• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN CHEMISTRY EDUTAINMENT GAMES TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK KELAS X SMA N 2 BANTUL TAHUN AJARAN 2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN CHEMISTRY EDUTAINMENT GAMES TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK KELAS X SMA N 2 BANTUL TAHUN AJARAN 2016/2017."

Copied!
325
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PENERAPAN CHEMISTRY EDUTAINMENT GAMES TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA

PESERTA DIDIK KELAS X SMA N 2 BANTUL TAHUN AJARAN 2016/2017

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Cahyawati Mindasari NIM 13303241075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

“Sikapilah kesalahanmu sebagai langkah yang kau perlukan untuk mencapai keahlian yang menjadikanmu mahal”

(Mario Teguh)

“Lebih baik salah karena bertindak daripada menjadi semakin galau karena beku dalam ragu”

(Mario Teguh)

“Jangan menunggu sampai siap, kesiapan yang sesungguhnya dibangun sambil melakukan”

(Mario Teguh)

“Hanya berharap atau hanya menyesal tidak akan memberikan yang kau inginkan, engkau harus berupaya. Bergeraklah!!!”

(Mario Teguh)

“Pikiran sayalah yang menarik segala sesuatu itu terjadi – Always Think Possitive”

(Penulis)

“Tugasku berupaya sebaik-baiknya hasilnya serahkan kepada Allah karena usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil”

(Penulis)

Belajar dari kopi bahwa pahit itu juga bisa dinikmati (Penulis)

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, Penulis mempersembahakan

penulisan skripsi ini kepada:



Allah SWT, Pemilik Semesta Raya, yang senantiasa memberikan yang

terbaik dalam setiap detik kehidupan;



Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang senantiasa mencerahkan

hidup umatnya dengan firman-firman-Nya;



Kedua orang tuaku tercinta sebagai motivasi dan semangat dalam

menggapai tujuan hidupku yaitu Bapak Riyanta dan Sri Isdiastuti

terimakasih atas segala cinta dan kasih sayang yang tak terkira serta doa

dan dukungan tiada henti.



Ketiga kakakku tersayang Fita Nur Wijayanti, Bety Pramitasari, dan

Yossi Atmaja Diyanto yang selalu menyemangati dan memberikan

dukungan yang tak terhingga;



Sahabat-sahabatku dan teman-teman kuliahku yang selalu membantu

dalam suka maupun duka;



Semua yang telah mendukung saya sampai penulisan skripsi ini selesai,

terima kasih banyak;

(7)

vii

PENGARUH PENERAPAN CHEMISTRY EDUTAINMENT GAMES TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA

PESERTA DIDIK KELAS X SMA N 2 BANTUL TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh

Cahyawati Mindasari 13303241075

Pembimbing:

Dra. Rr. Lis Permana Sari, M.Si NIP 19681020 199303 2 002

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan chemistry edutainment games pada pembelajaran kimia yang ditinjau dari 1) perbedaan motivasi belajar kimia peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran kimia chemistry edutainment games; 2) perbedaan motivasi belajar peserta didik pada pembelajaran chemistry edutaiment games dengan motivasi belajar peserta didik pada pembelajaran kimia konvensional; 3) perbedaan prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran chemistry edutaiment games dengan prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran kimia konvensional kelas X di SMAN 2 Bantul Tahun Ajaran 2016/2017

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian satu faktor, dua sampel, dan satu kovariabel. Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik X MIA SMA N 2 Bantul tahun ajaran 2016/2017 dengan sampel dua kelas yang dibagi menjadi kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji hipotesis menggunakan analisis data uji-t sama subjek, uji-t beda subjek, dan uji anakova (analisis kovarian)

(8)

viii

THE EFFECT OF THE IMPLEMENTATION OF CHEMISTRY EDUTAINMENT GAMES AGAINST MOTIVATION AND

ACHIEVEMENT OF STUDENTS ON CHEMISTRY SUBJECT OF GRADE X AT SMAN 2 BANTUL

ACADEMIC YEAR 2016/2017

By :

Cahyawati Mindasari 13303241075

Advisor :

Dra. Rr. Lis Permana Sari, M.Si NIP 19681020 199303 2 002

ABSTRACT

This research aims to find out the effect implementation of chemistry edutainment games as seen from 1) difference of learning motivation before and after the learning process at class Chemistry Edutainment Games 2) difference of learning motivation at class Chemistry Edutainment Games and at class conventional; 3) difference of learning achievement at class Chemistry Edutainment Games and at class conventional toward students of Grade X at SMAN 2 Bantul in academic year 2016/2017

This research was a experiment research and the research design was single factor, two samples, and one co-variable. The population was the whole students of Grade X at SMAN 2 Bantul academic year 2016/2017 with two classes as the two samples, divided into controlled and experimented class. The hypothesis wre tested by using T-test data anlysis of the same subject, T-test data analysis of different subject, and ANACOVA test (co-variant analysis).

The result of this research showed that 1) there is a difference before and after learning process at class Chemistry Edutainment Games; 2) statistically there was no difference of learning motivation at class Chemistry Edutainment Games and at class conventional but based on the gain score there is difference. 3) there is difference of learning achievement at class chemistry edutainment games and at class conventional.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulilah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Chemistry Edutainment Games terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas X SMA N 2 Bantul Tahun Ajaran 2016/2017” dapat terselesaikan sesuai dengan harapan. Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Ibu Rr. Lis Permana Sari, M.Si selaku pembimbing skripsi dan selaku Ketua Penguji sekaligus Sekretaris Penguji yang telah memberikan bimbingan, masukan, dukungan dan pengarahan yang sangat berarti dalam proses penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Dr. Crys Fajar Partana, M.Si. dan Ibu Dra. Susila Kristianingrum, M.Si. selaku Penguji Utama dan Penguji Pendamping yang sudah memberikan koreksi perbaikan secara komprehensif terhadap tugas akhir skripsi ini.

3. Bapak Drs. Jaslin Ikhsan, M.App.Sc., Ph.D. selaku Ketua Jurusan yang telah memberikan bantuan dan fasilitas selama proses penyusunan pra proposal sampai dengan selesainya TAS ini.

4. Bapak Sukisman Purtadi, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia dan selaku Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama masa studi di FMIPA UNY.

5. Bapak Dr. Hartono, M.Si selaku Dekan FMIPA UNY yang telah memberikan persetujuan pelaksanaan Tugas Akhir Skripsi.

6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Kimia UNY yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menempuh studi.

(10)

x

8. Ibu Dra. Endang Nalowati selaku guru kimia kelas X SMAN 2 BANTUL sekaligus Guru Pembimbing selama PPL di SMA N 2 Bantul yang telah banyak memberikan kesempatan, pengalaman, arahan, bimbingan, dan ilmunya hingga selesainya penelitian skripsi ini.

9. Kedua orang tuaku, Bapak Riyanta dan Ibu Sri Isdiastuti terimakasih atas doa dan kasih saying kalian semua, semoga kelak aku bisa membahagiakan kalian atas semua jasa serta pengorbanan yang telah kalian berikan kepadaku dan bisa menjadi seorang yang berguna.

10. Kakak-kakakku tercinta Fita Nur Wijayanti, Bety Pramitasari dan Yossi Atmaja Diyanto yang telah banyak membantu serta memberikan dukungan, semangat dan mendoakanku.

11. Dhela sebagai sahabatku dan juga partner skripsiku sahabat seperjuangan, suka duka telah kita lewati bersama terimakasih untuk semangat, motivasi, nasihatnya, doa dan kesabarannya selalu.

12. Semua sahabat-sahabatku untuk persahabatan kita selama ini, setiap keceriaan yang begitu indah , atas semangat, pengertian, perhatian dan doa kalian selama ini.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah semua pihak diatas berikan menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan Tugas Akhir Skripsi ini bisa menjadi informasi yang bermanfaat bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkannya.

Yogyakarta, 10 April 2017 Penulis,

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

(12)

xii

A. Deskripsi Teori... 10

1. Belajar ... 10

2. Pembelajaran Kimia ... 12

3. Chemistry Edutainment Games... 17

4. Prestasi Belajar Peserta Didik ... 27

5. Motivasi Belajar Peserta Didik ... 29

B. Penelitian yang Relevan ... 32

C. Kerangka Berpikir ... 36

D. Hipotesis Penelitian ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Jenis dan Desain Penelitian ... 40

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 40

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 41

D. Prosedur Penelitian ... 42

E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Hasil Penelitian ... 61

B. Pembahasan... 66

1. Pelaksanaan Pembelajaran Kimia ... 69

2. Pengaruh Chemistry Edutainment Games terhadap Motivasi Belajar Kimia... 87

(13)

xiii

4. Pengaruh Chemistry Edutainment Games terhadap Peningkatan Prestasi

Belajar Kimia Peserta Didik ... 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 99

A. Kesimpulan ... 99

B. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-Kisi Butir Angket Motivasi Belajar Kimia ... 45

Tabel 2. Skala Penilaian Pengisian Angket... 45

Tabel 3. Kisi-Kisi Soal Prestasi Belajar Kimia ... 47

Tabel 4. Hasil Uji Validitas dan Uji Reabilitas Soal Prestasi ... 50

Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji Normalitas ... 53

Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas data Pengetahuan Awal dan Prestasi Belajar Kimia Peserta Didik ... 55

Tabel 7 Ringkasan Rumus Anakova ... 58

Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji-t Sama Subjek ... 62

Tabel 9. Hasil Analisis Uji-t Beda Subjek ... 63

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Alur Penelitian... 43

Gambar 2. Tabel Perolehan Bintang ... 71

Gambar 3. Media Chemistry Periodic Table ... 73

Gambar 4. Media Chemistry Ionic Puzzle ... 76

Gambar 5. Media Chemistry Lewis’s Balls ... 77

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 105

Lampiran 2 Soal Prestasi Sebelum Validasi dan Kunci Jawaban ... 105

Lampiran 3 Soal Prestasi Setelah Validasi dan Kunci Jawaban ... 105

Lampiran 4 Hasil Uji Reabilitas dan Validitas ... 105

Lampiran 5 Angket Motivasi Belajar Kimia ... 105

Lampiran 6 Skor Hasil Angket Motivasi Belajar Kimia ... 105

Lampiran 7 Data Hasil Prestasi Belajar Kimia Peserta Didik... 105

Lampiran 8 Nilai Pengetahuan Awal ... 105

Lampiran 9 Hasil Uji Homogenitas ... 105

Lampiran 10 Hasil Uji Normalitas ... 105

Lampiran 11 Hasil Uji-t Sama Subjek ... 105

Lampiran 12 Hasil Uji-t Beda Subjek ... 105

Lampiran 13 Hasil Uji Analisis Kovariansi (Anakova) ... 105

Lampiran 14 Hasil Angket Terbuka ... 105

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam menentukan masa depan. Hal ini disebabkan pendidikan akan menentukan kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan. Oleh karena itu proses pendidikan perlu diperhatikan untuk membentuk manusia yang berkualitas dan berpotensi tinggi.

Pendidikan khususnya di sekolah harus memiliki sistem pembelajaran yang didasarkan pada upaya meningkatkan keingintahuan siswa. Pendidikan harus mendesain pembelajaran yang berpusat pada siswa agar minat dan aktivitas peserta didik terus meningkat. Belajar adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, pembentukan sikap dan keterampilan. Dalam hal ini peranan guru sangat penting dalam proses pembelajaran untuk dapat menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga mampu meningkatkan prestasi belajarnya.

(18)

2

abstrak serta butuh penalaran yang tinggi. Kimia juga merupakan ilmu yang sangat penting karena banyak di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari sifat dan komposisi materi (yang tersusun oleh senyawa) serta perubahannya, bagaimana senyawa-senyawa itu bereaksi/berkombinasi membentuk senyawa-senyawa lain. Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari kimia, karena hampir setiap perubahan materi melibatkan proses kimia, proses pencernaan makanan, pembusukan sampah, penuaan kulit, perkaratan besi, pembakaran bensin, kebakaran hutan, pelapukan batuan, pembentukan bintang, pembuatan plastik, pembuatan sabun dan pembuatan obat adalah contoh-contoh proses kimia.

Ilmu kimia mencakup ilmu pengetahuan yang sangat luas di antaranya yaitu pengetahuan tentang unsur penyusun suatu materi, sturktur atom, susunan atom dalam suatu senyawa, jenis ikatan antar atom dalam suatu materi, sifat-sifat suatu senyawa, mekanisme yang terjadi bila suatu senyawa diubah menjadi senyawa lain, reaksi antara suatu senyawa dengan senyawa lain, katalis dan kecepatan reaksi, radiokimia dan topik lainnya.

(19)

3

penguasaan konsep, menguasai aturan kimia, penyelesaian masalah di laboratorium, dan 4) mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

Sistem perodik unsur merupakan salah satu materi yang dipelajari di dalam ilmu kimia. Di dalam sistem periodik unsur dipelajari bagaimana karakteristik unsur-unsur yang ada di alam ini dan bagaimana penempatannya di dalam tabel periodik unsur. Materi ini sangatlah kompleks dan melibatkan hal yang tidak tampak dan harus dikhayalkan seperti elektron. Begitu juga dengan ikatan kimia yang merupakan salah satu materi yang dipelajari di dalam ilmu kimia. Ikatan kimia mempelajari bagaimana unsur-unsur di alam ini mencapai kestabilan. Konsep ikatan kimia ini sangat erat kaitannya dengan elektron yang dimiliki oleh setiap unsur. Elektron bukanlah benda yang dapat dilihat secara langsung tetapi hanya bisa dikhayalkan sehingga peserta didik butuh pemahaman dan penalaran yang cukup untuk memahami konsep ini. Oleh karena itu untuk memudahkan dan membantu peserta didik memahami konsep kimia ini dibutuhkan suatu media yang dapat memvisualisasikan konsep abstrak tersebut.

(20)

4

menjadi pasif dan pembelajaran menjadi membosankan. Keadaan seperti ini harus diubah terutama dalam hal penyajian dan metode yang menarik dan tidak membosankan sehingga motivasi belajar peserta didik meningkat dan diharapkan akan berdampak juga bagi peningkatan prestasi belajar peserta didik.

Berdasarkan permasalahan tersebut selain dibutuhkan media yang dapat memvisualisaikan materi yang asbtrak dalam pembelajaran kimia juga dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang memberikan kebahagiaan dan kesenangan. Salah satu yang membuat rasa senang dalam belajar bagi peserta didik adalah ketika peserta didik mampu memahami pelajarannya dengan sempurna, dapat menyelesaikan soal-soal dengan tepat, pelajaran memuaskan dan menantang.

Metode Chemistry Edutainment Games adalah metode yang menggabungkan unsur education (pendidikan) dan entertainment (hiburan). Metode chemistry edutainment games merupakan metode pembelajaran yang menggunakan bantuan media alat peraga untuk membantu memvisualisaikan hal yang asbtrak dan mengandung unsur menghibur dengan kemasan media yang dibuat menarik dan inovasi penggunaan media dengan metode permainan yang dimainkan secara kompetisi antar kelompok serta disediakan hadiah bagi pemenangnya. Metode chemistry edutainment games dalam proses belajar dimaksudkan untuk memberikan pengalaman yang lebih konkret, memotivasi peserta didik serta meningkatkan daya ingat peserta didik dalam belajar dan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik.

(21)

5

diharapkan mampu mengubah paradigma bahwa materi pelajaran kimia itu dapat juga menjadi sesuatu yang menarik dan menyenangkan dan tidak selalu menjadi pelajaran yang menyulitkan dan membosankan.

Kata “media” berasal dari bahasa latin yang secara harfiah berarti perantara

atau pengantar. Dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Media dalam metode chemistry edutainment games adalah media pembelajaran yang dibuat untuk memvisualisaikan materi yang abstrak dan dibuat dengan kemasan menarik sehingga dapat memotivasi dan membuat peserta didik tertarik untuk mempelajari kimia. Dengan chemistry edutainment games, kimia menjadi suatu mata pelajaran yang menyenangkan untuk dipelajari. Timbulnya rasa senang akan mendorong peserta didik untuk belajar kimia secara lebih mendalam dan dapat menghilangkan kebosanan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Penerapan Chemistry Edutainment Games ini memungkinkan seorang guru dapat menarik minat dan perhatian peserta didik dalam belajar, dimana dengan menggunakan metode ini peserta didik akan merasa senang untuk mengikuti pembelajaran. Timbulnya rasa senang ini akan mendorong peserta didik untuk belajar kimia secara lebih mendalam . Pada akhirnya diharapkan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik lebih meningkat dibandingkan sebelumnya.

(22)

6

hal tersebut tercapai, maka peserta didik akan lebih siap dalam menerima pelajaran kimia (Uno, 2008).

Motivasi belajar merupakan aspek yang penting dalam proses kegiatan belajar mengajar. Prayitna (1989) mengatakan motivasi dalam belajar tidak saja merupakan suatu energi yang menggerakkan peserta didik untuk belajar tetapi juga sebagai suatu yang mengarahkan aktifitas peserta didik kepada tujuan belajar. Sardiman A.M (2011) juga mengungkapkan teorinya tentang motivasi belajar yaitu keseluruhan daya penggerak yang ada di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai.

Berdasarkan hal tersebut betapapun baiknya potensi anak yang meliputi kemampuan intelektual atau bakat peserta didik dan materi yang akan diajarkan dan lengkapnya sarana belajar, namun apabila tidak ada motivasi peserta didik dalam belajar, maka proses belajar tidak akan berlangsung dengan optimal. Dalam hal ini motivasi belajar erat kaitannya dengan prestasi belajar. Apabila motivasi belajar peserta didik itu baik maka proses belajar akan berlangsung dengan optimal dan akan meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

(23)

7 B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Konsep-konsep ilmu kimia sebagian besar bersifat abstrak dan kompleks, sehingga membutuhkan media untuk memvisualisasikan.

2. Dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang memberikan rasa senang dalam belajar.

3. Motivasi belajar peserta didik penting bagi prestasi belajar siswa sehingga

perlu ditingkatkan inovasi pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi belajar.

C.Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang berhubungan dengan topik penelitian ini, maka perlu adanya pembatasan masalah agar permasalahan yang diteliti lebih terfokus.

1. Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini ditinjau dari ada tidaknya perbedaan motivasi belajar dan prestasi belajar kimia antara peserta didik pada pembelajaran kimia chemistry edutaiment games dengan peserta didik pada pembelajaran kimia konvensional.

2. Konsep materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah letak unsur dalam

tabel periodik unsur, ikatan ion, ikatan kovalen dan bentuk molekul.

(24)

8

chemistry periodic table, chemistry ionic puzzle, chemistry lewis’s balls dan chemistry lollipop molecule.

D.Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Adakah perbedaan motivasi belajar kimia peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran kimia chemistry edutainment games?

2. Adakah perbedaan motivasi belajar antara peserta didik pada pembelajaran kimia chemistry edutainment games dengan peserta didik pada pembelajaran kimia konvensional ?

3. Adakah perbedaan prestasi belajar antara peserta didik pada pembelajaran kimia chemistry edutainment games dengan peserta didik pada pembelajaran kimia konvensional jika pengetahuan awal dikendalikan secara statistik?

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui adakah perbedaan motivasi belajar kimia peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran kimia chemistry edutainment games.

(25)

9

3. Untuk mengetahui adakah perbedaan prestasi belajar antara peserta didik yang diberi pembelajaran chemistry edutainment games dengan peserta didik yang diberi pembelajaran konvensional jika pengetahuan awal dikendalikan secara statistik.

F. Kegunaan Penelitian 1. Bagi Peneliti

a. Mendapat pengalaman meneliti proses pembelajaran dengan metode chemistry

edutainment games

b. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan pada pembelajaran kimia saat peneliti

menjadi guru. 2. Bagi Peserta Didik

a. Meningkatkan pemahaman materi pelajaran kimia yang kompleks dan abstrak b. Mempunyai alternatif cara belajar yang lebih menyenangkan dan tidak

membosankan 3. Bagi Pendidik

a. Dapat dijadikan alternatif bagi pendidik dalam pemilihan metode pembelajaran yang menyenangkan

b. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran oleh pendidik sehingga peserta didik aktif

4. Bagi Sekolah

(26)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Deskripsi Teori

1. Belajar

Proses belajar memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar-mengajar. Kegiatan mengajar yang dilakukan guru hanya bermakna apabila terjadi kegiatan belajar murid. Oleh karena itu penting sekali bagi setiap guru mamahami sebaik-baiknya tentang proses belajar peserta didik, agar dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.

Belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku dan sikap (Suyono dan Hariyanto, 2012). Hamalik (2009) mengungkapkan pendapatnya juga bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melelui interaksi dengan lingkungan, sedangkan Mustaqim (2012) berpendapat bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap karena latihan dan pengalaman.

(27)

11

(Djamarah, 2011:2). Thobroni dan Mustofa (2013) juga mengatkan bahwa belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. Keberhasilan proses belajar juga dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu daalam hal ini Purwanto (2014) mengungkapkan bahwa faktor yang erat kaitannya dengan proses belajar adalah kematangan, penyesuaian diri/adaptasi, menghafal/mengingat, pengertian, berpikir dan latihan. Sehubungan dengan ini Slameto ( 2010) mengungkapkan prinsip - prinsip belajar sebagai berikut.

a. Setiap peserta didik yang belajar harus diusahakan berpartisipasi aktif, guru bertugas meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapi tujuan instruksional

b. Belajar harus menimbulkan reinforcement dan motivasi belajar yang kuat pada peserta didik untuk mencapai tujuan instruksional.

c. Belajar perlu lingkungan yang menantang sehingga peserta didik mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif. d. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut

perkembangannya.

e. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery.

f. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan.

g. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur penyajian

(28)

12

i. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga peserta didik dapat belajar dengan tenang.

j. Belajar perlu di ulang berkali-kali agar peserta didik mengerti secara

keseluruhan (repetisi)

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan sebelumnya, pada intinya teori-teori belajar menerangkan tentang apa yang terjadi selama peserta didik belajar. Namun yang sangat perlu diperhatikan untuk pendidik mengenai teori belajar adalah tentang prinsip belajar, bagaimana dapat menciptakan proses belajar yang bermakna,tepat dan mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik yang nantinya akan menghasilkan peserta didik yang berprestasi.

2. Pembelajaran Kimia

Pembelajaran merupakan bagian atau elemen yang memiliki peran sangat dominan untuk mewujudkan kualitas baik proses mapupun lulusan (output) pendidikan. Pembelajaran juga memiliki pengaruh yang menyebabkan kualitas pendidikan menjadi rendah. Artinya pembelajaran sangat tergantung dari kemampuan guru dalam melaksanakan atau mengemas proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan secara baik dan tepat akan memberikan kontribusi sangat dominan bagi siswa, sebaliknya pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara yang tidak baik akan menyebabkan potensi siswa sulit dikembangkan atau diberdayakan.

(29)

13

utama yang diselenggarakan dalam kehidupan sekolah. Kegiatan pembelajaran melibatkan komponen guru, siswa, metode, lingkungan, media, sarana dan prasarana pembelajaran yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Arifin, M. (2005) juga menyatakan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar yang ditinjau dari sudut kegiatan siswa, yang direncanakan guru untuk membangun pengetahuan baru dan mengaplikasikannya.

Pembelajaran bersifat interaktif dan komunikatif. Interaktif artinya kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang bersifat multiarah antara guru, peserta didik, sumber belajar, dan lingkungan yang saling mempengaruhi, tidak didominasi oleh satu komponen saja. Komunikatif maksudnya sifat komunikasi antara peserta didik dengan guru atau sebaliknya, sesama peserta didik dan sesame guru harus dapat saling memberi dan menerima serta memahami ( Arifin, Z., 2016).

Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mecapai tujuan tertentu. Dalam proses pembelajaran, ada kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dan ada kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru, yang berlangsung secara bersama-sama sehingga terjadi interaksi komunikasi aktif antara siswa dan guru (Suprihatiningrum, 2013).

(30)

14

pembelajaran diantaranya yaitu siswa, pendidik, kurikulum, sarana dan prasarna , tenaga non pendidik, serta lingkungan. Adapun faktor pendukung tercapainya keberhasilan proses pembelajaran yaitu sikap guru dalam pembelajaran, ketepatan Bahasa, dan pengelolaan kelas (Suprihatiningrum, 2013).

Dengan memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran diharapkan tercipta pembelajaran yang efisien. Efisien dalam pembelajaran berarti mampu menghasilkan siswa yang cerdas atau pintar. Pembelajaran dikatakan efektif jika pembelajaran tersebut mampu memberikan atau menambah informasi atau pengetahuan baru bagi siswa, sedangkan Muchith (2007) mengatakan bahwa pembelajaran yang efisien adalah pembelajaran yang menyenangkan, menggairahkan dan mampu memberikan motivasi bagi siswa dalam belajar.

Daryanto dan Rahardjo (2012) mengungkapkan beberapa prinsip yang perlu dikuasai dan dikembangkan oleh guru dalam upaya mengoptimalkan kegiatan pembelajaran diantaranya yaitu

a. Prinsip perhatian dan motivasi b. Prinsip keaktifan

c. Prinsip keterlibatan langsung/berpengalaman d. Prinsip tantangan

e. Prinsip balikan dan penguatan f. Prinsp perbedaan individual

(31)

15

siswa dengan lingkungannya dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran kimia. Kualitas pembelajaran atau ketercapaian tujuan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya strategi belajar mengajar, metode dan pendekatan pembelajaran, serta sumber belajar yang digunakan baik dalam bentuk buku, modul, lembar kerja, media dan lain-lain.

Pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah. Pembelajaran kimia mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh perubahan komponen-komponen pembelajaran seperti kurikulum, peserta didik, guru, sarana prasarana, dan system penilaian.

Sastrawijaya (1988) mengatakan bahwa tujuan pembelajaran kimia adalah untuk memperoleh pemahaman yang bertahan lama tentang fakta, kemampuan mengenal dan memecahkan masalah, mempunyai ketrampilan dalam penggunaan laboratorium, serta mempunyai sikap ilmiah yang dapat dikembangkan sehari-hari.

(32)

16

Selain itu ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari sifat dan komposisi materi (yang tersusun oleh senyawa-senyawa) serta perubahannya, bagaimana senyawa-senyawa itu bereaksi/berkombinasi membentuk senyawa lain. Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari kimia, karena hampir setiap perubahan materi melibatkan proses kimia, proses pencernaan makanan, pembusukan sampah, penuaan kulit, perkaratan besi, pembakaran bensin, kebakaran hutan, pelapukan batuan, pembentukan bintang, pembuatan plastik, pembuatan sabun dan pembuatan obat adalah contoh-contoh proses kimia.

MiddleCamp dan Kean (1985) mengungkapkan beberapa ciri-ciri kimia diantaranya sebagai berikut:

a. Sebagian besar ilmu kimia memiliki sifat yang abstrak

b. Ilmu kimia merupakan bentuk penyederhanaan dari yang sebenarnya c. Sifat ilmu kimia yang berututan dan memiliki perkembangan yang cepat d. Ilmu kimia bukan hanya memcahkan soal

e. Materi yang dipelajari dalam ilmu kimia sangat banyak

Berdasarkan ciri-ciri dan karakterisitk materi kimia ada beberapa teknik yang dapat diterapkan dalam mempelajari kimia. Tresna Satrawijaya (1988) mengungkapkan teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran kimia yaitu : a. Mempelajari kimia dengan konsep

b. Mempelajari kimia dari tingkat materi yang mudah ke materi yang sukar c. Mempelajari kimia dengan beragam teknik seperti menghafal, menyelesaikan

(33)

17

d. Mengaitkan ilmu kimia dengan kehidupan sehari-hari

Dalam penelitian ini materi kimia yang digunakan merupakan bagian dari materi sistem periodik unsur dan ikatan kimia. Di dalam sistem periodik unsur dipelajari bagaimana karakteristik unsur-unsur yang ada di alam ini dan bagaimana penempatannya di dalam tabel periodik unsur. Materi ini sangatlah kompleks dan melibatkan hal yang tidak tampak dan hanya bisa dikhayalkan seperti elektron. Begitu juga dengan ikatan kimia yang merupakan salah satu materi yang dipelajari di dalam ilmu kimia. Ikatan kimia mempelajari bagaimana unsur-unsur di alam ini mencapai kestabilan. Konsep ikatan kimia ini sangat erat kaitannya dengan elektron yang dimiliki oleh setiap unsur. Atom, molekul, elektron , ikatan kimia semua ini merupakan ciri khas kimia yang tak nampak, yang harus dikhayalkan dan tidak dapat diamati langsung sehingga peserta didik butuh pemahaman dan penalaran yang cukup untuk memahami konsep ini.

3. Chemistry Edutainment Games

(34)

18

serta daya ingat peserta didik dalam belajar dan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik.

Dalam proses belajar mengajar, metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaanyya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan (Djamarah dan Zain, 2010)

Sudjana (2005) berpendapat bahwa metode merupakan cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Dalam proses kegiatan belajar mengajar hendaknya guru tidak hanya menggunakan satu metode saja namun divariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan namun dapat menarik perhatian anak didik. Namun pemilihan metode pembelajaran juga tidak bisa sembarangan, metode pembelajaran harus tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan kondisi psikologis anak didik.

Winarno Surakhmad dalam Djamarah dan Zain (2010) menyatakan ada lima faktor yang mempengaruhi penggunaan metode pembelajaran yaitu :

a. tujuan yang bermacam-macam jenis dan fungsinya,

b. anak didik yang bermacam-macam tingkat kematangannya. c. situasi yang bermacam-macam keadaanya,

(35)

19

e. pribadi guru serta kemampuan profesioanlnya yang berbeda-beda.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, antara lain metode ceramah, diskusi, eksperimen, demonstrasi, kerja kelompok, pembelajarn bebas (personalized system instruction), pembelajaran tim dan pembelajaran karya wisata (Arifin M., 2005), sedangkan Lie (2008) mengungkapkan tiga metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran yaitu

a. Metode Kompetisi

Metode ini menekankan bahwa peserta didik belajar dalam suasana persaingan. Tidak jarang pula pendidik memakai imbalan dan ganjaran sebagai sarana untuk memotivasi peserta didik dalam memenagkan kompetisi dengan sesame peserta didik. Secara positif, metode kompetisi bisa menimbulkan rasa cemas yang justru bisa memacu peserta didik untuk meningkatkan kegiatan belajar mereka. Sedikit rasa cemas mempunyai korelasi positif dengan motivasi belajar. Namun sebaliknya, rasa cemas yang berlebihan justru dapat merusak motivasi belajar.

b. Metode Individual

(36)

20 c. Metode Kooperatif

Sering disebut sebagai metode pembelajaran gotong royong. Pembelajaran ini didasari oleh falsafah bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Metode pembelajaran kooperatif belum banyak diterapkan dalam pendidikan. Metode ini tidak hanya sekedar belajar dalam kelompok. ada unsur-unsur tertentu yang membedakan metode pembelajaran kooperatif ini dengan metode belajar kelompok biasa. Pada pembelajaran kooperatif peserta didik bekerja sama dalam suatu kelompok kecil untuk saling membantu agar antar anggota kelompoknya, berdiskusi dan berargumentasi, saling berbagi pengetahuan yang dimiliki, dan saling mengisi kekurangan masing-masing anggota kelompok dalam memahami materi yang diberikan.

Dengan metode pembelajaran yang tepat diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar peserta didik, dengan kata lain terciptalah interaksi pembelajaran yang baik antara guru dengan peserta didik. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan peserta didik berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika peserta didik lebih aktif dibandingkan dengan gurunya. Oleh karena itu metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar peserta didik dan sesuai dengan materi pembelajaran.

(37)

21

metode pembelajaran kompetisi dan kooperatif. Kompetisi disini berupa games atau permainan yang dimainkan secara kelompok (kooperatif) dan inovasi dalam metode ini adalah digunakannya media pembelajaran berupa alat peraga. Oleh karena kompetisi dalam metode chemistry edutainment games ini tidak dimainkan secara individu tetapi antar kelompok, metode ini juga dapat melatih kerjasama serta komunikasi yang baik sesama antar anggota kelompok. Metode ini menekankan bahwa peserta didik belajar dalam suasana persaingan. Peneliti juga memakai imbalan dan ganjaran sebagai sarana untuk memotivasi peserta didik dalam memenangkan kompetisi dengan sesama peserta didik. Adapun media alat peraga yang digunakan dalam metode chemistry edutainment games ini bertujuan untuk membantu memvisualisaikan konsep yang abstrak sehingga lebih mudah dipahami peserta didik.

Sudarwan (2008) telah mengungkakan bahwa hasil penelitian secara nyata membuktikan bahwa penggunaan media sangat membantu aktivitas proses belajar mengajar di kelas, terutama peningkatan prestasi belajar peserta didik. Media dalam proses belajar mengajar disebut juga dengan media pendidikan.

(38)

22

Sadiman,dkk (1984) mengemukakan bahwa media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar dapat menyalurkan pesan sehingga dapat mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dan prestasi belajar. Perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan daya indera, cacat tubu, atau hambatan jarak geografis, jara waktu dan lain-lain dapat dibantu dengan pemanfaatan media pendidikan.

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan berbantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrahan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media.

Media pembelajaran memiliki fungsi dan peran sebagai berikut yang dipaparkan oleh Suyanti (2010)

a. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu. b. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu. c. Menambah gairah dan motivasi belajar peserta didik.

Kemp dan Dayton dalam Arsyad (2008) juga memberikan pendapatnya tentang manfaat media pembelajaran diantaranya yaitu

a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih standar b. Pembelajaran dapat lebih menarik

(39)

23

d. Waktu pelaksanaan pembelajarn dapat diperpendek e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan

f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan g. Sikap positif peserta didik terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan.

h. Peran guru berubah ke arah yang positif

Dalam penelitian ini jenis media pembelajaran yang digunakan adalah alat peraga. Alat peraga yang dijelaskan oleh Arsyad (2015) merupakan media pembelajaran yang mengkonkretkan segala sesuatu yang bersifat asbtrak sehingga dapat dijangkau dengan pikiran yang sederhana dan dapat dilihat, dipandang dan dirasakan. Dengan demikian, alat peraga lebih khusus dari media dan teknologi pembelajaran karena berfungsi hanya untuk memperagakan materi pelajaran yang bersifat abstrak.

(40)

24

Adapun dalam memilih dan membuat media pembelajaran ada hal-hal yang harus diperhatikan agar media yang dibuat benar-benar dapat membentu dalam proses belajar mengajar. Sudjana dan Rivai (1991) menyatakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media pembelajaran diantaranya sebagai berikut a. Ketepatan dengan tujuan pengajaran

b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran c. Kemudahan memperoleh media

d. Ketrampilan guru dalam mengemukakannya e. Tersedia waktu penggunaaannya

f. Sesuai dengan taraf berpikir peserta didik

Berdasarkan kajian tentang media pembelajaran menurut para ahli, media yang digunakan dalam metode chemistry edutainment games ini dibuat untuk membantu peserta didik memvisualisasikan materi yang abstrak dan juga membantu peserta didik menjawab soal. Media pembelajaran alat peraga ini dibuat semenarik mungkin agar lebih menimbulkan kesenangan peserta didik dalam belajar. Tentunya pembuatan media alat peraga ini juga memperhatikan syarat-syarat atau hal-hal yang perlu diperhatikan yang sudah dipaparkan sebelumnya.

(41)

25

edutainment (education-entertainment). Oleh karena itu metode ini dinamakan chemistry edutainment games.

Sutrisno dalam Hamid (2011) mengatakan bahwa Edutainment berasal dari kata education dan entertainment. Education berarti pendidikan, sedangkan entertainment berarti hiburan. Jadi, dari segi bahasa, edutainment adalah pendidikan yang menghibur atau menyenangkan. Berdasarkan segi termoninologi edutainment adalah suatu proses pembelajaran yang didesain sedemikian rupa, sehingga muatan pendidikan dan hiburan bisa dikombinasikan secara harmonis untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan biasanya dilakukan dengan humor, permainan (game), bermain peran (role play) dan demonstrasi. Pembelajaran juga dapat dilakukan dengan cara-cara lain, asalkan siswa dapat menjalani proses pembelajaran dengan senang. Edutainment lebih menekankan pada tataran metode, strategi, dan teknik. Strategi biasanya berkaitan dengan taktik, sedangkan taktik sendiri adalah segala cara dan daya untuk menghadapi sasaran dan kondisi tertentu, agar memperoleh hasil yang diharapkan secara maksimal. Namun dalam proses pendidikan taktik tidak lazim digunakan yang lazim melainkan metode atau teknik. (Hamid, 2011)

(42)

26

Pembelajaran yang menyenangkan menciptakan suasana belajar mengajar yang membuat peserta didik senang sehingga peserta didik memusatkan perhatian secara penuh pada saat pelajaran. Tingginya perhatian peserta didik pada saat pelajaran ini tentunya dapat meningkatkan hasil belajar kimia. Dengan adanya penggunaan metode dan media pembelajaran yang inovatif serta menghibur yang dikemas dalam chemistry edutainment games ini diharapkan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Dengan harapan proses pembelajaran seperti ini mampu melahirkan proses belajar yang berkualitas dan melibatkan partisipasi dan penghayatan peserta didik secara intensif.

Education Games merupakan suatu kegiatan yang sangat menyenangkan dan dapat menjadi cara atau alat pendidikan yang bersifat mendidik. Sesuai dengan arti dalam Bahasa Indonesia, game berarti permainan, sedangkan edukasi adalah pendidikan. Education games dalam chemistry edutainment games dimaksudkan untuk memberikan pengajaran/menambah pengetahuan kepada peserta didik melalui suatu metode dan media yang unik, menarik, menantang, dan memberikan efek kesenangan yang bertujuan meningkatkan motivasi belajar sehingga diharapkan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik.

(43)

27

pembelajaran. Menurut Sadiman (2011) mengungkapkan bahwa permainan dalam pembelajaran mempunyai kelebihan-kelebihan antara lain, yaitu

a. Permainan adalah sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan, sesuatu yang

menghibur,

b. Permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif dari peserta didik untuk belajar,

c. Permainan dapat memberikan umpan balik langsung,

d. Permainan memungkinkan penerapan konsep-konsep ataupun peran-peran ke

dalam situasi dan peranan yang sebenarnya di masyarakat, e. Permainan dapat dengan mudah dibuat dan diperbanyak

f. Permainan memungkinkan peserta didik untuk memecahkan masalah yang nyata.

g. Membantu peserta didik meningkatkan kemampuan komunikatifnya. h. Membantu peserta didik yang sulit belajar dengan metode tradisional. i. Permainan besifat luwes, dapat dipakai untuk berbagai tujuan pendidikan.

4. Prestasi Belajar Peserta Didik

Prestasi belajar kimia merupakan hasil usaha yang diperoleh peserta didik dalam belajar kimia. Hasil belajar kimia atau prestasi belajar kimia berupa perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil dari proses yang dilakukan oleh peserta didik.

Kata “prestasi” berasal dari Bahasa Belanda yaitu prestatie. Dalam Bahasa

(44)

28

aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Di samping itu prestasi belajar juga bermanfaat sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga dapat menentukan apakah perlu dilakukan diagnosis, penempatan, atau bimbingan terhadap peserta didik (Arifin, 2016)

Arifin (2016) menyatakan bahwa prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Prestasi belajar siswa merupakan dampak dari hasil proses belajar siswa dalam pembelajaran. Hasil prestasi belajar sangat dipengaruhi bagaimana peserta didik belajar. Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya (Purwanto, 2009). Berdasarkan pernyataan Purwanto (2014) karena belajar merupakan suatu proses, tentu harus ada yang diproses (masukan atau input) dan hasil dari pemrosesan (keluaran atau output) sehingga kegiatan belajar dapat dianalisis dengan pendekatan sistem.

(45)

29

tingkat kecerdasan,dan sebagainya). Semua itu dapat mempengarhui bagaimana proses dan hasil belajar peserta didik.

Faktor luar berupa instrumental input dan environmental input. Environmental input merupakan faktor lingkungan alam dan social sedangkan instrumental input merupakan faktor yang sengaja dirancang yaitu kurikulum, bahan pelajaran, guru, sarana dan fasilitas, dan manajemen sekolah. Instrumental ini merupakan faktor penting penentu pencapaian hasil/output belajar yang dikehendaki.

Prestasi belajar adalah salah satu sumber informasi yang terpenting dalam pengambilan keputusan pendidik, pengukurannya diperoleh dari tes prestasi belajar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai-nilai akademik. Tes prestasi belajar bertujuan untuk mengukur prestasi atau hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar.

Tes prestasi belajar dibedakan dari tes kemampuan lain bila dilihat dari tujuannya, yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal subjek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal di kelas, tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan-ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi (Azwar, 2007).

5. Motivasi Belajar Peserta Didik

(46)

30

adalah membangun motivasi terhadap apa yang akan dipelajari peserta didik. Motivasi belajar bukan saja menggerakkan tingkah laku, tetapi juga mengarahkan dan memperkuat tingkah laku. Peserta didik yang termotivasi dalam belajar, menunjukkan minat, kegairahan dan ketekunan yang tinggi dalam belajar, tanpa tergantung banyak kepada guru. Sardiman (2011) mengungkapkan gagasannya tentang motivasi belajar yaitu sebagai keseluruhan daya penggerak yang ada di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai.

Hakikat motivasi belajar berdasarkan penjelasan Uno (2008) adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indicator yang meliputi :

a) adanya hasrat dan keinginan berhasil

b) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c) adanya harapan dan cita-cita masa depan d) adanya penghargaan dalam belajar

e) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

f) adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang sisa dapat belajar dengan baik.

(47)

31

juga sebagai suatu yang mengarahkan aktifitas peserta didik kepada tujuan belajar. Betapapun baiknya potensi anak yang meliputi kemampuan intelektual atau bakat peserta didik dan materi yang akan diajarkan dan lengkapnya sarana belajar, namun apabila tidak ada motivasi peserta didik dalam belajar, maka proses belajar tidak akan berlangsung dengan optimal.

Anderson dan Faust (dalam Prayitno,1989) menjelaskan bahwa motivasi dalam belajar dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku peserta didik yang menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi dan ketekunan. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi dalam belajar menampakkan minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar. Mereka memusatkan sebanyak mungkin energy fisik maupun psikis terhadap kegiatan, tanpa mengenal perasaan bosan, apalagi menyerah. Sebaliknya terjadi pada peserta didik memiliki motivasi belajar rendah. Mereka menampakkan keengganan, cepat bosan dan berusaha menghindar dari kegiatan belajar.

(48)

32

untuk mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi belajar sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.

Ada beberapa cara untuk membangkitkan motivasi belajar yang dipaparkan oleh Hanafiah & Suhana (2009) diantaranya sebagai berikut.

a. Peserta didik memperoleh pemahaman yang jelas mengenai proses pembelajaran

b. Peserta didik memperoleh kesadaran diri terhadap pembelajaran

c. Menyesuaikan tujuan pembelajaran dengan kebutuhan peserta didik secara

link and match.

d. Memberi sentuhan lembut e. Memberikan hadiah

f. Memberikan pujian dan penghormatan g. Peserta didik mengetahui prestasi belajarnya h. Adanya iklim belajar yang kompetitif secara sehat i. Belajar menggunakan multi media

j. Belajar menggunakan multi metode k. Guru yang kompeten dan humoris l. Suasana lingkungan sekolah yang sehat

B.Penelitian yang Relevan

(49)

33

Jurnal yang berjudul “Edutainment as a modern technology of education” oleh Oksana V. Anikina dan Elena V. Yakimenko tahun 2015. Jurnal ini membahas secara metodologi nilai dan potensi edutainment sebagai teknologi modern pendidikan. Penulis mengungkapkan ciri – ciri dan definisi edutainment sebagai konsep teknologi edutainment berdasarkan review dan analisis dari literature- literatur. Dalam artikel ini dijelaskan bahwa keadaan seperti perkembangan informasi yang begitu cepat telah mengakibatkan munculnya teknologi pembelajaran. Edutainment, yang didasarkan pada konsep education (pendidikan) dan entertainment (hiburan). Teknologi edutainment yang dimaksud dalam jurnal ini adalah suatu teknologi pembelajaran yang biasa disebut dengan ide dasar, faktor terkemuka, metode atau alat yang menyertai tujuan belajar. Berdasarkan jurnal ini Edutainment memiliki semua keunggulan dari teknologi pembelajaran modern. Edutainment merupakan sebuah teknologi baru untuk belajar serta merupakan kumpulan teknologi modern dan belajar-mengajar, yang didasarkan pada konsep belajar melalui hiburan.

(50)

34

Selain itu juga bertujuan untuk menarik perhatian siswa dan untuk membuatnya fokus pada peristiwa dan bahan ajar selama belajar. Berdasarkan penelitian ini penerapan edutainment dapat membantu peserta didik memahami pelajaran dan memberikan pengaruh yang psotifif terhadap keberhasilan ujian atau hasil belajar.

Jurnal yang berjudul “Learning and Experience: Teaching Tangible Interaction & Edutainment” oleh Keyur Sorathiaa dan Rocco Servidiob tahun 2012. Jurnal ini memaparkan pengalaman belajar dan mengajar yang berfokus pada interaksi nyata dan edutainment peserta didik.. Berdasarkan jurnal ini sistem edutainment memberikan kesempatan untuk mempelajari konsep-konsep ilmiah dengan mengurangi tingkat abstraksi konseptual mereka. Selain itu, sistem edutainment memberikan dasar mengajar yang baik untuk merumuskan pendekatan pengajaran yang baru dan lebih merangsang.. Jurnal ini juga mengungkap pentingnya integrasi antara edutainment dengan strategi, dan interaksi pengguna nyata belajar sebagai cara interaktif untuk berkomunikasi pendidikan. Interaksi nyata yang dimaksud dalam tulisan ini adalah penggunaan media yang dapat menghubungkan langsung peserta dengan konsep yang dipelajari. Belajar akan lebih produktif ketika peserta menggunakan menggunakan media-media. Tujuan utama dari penggunaan media ini dimaksudkan agar peserta belajar dari pengalaman langsung dengan memanfaatkan potensi kognitif langsung.

Jurnal yang berjudul “Effect Of Game Instructional Approach On Chemistry

(51)

35

efek dari pendekatan game pada prestasi kimia siswa dan ingatan siswa sampai jangka waktu tertentu. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain pretest post test. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling digunakan untuk memilih 96 siswa yang berpartisipasi dalam studi. Periodisitas Prestasi Test (PAT), digunakan sebagai Pre-Test (PREPAT), Post-Test (POSTPAT), dan Post-Post-Test (PPPAT) dikembangkan oleh peneliti dan divalidasi oleh para ahli. Pretest diberikan untuk mata pelajaran pada kedua kelompok untuk mengukur pengetahuan mereka dalam kurun waktu tertentu. Kelompok kontrol diajarkan dalam kurun waktu selama empat minggu hanya menggunakan metode konvensional sedangkan kelompok eksperimen juga diajarkan dalam kurun waktu selama empat minggu dengan metode permainan. POSTPAT diberikan untuk semua mata pelajaran pada akhir minggu keempat. Dua minggu setelah pemberian POSTPAT, PPPAT diberikan untuk kedua kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa diajarkan dalam kurun waktu empat minggu menggunakan metode permainan mencapai dan mengingat konsep lebih baik daripada mereka diajarkan dengan metode konvensional. Hal itu juga menemukan bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh pada prestasi dan ingatan mereka yang terkena pengobatan.

(52)

36

tentative dalam penelitian ini menemukan hubungan positif atau netral ketika menggunakan simulasi dan permainan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan ada tiga faktor yang mempengaruhi keberhasilan penggunaan simulasi dan permainan yaitu spesifisitas permainan, integrasi dalam pembelajaran, dan peran guru.

Kelima jurnal internasional tersebut mengungkap pengaruh metode edutainment, games dan media pembelajaran terhadap keberhasilan proses pembelajaran yang dapat dijadikan dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian

lebih lanjut tentang “Pengaruh Penerapan Chemistry Edutainment Games terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Kimia Peserta Didik Kelas X SMA N 2 Bantul Tahun Ajaran 2016/2017.

C.Kerangka Berpikir

Ilmu kimia mencakup ilmu pengetahuan yang sangat luas, diantaranya pengetahuan tentang unsur penyusun suatu materi, struktur atom, susunan atom dalam suatu senyawa, jenis ikatan antar atom dalam suatu materi, sifat-sifat suatu senyawa, mekanisme yang terjadi bila suatu senyawa diubah menjadi senyawa lain, reaksi antara suatu senyawa dengan senyawa lain, katalis dan kecepatan reaksi, radiokimia dan topik lainnya. Dalam hal ini materi-materi kimia sangat kompleks dan sebagian besar bersifat abstrak serta butuh penalaran yang tinggi.

(53)

37

dalam ilmu kimia. Di dalam sistem periodik unsur dipelajari bagaimana karakteristik unsur-unsur yang ada di alam ini dan bagaimana letaknnya di dalam tabel periodik unsur. Materi ini sangatlah kompleks dan melibatkan hal yang tidak tampak dan harus dikhayalkan seperti elektron. Begitu juga dengan ikatan kimia yang merupakan salah satu materi yang dipelajari di dalam ilmu kimia. Ikatan kimia mempelajari bagaimana unsur-unsur di alam ini mencapai kestabilan. Konsep ikatan kimia ini sangat erat kaitannya dengan elektron yang dimiliki oleh setiap unsur. Elektron bukanlah benda yang dapat dilihat secara langsung tetapi hanya bisa dikhayalkan sehingga peserta didik butuh pemahaman dan penalaran yang cukup untuk memahami konsep ini. Oleh karena itu untuk memudahkan dan membantu peserta didik memahami konsep kimia ini dibutuhkan suatu media yang dapat memvisualisasikan konsep abstrak tersebut.

Selain itu inovasi metode pembelajaran juga perlu ditingkatkan agar mampu menciptakan pembelajaran yang lebih hidup dan tidak membosankan serta mampu memberikan kebahagiaan dan kesenangan. Salah satu yang membuat rasa senang dalam belajar bagi peserta didik adalah ketika peserta didik mampu memahami pelajarannya dengan sempurna, dapat menyelesaikan soal-soal dengan tepat, pelajaran memuaskan dan menantang. Untuk mencapai kesenangan dalam belajar, maka dibutuhkan mrtode yang dapat membantu menciptakan suasana tersebut yaitu metode chemistry edutainment games.

(54)

38

menggunakan bantuan media alat peraga untuk membantu memvisualisaikan hal yang asbtrak dan mengandung unsur menghibur dengan kemasan media yang dibuat menarik dan inovasi penggunaan media dengan metode permainan yang dimainkan secara kompetisi antar kelompok serta disediakan hadiah bagi pemenangnya. Metode chemistry edutainment games dalam proses belajar dimaksudkan untuk memberikan pengalaman yang lebih konkret, memotivasi peserta didik serta meningkatkan daya ingat peserta didik dalam belajar dan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik.

Penerapan Chemistry Edutaiment Games ini diharapkan akan meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran kimia. Dengan penerapan Chemistry Edutaiment Games ini pembelajaran menjadi lebih inovatif dan menarik serta membuat peserta didik lebih aktif karena dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran secara langsung sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik.

D.Hipotesis Penelitian

Berdasarkan diskripsi teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah

1. Ada perbedaan motivasi belajar sebelum dan sesudah pembelajaran kimia

chemistry edutaiment games.

(55)

39

(56)

40 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disampaikan, maka penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan desain atau rancangan penelitian satu faktor, dua sampel, dan satu kovariabel. Satu faktor yang dimaksud adalah metode pembelajaran Chemistry Edutaiment Games. Dua sampel adalah dua kelompok yang diperbandingkan, satu kelompok menerapkan pembelajaran Chemistry Edutaiment Games sedangkan kelompok lain menerapkan pembelajaran konvensioanal. Satu kovariabel sebagai kendalinya adalah pengetahuan awal peserta didik terhadap mata pelajaran kimia yakni nilai ulangan harian bab struktur atom.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2010). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan pembelajaran Chemistry Edutainment Games dan pembelajaran konvensional.

(57)

41

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Sugiyono, 2010). Variabel terikat pada penelitian ini adalah motivasi dan prestasi belajar kimia peserta didik.

3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol merupakan variabael yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat (Sugiyono, 2010). Faktor yang dikendalikan dalam penelitian ini adalah pengetahuan awal peserta didik yang dilihat dari hasil ulangan harian pada materi struktur atom.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah tujuh kelas X MIA semester I di SMA N 2 Bantul tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 204 peserta didik.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi dan diambil dari populasi dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2010). Sampel penelitian dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X MIA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA 4 sebagai kelas kontrol, semester I tahun pelajaran 2016/2017.

(58)

42

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara cluster random sampling. Teknik ini diambil apabila obyek yang diteliti atau sumber datanya sangat luas (Sugiyono, 2010). Perlakuan terhadap sampel adalah sebagai berikut :

a. Terpilih satu kelas yaitu kelas X MIA 2 sebagai kelas eksperimen yang menerapkan pembelajaran chemistry edutainment games.

b. Terpilih satu kelas yaitu kelas X MIA 4 sebagai kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional.

D. Prosedur Penelitian

1. Kegiatan penelitian ini diawali dengan membuat surat izin penelitian dan

melakukan observasi ke tempat penelitian.

2. Membuat instrument penelitian yang meliputi : Media Chemistry Edutainment Games ( Chemistry periodic table, Chemistry Ionic Puzzle, Chemistry Lewis’s Balls, Chemistry Lollipop Molecule), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Angket Motivasi Belajar, dan Soal Prestasi Belajar Kimia

3. Memilih kelas yang dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan

nilai pengetahuan awal kimia yaitu nilai ulangan Bab Struktur Atom. Kelas yang rata-rata nilai pengetahuan awalnya lebih rendah menjadi kelas eksperimen.

4. Melakukan uji angket motivasi belajar awal.

5. Menerapkan Chemistry Edutainment Games pada kelas eksperimen setiap kali

(59)

43

7. Melakukan proses validasi instrument yaitu soal prestasi belajar kimia. 8. Melaksanakan tes prestasi belajar kimia.

9. Melakukan analisis dan motivasi peserta didik dengan uji-t dan prestasi peserta

didik dengan uji anakova.

[image:59.595.134.494.217.712.2]

Adapun Diagram alur rencana penelitian dapat dilihat dalam Gambar 1.

Gambar 1. Diagram Alur Penelitian Angket Motivasi Akhir

Tes Prestasi Belajar Kimia

Kelas Kontrol

Angket Motivasi Awal

Pembelajaran Kimia Konvensional Kelas Eksperimen

Angket Motivasi Awal

Pembelajaran Kimia Chemistry Edutainment

Games

Menentukan kelas sampel

Populasi Peserta didik Kelas X SMA N 2 BANTUL

Pengetahuan awal peserta didik

(60)

44

E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan instrument untuk memberi perlakuan pada kedua sampel. Menurut permendiknas No 41 tahun 2007, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Komponen-komponen RPP terdiri dari identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran (pendahuluan, inti, penutup). Pada penelitian ini RPP yang digunakan ada dua jenis, yaitu RPP untuk kelas eksperimen yang menerapkan pembelajaran chemistry edutainment games dan RPP untuk kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional.

b. Angket Motivasi Belajar Kimia Peserta Didik

(61)

45

[image:61.595.107.506.246.475.2]

dan 1 untuk pernyataan posisitf dan 1,2,3,4, dan 5 untuk pernyataan negatif. Angket ini diterapkan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kisi-kisi butir instrument motivasi belajar kimia peserta didik terdapat dalam Tabel 1 dan skala penilaian untuk pengisian angket dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1. Kisi-Kisi Butir Angket Motivasi Belajar Kimia

No Indikator Nomor Pernyataan Jumlah

1 Minat 1,2,3,23,25,30,32 7

2 Ketekunan dalam belajar 4,5,6,7,8,22,28,31,34 9 3 Partisipasi aktif dalam belajar 9,10,11,12,13,21,27,35 7

4 Usaha untuk belajar 14,15,16,17,24,29 7 5 Besar perhatian dalam belajar 18,19,26,23 4

6 Penyelesaian tugas 20 1

Jumlah 35

Tabel 2. Skala Penilaian Pengisian Angket

Alternatif jawaban Bobot skor (+) Bobot skor (-)

Selalu (SL) 5 1

Sering (SR) 4 2

Kadang-Kadang (KD) 3 3

Jarang (J) 2 4

[image:61.595.106.505.519.691.2]
(62)

46 c. Media Chemistry Edutainment Games 1) Chemistry periodic table

2) Chemistry Ionic Puzzle 3) Chemistry Lewis’s Balls 4) Chemistry Lollipop Molecule

d. Soal Prestasi Belajar Kimia

(63)
[image:63.595.106.515.108.714.2]

47

Tabel 3. Kisi-Kisi Soal Prestasi Belajar Kimia

Indikator C1 C2 C3 C4

Menghubungkan konfigurasi elektron suatu unsur dengan letaknya dalam sistem periodik

1,8 2,3,4, 5,6,7, 9,10

10

Menjelaskan pengertian ikatan ion 11 1

Menjelaskan proses pembentukan ikatan ion menggunakan lambang lewis 14,15, 19 12,13, 16,17, 18,20 9

Menjelaskan pengertian ikatan kovalen

30 1

Menjelaskan proses pembentukan ikatan kovalen menggunakan lambang lewis

23 21,22, 24,25, 28

6

Menentukan ikatan kovalen koordinasi pada suatu senyawa

29 1

Menentukan senyawa-senyawa yang menyimpang dari aturan oktet

26,27 2

Meramalkan bentuk molekul

Gambar

Gambar 1. Diagram Alur Penelitian
Tabel 2. Skala Penilaian Pengisian Angket
Tabel 3. Kisi-Kisi Soal Prestasi Belajar Kimia
Tabel 4. Hasil Uji Validitas dan Uji Reabilitas Soal Prestasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dr H Suherman Rosyidi, Direktur Program Magester Manajemen Unair (universita Airlangga) Surabaya mengatakan/ Krisis ekonomi global terjadi karena fundamental ekonomi di

Atas kehendak-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ PENGARUH MINAT BELAJAR DAN FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP PRESTASI BELAJAR

Hubungan yang searah antara varian return dan spread berarti semakin tinggi varian return maka semakin besar spread yang diminta oleh broker karena varian return yang tinggi

Puji Syukur kepada Allah SWT karena dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Penulisan Hukum (Tesis) yang berjudul DAMPAK DISKRIMINASI POLISI TERHADAP PELANGGAR

Fasilitas fisik yang diteliti adalah: meja kerja, kursi kerja, lemari pengering,. pintu

(1) Dalam hal ganti rugi dalam bentuk selain uang, maka apabila yang berhak atas ganti rugi telah menandatangani kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) huruf b

Penerapan Model Pembelajaran (Clis) Children’s Learning In Science Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dalam Pembelajaran Ipa Materi Pesawat Sederhana. Universitas

Rencana Strategis Universitas Pembangunan Jaya 2020-2025 vii Semoga keinginan UPJ sesuai Visi, Misi, Tujuan dan Sasarannya, yaitu menjadi institusi pendidikan yang