• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERJANJIAN LISENSI HAK CIPTA YANG TERMUAT DALAM KETENTUAN PENGGUNAAN INSTAGRAM

A. Konsepsi atas Lisensi Hak Cipta 1. Makna dan Pengertian Lisensi

2. Hak Cipta sebagai Hukum Benda

Hak kebendaan secara tersendiri merupakan salah satu hak manusia yang diatur dalam undang-undang yang mempunyai pengertian suatu hak yang memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda, kekuasaan mana dapat dipertahankan terhadap setiap orang sehingga disebut hak mutlak.143 Hak mutlak mempunyai pengertian bahwa suatu hak kebendaan dapat dipertahankan terhadap setiap orang yang mengganggu hak tersebut, artinya setiap orang harus mengindahkan dan mengakui hak kebendaan seseorang. Dengan demikian, hak itu mempunyai sifat yang absolut (right in rem) yang artinya dapat mengikat setiap orang, sedangkan perikatan sifatnya relatif (right in personam), yang hanya mengikat para pihak. Sifat hak kebendaan lainnya yaitu adanya hak droit de suite yang berarti hak untuk mengikuti benda di tangan siapa pun benda tersebut berada, serta sifat droit de preference yang berarti hak untuk didahulukan.144

Dalam KUH Perdata, Buku II tentang Benda disebutkan bahwa suatu hak kebendaan memberikan kekuasaan langsung terhadap suatu benda dan dapat dipertahankan terhadap siapa pun juga yang bermaksud mengganggu hak itu. Oleh karena itu, setiap orang wajib menghormati pelaksanaan hak kebendaan tersebut.

Benda juga tidak terlepas dari pembicaraan tentang hak milik (eigendom) atau ownership karena hak milik selalu berkaitan dengan benda. Harold F. Lusk sebagaimana dikutip oleh Karjono, memberikan batasan tentang hak milik atau

 

143 Karjono, Op. Cit., hlm. 118.

144Ibid., hlm. 119.

ownership sebagai “the exclusive right to process, enjoy and dispose of objects or rights having economic value”, yakni bahwa hak milik merupakan hak eksklusif untuk menguasai, menikmati, dan mengatur suatu objek atau hak yang mempunyai nilai ekonomi.145

Menurut Titik Triwulan Tutik, hukum benda (zaaken recht) adalah suatu ketentuan yang mengatur tentang hak-hak kebendaan dan barang-barang tak terwujud (immaterial). Hukum harta kekayaan mutlak disebut juga dengan hukum kebendaan yaitu hukum yang mengatur tentang hubungan hukum antara seseorang dengan benda. Hubungan hukum ini melahirkan hak kebendaan (zakelijk recht), yakni memberikan kekuasaan langsung kepada seseorang yang berhak menguasai sesuatu benda didalam tangan siapapun benda tersebut. Sebagaimana juga dikemukakan bahwa hukum kekayaan relatif disebut juga dengan hukum perikatan, yakni ketentuan yang timbul karena adanya perjanjian yang mengatur hubungan hukum antara seseorang dengan seseorang lain. Dalam hal ini, hubungan hukum menimbulkan hak terhadap seseorang atau perseorangan (personalijk recht), yakni hak yang memberikan kekuasaan kepada seseorang untuk menuntut seseorang yang lain untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu.146

Menurut Sri Soedewi Masjchun Sofwan, bahwa hukum benda adalah serangkaian ketentuan yang mengatur hubungan hukum secara langsung antara seseorang (subjek hukum) dengan benda (objek hak milik) yang melahirkan berbagai

 

145Ibid., hlm. 121.

146 Titik Triwulan Tutik, Hukum Perdata dalam Sistem Hukum Nasional, (Jakarta : Kencana, 2008), hlm. 141-142.

hak kebendaan. Kemudian, P.N.H. Simanjuntak mengemukakan bahwa hukum benda merupakan peraturan-peraturan hukum yang mengatur mengenai hak-hak kebendaan yang sifatnya mutlak.147 Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa hukum benda dapat didefinisikan sebagai keseluruhan dari kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan-hubungan hukum antara subjek hukum dengan benda dan hak kebendaan.

Berdasarkan perspektif KUH Perdata, pembedaan atas kebendaan terbagi atas berbagai macam jenis dan bentuk, diantaranya sebagai berikut :148

a. Benda Bergerak dan Benda Tidak Bergerak.

Benda bergerak adalah benda yang karena sifatnya dapat berpindah atau dapat dipindahkan.149 Dalam hal ini, KUH Perdata hendak menegaskan bahwa benda bergerak merupakan suatu hal benda yang dapat dimiliki oleh manusia, sedangkan pernyataan dapat dipindahkan menunjukkan suatu keadaan bahwa benda tersebut dengan kekuatan manusia atau dengan akal manusia dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain tanpa mengubah wujud, bentuk, dan kegunaan dari benda tersebut sebagai satu kesatuan.

Menurut Subekti bahwa suatu benda dapat tergolong sebagai benda yang tidak bergerak, pertama karena sifatnya, kedua karena tujuan pemakaiannya, dan ketiga karena memang demikian ditentukan oleh undang-undang. Adapun benda yang tidak bergerak karena sifatnya ialah tanah, termasuk segala sesuatu yang secara langsung

 

147 Shohib Muslim dan Khotbatul Laila, Hukum Bisnis, (Malang : Polinema Press, 2018), hlm.

23. 148

Karjono, Op. Cit., hlm. 122.

149 Pasal 509 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

atau tidak langsung, karena perbuatan alam atau perbuatan manusia, digabungkan secara erat menjadi satu dengan tanah itu. Benda tidak bergerak karena tujuan pemakaiannya ialah segala apa yang meskipun tidak secara sungguh-sungguh digabungkan dengan tanah atau bangunan, dimaksudkan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak lama. Selanjutnya, ialah tidak bergerak karena memang demikian ditentukan oleh undang-undang yaitu segala hak atau penagihan yang mengenai suatu benda yang tidak bergerak.150

b. Benda Terdaftar dan Benda Tidak Terdaftar.

Benda terdaftar adalah benda yang didaftarkan dalam suatu register umum dan dikelola oleh suatu instansi yang berwenang untuk itu. Kegiatan mendaftarkan benda tertentu yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan merupakan kewajiban bagi pemilik benda. Adanya pendaftaran kepemilikan suatu benda oleh seseorang baru diakui dan kemudian dihormati oleh pihak lain, sehingga dalam hal ini pemilik baru dapat mendayagunakan benda yang bersangkutan dalam lalu lintas kemasyarakatan manakala sudah didaftar.

Secara normatif, dikenal asas publikasi (openbaarheid) dengan pencatatan yang ditunjukkan untuk melindungi kepentingan pihak ketiga merupakan sesuatu yang terbuka untuk umum. Artinya bahwa setiap pihak yang ingin mengetahui terjadinya suatu perbuatan hukum oleh pihak tertentu dapat melakukan pemeriksaan atas publikasi yang terbuka untuk umum tersebut. Dengan tidak dilakukan pendaftaran atas kebendaan akan mengakibatkan tidak berlakunya perbuatan hukum

 

150 R. Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta : Intermasa, 2003), hlm. 61.

yang dikehendaki oleh para pihak terhadap pihak ketiga. Kecacatan dalam publikasi tidak dapat digunakan untuk merugikan hak dan kepentingan pihak ketiga yang beritikad baik. Dengan demikian, jika pencatatan dikesampingkan, para pihak tidak dapat mendalilkan hubungan yang ada diantara para pihak terhadap pihak ketiga.

c. Benda Berwujud (lichamelijk) dan Benda Tidak Berwujud (onlichamelijk).

Benda berwujud merupakan benda yang dapat dilihat, memiliki bentuk nyata, dan merupakan salah satu objek kebendaan, sedangkan benda tidak berwujud menyangkut kepemilikan atau hak milik benda yang dapat merupakan aset non-moneter teridentifikasi tanpa wujud fisik, yaitu hak istimewa atau posisi yang menguntungkan guna menghasilkan pendapatan.

Menurut Keith E. Markus sebagaimana dikutip oleh Achmad Zen Umar Purba, menyatakan bahwa perbedaan atas benda berwujud dan benda tidak berwujud terletak pada aspek eksklusivitasnya, dimana eksklusif tersebut yang menimbulkan hak dan hak itu tidak lain merupakan kompensasi atas semua upaya yang telah dikeluarkan atau dikorbankan oleh pemilik karya intelektual tersebut, yakni pengeluaran yang mencakup biaya, waktu, dan pengorbanan.151 Hal yang bersesuaian juga diungkapkan oleh Grotius sebagaimana dikutip oleh Ade Maman Suherman, bahwa hak eksklusif mengandung makna pemilik barang mempunyai hak sedemikian rupa sehingga ia mempunyai kekuasaan untuk mempertahankan dan menggunakan

 

151 Achmad Zen Umar Purba, Hak Kekayaan Intelektual Pasca TRIPs, (Bandung : Alumni, 2005), hlm. 13.

secara eksklusif dengan tidak memberi kemungkinan bagi orang lain untuk menuntut hak yang sama atas barang tersebut.152

Lahirnya Hak Cipta terhadap suatu ciptaan dengan menguras tenaga, baik dengan mencurahkan fisik maupun dengan mencurahkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang mempunyai nilai yang sangat eksklusif, sehingga patut diberikan penghargaan terhadap pihak yang melahirkan karya intelektual tersebut. Untuk dapat diberikan penghargaan, maka hasil karya harus dianggap sebagai benda, dimana dalam hal ini wujud kreasi ciptaan tersebut diklasifikasikan sebagai benda bergerak tidak berwujud (intangible).153

Sifat Hak Cipta sebagai bagian dari hak kebendaan juga diatur dalam Pasal 16 Undang-Undang Hak Cipta Tahun 2014 yang menyatakan bahwa Hak Cipta merupakan benda bergerak tidak berwujud. Makna dari pengertian itu adalah bahwa hak yang melekat pada Hak Cipta dianggap sebagai benda bergerak karena dapat dialihkan dengan jual beli, hibah, pewarisan, atau bentuk pengalihan hak lain.

Keistimewaan kepemilikan Hak Cipta tersebut merupakan kewenangan yang diberikan oleh undang-undang kepada pencipta untuk melindungi karya ciptanya.

Terhadap hasil karya cipta itu merupakan karya yang tidak berwujud sehingga dengan demikian Hak Cipta merupakan bagian dari hukum benda, yaitu benda bergerak tidak berwujud.154 Atas hal tersebut, kepemilikan terhadap Hak Cipta

 

152 Ade Maman Suherman, Pengantar Perbandingan Sistem Hukum, Civil Law, Common Law, Hukum Islam153 , (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2004), hlm. 32.

Karjono, Op. Cit., hlm. 130.

154Ibid., hlm. 134.

dianggap sebagai hak atas kebendaan bergerak dan non materiel sehingga pencipta ataupun pemegang Hak Cipta dapat mengalihkan Hak Cipta atas sesuatu karya di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra, baik seluruh maupun sebagian kepada orang lain.155