• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberdayaan Berbasis Pengabdian Oleh Darisy Syafaah, M.Pd.I

Dalam dokumen Pengabdian Masyarakat dalam Tulisan (Halaman 58-63)

DPL KKN Sidomulyo Pagerwojo Tulungagung

P

agerwojo merupakan salah satu kecamatan yang berada di sebelah barat Kabupaten Tulungagung. Pagerwojo ini terbagi atas 11 desa dengan kondisi geografis merupakan daerah dataran tinggi. Dan Sidomulya merupakan salah satu desa yang terletak di kecamatan tersebut yang memiliki potensi daerah destinasi wisata dan produksi susu sapi.

Desa Sidomulyo ini terletak sekitar 12KM dari Kec. Pagerwojo, yaitu ke arah barat daya. Desa ini berbatasan langsung dengan Kab. Trenggalek, Kec. Bendungan dengan ketinggian 1.000 DPL, di lereng pegunungan Wilis, sehingga potensi curah hujan lebih tinggi, dan sering diselimuti mendung membuat suasana di desa ini sejuk.

Daerah Sidomulyo ini pada tanggal 10 Juli 2017 s.d 24 Agustus menjadi salah satu lokasi KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tematik Posdaya mahasiswa IAIN Tulungagung. Tujuan dari KKN ini adalah mahasiswa mampu memberdayakan masyarakat melalui potensi SDM dan SDA yang ada di lokasi tersebut.

Kesan pertama yang muncul ketika melihat Sidomulyo adalah daerah yang indah sebagai gardu pandang kota Tulungagung, sejuk dan sedikit panas, dengan kondisi daerah yang luas karena satu desa ini menaungi 4 dusun yaitu: Dusun Toro, Dusun Tumpak Weru, Dusun Wates dan Dusun Bulusari.

Namun di balik kesan indah tersebut, ada problem yang muncul dibenak mahasiswa yang belum terbiasa dengan kondisi daerah seperti ini, yaitu: akses jalan yang kurang begitu nyaman. Memang jalan utama dari Pagerwojo menuju lokasi

Sidomulyo ini cukup menanjak tetapi sudah lumayan baik dengan aspal yang mulus. Namun, ketika kita ingin menjelajahi dusun-dusun yang ada di Sidomulyo ini, kita harus melewat berkilo-kilo jalan dengan berbagai jenisnya, mulai dari jalan cor (tatkala hujan turun, maka akan bercampur tanah dan licin), semi aspal (gabungan antara aspal yang sudah rusak dan batu- batu yang menonjol) dan batu murni (baca: makadam).

Sarana dan prasarana yang sulit seperti inilah yang mayoritas menjadi problematika ketika ingin memberdayakan desa- desa di daerah pegunungan. Dan Sidomulyo adalah potret dari kehidupan masyarakat di daerah pegunungan yang membutuhkan generasi-generasi yang berpotensi serta siap tulus mengabdi.

Kedatangan mahasiswa KKN disambut hangat oleh masyarakat sekitar, hal ini ditandai dengan sapaan ramah masyarakat sekitar kepada para peserta KKN “kalau ada waktu mampir ke rumah lo Mbak/ Mas !. Untuk bersilaturrahim serta membaur bersama masyarakat di Desa Sidomulyo ini kita harus tahu waktu yang tepat. Pagi sampai sore hari mungkin jarang kita temui mereka berada di rumah. Sawah dan ladang adalah aktivitas mereka sehari-hari, disamping untuk mencari rumput untuk ternak mereka sekaligus mengolah sawah mereka, mereka mempunyai aktivitas rutin yaitu memerah susu tiap pagi dan sore hari, dan ini hampir dilakukakan mayoritas penduduk di daerah Sidomulyo ini, karena susu adalah penghasilan utama mereka.

Di daerah Sidomulyo ini juga banyak ditemukan mushala-mushala kecil yang salah satunya berfungsi sebagai masjid tempat mendirikan shalat jum’at. Mushala-mushala kecil ini juga berfungsi sebagai tempat belajar mengaji anak-anak di lokasi sekitar mushola. Ada hal yang menarik dari sistem belajar mengaji. Di sebagian mushala ini tidak ditemukan guru ngaji tetap untuk anak- anak belajar ngaji. Anak- anak mengaji di bawah bimbingan guru ngajinya yang tak lain adalah kakak kelasnya yang sudah memasuki SMP, dan generasi ini akan mengalami reshuffle oleh adik kelasnya yang sudah memasuki SMP tatkala mereka sudah masuk SMA ataupun sudah bekerja.

Berbagai fasilitas juga bisa kita ditemukan di desa ini, di antaranya fasilitas pendidikan, mulai dari TK, SD dan juga fasilitas kesehatan yaitu puskesmas pembantu. Posyandu juga sudah

Perjuangan Memberdayakan Masyarakat: Catatan Dosen IAIN Tulungagung

rutin dilaksanakan setipa awal bulan. Tetapi pemeriksaan rutin untuk kesehatan Ibu hamil belum terlaksana secara maksimal, hal ini dilatar belakangi akses yang sulit untuk menuju pos kesehatan (baca: Bidan), karena ditakutkan kondisi jalan yang sulit ini akan membahayakan kandungan Ibu hamil.

Gerakan Pemuda seperti karang taruna juga terkesan redup, dan akan terbit kembali tatkala perlombaan dalam rangka PHBN menanti kembali untuk berkompetensi membawa nama baik dusun mereka masing- masing. Dan mayoritas pemuda di desa ini menempuh pendidikan hanya sampai jenjang SMP dan SMA, meskipun ada yang kuliah tetapi hanya sedikit. Gerakan Ibu-Ibu PKK juga sudah ada, dengan programnya arisan dan senam yang dilaksanakan setiap seminggu sekali, namun hal ini juga terkesan kurang maksimal. Dan lagi-lagi akses sarana yang menjadi salah satu kendalanya.

Pemberdayaan lingkungan melalui ide-ide kreatif dari semua generasi produktif dan pembangunan fisik yang dalam hal ini tentunya adalah tugas pemerintah daerah sangat diperlukan. Kehadiran mahasiswa KKN berbasis posdaya ini diharapkan mampu membantu mengeluarkan ide-ide cemerlangnya bekerja sama dengan masyarakat mewujudkan pembangunan yang tidak hanya bersifat jangka pendek tetapi juga jangka panjang.

Sebenarnya bukanlah hal yang mudah untuk memberdayakan masyarakat. Dengan modal mengaplikasikan teori dari bangku kuliah, pengalaman dan berangkat niat nekat

Lillahi ta’ala (ibarat pepatah Jawa: bondo cupet ati karep) kami

memulai pengabdian ini, karena posisi peserta KKN di sini hanya sebagai fasilitator bukan penyuplai dana, tapi harus optimis “perubahan bisa kami lakukan”.

Memulai pengabdian di lokasi KKN, mahasiswa mulai beraksi memasuki TPQ-TPQ di dusun-dusun Desa Sidomulyo. Program kecil untuk perubahan jangka panjang pun dilakukan, dengan menambah kurikulum sistem pendidikan di TPQ tersebut. Hafalan do’a-do’a dan bacaan sholat, memberikan cerita- cerita Islami serta memberikan bimbingan langsung terhadap guru- guru ngajinya yang terbilang masih di usia belum dewasa sebagai metode Tahsin Qira’at al-Qur’an. Proposal bantuan sarana-prasarana di salah satu lembaga di Tulungagung juga diupayakan untuk pengadaan buku jilid dan al-Qur’an. Dengan

harapan mampu terealisasikan dan mendatangkan manfaat yang tidak putus di dunia tetapi juga akhirat. Program ini bertujuan jika KKN telah usai ada generasi yang mampu mengajarkan al-Qur’an dengan lebih baik. Program pembentukan remas pun juga diagendakan agar ada monitoring kegiatan masjid yang dipropogandai oleh para pemuda desa. Juga menghidupkan kembali kegiatan karang taruna yang diawali dengan membuka lapangan voly yang dilakukan oleh para pemuda karang taruna bersama peserta KKN serta merancang proker karang taruna ke depan.

Upaya pemberdayaan wanita di Desa Sidomulyo juga dilakukan. Bekerja sama dengan ibu-ibu PKK para peserta KKN menyelenggarakan seminar kewirausahaan oleh narausmber dari IAIN Tulungagung yaitu Ibu Eka dan Ibu Esti dengan mengangkat komoditas asli dari Sidomulyo yaitu susu dan ketela pohon. Bersama mahasiswa, para ibu PKK semangat membuat resolles, pudding susu dan keripik daun pepaya. Harapan dari seminar kewirausaahaan ini adalah ilmu baru yang mereka peroleh semoga bisa memunculkan ide-ide kreatif dari ibu-ibu sekitar untuk lebih produktif melalui potensi alam yang mereka miliki.

Selain itu bimbingin untuk sistem pembukuan koperasi ibu- ibu juga dilakukan. Sosialisasi polybag dari Dinas Pertanian juga kami angkat sebagi motivasi warga untuk menanam tanaman produktif di sekitar lingkungan mereka dengan memanfaatkan lahan sempit disekitar rumah mereka, karena mayoritas ladang ditanami tanaman untuk pakan ternak, jagung dsb.

Upaya kebersihan lingkungan juga dilakukan oleh peserta KKN. Bersama warga setempat menggelar program dusun bersih di mana mereka mencanangkan program penyediaan tempat sampah dari cor dengan tujuan sampah sekaligus dapat dibakar di tempat. Selain itu program mushalla bersih juga diagendakan dengan kegiatan kerja bakti membuat pagar untuk mushalla mengingat terkadang ditemukan hewan-hewan yang berkeliaran di sekitar mushalla.

Kepiwaian mahasiswa dalam bidang seni dan budaya juga tidak mereka biarkan sebagai potensi untuk dirinya sendiri, mereka juga salurkan ke adik-adik di Sidomulyo, melalui kegiatan ketrampilan membuat hand made serta kegiatan ekstra menari di SD di Daerah Sidomulyo. Pemberian motivasi juga tak kalah

Perjuangan Memberdayakan Masyarakat: Catatan Dosen IAIN Tulungagung

pentingnya bagi adik- adik di daerah Sidomulyo untuk terus semangat menuntut ilmu setinggi mungkin dengan tidak hanya merasa puas menempuh pendidikan dasar 12 tahun, melalui contoh-contoh konkrit.

Memberdayakan masyarakat tidaklah semudah seperti membalikkan telapak tangan. Berbekal dengan sebatas kemampuan yang kami miliki, dukungan masyarakat serta pemerintah setempat kami optimis langkah kecil untuk perubahan mampu kami lakukan. Karena sesuatu besar pasti lahir dari sesuatu yang kecil.

Ya, Inilah hakikat pengabdian. Pengabdian selalu membutuhkan pengorbanan. Pengorbanan itu tidak harus selalu diukur dengan materi, karena niat, optimisme, aksi dan do’a adalah kunci kesuksesan. Dan dari sinilah pengalaman hidup yang berharga akan kita peroleh. Paling tidak menumbuhkan motivasi pada diri sendiri bahwa kesempatan belajar yang kita peroleh jangan pernah disia-siakan, dan janganlah selalu jadikan materi sebagai ukuran dan pertimbangan.

Belajar Bersosialisasi

Dalam dokumen Pengabdian Masyarakat dalam Tulisan (Halaman 58-63)