikannya.

Pembelajaran bersifat interaktif dan komunikatif. Interaktif artinya kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang bersifat multiarah antara guru, peserta didik, sumber belajar, dan lingkungan yang saling mempengaruhi, tidak didominasi oleh satu komponen saja. Komunikatif maksudnya sifat komunikasi antara peserta didik dengan guru atau sebaliknya, sesama peserta didik dan sesame guru harus dapat saling memberi dan menerima serta memahami ( Arifin, Z., 2016).

Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mecapai tujuan tertentu. Dalam proses pembelajaran, ada kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dan ada kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru, yang berlangsung secara bersama-sama sehingga terjadi interaksi komunikasi aktif antara siswa dan guru (Suprihatiningrum, 2013).

Proses pembelajaran agar keterlaksanaanya dapat berjalan dengan baik, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan. Faktor yang dapat mempengaruhi proses

14

pembelajaran diantaranya yaitu siswa, pendidik, kurikulum, sarana dan prasarna , tenaga non pendidik, serta lingkungan. Adapun faktor pendukung tercapainya keberhasilan proses pembelajaran yaitu sikap guru dalam pembelajaran, ketepatan Bahasa, dan pengelolaan kelas (Suprihatiningrum, 2013).

Dengan memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran diharapkan tercipta pembelajaran yang efisien. Efisien dalam pembelajaran berarti mampu menghasilkan siswa yang cerdas atau pintar. Pembelajaran dikatakan efektif jika pembelajaran tersebut mampu memberikan atau menambah informasi atau pengetahuan baru bagi siswa, sedangkan Muchith (2007) mengatakan bahwa pembelajaran yang efisien adalah pembelajaran yang menyenangkan, menggairahkan dan mampu memberikan motivasi bagi siswa dalam belajar.

Daryanto dan Rahardjo (2012) mengungkapkan beberapa prinsip yang perlu dikuasai dan dikembangkan oleh guru dalam upaya mengoptimalkan kegiatan pembelajaran diantaranya yaitu

a. Prinsip perhatian dan motivasi b. Prinsip keaktifan

c. Prinsip keterlibatan langsung/berpengalaman d. Prinsip tantangan

e. Prinsip balikan dan penguatan f. Prinsp perbedaan individual

Pembelajaran kimia tidak lepas dari pengertian pembelajaran dan pengertian ilmu kimia itu sendiri. Pembelajaran kimia merupakan proses interaksi antara

15

siswa dengan lingkungannya dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran kimia. Kualitas pembelajaran atau ketercapaian tujuan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya strategi belajar mengajar, metode dan pendekatan pembelajaran, serta sumber belajar yang digunakan baik dalam bentuk buku, modul, lembar kerja, media dan lain-lain.

Pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah. Pembelajaran kimia mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh perubahan komponen-komponen pembelajaran seperti kurikulum, peserta didik, guru, sarana prasarana, dan system penilaian.

Sastrawijaya (1988) mengatakan bahwa tujuan pembelajaran kimia adalah untuk memperoleh pemahaman yang bertahan lama tentang fakta, kemampuan mengenal dan memecahkan masalah, mempunyai ketrampilan dalam penggunaan laboratorium, serta mempunyai sikap ilmiah yang dapat dikembangkan sehari-hari.

Ilmu kimia sebagai cabang dari ilmu pengetahuan alam berkenaan dengan kajian-kajian tentang struktur dan komposisi materi, perubahan yang dapat dialami materi dan fenomena-fenomena lain yang menyertai perubahan materi. Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas apa, mengapa dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energitika zat.

16

Selain itu ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari sifat dan komposisi materi (yang tersusun oleh senyawa-senyawa) serta perubahannya, bagaimana senyawa-senyawa itu bereaksi/berkombinasi membentuk senyawa lain. Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari kimia, karena hampir setiap perubahan materi melibatkan proses kimia, proses pencernaan makanan, pembusukan sampah, penuaan kulit, perkaratan besi, pembakaran bensin, kebakaran hutan, pelapukan batuan, pembentukan bintang, pembuatan plastik, pembuatan sabun dan pembuatan obat adalah contoh-contoh proses kimia.

MiddleCamp dan Kean (1985) mengungkapkan beberapa ciri-ciri kimia diantaranya sebagai berikut:

a. Sebagian besar ilmu kimia memiliki sifat yang abstrak

b. Ilmu kimia merupakan bentuk penyederhanaan dari yang sebenarnya c. Sifat ilmu kimia yang berututan dan memiliki perkembangan yang cepat d. Ilmu kimia bukan hanya memcahkan soal

e. Materi yang dipelajari dalam ilmu kimia sangat banyak

Berdasarkan ciri-ciri dan karakterisitk materi kimia ada beberapa teknik yang dapat diterapkan dalam mempelajari kimia. Tresna Satrawijaya (1988) mengungkapkan teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran kimia yaitu : a. Mempelajari kimia dengan konsep

b. Mempelajari kimia dari tingkat materi yang mudah ke materi yang sukar c. Mempelajari kimia dengan beragam teknik seperti menghafal, menyelesaikan

soal, menguasai konsp, menguasai aturan yang berlaku dalam kimia, dan menyelesaikan masalah laboratorium.

17

d. Mengaitkan ilmu kimia dengan kehidupan sehari-hari

Dalam penelitian ini materi kimia yang digunakan merupakan bagian dari materi sistem periodik unsur dan ikatan kimia. Di dalam sistem periodik unsur dipelajari bagaimana karakteristik unsur-unsur yang ada di alam ini dan bagaimana penempatannya di dalam tabel periodik unsur. Materi ini sangatlah kompleks dan melibatkan hal yang tidak tampak dan hanya bisa dikhayalkan seperti elektron. Begitu juga dengan ikatan kimia yang merupakan salah satu materi yang dipelajari di dalam ilmu kimia. Ikatan kimia mempelajari bagaimana unsur-unsur di alam ini mencapai kestabilan. Konsep ikatan kimia ini sangat erat kaitannya dengan elektron yang dimiliki oleh setiap unsur. Atom, molekul, elektron , ikatan kimia semua ini merupakan ciri khas kimia yang tak nampak, yang harus dikhayalkan dan tidak dapat diamati langsung sehingga peserta didik butuh pemahaman dan penalaran yang cukup untuk memahami konsep ini.

3. Chemistry Edutainment Games

Metode Chemistry Edutainment Games adalah metode yang menggabungkan unsur education (pendidikan) dan entertainment (hiburan). Metode chemistry edutainment games merupakan metode pembelajaran yang menggunakan bantuan media alat peraga untuk membantu memvisualisaikan hal yang asbtrak yang disisipi unsur menghibur dengan kemasan media yang dibuat menarik dan inovasi penggunaan media dengan metode permainan yang dimainkan secara kompetisi antar kelompok serta disediakan hadiah bagi pemenangnya. Metode chemistry edutainment games dalam proses belajar dimaksudkan untuk memberikan pengalaman yang lebih kongkrit, memotivasi

18

serta daya ingat peserta didik dalam belajar dan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik.

Dalam proses belajar mengajar, metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaanyya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan (Djamarah dan Zain, 2010)

Sudjana (2005) berpendapat bahwa metode merupakan cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Dalam proses kegiatan belajar mengajar hendaknya guru tidak hanya menggunakan satu metode saja namun divariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan namun dapat menarik perhatian anak didik. Namun pemilihan metode pembelajaran juga tidak bisa sembarangan, metode pembelajaran harus tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan kondisi psikologis anak didik.

Winarno Surakhmad dalam Djamarah dan Zain (2010) menyatakan ada lima faktor yang mempengaruhi penggunaan metode pembelajaran yaitu :

a. tujuan yang bermacam-macam jenis dan fungsinya,

b. anak didik yang bermacam-macam tingkat kematangannya. c. situasi yang bermacam-macam keadaanya,

19

e. pribadi guru serta kemampuan profesioanlnya yang berbeda-beda.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, antara lain metode ceramah, diskusi, eksperimen, demonstrasi, kerja kelompok, pembelajarn bebas (personalized system instruction), pembelajaran tim dan pembelajaran karya wisata (Arifin M., 2005), sedangkan Lie (2008) mengungkapkan tiga metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran yaitu

a. Metode Kompetisi

Metode ini menekankan bahwa peserta didik belajar dalam suasana persaingan. Tidak jarang pula pendidik memakai imbalan dan ganjaran sebagai sarana untuk memotivasi peserta didik dalam memenagkan kompetisi dengan sesame peserta didik. Secara positif, metode kompetisi bisa menimbulkan rasa cemas yang justru bisa memacu peserta didik untuk meningkatkan kegiatan belajar mereka. Sedikit rasa cemas mempunyai korelasi positif dengan motivasi belajar. Namun sebaliknya, rasa cemas yang berlebihan justru dapat merusak motivasi belajar.

b. Metode Individual

Inti dari metode individual ini yakni bahwa setiap peserta didik belajar dengan kecepatan yang sesuai dengan kemampuan mereka sendiri. Asumsi yang mendasari metode ini adalah bahwa setiap peserta didik bisa belajar sendiri tanpa atau dengan sedikit bantuan dari pendidik. Oleh karena itu, setiap peserta didik tidak ditentukan oleh nilai rata-rata teman sekelas, tetapi oleh usaha sendiri dan standar yang ditetapkan oleh pengajar.

20 c. Metode Kooperatif

Sering disebut sebagai metode pembelajaran gotong royong. Pembelajaran ini didasari oleh falsafah bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Metode pembelajaran kooperatif belum banyak diterapkan dalam pendidikan. Metode ini tidak hanya sekedar belajar dalam kelompok. ada unsur-unsur tertentu yang membedakan metode pembelajaran kooperatif ini dengan metode belajar kelompok biasa. Pada pembelajaran kooperatif peserta didik bekerja sama dalam suatu kelompok kecil untuk saling membantu agar antar anggota kelompoknya, berdiskusi dan berargumentasi, saling berbagi pengetahuan yang dimiliki, dan saling mengisi kekurangan masing-masing anggota kelompok dalam memahami materi yang diberikan.

Dengan metode pembelajaran yang tepat diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar peserta didik, dengan kata lain terciptalah interaksi pembelajaran yang baik antara guru dengan peserta didik. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan peserta didik berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika peserta didik lebih aktif dibandingkan dengan gurunya. Oleh karena itu metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar peserta didik dan sesuai dengan materi pembelajaran.

Berdasarkan kajian pendapat para ahli tentang metode pembelajaran, metode pembelajaran chemistry edutainment games merupakan modifikasi dan inovasi dari metode-metode pembelajaran yang sudah ada yakni modifikasi dari

21

metode pembelajaran kompetisi dan kooperatif. Kompetisi disini berupa games atau permainan yang dimainkan secara kelompok (kooperatif) dan inovasi dalam metode ini adalah digunakannya media pembelajaran berupa alat peraga. Oleh karena kompetisi dalam metode chemistry edutainment games ini tidak dimainkan secara individu tetapi antar kelompok, metode ini juga dapat melatih kerjasama serta komunikasi yang baik sesama antar anggota kelompok. Metode ini menekankan bahwa peserta didik belajar dalam suasana persaingan. Peneliti juga memakai imbalan dan ganjaran sebagai sarana untuk memotivasi peserta didik dalam memenangkan kompetisi dengan sesama peserta didik. Adapun media alat peraga yang digunakan dalam metode chemistry edutainment games ini bertujuan untuk membantu memvisualisaikan konsep yang abstrak sehingga lebih mudah dipahami peserta didik.

Sudarwan (2008) telah mengungkakan bahwa hasil penelitian secara nyata membuktikan bahwa penggunaan media sangat membantu aktivitas proses belajar mengajar di kelas, terutama peningkatan prestasi belajar peserta didik. Media dalam proses belajar mengajar disebut juga dengan media pendidikan.

Media pendidikan merupakan seperangkat media atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan peserta didik atau peserta didik (Sudarwan, 2008). Daryanto (2010) menambahkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu (baik manusia, benda, atau lingkungan sekitar) yang dapat digunakan untuk menyampaikan atau menyalurkan pesan dalam pembelajaran sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik pada kegiatan belajar untuk mencapai tujuan.

22

Sadiman,dkk (1984) mengemukakan bahwa media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar dapat menyalurkan pesan sehingga dapat mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dan prestasi belajar. Perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan daya indera, cacat tubu, atau hambatan jarak geografis, jara waktu dan lain-lain dapat dibantu dengan pemanfaatan media pendidikan.

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan berbantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrahan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media.

Media pembelajaran memiliki fungsi dan peran sebagai berikut yang dipaparkan oleh Suyanti (2010)

a. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu. b. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu. c. Menambah gairah dan motivasi belajar peserta didik.

Kemp dan Dayton dalam Arsyad (2008) juga memberikan pendapatnya tentang manfaat media pembelajaran diantaranya yaitu

a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih standar b. Pembelajaran dapat lebih menarik

23

d. Waktu pelaksanaan pembelajarn dapat diperpendek e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan

f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan g. Sikap positif peserta didik terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan.

h. Peran guru berubah ke arah yang positif

Dalam penelitian ini jenis media pembelajaran yang digunakan adalah alat peraga. Alat peraga yang dijelaskan oleh Arsyad (2015) merupakan media pembelajaran yang mengkonkretkan segala sesuatu yang bersifat asbtrak sehingga dapat dijangkau dengan pikiran yang sederhana dan dapat dilihat, dipandang dan dirasakan. Dengan demikian, alat peraga lebih khusus dari media dan teknologi pembelajaran karena berfungsi hanya untuk memperagakan materi pelajaran yang bersifat abstrak.

Daryanto dan Rahardjo (2012) mengatakan bahwa alat peraga pengajaran merupakan alat-alat yang digunakan untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikannya kepada siswa. Belajar akan lebih efektif jika dibantu dengan alat peraga pengajaran daripada siswa belajar ytandapa dibantu alat pengajaran. Adapaun hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih alat peraga yaitu harus sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa, tepat, memadan dan mudah digunakan, harus direncanakan dengan teliti dan diperiksa lebih dahulu, penggunaan alat peraga harus disertai kelanjutannya seperti dengan diskusi, analisis dan evaluasi serta sesuai dengan batas kemampuan biaya.

24

Adapun dalam memilih dan membuat media pembelajaran ada hal-hal yang harus diperhatikan agar media yang dibuat benar-benar dapat membentu dalam proses belajar mengajar. Sudjana dan Rivai (1991) menyatakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media pembelajaran diantaranya sebagai berikut a. Ketepatan dengan tujuan pengajaran

b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran c. Kemudahan memperoleh media

d. Ketrampilan guru dalam mengemukakannya e. Tersedia waktu penggunaaannya

f. Sesuai dengan taraf berpikir peserta didik

Berdasarkan kajian tentang media pembelajaran menurut para ahli, media yang digunakan dalam metode chemistry edutainment games ini dibuat untuk membantu peserta didik memvisualisasikan materi yang abstrak dan juga membantu peserta didik menjawab soal. Media pembelajaran alat peraga ini dibuat semenarik mungkin agar lebih menimbulkan kesenangan peserta didik dalam belajar. Tentunya pembuatan media alat peraga ini juga memperhatikan syarat-syarat atau hal-hal yang perlu diperhatikan yang sudah dipaparkan sebelumnya.

Seperti yang sudah dipaparkan sebelumya chemistry edutainment games merupakan metode pembelajaran yang didalamnya menggunakan bantuan media dan memiliki unsur-unsur yang menghibur. Di dalam dunia pendidikan metode dan media pembelajaran yang menghibur dan menyenangkan disebut dengan

25

edutainment (education-entertainment). Oleh karena itu metode ini dinamakan

Dokumen terkait