DPL KKN Sukokidul 1 Pule Trenggalek
I
ni adalah tahun kedua saya diajak turut serta dan berpartisipasi dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) IAIN Tulungagung. Yang pertama yakni semester tahun kemarin. Bagi saya sebagai dosen baru dan muda di sini merasa senang dan bersyukur bisa kembali diajak untuk mengikuti kegiatan yang sangat bagus ini. Jika tahun kemarin saya dapat lokasi di Bakung Blitar, maka kali ini saya kebagian lokasi di Pule Trenggalek, tepatnya Desa Sukokidul Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek.Biasanya yang sudah-sudah acara pembukaan dan penyerahan mahasiswa KKN itu berlangsung di kantor kecamatan. Tapi kali ini terasa istimewa karena diinformasikan bahwa untuk wilayah Kabupaten Trenggalek acara pembukaan akan dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Trenggalek atas permintaan Bupati Trenggalek. Begitu info yang saya terima. “Wah bakal ketemu Arumi Bachsin ini”, ujar saya berbinar penuh harap. Karena atas permintaan Bapak Bupati pula, jadwal pembukaan dan serah terima mahasiswa KKN IAIN Tulungagung yang semula akan dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2017 maka dimajukan pada hari Senin tanggal 10 Juli 2017.
Setelah melakukan upacara pelepasan mahasiswa KKN IAIN Tulungagung 2017 di lapangan kampus IAIN Tulungagung yang dipimpin langsung oleh Bapak Rektor Dr. H. Maftukhin, M.Ag, kemudian rombongan berangkat menuju Pendopo Kabupaten Trenggalek. Perjalanana dari Kampus IAIN Tulungagung menuju Trenggalek memakan waktu 1 jam perjalanan. Akhirnya tibalah kami di Pendopo Kabupaten Trenggalek. Sebagaimana acara
seremoni yang melibatkan pejabat tinggi, maka acara ini pun berjalan molor.
Dan acara yang dinanti-nanti pun tiba. Acara pembukaan dan serah terima mahasiswa KKN IAIN Tulungagung 2017 dimulai. Tapi ada satu hal yang tidak sesaui agenda awal. Semula acara akan diikuti oleh Bapak Bupati Trenggalek. Tapi sekali lagi karena Pejabat itu sibuk dengan sekian agenda, maka acara kali ini diterima oleh Bapak Wakil Bupati Trenggalek. Dan penonton pun kecewa karena tidak jadi bertemu dan foto bareng mantan artis Ibu Kota Arumi Bachsin termasuk saya.
Tapi kekecewaan kami terobati ketika Bapak Wakil Bupati Trenggalek tampil. Bapak Wabup Mochammad Nur Arifin tampil memikat di atas mimbar. Beliau masih sangat muda. Penampilannya mampu menghipnotis seluruh hadirin yang ada di Pendopo kabupaten Trenggalek. Beliau menyampaikan visi misi serta program kerja Pemerintah Kabupaten Trenggalek dengan sangat jelas, gamblang, terukur dan visoner. Ditambah pula joke-joke yang segar yang mampu membuat hadirin tersenyum bahkan tertawa. Dari paparan Bapak Wabup kita jadi punya sedikit gambaran tentang program kerja Pemkab Trenggalek yang sangat bagus.
Setelah acara usai, sebagaian kami para Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) ada yang kemudian kembali ke Tulungagung dan ada pula yang terus lanjut ke lokasi KKN yakni di Kecamatan Panggul. Adapun DPL yang berlokasi di Kecamatan Pule melanjutkan perjalanan pulang ke Tulungagung termasuk saya.
Esoknya, saya selaku DPL di Desa Sukokidul Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek mengadakan perjalanan kunjungan monitoring ke lokasi KKN. Setelah menempuh perjalanan 2 jam lamanya akhirnya kami sampai di lokasi. Sepanjang perjalanan selepas Kecamatan Karangan, kami menjumpai jalan yang mulai mendaki disertai pemandangan yang mengagumkan. Kami melihat hijaunya rimbunan pepohonan, melewati kebun pinus, dan sejuknya hawa khas pegunungan. Selepas proliman/ perlimaan Kasrepan kemudian jalan menuju Desa Sukokidul mulai berat. Jalan aspal yang rusak dan mengelupas ditambah turunan yang lumayan curam menambah horor perjalanan kami. Apalagi sebelumnya turun hujan yang membuat jalanan jadi licin dan berbahaya.
Perjuangan Memberdayakan Masyarakat: Catatan Dosen IAIN Tulungagung
Akhirnya tibalah kami di Posko KKN Kelompok Sukokidul 1. Alhamdulillah. Desa Sukokidul terletak diujung Kecamatan Pule yang secara geografis berada di bawah hutan pinus. Menurut saya ini adalah lokasi yang cocok buat adik-adik mahasiswa berjuang bersama dalam wadah yang bernama KKN.
Saya diterima dengan hangat oleh adik-adik mahasiswa KKN dan juga oleh tuan rumah. Mereka terlihat sangat bersemangat dan antusias sekali. Adik-adik mahasiswa yang berlatar belakang beragam, beda fakultas, beda asal, dan beda adat kebiasaan “dipaksa” hidup bareng bahu membahu bekerja sama selama kurang lebih 40 hari.
Saya menyaksikan sendiri adik-adik mahasiswa begitu akrab, kompak, bahu-membahu satu sama lain yang bisa jadi sebelum ini mereka mungkin belum kenal karena beda Fakultas. Tapi kegiatan KKN “memkasa” mereka melupakan asal-usul mereka, melepaskan ego masing-masing yang kemudian membuat mereka belajar artinya kebersamaan, tolong-menolong, saling bantu dan saling mengingatkan.
Dengan program KKN adik-adik mahasiswa dilatih untuk belajar mandiri, belajar bekerja dalam sebuah tim (teamwork), dan belajar menghormati/menghargai orang lain. Di lokasi KKN mereka membaur bersama warga masyarakat kampung, berinteraksi langsung dengan mereka, belajar bareng, main bareng. Saya selalu mengingatkan pada adik-adik mahasiswa bahwa KKN adalah salah satu bentuk kuliah praktik di alam terbuka, praktik langsung bertemu dengan masyarakat. Kalau dikampus kita-kita adalah dosen mereka, maka di lokasi KKN Pak Kepala Desa, Carik, RW, RT dan juga induk semang yang ditinggali.
Jika kita ke lokasi KKN datang membawa dan menebar cinta, maka kita akan memanen cinta kembali. Jika kita datang secara baik-baik dan diterima dengan baik oleh masyarakat setempat, maka itu adalah sudah merupakan sebuah keberhasilan awal dalam ber-KKN. Apapun program kegiatan kita, maka akan dapat tanggapan positif dari masyarakat. Tidak jarang masyarakat akan membantu total program kegiatan kita selama di lokasi tersebut. Itu karena kita mengedepankan cinta dalam tindakan kita.
Dengan “cinta” yang dibawa mahasiswa KKN ke lokasi, maka mereka tidak akan kesulitan belajar mandiri. Masak bareng, buat jadwal bersih-bersih bareng, belajar bersosialisasi/ berbaur dengan warga masyarakat. Belajar menghargai kearifan lokal, mengormati keragaman yang ada di masyarakat, dan kembali pulang membawa “cinta”. Untuk menutup tulisan ini saya kutip lagu Dewa 19 karya Ahmad Dhani yang diambil dari album Terbaik Terbaik Dewa 19 tahun 1995.
Katakan pada mama, cinta bukan hanya harta dan tahta, Pastikan pada semua, hanya cinta yang sejukkan dunia,,,, Plosokandang, Akhir Juli 2017