• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chikungunya di Desa Harja MekarChikungunya di Desa Harja Mekar

Dalam dokumen cdk_148_Imunisasi (Halaman 41-44)

c. Mengetahui Mengetahui distribusi distribusi penderita penderita menurut menurut variabel variabel epide- epide-miologi (orang, waktu dan

miologi (orang, waktu dan tempat).tempat). d.

d. Mengetahui Mengetahui faktor-faktor faktor-faktor yang yang berhubungan berhubungan dengan dengan KLBKLB tersebut.

tersebut.

BAHAN

BAHAN DAN DAN CARACARA 1. Definisi Operasional  1. Definisi Operasional 

KLB penyakit adalah peningkatan jumlah kasus di suatu KLB penyakit adalah peningkatan jumlah kasus di suatu desa 2 kali lebih dalam kurun waktu 1 bulan dibandingkan desa 2 kali lebih dalam kurun waktu 1 bulan dibandingkan  bulan sebelumny

 bulan sebelumnya a atau bulan yang samatau bulan yang sama tahun yang lalu, ata tahun yang lalu, atauau ditemukan 1 atau lebih kasus di suatu desa yang sebelumnya ditemukan 1 atau lebih kasus di suatu desa yang sebelumnya  belum pernah melaporkan adanya kasus.

 belum pernah melaporkan adanya kasus.

Cermin Dunia Kedokteran No. 148, 2005 Cermin Dunia Kedokteran No. 148, 2005 40

40

Investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB)

Investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB)

Chikungunya di Desa Harja Mekar

Chikungunya di Desa Harja Mekar

dan Pabayuran Kabupaten Bekasi

dan Pabayuran Kabupaten Bekasi

Tahun 2003

Tahun 2003

2.

2. Populasi Populasi penyelidikan penyelidikan dan dan sampel sampel  -

- Populasi Populasi penyelidikan.penyelidikan.

Masyarakat yang ada dan berdomisili di desa Pabayuran Masyarakat yang ada dan berdomisili di desa Pabayuran dan Harja Mekar, kabupaten Bekasi.

dan Harja Mekar, kabupaten Bekasi. -

- Populasi Populasi sampel.sampel.

Seluruh penderita dengan

Seluruh penderita dengan gejala nyeri sendi/gejala nyeri sendi/otot, demam,otot, demam,  bintikbintik merah di desa Pabayuran dan Harja Mekar  bintikbintik merah di desa Pabayuran dan Harja Mekar

-kabupaten Bekasi. kabupaten Bekasi. 3.

3.  Pengumpulan data Pengumpulan data -

- Sumber Sumber datadata

a. Puskesmas Pabayuran a. Puskesmas Pabayuran  b. Puskesmas Harja Mekar   b. Puskesmas Harja Mekar  c. Dinas Kesehatan Bekasi c. Dinas Kesehatan Bekasi -

- Jenis Jenis datadata.. a. Data

a. Data primer darprimer dari hasil wi hasil wawancara awancara dan hasil dan hasil pemeriksaanpemeriksaan spesimen

spesimen serum serum penderita.penderita.

Konfirmasi Chikungunya (ICD-10 A92.0): Konfirmasi Chikungunya (ICD-10 A92.0): - Manusia

- Manusia a.

a. Pemeriksaan sPemeriksaan serologi (ELerologi (ELISA)ISA)   b. PCR 

  b. PCR (Polymerase Chain Reaction)(Polymerase Chain Reaction) untuk identifikasiuntuk identifikasi virus.

virus. -

- Vektor Vektor (nyamuk)(nyamuk) a.

a. Isolasi Isolasi virusvirus   b. PCR.   b. PCR.

 b. Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Pabayuran dan  b. Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Pabayuran dan

Harja Mekar. Harja Mekar. -

- Pengambilan darah, Pengambilan darah, 25 25 sampel dari sampel dari PuskesmasPuskesmas Pabayuran dan 25 dari Puskesmas Harja Mekar 

Pabayuran dan 25 dari Puskesmas Harja Mekar  -

- Sampel diperikSampel diperiksa dengan ELISA sa dengan ELISA IgM IgG dan PCIgM IgG dan PCR.R. HASIL

HASIL

Riwayat Kejadian Riwayat Kejadian

Berdasarkan informasi awal dan aspek klinis serta Berdasarkan informasi awal dan aspek klinis serta epidemiologis diduga telah terjadi KLB Chikungunya di desa epidemiologis diduga telah terjadi KLB Chikungunya di desa Pabayuran dan Harja Mekar, Kecamatan Cikarang Barat Pabayuran dan Harja Mekar, Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi. Hal serupa pernah terjadi di Desa Kali Jaya Kabupaten Bekasi. Hal serupa pernah terjadi di Desa Kali Jaya Kabupaten Bekasi pada tahun 2002.

Kabupaten Bekasi pada tahun 2002.

Oleh karena itu pada tanggal 17 s/d 22 Maret 2003 Oleh karena itu pada tanggal 17 s/d 22 Maret 2003 dilakukan penyelidikan epidemiologi oleh tim dari Dinas dilakukan penyelidikan epidemiologi oleh tim dari Dinas Kesehatan Kab.Bekasi, Litbangkes Jakarta serta Puskesmas Kesehatan Kab.Bekasi, Litbangkes Jakarta serta Puskesmas Pabayuran dan Harja Mekar.

Pabayuran dan Harja Mekar. Variabel yang dinilai: Variabel yang dinilai:

I. Klinis tersangka chikungunya I. Klinis tersangka chikungunya

1. Demam. 1. Demam. 2.

2. Nyeri sendi/otNyeri sendi/otot.ot. 3.

3. Ruam kulit/bercak merRuam kulit/bercak merah.ah. 4. Nyeri kepala. 4. Nyeri kepala. 5. Malaise/lelah. 5. Malaise/lelah.  II. Laboratoris  II. Laboratoris 1. ELISA 1. ELISA 2. PCR  2. PCR  Gambaran epidemiologi Gambaran epidemiologi 1.

1. Gejala Gejala penyakit penyakit 

Analisis sementara atas sebagian penderita (50) yang di Analisis sementara atas sebagian penderita (50) yang di investigasi di Desa Pabayuran dan Harja Mekar 18 Maret 2003, investigasi di Desa Pabayuran dan Harja Mekar 18 Maret 2003,

menunjukkan bahwa 100 % mengeluh demam. Gejala lain menunjukkan bahwa 100 % mengeluh demam. Gejala lain yang menonjol adalah malaise/lelah (90 %), nyeri otot dan yang menonjol adalah malaise/lelah (90 %), nyeri otot dan   persendian (95 %) nyeri kepala (90 %), bercak merah pada   persendian (95 %) nyeri kepala (90 %), bercak merah pada

kulit (85 %). kulit (85 %).

Tabel 1.

Tabel 1. Proporsi gejala 50 Proporsi gejala 50 penderita KLB di penderita KLB di Desa Pabayuran dDesa Pabayuran dan Harjaan Harja Mekar.

Mekar.

NO

NO Gejala Gejala Jumlah Jumlah %% 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 Demam Demam  Nyeri persendian  Nyeri persendian Sakit Kepala Sakit Kepala Bercak merah Bercak merah Malaise/lelah Malaise/lelah 50 50 47 47 45 45 42 42 45 45 100 100 95 95 90 90 85 85 90 90 50 100 50 100 2.

2. Jumlah kasus Jumlah kasus menurut menurut desadesa ( Tabel 2).( Tabel 2).

Jumlah kasus hingga Mei 2003 (minggu ke 12) sebanyak  Jumlah kasus hingga Mei 2003 (minggu ke 12) sebanyak  107 kasus tanpa kematian (CFR= 0 %), kasus tersebut belum 107 kasus tanpa kematian (CFR= 0 %), kasus tersebut belum  pernah dilaporkan sebelumnya .

 pernah dilaporkan sebelumnya .

Tabel 2. Jumlah kasus di tiap Tabel 2. Jumlah kasus di tiap desa.desa.

Desa

Desa Kasus Kasus Kematian Kematian JumlahJumlah Harja

Harja Mekar Mekar 667 7 0 0 6767 Pabayuran

Pabayuran 40 40 0 0 4040

Total

Total 107 107 0 0 107107

3.

3.  Distribusi kasus menurut kelompok umur dan jenis kelamin Distribusi kasus menurut kelompok umur dan jenis kelamin Kasus terbanyak didapatkan pada kelompok umur 10 – 49 Kasus terbanyak didapatkan pada kelompok umur 10 – 49 -tahun yaitu sebesar 82 % (98 kasus)

tahun yaitu sebesar 82 % (98 kasus) ( Tabel 3 ).( Tabel 3 ).

Tabel 3. Proporsi Kasus menurut usia. Tabel 3. Proporsi Kasus menurut usia.

Kelompok  Kelompok  umur umur Jumlah Jumlah kasus kasus % Meningga % Meningga ll CFR % CFR % 0 0 - - 9 9 2 2 4 4 % % 0 0 00 10 10 – – 49 49 98 98 82 82 % % 0 0 00 >50 >50 keatas keatas 7 7 14 14 % % 0 0 00 Total Total 107 107 100 100 % % 0 0 00

Tabel 4. Proporsi kasus menurut jenis kelamin. Tabel 4. Proporsi kasus menurut jenis kelamin.

Jenis

Jenis Kelamin Kelamin Jumlah Jumlah Kasus Kasus % % MeninggalMeninggal CFR CFR  % % Laki

Laki – – laki laki 64 64 59.813 59.813 0 0 00 Perempuan

Perempuan 43 43 40.186 40.186 0 0 00 Total

Total 107 107 100 100 0 0 00

4. Pengumpulan Spesimen dan Hasil Pemeriksaan 4. Pengumpulan Spesimen dan Hasil Pemeriksaan

 Laboratorium  Laboratorium

Jumlah spesimen darah yang diambil adalah sebanyak 50 Jumlah spesimen darah yang diambil adalah sebanyak 50 sampel, 25 sampel dari desa Pabayuran dan 25 sampel dari sampel, 25 sampel dari desa Pabayuran dan 25 sampel dari desa Harja Mekar, selanjutnya dilakukan pemeriksaan (test) desa Harja Mekar, selanjutnya dilakukan pemeriksaan (test) ELISA dan PCR terhadap Chikungunya.

5.

5. Upaya Upaya Yang Yang Telah Telah DilakukanDilakukan a.

a. Pengobatan Pengobatan massal.massal.   b.

  b. Penyuluhan Penyuluhan kesehatankesehatan c.

c. Penyelidikan Penyelidikan epidemiologiepidemiologi d.

d.  Fogging  Fogging fokusfokus

Tabel 5. Hasil Analisis Laboratorium terhadap Spesimen Tabel 5. Hasil Analisis Laboratorium terhadap Spesimen

Hasil

Hasil Jumlah Jumlah spesimen spesimen (n,%)(n,%) Infeksi

Infeksi Akut Akut 4 4 (8 (8 % % )) Infeksi

Infeksi Baru Baru 18 18 (36 (36 %)%) Infeksi

Infeksi Lama Lama 3 3 (6 (6 %)%)

  Negatif   Negatif 25 25 (50 (50 %)%) Total Total 50 50 (100%)(100%)  Keterangan :  Keterangan : 1.

1. Infeksi Infeksi Akut Akut = = PCR PCR positif, tanpa positif, tanpa ELISA ELISA IgM IgM positif positif  2.

2. Infeksi Infeksi Baru Baru = = ELISA ELISA IgM positif, IgM positif, tanpa tanpa ELISA ELISA IgGIgG 3.

3. Infeksi Infeksi Lama Lama = = Hanya Hanya ELISA ELISA IgG IgG positif.positif. 4.

4. Negatif Negatif = = Semua Semua Negatif.Negatif.

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN DAN SARAN 1) Kesimpulan

1) Kesimpulan a.

a. Telah Telah terjadi terjadi KLB KLB Chikungunya Chikungunya di di Desa Desa Pabayuran Pabayuran dandan Harja Mekar.

Harja Mekar.   b.

  b. Tindakan Tindakan penanggulangan penanggulangan oleh oleh jajaran jajaran kesehatan kesehatan adalahadalah kegiatan pengobatan massal, penyuluhan kesehatan serta kegiatan pengobatan massal, penyuluhan kesehatan serta  peneyelidikan epidemiologi dan

 peneyelidikan epidemiologi dan fogging  fogging fokus .fokus .

2) Saran 2) Saran a.

a. Pertemuan Pertemuan lintas selintas sektoral sektoral secepatnya uncepatnya untuk mtuk menyusunenyusun langkah penanggulangan KLB jangka pendek yang efektif. langkah penanggulangan KLB jangka pendek yang efektif.   b.

  b. Penanggulangan Penanggulangan Chikungunya Chikungunya dapat dilaksdapat dilaksanakan se-anakan se-  bagaimana halnya penanggulangan demam berdarah   bagaimana halnya penanggulangan demam berdarah

dengue. dengue. c.

c. Meningkatkan Meningkatkan kewaspadaan kewaspadaan dini dini dan sistdan sistim surim surveilansveilans epidemiologis khususnya dari puskesmas, mengingat epidemiologis khususnya dari puskesmas, mengingat kemungkinan adanya kasus-kasus yang belum dilaporkan kemungkinan adanya kasus-kasus yang belum dilaporkan dan munculnya kasus baru.

dan munculnya kasus baru.

KEPUSTAKAAN KEPUSTAKAAN

1.

1. Calisher Calisher CH CH et et al. al. ChikungunyChikungunya, a, O’nyong O’nyong nyong, nyong, and and Mayaro Mayaro viruses.viruses. Encyclopedia of Vir

Encyclopedia of Virology, ology, p.236-40.p.236-40. 2.

2. De RDe Raritz aritz CM CM et et al. al. Clinical Clinical Impressions Impressions of of ChikunguChikungunya nya in in VelloreVellore gained from study of adult p

gained from study of adult patients. India J.Med atients. India J.Med 1965; 53: 756-63.1965; 53: 756-63. 3.

3. Carey Carey DE. The DE. The 1964 1964 ChikungunyChikungunya Epidema Epidemic at ic at Vellore, Vellore, South South India.India. Trans Roy Soc Trop Med and Hyg. 1969; 63 (4) : 435-45.

Trans Roy Soc Trop Med and Hyg. 1969; 63 (4) : 435-45. 4.

4. Suharyono Suharyono Wuryadi. Wuryadi. Outbreak Outbreak of of ChikungunyChikungunya a in in Indonesia. Indonesia. Paper Paper readread at International Conference, Bangkok, Thailand, December,

at International Conference, Bangkok, Thailand, December, 1986.1986. 5.

5. Rita Rita Kusriastuti. Kusriastuti. ChikungunyChikungunya. a. Sub Sub Din Din Pencegahan Pencegahan dan dan PemberantasanPemberantasan Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Cirebon, 2003. p. 1-2.

Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Cirebon, 2003. p. 1-2. 6.

6. Sub DiSub Din P2Bn P2B2, D2, Dinkes Kinkes Kab. Bekab. Bekasi, Jawasi, Jawa Barat. a Barat. Rekapitulasi Rekapitulasi LaporanLaporan Kejadian Luar Biasa / Wabh, Maret 2003.

Kejadian Luar Biasa / Wabh, Maret 2003.

UNICEF : 1/3 korban patahan

UNICEF : 1/3 korban patahan lempeng bumi gempa Tsunami dilempeng bumi gempa Tsunami di Samudera Hindia 2

Samudera Hindia 20 Desember 2004 a0 Desember 2004 adalah dalah anak – anak dananak – anak dan  satu juta anak – anak menderita !

 satu juta anak – anak menderita !

Cermin Dunia Kedokteran No. 148, 2005 Cermin Dunia Kedokteran No. 148, 2005 42

HASIL PENELITIAN

HASIL PENELITIAN

Gendrowahyuhono Gendrowahyuhono

 Pusat Penelitian dan

 Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit,Pengembangan Pemberantasan Penyakit,

 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta  Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

ABSTRAK  ABSTRAK 

Telah dilakukan penelitian status antibodi anak balita pasca PIN IV di Makasar  Telah dilakukan penelitian status antibodi anak balita pasca PIN IV di Makasar   pada tahun 2003.

 pada tahun 2003.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status antibodi anak setelah anak  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status antibodi anak setelah anak  mendapat imunisasi polio dua kali dari kegiatan PIN IV, menurut daerah penelitian mendapat imunisasi polio dua kali dari kegiatan PIN IV, menurut daerah penelitian dan golongan umur anak.

dan golongan umur anak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 92 % anak yang diperiksa seranya sudah Hasil penelitian menunjukkan bahwa 92 % anak yang diperiksa seranya sudah mempunyai antibodi terhadap ketiga tipe virus polio. Makin tua usia anak, prosentase mempunyai antibodi terhadap ketiga tipe virus polio. Makin tua usia anak, prosentase anak yang mempunyai antibodi terhadap virus polio tipe-3 dan tipe-123 makin rendah. anak yang mempunyai antibodi terhadap virus polio tipe-3 dan tipe-123 makin rendah. Prosentase anak yang mempunyai antibodi terhadap virus polio type-2 100%, demikian Prosentase anak yang mempunyai antibodi terhadap virus polio type-2 100%, demikian   juga prosentase anak 0-1 tahun yang mempunyai antibodi terhadap ketiga tipe virus   juga prosentase anak 0-1 tahun yang mempunyai antibodi terhadap ketiga tipe virus   polio 100%. Tidak ada perbedaan status antibodi antara anak yang tinggal di daerah   polio 100%. Tidak ada perbedaan status antibodi antara anak yang tinggal di daerah  pedesaan dan anak yang

 pedesaan dan anak yang tinggal di daerah perkotaan.tinggal di daerah perkotaan.

Dapat disimpulkan bahwa status antibodi anak pasca PIN IV cukup tinggi di Dapat disimpulkan bahwa status antibodi anak pasca PIN IV cukup tinggi di segala golongan usia, meskipun masih lebih rendah

segala golongan usia, meskipun masih lebih rendah dari status antibodi anak pasca dari status antibodi anak pasca PINPIN II. Disarankan tidak perlu melakukan PIN V dengan catatan bahwa kinerja surveilans II. Disarankan tidak perlu melakukan PIN V dengan catatan bahwa kinerja surveilans harus baik dan cakupan

harus baik dan cakupan imunisasi rutin lebih dari 80%.imunisasi rutin lebih dari 80%.

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Poliomielitis adalah penyakit menular yang disebabkan Poliomielitis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

oleh infeksi virinfeksi virus polio us polio dan biasanydan biasanya menyerang a menyerang anak-anak anak-anak  dengan gejala lumpuh layuh akut

dengan gejala lumpuh layuh akut (AFP=Acute Flaccid (AFP=Acute Flaccid   Paralysis).

 Paralysis).

Program eradikasi polio global telah dicanangkan oleh Program eradikasi polio global telah dicanangkan oleh WHO dengan target dunia bebas polio tahun 2008, sedangkan WHO dengan target dunia bebas polio tahun 2008, sedangkan Indonesia bebas polio ditargetkan pada tahun 2005. Saat ini Indonesia bebas polio ditargetkan pada tahun 2005. Saat ini Indonesia sebenarnya sudah dapat dikatakan bebas

Indonesia sebenarnya sudah dapat dikatakan bebas polio karenapolio karena sejak tahun 1996 tidak diketemukan lagi virus polio liar dari sejak tahun 1996 tidak diketemukan lagi virus polio liar dari kasus kasus AFP yang diambil spesimen fesesnya. Akan tetapi kasus kasus AFP yang diambil spesimen fesesnya. Akan tetapi mengingat kinerja surveilans AFP yang jelek pada tahun 2000 mengingat kinerja surveilans AFP yang jelek pada tahun 2000 dan 2001 (

dan 2001 ( AFP rate AFP rate <1/10.000)<1/10.000)(1)(1)dan cakupan imunisasi poliodan cakupan imunisasi polio yang juga rendah (<80%) di beberapa daerah seperti Gorontalo, yang juga rendah (<80%) di beberapa daerah seperti Gorontalo, Maluku, Maluku Utara dan Papua, WHO menyatakan bahwa Maluku, Maluku Utara dan Papua, WHO menyatakan bahwa Indonesia harus melaksanakan Pekan Imunisasi Nasional Indonesia harus melaksanakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN)(PIN) yang ke IV. Oleh karena itu Indonesia melaksanakan PIN IV yang ke IV. Oleh karena itu Indonesia melaksanakan PIN IV

  pada bulan September dan Oktober 2002

  pada bulan September dan Oktober 2002(2)(2). PIN dimaksudkan. PIN dimaksudkan untuk meningkatkan status antibodi anak balita sehingga dapat untuk meningkatkan status antibodi anak balita sehingga dapat memutus sirkulasi virus polio liar di masyarakat. Dengan status memutus sirkulasi virus polio liar di masyarakat. Dengan status antibodi anak yang tinggi maka

antibodi anak yang tinggi maka herd immunityherd immunity akan tinggiakan tinggi sehingga sirkulasi virus polio liar akan terhenti. Masalahnya sehingga sirkulasi virus polio liar akan terhenti. Masalahnya adalah apakah dengan PIN IV dengan dua kali

adalah apakah dengan PIN IV dengan dua kali pemberian dosispemberian dosis vaksin polio sudah cukup untuk meningkatkan status antibodi vaksin polio sudah cukup untuk meningkatkan status antibodi anak pada taraf yang baik? Banyak faktor yang dapat anak pada taraf yang baik? Banyak faktor yang dapat menghambat pembentukan antibodi anak antara lain : potensi menghambat pembentukan antibodi anak antara lain : potensi vaksin,

vaksin, cold-chaincold-chain, lingkungan tempat tinggal anak dan respon, lingkungan tempat tinggal anak dan respon imun anak sendiri; oleh karena itu perlu diteliti apakah dengan imun anak sendiri; oleh karena itu perlu diteliti apakah dengan PIN IV status antibodi anak sudah cukup tinggi untuk  PIN IV status antibodi anak sudah cukup tinggi untuk  menghambat sirkulasi virus polio liar.

menghambat sirkulasi virus polio liar.

Hasil penelitian serologi balita pasca PIN II pada tahun Hasil penelitian serologi balita pasca PIN II pada tahun 1998 menunjukkan hasil yang baik yaitu 99%

1998 menunjukkan hasil yang baik yaitu 99% anak mempunyaianak mempunyai antibodi terhadap

antibodi terhadap ketiga tipe ketiga tipe virus polio. virus polio. Penelitian Penelitian tersebuttersebut dilakukan di kota Jayapura Papua dan Kotawaringin Timur  dilakukan di kota Jayapura Papua dan Kotawaringin Timur 

Dalam dokumen cdk_148_Imunisasi (Halaman 41-44)