Oleh Dr. Erna Iftanti, M.Pd. DPL KKN Demuk Pucanglaban Tulungagung
M
enuntut ilmu dapat dilakukan baik secara teoritis (di lembaga pendidikan seperti kampus) maupun praktis (di masyarakat). Namun demikian, pemerolehan ilmu akan menjadi lebih lengkap apabila dilakukan dengan melalui membaca catatan-catatan dalam buku, mendengarkan penjelasan para ahli dalam bidang ilmu tertentu dan belajar langsung dari masyarakat pelaku ilmu. Terkait dengan hal tersebut, untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa belajar langsung dengan masyarakat, maka setelah memenuhi syarat tertentu mahasiswa diwajibkan untuk melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan terjun langsung ke masyarakat. Salah satu harapannya adalah selain untuk mengamalkan ilmu yang diperoleh selama belajar di kampus, mahasiswa juga diharapkan dapat menempa diri untuk hidup dan mengenal kehidupan nyata dengan segala seluk beluknya.Oleh karena itu sasaran kerja nyata mahasiswa adalah wilayah-wilayah pinggiran dengan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia yang berpotensi untuk diberdayakan. Di sanalah mereka belajar melakukan analisa butuh masyarakat, memetakan potensi alam dan sumber daya alam, mengidentifikasi permasalahan dan solusi yang tepat, serta mengakomodir kebutuhan masyarakat. Hasil dari analisa butuh ini kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menentukan program. Tidak jarang para mahasiswa ini ditempatkan di daerah-daerah yang potensial namun belum diberdayakan
Perjuangan Memberdayakan Masyarakat: Catatan Dosen IAIN Tulungagung
secara optimal. Oleh sebab itu dibutuhkan banyak sentuhan tangan-tangan kreatif dari para mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa. Karena program KKN ini merupakan salah satu wujud nyata untuk ikut membangun bangsa, maka kegiatan ini tidak cukup dilakukan sendirian oleh mahasiswa, namun ada pihak-pihak lain yang terlibat, diantaranya adalah dosen.
Sebagai salah satu dosen yang diberi tugas untuk mendampingi dan membimbing mahasiswa dalam melakukan kegiatan KKN ini, tentunya dosen banyak terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mensukseskan jalannya program KKN yang utamanya adalah memberdayakan masyarakat sehingga taraf hidup mereka menjadi lebih baik. Tugas tersebut dimulai dengan memberi pembekalan, mendampingi menentukan program kerja KKN, membimbing pelaksanaan program kerja tersebut, mengarahkan mahasiswa dalam kehidupan bersama antar mahasiswa sendiri maupun dengan masyarakat sekitar, hingga menjadi konselor psikologi. Menjadi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN berarti mengemban tugas yang cukup kompleks, karena pada hakekatnya DPL melaksanakan tugas sebagai wakil dari lembaga perguruan tinggi untuk mendampingi, membimbing, dan mendidik para mahasiswa yang sedang melaksanakan kuliah kerja nyata di masyarakat. Apalagi jika jumlah mahasiswa yang berada di bawah bimbingannya berjumlah banyak yaitu 38 mahasiswa yang dibagi menjadi 2 kelompok pada 1 desa. Terlebih lagi jika desa pengabdian KKNnya mempunyai jumlah penduduk yang besar yaitu berkisar 7000 jiwa, seperti yang ada di desa Demuk kecamatan Pucang Laban Kabupaten Tulungagung yang dibagi menjadi 4 dusun. Ini berarti tanggungjawabnya juga menjadi semakin besar.
Ada banyak suka duka selama menjalani tugas ini. Medan yang harus dilalui untuk mencapai lokasi KKN penuh tantangan, tidak saja jarak yang jauh namun juga jalan pegunungan yang berkelok-kelok curam dengan jurang yang berada di sisi kanan dan kiri lekukan-lekukan jalan tersebut. Butuh niat yang kuat untuk menjalaninya agar terasa ringan. Selain itu, DPL perlu mempunyai strategi khusus untuk menggali informasi mahasiswa KKN baik yang bersifat individu maupun kelompok. Mengingat dalam satu kelompok terdiri dari 18 mahasiswa yang berasal dari berbagai macam Prodi yang berbeda yang
kemungkinan besar mereka belum pernah mengenal dan mengetahui karakteristiknya masing-masing sebelumnya. Oleh sebab itu, besar kemungkinan selama masa adaptasi akan muncul permasalahan individu maupun kelompok, karena masing-masing membawa sifat yang berbeda-beda. Pernah suatu ketika menjadi DPL tahun sebelumnya, ada keluhan bahwa dalam satu posko yang ditempati oleh satu kelompok, mereka menempati 2 kamar yang berbeda. Kebetulan salah satu kamar ditempati oleh mahasiswa dengan karakteristik pendiam dan tidak banyak bergurau, sedang kamar yang lainnya ditempati oleh kelompok mahasiswa dengan karakteristik ceria dan senang bikin keramaian. Karena perbedaan perilaku dan sifat itulah, akibatnya hubungan antar individu dan kelompok menjadi terganggu. Kondisi semacam ini berdampak negative terhadap pelaksanaan program KKN, karena ada gap secara psikologis diantara mereka. Disinilah saatnya DPL memainkan perannya sebagai orangtua dan atau psikolog untuk “mendamaikan” kembali situasi diantara mahasiswa.
Selain itu, DPL juga perlu pandai-pandai melakukan upaya menarik mahasiswa agar tidak “segan” berkomunikasi sehingga seluruh apa mereka rasakan, pikirkan, dan alami - khususnya yang terkait dengan pelaksanaan program KKN dapat diungkapkan. Salah satunya adalah dengan melakukan pertemuan dengar pendapat baik kepada seluruh mahasiswa peserta KKN atau dengan pengurus kelompok dan koordinator desa atau dengan individu tertentu. Dengar pendapat inipun dapat dilakukan secara langsung maupun secara online dengan membuat grup Whatsapp misalnya. Dengan demikian hambatan selama pelaksanaan KKN dapat diidentifikasi secara dini sehingga dapat segera diminimalisir. Sebagai contoh gambaran dari hasil kegiatan dengar pendapat yang penting untuk dicatat diantaranya adalah minimnya pasokan air karena air PDAM rata-rata hanya mengalir 3 hari sekali, luasnya wilayah sensus penduduk beserta pemukiman warga yang sebagian masih tinggal di area hutan, adanya konsentrasi wilayah-wilayah tertentu seperti wilayah dusun santri, wilayah dusun “abangan”, wilayah dusun pedalaman, ataupun wilayah dusun peternakan, dan anggapan kurangnya sense of financial charity.
Hal lain yang penting untuk dicacat dalam perjalanan KKN ini adalah pentingnya melakukan “penyadaran” bahwa apa
Perjuangan Memberdayakan Masyarakat: Catatan Dosen IAIN Tulungagung
yang dilakukan oleh mahasiswa peserta KKN adalah program, jika kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sebagai salah satu contoh adalah demi mensupport salah satu program unggulan bapak kepala desa Demuk yaitu memecahkan rekor sensus penduduk dengan jumlah jiwa terbesar diantara kelurahan-kelurahan yang ada di kecamatan Pucang Laban. Program tersebut harus didukung sepenuhnya oleh mahasiswa KKN karena hasil sensus sangat penting untuk menentukan kebijakan selanjutnya oleh aparat pemerintah desa. Namun demikian, sebagaimana yang digambarkan sebelumnya, dari hasil dengar pendapat ditemukan ada mahasiswi yang mendapat “gangguan” selama di perjalanan menuju pemukinan penduduk yang berada di hutan. Temuan lain yang cukup “mencengangkan” adalah ternyata ada beberapa penduduk usia lajut (lansia) yang tinggal sendirian di “rumah” yang terletak di wilayah hutan jati. Ketika dalam minggu-minggu awal mahasiswa hanya melakukan kegiatan sensus penduduk, mereka merasa berkecil hati karena belum mampu melaksanakan program KKN yang telah mereka tentukan. Mereka merasa bahwa waktunya tersita hanya untuk melakukan kegiatan sensus penduduk yang merupakan program besar pemerintah kecamatan. Sekali lagi, DPL dalam hal ini dituntut untuk lebih kreatif dalam berfikir sehingga dapat memberikan pemikiran logis dan solusi cerdas kepada seluruh mahasiswa bimbingannya yang sedang “galau” dalam melaksanakan kegiatan KKN.
Di sinilah saat yang tepat untuk menyampaikan kepada mahasiswa bahwa tanpa sensus penduduk yang benar dan menyeluruh, maka pemberdayaan masyarakat hanya akan menyasar pada kelompok-kelompok tertentu saja dan sosialisasi program pemerintah yang bisa disambungkan oleh mahasiswa peserta KKN tidak akan merata. Oleh sebab itu, sensus penduduk yang menyeluruh adalah salah satu program mendasar KKN yang dapat dijadikan sebagai rujukan untuk menentukan program-program selanjutnya baik yang terkait dengan ekonomi, pendidikan, dan sosial. DPL perlu memberikan suntikan “percaya diri” dan “trik komunikasi” agar mereka mampu membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat maupun perangkat desa untuk menyelesaikan berbagai macam permasalahan yang ditemukan di lapangan sesuai dengan
kapasitas dan kemampuan mahasiswa. Karena pada prinsipnya mahasiswa hanya berperan sebagai fasilitator dan mediator dalam memberdayakan masyarakat agar kehidupan masyarakat di wilayah KKN tersebut menjadi lebih baik di masa yang akan datang, sembari belajar hidup di kehidupan yang nyata. Strategi yang dapat diberikan kepada mahasiswa peserta KKN dalam menyelesaikan permasalahan kompleks yang mencakup berbagai aspek adalah dengan membangun jaringan dari berbagai pihak atau dinas yang terkait dengan support dari pemerintah desa.
Peristiwa lain yang patut dicatat adalah potret kesederhanaan hidup mahasiswa KKN dan kedermawanan masyarakat desa. Tidak jarang bagi para peserta KKN yang tinggal di daerah yang jauh dari pusat keramaian seperti pasar, bahwa untuk makan dengan lauk tempe bukanlah perkara yang mudah untuk diraih. Namun, patut disyukuri bahwa rezeki yang berupa sayur mayur ( seperti nangka muda, daun singkong, pepaya muda, ataupun kacang panjang) dan buah (seperti pisang dan pepaya) sering diberikan oleh warga sebagai buah tangan setelah mereka berkunjung (baik untuk urusan sensus penduduk, silaturahim, ataupun numpang mandi). Karena begitu susahnya air, merekapun tidak memanfaatkan piring yang telah mereka bawa dari rumah sebagai alat makan. Namun mereka lebih memilih menggunakan kertas minyak, ataupun daun sebagai alas makan dan disajikan serta dimakan secara bersama-bersama. Tak lupa sambil berpegangan tangan mereka biasanya memulai makan bersama dengan memanjatkan doa agar rezeki yang mereka dapatkan hari itu dapat menjadi sumber energi yang barokah untuk menjalankan seluruh aktivitas sepanjang hari tersebut. Muncul kecerdasan sosial dan rohani dalam kesederhaan itu. Suasana kekeluargaan yang ikut dirasakan oleh DPL menjadi amunisi tersendiri yang patut disampaikan kepada mahasiswa peserta KKN bahwa tidak ada perjuangan yang sia-sia.
Benar bahwa DPL bukanlah superman atau superwoman yang sanggup mengatasi segala permasalahan selama masa KKN, namun DPL mempunyai kontribusi yang besar dalam mendukung suksesnya pelaksanaan program KKN yang bertujuan utama untuk memberdayakan masyarakat demi mencapai taraf hidup yang lebih sejahtera baik dari
Perjuangan Memberdayakan Masyarakat: Catatan Dosen IAIN Tulungagung
sisi pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Peran DPL sebagai pendamping dan pembimbing bagi mahasiswa peserta KKN menjadi salah satu titik tumpu tercapainya tujuan KKN. Semoga bermanfaat!